Share

BAB 4. PERTENGKARAN

Author: Prati Fent
last update Last Updated: 2022-12-30 21:31:58

Kaira yang baru selesai menyeduh kopi dan mengoles nutela ke atas rotinya hanya bisa tersenyum tipis saat dia melihat ibu mertuanya masuk ke dapur dan duduk disampingnya lalu mengambil sepotong roti yang baru dia oles dengan nutela dan memakan roti dengan lahap.

“Kamu hanya membuat kopi dan roti, tidak ada makanan untuk saya dan suamimu apa?” tanyanya sambil mengunyah.

“Sunny bisa bikin makanannya sendiri dan kalau mau makanan yang lain biar Sunny yang buatkan!” jawab Kala kesal dan memakan sepotong besar roti tawarnya tanpa nutela. “Lagi pula, ibu sudah memakan roti punyaku!” ujarnya lalu menyodorkan roti dan juga nutela ke depan ibu mertuanya,

“Roti ngga mengenyangkan!”

“Kalau begitu ibu harus bersabar, tunggu Sunny bangun dan minta dia buatkan makanan untuk ibu, atau tunggu si bibi datang bekerja.”

“Kamu itu benar-benar istri yang tidak tahu diri ya! Tidak mau masak dan ngurus suami, mandul pula! Hebat kamu bikin anak saya bertahan selama sepuluh tahun dengan perempuan seperti kamu!”

“Saya ngga mandul, bu. Camkan itu!” ucap Kaira geram.

“Ngga maundul, lalu apa? Ngga bisa punya anak? Sama aja, kan?” ucap ibu mertuanya dengan ketus.

“Bu!” Sunny yang baru muncul di dapur menegur ibunya. “Bu, tolong bicara baik-baik dengan Kaira, ini masih pagi bu.”

Sunny lalu memeluk Kaira dan mencium lembut keningnya, adegan itu berhasil membuat ibunya merengut kesal.

“Ibu hanya bicara jujur! Lagi pula, hanya ada dua jenis perempuan yang tidak mau punya anak. Pertama, perempuan itu gila dan kedua, dia itu ngga normal alias mandul.”

Bu Rina berkata sambil mengerling mengejek Kaira. Kaira yang mendengus kesal, dia meraih nutela dari depan ibu mertuanya, menyendok sesendok besar dan langsung memasukkannya ke dalam mulut.

Melihat tingkah Kaira, Sunny hanya tersenyum dan malah memilih untuk membuka kulkas mengambil daun bawang, telor dan beberapa bahan makanan lainnya.

“Kamu mau nasi goreng juga, babe?”

Kaira mengagguk dan lagi-lagi hal itu langsung memancing emosi dari mertuanya. Tapi kali ini dia tidak berceloteh mengomentari Kaira lagi. Karena dia langsung bicara pada Sunny.

“Oh ya, nak, kakak kamu butuh uang lima ratus juta untuk modal bisnisnya, Sun. Dia mau buka café, kamu tolong kirim duitnya, ya.”

“Apa, minta uang lagi?” tanya Kaira setengah menggerutu. “Bukannya dulu Sunny juga sudah kirim uang untuk untuk bikin usaha? Mau bikin franchise, kan? Sekarang minta lagi, usaha yang dulu gimana?”

“Bukan urusanmu, Kaira. Amber meminta uang dari adiknya, bukan kamu. Jadi jangan sewot gitu dong.” Ejek mertuanya.

Mendengar ejekan mertuanya, kekesalan Kaira yang sudah sedikit mereda akhirnya kembali ke puncak ubun-ubun, dia menggigit gerahamnya hingga menimbulkam gemerutuk yang terdengar tidak menyenangkan. Hal itu rupanya terlihat jelas oleh Sunny, karenanya lelaki itu langsung menyentuh tangan Kaira untuk mencoba menenangkannya, tapi Kaira langsung menepisnya. Dia sangat kesal dan hal itu jelas di ketahui oleh ibu Sunny, karenanya dia melanjukan bicara. Sengaja untuk membuat Kaira panas dan marah.

“Adek-adek kamu, Kim butuh mobil baru dan Dave ingin bayar mobil, kontrakan rumah sama biaya lahiran pacarnya. Jadi kira-kira ibu butuh uang satu milyar lebih sedikit lah. Tolong kirim ya, nak. Ibu mohon…, kasihan sama kakak dan adik-adikmu, Sun.”

