Diana di paksa orang tuanya untuk menikah dengan seorang anak orang kaya pemilik adrian jayana grup, tapi Diana tidak punya pilihan lain selain menerimanya. Di saat menikah. Nathan Adrian: tanda tangani kontrak ini dan selama satu tahun kita tidak akan punya hubungan lagi dan bisnis keluarga mu akan aman? Bagaimana? Diana: baiklah, tapi bagaimana selama satu tahun ini teryata kamu menyukaiku? Nathan Adrian menunjukan ekspresi mengejek: hah? Saya suka dengan anda? Tidak mungkin aku hanya mempunyai seorang wanita di hatiku itu bukan anda Diana! Diana hanya diam, dia hanya tidak tau ingin berkata apa dan menjawab apa....
View MorePagi hari yang cerah suara burung terdengar bernyanyi di luar jendela, daun-daun berterbangan tertiup angin terasa hangat dan nyaman.
Tapi itu hanya di luar rumah, di dalam sebuah vila besar di sebuah perumahan elite di tengah kota ada 3 orang yang tinggal di rumah tersebut, 2 pasangan suami istri.
Suami memiliki rambut hitam pendek panjang setelinga ada sedikit uban di rambutnya dia mengenakan baju jas bernawarna hitam dengan dasi dan sepatu hitam.
Istrinya memiliki rambut hitam yang di sanggul bulat di belakang rambutnya, menggunakan tusuk rambut berwarna putih seperti batu giok dan mengenakan gaun sepanjang mata kaki bermotif bunga-bunga, umur kedua suami istri itu berusia 40 dan 42 tahun.
Anaknya perempuan yang masih berusia awal 20an memiliki wajah yang cantik bibir yang merah alami, putih bersih mengenakan gaun sepanjang lutut berwarna Merah.
2 orang yang sedang ribut di dalam rumah itu adalah Anaknya yang bernama Diana dan istrinya, ayahnya hanya diam dan mendengarkan mereka berdebat dengan sedikit menenangkan anaknya
Di dalam Rumah
"Diana ibu sudah katakan kepadamu untuk menikah dengan pemilik Adrian jayana grup!" Ucap ibu Diana dengan marah
"Tapi ibu aku tidak mengenal dia siapa aku juga tidak tau" Ucap Diana menggelengkan kepalanya, tetapi suaranya tetap lembut
"Nak ibu sudah katakan kalian bertemu saja jangan banyak berdebat dengan ibu, ibu lelah, ayah saja berbicara dengan Diana" ucap ibu Diana sambil berdiri dan berjalan ke kamarnya
Ayah Diana duduk di sebelah Diana dan mengelus lembut rambut Diana
"Nak sabar ya dengan ibumu dia memang seperti itu, dan untuk perjodohan ini lebih baik kamu pikirkan dulu saja beberapa hari ini dan katakan jawabannya dengan ayah dulu kamu menerima atau tidak, setelah itu akan ayah diskusikan dengan ibumu"
"Baik ayah akan Diana pikirkan dulu" Ucap Diana tersenyum manis
"Yasudah kalau begitu, ayah akan kembali ke kamar dulu dan menenangkan ibumu" Ucapa ayah Diana sambil berjalan ke kamarnya, Diana hanya menggangguk samar.
Hati Diana rasanya sakit dia tidak pernah ingin di paksa untuk menikah dengan seorang laki-laki yang bahkan tidak dia kenal. Banyak rumor yang mengatakan bahwa Nathan Adrian itu adalah seorang yang berhati dingin, tidak memiliki perasaan apapun kepada seseorang, semua orang di matanya hanya dia anggap penganggu pemandangan tak pernah menganggap semua orang yang mendekatinya serius. Memikirkan ini membuat hati Diana tambah sakit membuat dadanya sesak. Tidak berselang beberapa menit terdengar suara vas pecah di dalam kamar orang tua Diana.
Prang...
Diana langsung terkejut, berdiri dan langsung berlari ke depan pintu kamar orang tuanya dia takut orang tuanya mengalami cedera. Dia ingin mengetuknya tetapi dia mendengar suara marah ibunya dari balik pintu, karena penasaran dia membuka celah sedikit.
Dia melihat kamar yang awalnya bersih dan rapi berantakan tidak karuan vas bunga jatuh di mana-mana, kasur terbalik dan kaca lemari pecah. Diana terkejut melihat pemandangan ini.
