Melihat ibunya yang bertingkah aneh seperti itu, Sunny berusaha untuk menenangkan ibunya. Dia menarik tangan ibunya agar tidak lagi menarik-narik rambutnya seperti orang tidak waras. Akai hanya menatap mereka dengan pandangan dingin karena dia telah disibukkan dengan Kaira yang kali ini juga ikut berteriak, meracau karena belum bisa menghilangkan pengaruh alkohol dari dalam dirinya. Dan saat melihat ibu Sunny yang histeris memukul-mukul wajahnya sendiri, Kaira tertawa ngakak dan Akai berusaha menutup mulut Kaira. Tapi rupanya, Sunny tidak bisa menenangkan ibunya, ibu Rina bahkan seolah memiliki kekuatan yang berlebih, dia bisa mendorong tubub Sunny yang kekar hingga dia terjungkal kebelakang, setelah dia berhasil mendorong tubuh Sunny hingga terjatuh ke lantai, ibu Rina langsug membenturkan kepalanya ke dinding. “Ibu!” teriak Sunny sambil berusaha untuk berdiri tapi dia terlambat darah sudah menetes dari kening ibunya dan ibunya terus menerus membenturkan kepalanya. Sunny dengan ce
Aroma roti yang di panggang menguar lembut di indra penciuman Kaira hingga ujung-ujung sarafnya bisa mencium aroma manis, hangat yang keluar dari roti yang dipanggang, hal itu membuat semua indra Kaira terbangun. Manik-manik matanya mulai terbiasa dengan cahaya dari jendela yang terbuka, indra perabanya bisa merasakan kehangatan kulit Sunny yang sudah menghilang dari sisinya namun yang terpenting adalah mulutnya serasa berliur, Kaira menginginkan roti yang sedang di panggang itu. Kaira bangun lalu ngulet cukup lama, setelah semua indranya benar-benar-benar terjaga dia melihat ke sisi kanannya. Tebakan indranya benar adanya, Sunny sudah tidak ada di sampingnya lagi. Tapi Kaira tersenyum lebar, dia yakin jika suaminya yang memasak untuk sarapannya, Kaira bangun dari ranjang dalam keadaan telanjang. Mata Kaira melihat seisi kamar yang sudah rapi, kamar tidak berserakan lagi, sepertinya sebelum memasak Sunny merapikan kamar lebih dulu. Kaira lalu keluar dari kamar menuju walking closet
Ibu Rina memasukkan pakaiannya ke dalam koper dengan menangis karena tidak membayangkan jika keinginannya untuk memaksa Kaira hamil justru berakhir seperti ini. Bukannya berhasil memaksa Kaira untuk hamil setelah membuang semua kondom dan alat kontrasepsi dari kamar menantu kayanya, dia justru harus mendapatkan kenyataan pahit jika putra tertuanya akan berhenti menafkahi dia dan anak-anaknya. Ibu Rina menangis, dia menghapus ingus yang mengalir deras dari hidungnya. Dia merasa telah gagal dalam mendidik anak. Tok… tok… tok… Bunyi pintu kamar terbuka dengan lembut, Bu Rina melihat Sunny masuk ke dalam kamarnya dan begitu melihat putra tertuanya, semakin deras pula dia menangis. Sunny langsung duduk bersimpuh di kaki ibunya dan menghapus air matanya. “Adik-adik dan kakakmu tidak terbiasa bekerja, Sun. Sepuluh tahun mereka mengandalkan kamu, sekarang kamu justru ingin memutuskan rantai kehidupan mereka,” keluhnya dengan berlinang air mata. Sunny memegang kedua tangan ibunya, lalu me
Karena Sunny tidak bisa mengantar dan harus segera bertemu produser untuk proses adaptasi novelnya, dengan terpaksa Kaira yang harus mengantar mertuanya ke bandara. Selama perjalanan, mereka berdua tidak bicara sedikitpun. Begitu mereka sampai di bandara Soekarno Hatta, Kaira memberikan tiket yang di beli Sunny pada ibu mertuanya. “Maaf, ibu harus mengalami hari-hari yang buruk saat di rumah kami. Salam untuk Shawn, Zaia dan Harry,” ucap Kaira sambil mengeluarkan semua tas mertuanya dari dalam bagasi mobil. “Hanya menitip salam, huh? Padahal, keponakan dan suamimu juga butuh uang Kaira. Mereka butuh makan, biaya sekolah, pakaian dan rumah yang layak!” Ucap merttuanya masih dengan nada ketus yang menjengkelkan. “Mereka sudah memiliki semuanya, kan? Sunny sudah melakukan yang terbaik, supaya kalian hidup terjamin!” “Melakukan yang terbaik? Lucu sekali!” ujar Bu Rina sambil mendengus. “Saya ngga tahu apa yang kamu bicarakan ke anak saya, sampai-sampai dia berubah dan….” “Bu, Sunny i