“Satu milyar lebih?” Kaira tersedak kopi panas. Mudahnya ibu Sunny membuka mulutnya dan meminta uang, padahal dialah yang bekerja keras mulai dari membeli rumah yang mereka tinggali saat ini, juga bisnis-bisnis mereka. Sunny sama sekali tidak berkontribusi baik memberikan ide maupun tenaga. Kerjanya hanya menulis, selesai menulis suaminya hanya akan bermain game dan tidak melakukan apa pun lagi. Kaira bahkan belum pernah memberikan uang sebanyak itu untuk keluarganya.

Ayah dan ibunya tidak pernah meminta apapun, keluarganya selalu menolak saat dia mau memberi uang, begitu juga dengan adik-adiknya. Mereka memiliki bisnis karena usaha sendiri tanpa campur tangannya dan sekarang orang asing yang tidak berkontribusi apapun ingin menikmati hasil kerja kerasnya? Dan memintanya menggelontorkan sejumlah uang sebesar itu?

“Gila, ini gila! Itu uang bukan daun!” Kaira menggebrak meja dengan kesal. “Jariku harus kram supaya aku bisa uang, otakku capek memikirkan hal terbaik supaya perusahaan terus berkembang dan aku butuh waktu berapa berbulan-bulan untuk mendapatkan uang sebanyak itu dan sekarang orang lain ingin memintanya dengan mudah?”

“Orang lain?”

“Ya, orang lain! Ibu fikir mudah mendapatkan uang sebanyak itu, makanya ibu tinggal minta aja?”

“Kai, udah. Please!”

“Ngga bisa, Sun! Kamu fikir, satu milyar lebih! Seenaknya ibu kamu ngomong. Dipikirnya mudah dapat uang sebanyak itu, huh?!”

“Sunny, nak… istri kamu sudah benar-benar kurang ajar!”

Kaira langsung mendelik ke arah Sunny berharap suaminya akan mengerti keinginannya menolak permintaan tidak masuk akal dari ibunya. Tapi rupanya keinginan Kaira rupanya terlalu muluk, saat dia melihat Sunny mengangguk menyetujui permintaan ibunya.

“Kaira akan mengirim uangnya bu, ibu tenang aja!”

“Sun, gila kamu!” desis Kaira marah.

Tapi kemarahan Kaira tidak ada yang perduli.

“Jadi, istri kamu yang mengatur keuangan kalian? Bukan kamu, Sun?”

“Iya, bu!”

“Kamu benar-benar istri durhaka, Kaira! Apa begini cara orang tuamu mendidik kamu?”

Kaira akhirnya meledak. Karenanya kembali buka mulut dengan nada ketus.

“Ya, karena semua uang itu punyaku. Kamu jelasin juga dong, Sun. Bilang ke ibumu kalau royalti menulis kamu aja ngga akan cukup untuk beli tempat tinggal ini dan semua omong kosong keluargamu!” teriak Kaira kesal.

“Eh saya tahu ya kalau kalian juga punya banyak bisnis, uang untuk buka bisnis itu pasti dari hasil kerja keras anak saya juga!”

Kaira mendelik ke arah Sunny. “Sudah seharusnya kamu jujur, deh, Sun. Ibu kamu sudah seharusnya tahu apa yang sebenarnya terjadi. Supaya dia ngga merongrong kamu terus menerus. Supaya dia tahu, apa yang sudah aku lakukan untukkamu, ibumu dan keluargamu. Mungkin aja mereka bisa berhemat dan tahu diri  atau menghormatiku sedikit!”

Plak!! Ibu Sunny menampar Kaira. Kaira membelalak, dia menatap Sunny dengan tatapan kecewa.

“Ibu, berhenti!”

“Istri kamu sudah keterlaluan Sunny! Seenaknya dia menghina kita! Kemari kamu!” ujarnya meraih tangan Kaira dengan kasar. “Kamu perlu di usir dari rumah anak saya, dasar perempuan mandul!”

“Ibu berhenti! Berhenti bersikap kasar seperti ini!” bentak Sunny sambil melepaskan pegangan tangan ibunya dari pergelangan Kaira.