"Aku sudah katakan kepadamu mas bahwa Diana harus menikah dengan Nathan Adrian itulah satu satunya cara agar perusahaan kita bisa terselamatkan!" Ucap ibu Diana marah dan acuh tak acuh
"Tapi ini adalah pilihan Diana, itu hidupnya dan dia yang akan menjalankan apa kamu tega menyuruh dia seperti itu" Ucapa ayah diana lembut tapi ada kedinginan di matanya
"Apa urusannya denganku, dia hanya..." Ucap ibu Diana tak habis, mulutnya di tutup ayah Diana dengan tangan.
"Kamu bisa diam tidak! jika anak itu mendengarnya kamu tau apa konsekuensinya aku tidak akan membuat itu terulang lagi!"Ucap ayah Diana marah
Ayah Diana melepaskan tangganya dari mulut istirnya, dan berkata dengan perlahan namun di matanya tampak dingin dan acuh tak acuh
"Aku sudah katakan ini pilihan dia jika dia mau aku akan menyetujuinya jika kamu tetapi bersikap seperti ini dan memaksa dia aku tak akan tinggal diam kamu ingat apa yang mas katakan ini"ucap ayah Diana berbalik dan pergi membuka pintu.
Diana yang awalnya tercengang mendengar mereka berdebat di dalam dan dalam suasana hati yang rumit. Saat pintu ingin dibuka Diana langsung berlari ke kamarnya dengan tergesa- gesa.
Ayah Diana hanya menggelengkan kepala dan menghela napas menatap punggung Diana dengan tatapan kasihan di matanya.
Saat sampai di pintu kamarnya Diana langsung masuk menutup pintu kamar rapat-rapat agar tidak ada seorang pun yang bisa masuk ke dalamnya.
Suasana hati Diana makin rumit saat dia memikirkan kata-kata ayah dan ibunya tadi di kamar, dia menikah hanya untuk menyelamatkan perusahaan ayah dan ibunya jika dia menolak sepertinya perusahaan mereka akan terkena dampaknya.
Tetapi apa yang ingin ibunya katakan tadi kepada ayahnya tentang Diana hanya apa?
Itu yang membuat Diana penasaran apa yang di katakan ibunya, mungkin ibunya berpikir Diana hanya anak ayahnya karena ayahnya selalu lembut kepadanya, mungkin itu. Pikir Diana sambil menundukkan kepalanya
Dia harus memutuskan apakah dia menerima pernikahan ini atau tidak jika tidak perusahaan ayah dan ibunya akan terancam, jika dia menerimanya dia akan sengsara sepertinya laki-laki itu tidak pernah menggap Diana ada tapi itu tidak apa-apa karena dia bisa membantu ayah dan ibunya yang sudah membesarkannya dari dia kecil sampai besar, pikir Diana matang-matang.
Di saat Diana sibuk memikirkan masa depannya suara ponselnya berdering dan memunculkan sebuah pesan yang membuat Diana penasaran, langsung membukanya ada sebuah pesan teks di sebuah kontak bernama Rama
Rama: Diana apakah kamu ada waktu hari ini bagaimana jika kita berdua bertemu di kafe anggrek nanti sore jam 15:00 bagaimana?
Membaca pesan teks Rama membuat hati Diana sedikit rileks, dia berpikir untuk mendiskusikan hal ini dengan Rama karena Rama adalah teman masa kecilnya dia menggap Rama sudah sebagai saudaranya sendiri.
Diana: Bisa, aku juga berniat untuk bertemu denganmu dan mendiskusikan sesuatu hal yang sangat penting.
Rama: itu bagus, yasudah kita bertemu nanti dan aku ingin melanjutkan pekerjaanku.
Diana hanya mengirim stiker bergambar kucing yang menampilkan tulisan oke dan selamat bekerja kepada Rama. Dan langsung menutup layar pesannya.
Sekarang masih jam 14:00 ada masih 1 jam Diana untuk bertemu dengan Rama, karena itu Diana sedang sibuk ingin pergi ke supermarket untuk membeli beberapa kebutuhan rumah untuk dia sendiri dan kedua orangtuanya karena sudah habis.
Saat keluar dari kamar Diana melihat tatapan ayahnya yang seperti kasihan kepada Diana, Diana langsung terkejut dan berkata
"Ayah kenapa wajah ayah seperti itu apakah ayah sakit?" Ucap Diana lembut mendekatkan tangannya ke dahi ayahnya Diana dengan lembut menambahkan
"Sepertinya tidak, ayah tidak demam. Apakah ada rasa tidak enak ayah kenapa wajah ayah seperti kasihan begitu? Ayah berkelahi lagi dengan ibu?" Ucap Diana lembut sambil melepas tangannya dari dahi ayahnya
Ayahnya tetap diam
"Ayah apakah ayah...
