Share

Kebetulan Bertemu

1 jam yang lalu

Di sebuah rumah di pinggiran kota terdapat rumah bertingkat tiga dengan gaya barat itu adalah rumah keluarga Adrian.

Terdengar suara keributan di dalam rumah

"Nat ibu menjodohkan kamu dengan anak teman ibu, namanya Diana dia anak yang baik, cantik dan baik hati kamu harus menerima ini!" ucap ibu Nathan melolot ke anaknya yang duduk bersebrangan dengan dia

Ibu Nathan bernama Intan dia seorang wanita yang tidak terlalu tua atau muda memiliki wajah cantik meski umurnya sudah hampir 45 tahun, ia mengenakan baju atasan berwarna biru sepinggang ditutupi dengan celana panjang senada dengan bajunya.

"Tapi ibu aku masih mencintai dia, aku tidak mau orang lain menggantikamnya!!" ucap Nathan dengan ekspresi dingin 

"Dia? Dia Kirana? Perempuan itu ibu tak setuju kamu dengannya dia mencampakkanmu dan pergi ke luar negeri tidak peduli denganmu lagi!" Ucap ibu Nathan marah 

" Tidak peduli apa aku tetap akan menunggunya aku tidak peduli dengan perempuan yang ibu jodohkan ini!"

"Begini saja besok kamu bertemu dengan dia ibu sudah membuat pertemuan kalian di kafe white cat, besok siang jam 13:00 kamu harus datang nak" Ucap ibu Nathan lembut sambil mengelus pelan dadanya

"Ibu tapi aku tidak..."

Ibu Nathan mulai marah lagi dan menggertak

"Tidak? Tidak apa? Hah ibu sudah katakan bertemu saja besok jika tidak cocok kamu lebih baik tolak!!"

Ibu Nathan menambahkan dengan lembut tapi nadanya mengancam

"Jika kamu tidak mau ibu akan membuat kamu tidak bisa ke kantor besok lihat saja" 

Setelah menyelesaikan kata-kata itu ibu Nathan langsung berbalik dan pergi. Dia tak peduli dengan ekspresi kesal dan diamnya anaknya.

Nathan kesal mengepalkan tangannya erat sampai kukunya menusuk daging di telapak tangannya. Nathan berdiri mengambil kunci mobil dan pergi tanpa peduli apapun.

Dia berjalan di jalan Raya menggunakan mobil hitam mewahnya menyusuri jalanan yang dia anggap sepi untuk menenangkan pikirannya. Nathan berkendara sambil kesal, ia menyetir dengan kecepatan penuh.

Saat ia mendekati sebuah gang dia melihat sosok kurus perempuan rambutnya tergerai sebahu sedang berjalan keluar dari gang. Dia terkejut melihat perempuan itu, Nathan langsung menginjak rem untuk menghentikan mobilnya tapi saat itu ada suara seseorang laki-laki di belakang mobilnya yang sedang berteriak

Diana awasss....

Rama melihat kejadian itu tidak peduli apapun lagi dia langsung berlari untuk menyelamatkan Diana

Diana hanya melihat sosok tinggi, tampan, memakai jas, rambut hitam pendeknya terbang tertiup angin saat dia berlari kencang Diana hanya mengatakan

"Ram....."

Diana langsung di peluk oleh Rama, mereka berdua berguling-guling di jalan raya membuat tumit dan siku Rama lecet, tapi hati Rama lega melihat perempuan di pelukannya tidak terluka sama sekali.

Karena terkejut Diana langsung pingsan

Orang-orang yang kebetulan lewat melihat kejadian ini marah, mengetuk kaca jendela mobil Nathan

"Hei tuan tolong tanggung jawab atas kejadian hari ini" Ucap seorang laki-laki yang kebetulan lewat

Nathan tidak peduli, masih diam tatapannya dingin

sedikit penasaran terlihat di mata dingin itu, karena dia mendengar nama Diana di sebutkan laki-laki tadi

Karena itu dia langsung membuka pintu mobilnya dan keluar

Tatapan dinginnya membuat orang merasakan es pada musim panas terlalu dingin

Semua orang diam saat melihat Nathan keluar tidak ada yang berani berbicara 

Tampilan Nathan adalah seorang laki-laki umur 21 tahun, tinggi, memakai baju jas berwarna coklat dengan dasi, sepatu, rambut hitam di sisir ke samping, tampan tetapi tatapannya terlalu dingin membuat semua orang takut untuk mendekatinya

********************

Di tempat Rama

Diana masih pingsan Rama memeluk erat tubuh Diana seperti sebuh harta berharga satu-satunya yang dimilikinya, Rama menunjukan ekspresi lembut saat melihat wajah Diana

Rama berpenampilan tampan memliki rambut hitam pendek menggunakan kacamata bingkai emas terletak di mata indahnya, wajahnya menampilkan wajah agak kekanak-kanakan lembut dan lembut seperti malaikat yang tanpa celah

Tidak terasa 10 menit sudah berlalu Diana bergetar di pelukan Rama

Dian perlahan membuka matanya, ia melihat wajah yang dikenalnya

"Rama aku kenapa? Apa aku tadi pingsan?" Ucap Diana lembut tetapi suaranya serak

"Iya Diana kamu tadi pingsan, aku tadi melihat kamu ingin di tabrak mobil apa kamu ingat kenapa?" Ucap Rama dengan lembut mendudukkan Diana di kursi

"Kalau soal itu aku... ingat saat aku baru saja berjalan melewati gang ada mobil yang berjalan dengan cepat karena aku merasa kakiku tidak bisa di gerakan aku hanya bisa diam... tapi... Rama terima kasih banyak sudah menolongku" Ucap Diana sambil tersenyum cerah di hadapan Rama

Membuat hati Rama yang awalnya gugup dan takut menjadi tenag

"Sama-sama" Ucap Rama balas tersenyum

Prok...