“Ngga! Perempuan mandul ini harus segera pergi dari tempat ini, supaya dia bisa tahu diri!”

“Sun,” Kaira akhirnya bicara. “Aku ingin, ibu kamu pergi dari tempat ini sekarang juga dan jangan harap akan ada bantuan keuangan lagi dari saya!” ujar Kaira lalu meninggalkan roti dan kopinya yang masih bersisa. Setelah sampai di dekat pintu dapur Kaira kembali berbalik. “Bicara tentang rumah, kamu juga perlu menjelaskan padanya tentang semua yang kamu rahasiakan selama ini!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pernikahan Yang Terpaksa Dipertahankan   32. Puncak Emosi

    Kaira masuk ke dalam rumah dengan menabrak bahu Sunny. Dia tidak memperhatikan ada banyaknya makanan yang tertata rapi di rumahnya. Rumahnya sudah benar-benar rapi dengan pernak pernik pesta yang terlihat menyenangkan.Namun Kaira sama sekali tidak senang. Hatinya di penuhi oleh amarah yang memuncak. Lagi-lagi Akai benar, keputusannya untuk mengangkat Sunny menjadi CEO jelas adalah kesalahan, ide itu seharusnya cukup dia simpan dalam angan. Dia harusnya sadar, jika selama sepuluh tahun saja Sunny tidak ingin membrinya nafkah, maka mana mungkin dia berubah begitu mudah?Kaira melempar tasnya ke atas ranjanng, dia melirik kearah lemarinya pakaian dan perhiasan, tapi dia tidak berminat untuk memeriksa apa ada barangnya yang hilang atau tidak, karena dia tahu dengan pasti barang-barang itu mungkin sudah berpindah tangan, tidak mungkin iparnya membiarkan barang-barangnya begitu saja.Tapi bagaimana dengan….Kaira bergerak menuju ke ruang kerjanya, disana ada brankas yang berisi uang dan su

  • Pernikahan Yang Terpaksa Dipertahankan   31. Keluarga Sunny

    Rumah Kaira ramai, ada banyak orang yang berlalu lalang di depan teras rumahnya yang luas seolah mempersiapkan sesuatu. Kaira yang melihatnya dari kejauhan hanya bisa terbelalak begitu dia melihat berapa banyak orang keluar masuk ke halaman rumahnya. Mulai dari kurir, petugas catering, tukang bunga dan masih banyak lagi.Kaira melihatnya dengan pandangan penuh tanya, dia baru saja pulang dari meeting dengan hampir semua komisaris Paper illusion perusahaannya dan mereka tidak terlalu menyukai rencana Kaira untuk mengangkat Sunny sebagai sebagai CEO. Keberatan yang wajar sebenarnya.Orang-orang di perusahaanya menentang karena Sunny orang luar perusahaan dan dia akan mendapatkan jabatan itu karena dia suaminya, tidak lebih.Beberapa hari lalu saat meminta Sunny menjadi CEO menggantikannya, Kaira tidak berfikir panjang, tapi saat Akai menentangnya dia akhirnya menyadari sesuatu, apalagi setelah Paper Ilussion berhasil melantai di bursa saham dua tahun yang lalu. Kaira memang masih memili

  • Pernikahan Yang Terpaksa Dipertahankan   30. PENOLAKAN AKAI

    “Kamu gila!” Akai berteriak dengan nada kesal pada Kaira. “CEO, huh? Pada orang seperti dia?”Akai mondar mandir, dia terlihat frustarasi mendengar keputusan tidak masuk akal dari Kaira.“Sunny, suamimu tidak pernah memiliki bisnis apapun, Kaira! Dia hanya seorang penulis yang tidak pernah memimpin perusahaan, bisnis atau apapun! Bagaimana bisa kamu menyerahkan usahamu padanya? Kamu ingin perusahaan yang kamu bangun dari nol hancur berantakan hanya karena cinta?”Kaira tertawa mendengarnya. “Itu bukan hanya karena cinta, Akai.” Ucap Kaira berbohong, karena dia memang melakukannya untuk Sunny, supaya suaminya tidak lagi merasa insecure dan Sunny pasti akan merasa lebih dihargai olehnya, jika dia memiliki posisi dan pekerjaan yang jauh lebih tinggi darinya. Sebagai istri, Kaira merasa dia ikut bertanggung jawab untuk itu. “Jangan konyol Kai!” ucap Akai lagi. “Please gunain logika kamu.”“Ngga konyol, aku sungguh-sungguh. Aku sudah memikirkanya sejak lama, lagi pula tulisan Sunny ngga a