Apa yang akan kamu lakukan jika mertua menyebalkanmu pergi dari istanamu? Tentu saja merayakannya dengan pesta sex dengan suamimu! Pikiran nakal itu berkelabat di dalam kepala Kaira. Dia sudah muak dengan semua drama yang dilalui saat ada Bu Rina. Dia perlu merayakan kepergiannya dengan bersenang-senang dan melepas penatnya. Dia terlihat cantik di depan kaca rias di ruang ganti salah satu lingerie store ternama di Jakarta dan tengah kebingungan karena harus memilih jenis lingerie apa yang akan dia pilih. Ada banyak model lingerie yang telah dia coba. Dan saat ini, Kaira tengah kebingungan memilih model yang ia butuhkan. Apa body suit, bralette, corset & bustier, baby doll, peignoir atau chemise. Semua lingerie itu cantik, menarik dan seksi. Kaira lalu mengambil beberapa poto seksi dan mengirimkannya pada Sunny. Ping!! Rupanya dia tidak perlu menunggu lama, karena Sunny membalas pesannya dengan cepat. Kaira membuka balasan pesan dari Sunny. “Babe, kalau kamu ingin membunuhku lak
“Ya, kamu sangat beruntung, daddy,” jawab Kaira tersipu lalu menarik Sunny ke atas sofa hingga Sunny terbaring, tapi Sunny bergerak lebih cepat darinya “Tunggu sebentar, daddy ada hadiah kecil untukmu,” ujarnya sambil tersenyum. “Hadiah?” “Yes,” ujar Sunny. Dia meraih tasnya dari dalam tas, dia mengeluarkan sebuah penutup mata yang terbuat dari lace, dan sebuah sex whip blush noir soft feather sensation play ticker, memiliki pegangan sepanjang lima belas centi meter dengan penggelitik bulu yang cukup tebal. “Kamu beli itu?” Sunny mengangguk. “Sengaja, khusus untuk menambah kehangatan kita malam ini.” Sunny melepas celananya sendiri hingga dia hanya menggunakan boxernya yang ketat dan menonjolkan. Kaira menelan ludah. Aroma musk yang menyebar semakin kuat, lilin yang remang-remang meliuk tertiup angin. Dan Sunny rupanya tidak hanya mengeluarkan dua benda itu saja dari dalam tasnya, dia juga mengeluarkan sebuah borgol bulu berwarna hitam. “Sun!!” Kaira berteriak tak percaya, Sunny
Would I say that I’m jealous with you, with everything you done?Kalau di paksa untuk menjawab pertanyaan itu, maka Sunny tidak bisa menjawabnya.Kaira memasang stiletto setinggi tujuh centi, setelah semuanya selesai dia merapikan kembali puff sleeve blouse dan pencil skirt hitamnya. Kaira terlihat sangat cantik, rambutnya panjangnya diikat ponytail, aroma wangi dari bunga saffron, melati, amberwood, ambergris, fir resin dan cedar menyatu menguar lembut dari tubuhnya.Sunny memeluk Kaira dari belakang menjilati dan menggigit sedikit ujung telinganya.Kaira mengerang lembut, tapi dia segera berbalik. “Babe sorry, aku harus pergi sekarang.”“Kamu yakin tidak ingin bersamaku sedikit lebih lama?” tanya Sunny dan mulai menggeranyangi pantat istrinya. “Just quickie.”Kaira menggeleng dia tidak bisa bercintas saat ini. Akai pasti sudah menunggu dan Kaira juga tidak ingin make up yang sedang terpasang rusak karena mereka laurt dalam percintaan.Sunny masih terus mencoba, Kaira mulai merasaka
WARNING 18++++ Tidak ada yang salah dengan rasa insecure bukan? Sejujurnya dia butuh semua orang butuh rasa insecure itu, jika tidak dia hanya akan terus terkungkung di zona nyaman. Melihat Kaira bergerak menjauhinya dengan karier yang semakin moncer dan dia jauh tertinggal di belakang adalah fakta yang mengerikan. Karenanya dia butuh kelas menulis ini sebagai pengalihan dari rasa insecure yang menganggu. Kaira menggeliat, dia melihat Sunny sedang mematut wajahnya di depan kaca rias. Dia yang baru pulang semalam dari perjalanan bisnisnya hanya bisa menatap suaminya dengan sedikit heran. Kaira mengambil handphone yang ada di meja nakas berwarna putih di sampingnya, jam menunjukkan pukul 10.00. “Babe, kamu mau pergi?” tanya Kaira begitu melihat Sunny yang menggunakan body lotion ke seluruh tubuhnya. “Apa aku belum bilang?” “Belum, memangnya kamu mau kemana?” tanya Kaira sambil melepas selimut yang memeluk tubuhnya, memakai sandal kamar lalu bangun mendekat dan memeluk Sunny dari b