Prok...

Terdengar suara tepuk tangan di belakang mereka berdua

"Pasangan yang sangat romantis disini"

Ucap Nathan tersenyum tapi senyum itu membuat orang merasa ngeri

Mendengar kata-kata itu Diana dan Rama langsung berbalik

Rama hanya menjawab dengan senyum dan haha

Diana hanya diam tidak peduli apa dia kesal dengan laki-laki ini dialah yang sudah ingin menabraknya

"Mohon maaf untuk tuan ini apakah yang sudah menabrak teman saya?" Ucap Rama dengan biasa saja

Nathan menjawabnya dengan nada membosankan tidak peduli

"Iya kenapa? apakah kamu meninta saya bertanggung jawab atau meminta maaf ?"

Rama kesal tapi hanya menjawab dengan nada sedikit di tinggikan

"Kamu harusnya bertanggung jawab dan meminta maaf!, jika saya tidak ada hari ini teman saya akan mati terkena mobil kamu apakah kamu tau itu?" 

Nathan menunjukan ekspresi mengejek

"Apakah saya peduli? sayangnya tidak"

"Kamu..."

Diana yang telah lama diam terlihat kesal berdiri dan berkata perlahan

"Rama ayo pergi, sudah tidak usah berdebat dengan orang ini tidak ada habisnya" 

"baiklah" 

Mereka berdua berjalan melewati Nathan, Rama berjalan duluan di depan dan Diana di belakang

Diana berjalan sampai ke sebelah Nathan, Nathan langsung mengucapkan kata dengan lembut ke Diana

"Nyonya Diana kita akan bertemu lagi"

Nathan langsung berbalik memasuki mobilnya dan pergi

Diana masih berdiri di sana dengan diam tidak tau apa yang dia pikirkan saat ini

Rama yang melihat Diana hanya diam langsung memegang tangan kiri Diana dengan lembut, memanggil

"Di...Diana?"

Diana masih diam

"Diana!!" 

Rama berteriak

Diana terkejut menatap wajah Rama yang khawatir

"Iya apa Rama?" Ucap Diana bingung

"Kamu kenapa melamun?"

"Oh tidak ada"

Diana pura-pura sibuk mencari ponselnya yang dia tarun di saku celananya untuk melihat jam

Jam menunjukan pukul 14:30

Itu 30 menit sebelum mereka bertemu

Diana bertanya dengan linglung

"Rama kamu kenapa ada di sini? Bukannya jam kita bertemu 15:30?"

"Aku... nanti aku jelaskan yang penting kamu masuk ke mobilku dulu kita ke cafe dekat sini" 

Diana hanya mengangguk

Di perjalanan mereka berdua hanya diam suasana mobil terlihat sepi

20 menit perjalanan mereka sampai di cafe green Apple ini adalah cafe tempat biasa Rama dan Diana bertemu, berbicara bahkan curhat satu sama lain

"Ayo kita sudah sampai"

Rama turun dari mobil sambil membukakan pintu untuk Diana keluar

"Iya" 

Diana keluar dari mobil dengan suasana hati yang bahkan lebih rumit daripada yang di rasakan saat di rumah, Diana hanya melamun tidak mengatakan apa apa saat mereka berjalan memasuki cafe

Seorang pelayan di depan cafe membukakan pintu mengucapkan kata dengan lembut

"Tuan dan nyonya apakah memesan kursi?"

"Iya apakah masih ada kursi kosong?"

"Masih ada akan saya antarkan tuan dan nyonya ke sana"

Pelayan membawa Diana dan Rama ke sebuah meja di dekat jendela membuat mereka bisa melihat pemandangan kota dari dalam

"Ini kursinya silhkan duduk" 

Mereka berdua duduk pelayan langsung memberikan sebuah menu kepada mereka berdua

"Ini menunya silahkan dipilih, jika sudah memilih silahkan memanggil saya lagi" 

Pelayan berbalik dan pergi

Rama hanya menatap Diana dari tadi tidak mendengar kata terkahir pelayan. Rama berfikir bahwa Diana ingin mengatakan sesuatu kepadanya sewaktu mereka mengirim pesan ia menjadi gugup saat membaca pesan itu

Rama ingin berbicara dan menanyakannya tetapi Diana teryata sudah melepas lamunannya menatap wajah lembut Rama dengan mantap

"Rama sebenarnya aku...

Bersambung.......

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status