"Ayahmu tidak apa-apa, Diana Kamu mau kemana? Berpakaian rapi seperti itu?" Ucap ibu Diana tanpa ekspresi potong ibu Diana
Diana memakai baju Atasan putih dengan tangan panjang, di bawahnya celana panjang se mata kaki berwarna hitam, rambutnya tergerai panjang sebahu di belakangnya dengan jepit rambut di pinggir rambutnya mengenakan sepatu santai berwarna putih senada dengan bajunya yang membuat tampilan Diana Cantik sedikit manis.
"Itu ibu Diana mau membeli perlengkapan rumah, sabun mandi dan sampo mandi Diana habis. Apa ibu ingin memesan sesuatu? Jika ada nanti akan Diana belikan" Ucap Diana sambil tersenyum
"Tidak ada, ibu hanya ingin memberikan kamu uang untuk membelinya. Ini uangnya" ucap ibu dinana dan pergi langsung ke kamarnya setelah menaruh uang di tangan Diana
Dina sudah biasa di perlakukan seperti ini dia biasa saja.
"Yasudah aku pergi dlu ya ayah, byee ayah" Ucap Diana ke ayahnya yang masih berdiri tidak jauh di depannya sambil mencium lembut tangan ayahnya
Di luar rumah Diana Sedang berjalan dengan santai ke sebuah mall kecil di dekat rumahnya, untuk sampai kesana hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk sampai jika berjalan kaki, jika naik motor atau mobil hanya 5 menit.
Diana memilih untuk berjalan kaki karena cuaca hari ini sangat bagus tidak panas tidak juga dingin terasa hangat.
Saat sampai di sebuah gang Diana di kejutkan oleh sebuah mobil yang tiba tiba melaju di depannya yang ingin manbraknya Diana terkejut hampir tidak bisa menggerakkan kakinya.
Teriak seseorang
Diana awasss......
Bersambung....
Sembilan bulan telah berlalu sejak kejadian itu, Diana lambat laun sudah menerima semua kenyataan itu, untuk kedua orang tua yang sudah merawatnya dia tidak pernah menemui mereka lagi sejak itu, yah mereka juga tidak berada di indonesia untuk saat ini ataupun sembilan bulan lalu.Dia hidup dengan bahagia karena dia sudah tau semuanya dimasa lalu dan dia merasa perasaan dan hatinya sudah terisi semua saat ini, Karena sejak saat itu pertemanannya dengan Kirana menjadi sangat baik, bahkan mereka tidak menjadi musuh lagi, tapi sayangnya Kirana sekarang tidak berada di indonesia dia kembali keluar negeri.Diana sekarang sedang berada dirumah sendirian, tetapi dia sedang asik menatap layar ponselnya dengan tersenyum, karena dia sedang membalas pesan teks temannya yaitu Novita, dia ingin mengajak Diana untuk membantunya memilih baju pernikahan, saat menerima pesan itu dia sangat bersemangat dia juga ingin tau baju pengantin apa yang bagus dipakai oleh temannya ini.Beberapa seminggu yang lal
David dan Kirana masih berada didalam mobil, Kirana melirik david dari sudut matanya dan berkata dengan nada ringan, "David aku sudah memutuskan, sepertinya aku ingin mejelaskan semua hal yang kutahu kepada Diana dan beberapa dendam dan kenyataan yang harus dia tau, agar kami tidak salah paham lagi dan aku tidak mau menyimpan dendam lagi dengan Diana."David menganggukan kepalanya, menatap Kirana dan berkata dengan lembut, "kamu ingin memberitahunya kapan?".Kirana berpikir selama beberapa saat setelah itu dia balas menatap David dengan berkata, "Sepertinya besok, lebih cepat lebih baik dan besok juga hari libur."David tersenyum sedikit dan berkata dengan nada biasa, "Oke, dan kamu ingin berbicara empat mata saja dengan Diana?".Kirana menggelengkan kepalanya perlahan-lahan, dan menjawab dengan ketegasan dimata putih hitamnya, "Tidak, aku akan mengajak Diana, Novita, Nathan, kamu, dan Rama."Mendengar ucapan Kirana membuat David seketika terkejut, dia tidak tau kenapa Kirana harus me