  • Pernikahan Yang Terpaksa Dipertahankan   29. Bayangan Diva

    Kaira akhirnya tidak bisa melanjutkan ucapannya lagi karena bibirnya telah dilahap oleh Sunny dengan rakus. Kaira berusaha melepaskan diri tapi suaminya jauh lebih kuat darinya, dia tidak bisa menghindar yang ada hanya nafasnya yang tersengal-sengal tak kuat di buru dan di lumat Sunny dengan memburu.Sunny masih menggendong tubuh Kaira dengan posisi mereka yang masih berciuman, dia menahan Kaira dengan kedua lenganya yang kokoh. Tapi bukan hanya mulutnya yang menguasai Kaira saat ini, tapi juga kedua tangannya yang sibuk memeras bokong Kaira.Mereka berputar, Sunny menahan tubuh Kaira di dinding. Dia menyibak piyama Kaira, membuka sedikit celananya dan tanpa basa basi lagi Sunny memasukkan miliknyaya yang belum membesar secara sempurna ke dalam Kaira.“Aahhh!” Kaira berteriak, dia sedikit kaget dan belum siap tapi hal ini justru jadi sensasi lain. “Kamu…, ahh…, suka kinky sekarang?” tanya Kaira sambil terus menahan tubuhnya supaya tidak jatuh, apalagi saat dia merasakan milik Sunny ya

  • Pernikahan Yang Terpaksa Dipertahankan   BAB 28: BULAN MADU

    Ini jelas bukan musim libur, tapi Bali hampir selalu ramai oleh touris yang tak habis-habisnya. Kaira berbaring di bawah payung hijau kebiruan di bawah langit yang super biru. Matanya lurus menatap ke depan bukan melihat hamparan laut biru tapi melihat pria berotot dan berkulit coklat yang seksi dan sedang berselancar itu. Kaira menarik nafas panjang penuh kesenangan karena melihat kebahagiaan di wajah suaminya setelah beberapa pertngkaran kecil mereka waktu Kaira di Paris, tapi sepertinya kepulangannya sudah berhasil mendinginkan suasana hati mereka. meski ini liburan dadakan tapi dia senang melihat suaminya terlihat begitu lepas dan bahagia. Kaira mengoles tubuhnya dengan sun block, seorang pria asing duduk di sebelahnya. “Butuh bantuan?” tanya pria dengan mata biru yang sejak tadi terus memperhatikannya. “Tidak, terima kasih.” “Tapi aku rasa, kamu butuh bantuan untuk mengoles punggungmu dengan sun block,” ujarnya lagi. Kaira hanya tersenyum dan menggeleng, lelaki bermata biru

  • Pernikahan Yang Terpaksa Dipertahankan   BAB 27: PERJALANAN BULAN MADU

    Bandara Soekarno - Hatta“Tunggu dulu,” Sunny menahan tangan Kaira.“Ada apa babe?”Kita bukan di kelas satu. Sorry,” ucap Sunny dengan nada memohon. “Dan kita hanya naik pesawat kelas ekonomi.”Kaira justru tertawa mendengar ocehan Sunny. “Kita udah terbiasa naik pesawat ekonomi, lagian hanya pesawat ini yang sesuai dengan jadwal penerbangan yang kita mau. Ayo.”Kaira menarik tangan suaminya, setelah melewati semua pemeriksaan mereka menunggu di ruang tunggu. Kaira berbaring di bahu Sunny, dia sebenarnya sudah kelelahan.Sunny mengelus rambut Kaira dan sesekali memainkannya. “Kamu memang harus istirahat babe, kali aja kan kita ada kesempatan untuk gabung 50 high mile club.”“Gila!!!” Kaira berteriak sambil mencubit perut Sunny yang penuh otot tanpa lemak. “Ihhh….” Kaira bergidik.“Apanya yang ihhh, kamu justru akan bilang ahh….”Kaira dengan cepat melompat menutup mulut Sunny dengan kedua tangannya, beberapa orang calon penumpang melihat pertengkaran suami istri itu dengan tatapan he

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status