Diana bermimpi dia sebuah tempat yang dia rasa akrab, dia menyapu sekelilingnya dia entah kenapa merasa tempat ini sangatlah akrab, dia seperti pernah melihat tempat ini, tetapi dia tidak terlalu ingat di mana dia pernah melihatnya, seperti penuh dengan banyak kenangan, dia mengulurkan tangannya kedepan dan menatap tangannya yang sangat kecil, dia terkejut, dia bingung kenapa tangannya sangat kecil seperti umur 8 atau 10 tahun, menghela nafas dengan kasar, dia hanya bisa menerima kenyataan bahwa dia menjadi gadis kecil sekarang, bahkan dia ingin sekali mencari cermin untuk melihat wajahnya.Tetapi dia juga ingin mencari suaminya, mungkin saja dia bertemu suaminya yang juga menjadi anak kecil seperti dia, apakah itu akan sangat imut?Dia sangat penasaran dan tanpa sadar tersenyum lucu.Sampai seseorang perawat masuk kedalam ruangannya untuk memeriksa keadaanya, perawat itu menatap Diana kecil dia berkata, "Adek apakah kamu masih mengalami pusing kepala?."Di
David mengendarai mobilnya seperti apa yang dikatakan oleh Kirana, saat sampai dipersimpangan jalan, Kirana melihat ada toko yang menjual bunga, dia menoleh kearah David yang duduk disebelahnya, dia juga mendengar David sedang bersenandung tampak bahagia, tetapi dia tidak tau kenapa lelaki itu bisa bahagia, dia melirik David dari sudut matanya dan berkata dengan ringan, "Berhenti." David langsung mengerem mendadak, untung saja Kirana sudah siap dan memegang pegangan mobil yang ada disebelahnya jika tidak, wajahnya sudah menghantam kaca mobil, David yang terkejut itu, langsung menoleh kearah Kirana yang seperti tersenyum tetapi tidak tersenyum menatapnya berkata, "Aku keluar dulu, kamu tunggu disini." David mengangguk, setelah itu Kirana keluar dari mobil dan masuk kedalam toko bunga. Di dalam toko bunga Kirana, membeli sepaket bunga melati sekaligus dengan pandan dan juga air yang berada didalam botol, pemilik toko itu tersenyum kearah Kirana dan berkata, "Apa ini digunakan untuk me
Nathan yang tampak sangat gugup dan ketakutan terjadi sesuatu dengan Diana, dan tanpa pikir panjang saat melihat rumah sakit, dia langsung menghentikan mobilnya dan membawa Diana secara horizontal untuk masuk kedalam rumah sakit.Dokter dan perawat melihat Nathan masuk, mereka langsung membawa kursi roda, dan Nathan mendudukkan Diana diatasnya dengan lembut, saat sudah melihat pasien di atas kursi roda, perawat langsung membawa Diana yang tidak sadarkan diri ke ruangan UGD.Dan Nathan dengan khawatir menunggu diluar ruangan, dia mondar-mandir didepan pintu, sambil menggigit jarinya, tampak sangat putus asa dan sangat khawatir, bahkan seperti sikap acuh tak acuh dan dingin Nathan, tidak terlihat sama sekali sekarang, hanya digantikan dengan perasaan gugup dan takut diwajahnya.Dia tidak mau memberitahu ibunya kalau Diana sedang ada dirumah sakit, dia ingin memberitahu ibunya saat Diana sudah sadarkan diri, karena dia takut ibunya sangat khawatir.
Kirana berbalik dan menatap lelaki itu dengan terkejut, penampilan lelaki itu bisa dibilang dia memiliki rambut coklat pendek, dengan kulit putih, dengan wajah tampan, bibir merah, dan gigi putih, mata berwarna coklat, hidung mancung dan setelan baju biasa ditubuhnya, dengan senyum bahagia di wajahnya dia menatap Kirana yang juga berbalik mentapnya. Kirana yang melihat wajah familiar dan senyum familiar itu ingin langsung berbalik dan kabur, tetapi lelaki itu langsung memeluk tubuh Kirana dengan erat ada sedikit rasa sedih dinadanya berkata, "Kirana aku merindukanmu." Merasakan tubuhnya dipeluk dengan erat, kirana langsung mengerutkan kening, Kirana meronta-ronta dipelukan lelaki itu, untuk melepaskannya, tetapi bukannya dilepaskan, lelaki itu memeluknya semakin erat. Kirana tidak tahan lagi dan meraung dengan kesal, "Jonathan kenapa kamu memelukku, lepaskan aku sekarang juga!." lelaki yang bernama jonthan itu, seperti tidak mendengarkan ucapan Kirana dia masih s
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments