Share

Berpisah

Nathan sedang mengendarai mobilnya dengan senyum licik di wajahnya.

Dia merasa pertemuan hari ini sangat menarik, karena dia melihat bagaimana wajah wanita yang akan menjadi istirnya nanti jika pernikahan mereka terjadi.

Wajah wanita itu menurutnya tidak terlalu buruk, memang seperti yang dikatakan ibunya dia punya sifat yang baik, walapun saat pertama kali mereka bertemu wajah Diana seperti benci dengannya, tapi dia tidak peduli karena wanita itu hanya akan menjadi mainannya.

Dia tak peduli dengan sifat orang lain dia hanya akan menghargai wanita yang paling dia cintai di dunia ini hanyalah satu orang di dunia

Tetapi saat Nathan tidak sengaja menatap wajah Diana dia merasa seperti akrab dengannya, mungkin hanya imajinasinya

************

Di cafe green apple

"Rama sebenarnya aku menghawatirkan luka kamu kenapa kamu tidak menyembuhkannya?" Diana khawatir sambil melihat luka di tumit dan siku baju Rama yang sobek

Rama hanya menjawab dengan senyum, suarannya lembut

"Tidak apa-apa Diana sudah tidak terlalu sakit"

Diana masih khawatir, dia berdiri tanda mengucapkan apapun berjalan ke pelayan terdekat

Rama melihat gerakan Diana membuat dia takut Diana marah dengan dia, dia langsung mendatangi Diana ingin memegang tangan Diana tapi Diana langsung menolak

"Rama maaf aku tidak sengaja menghindari tanganmu, aku sebenarnya hanya ingin menanyakan sesuatu kepada pelayan, lebih baik kamu duduk dulu ya" 

Rama hanya menjawab dengan lemah suaranya samar tetapi masih terdengar di telinga Diana

"Tapi Diana aku tidak mau duduk, aku ingin menanyakan apakah kamu marah denganku?"

Mendengar suara lemah Rama membuat Diana berbalik menatap Rama 

Dia melihat penampilan Rama yang awalnya adalah lelaki tampan mengenakan kacamata terlihat seperti teraniaya oleh sikapnya, membuat hati Diana hangat tapi lucu

"Marah? Aku?"

Rama mendengar kata-kata itu membuatnya gugup tapi dia masih mengangguk samar

Diana melihat ekspresi dan anggukan Rama membuat dia tertawa, Diana tertawa membuat beberapa orang di kafe itu menoleh ke dia, membuat dia terkejut 

Ups... aku kelepasan

Diana terbatuk sedikit, mendekati Rama, berbicara dengan lembut di telinganya hanya Rama saja yang bisa mendengarnya

"Aku tidak marah denganmu, aku hanya ingin menyembuhkan luka tangan dan kaki mu yang terjadi karena kamu menyelamatkanku"

Rama hanya diam tetapi ada warna merah samar di ujung telinganya, Diana melihat itu membuat dia geli dan menambahkan

"Aku ingin mengucapkan terima kasih lagi karena kamu menyelamatkanku jika tidak ada kamu mungkin aku sudah mati" 

Kata terakhir membuat Rama bahagia karena bisa melindungi Diana, kata terakhir membuat dia takut langsung menjawab

"Tidak kamu tidak akan mati, akan selalu ada aku yang akan melindungi kamu!!"

Rama berteriak membuat semua orang yang ada di cafe itu menoleh mereka berdua, membuat Diana malu untuk kedua kalinya

"Sudah ayo kembali ke kursi aku sudah menyuruh pelayan tadi mencari perban dan obat luka" Diana berkata dengan lembut dan tersenyum 

"Tapi Diana aku... Mengatakan kenyataan aku akan melindungimu"

"Iya aku tau... Tapi Rama sepertinya untuk kedepannya tidak bisa lagi"

"Kenapa Diana apakah kamu membenciku?"

"Tidak bukan itu aku..." 

Mereka berdua berjalan sambil berbicara, saat sampai di kursi mereka berdua suasana menjadi tegang

"Aku? Apa Diana kamu akan ma..."

"Ma apa? Mati? Tidak ada yang seperti itu"

"Tapi apa Diana apa kamu akan pindah dan tidak ingin bertemu denganku lagi?" 

Rama berkata dengan ekspresi menyakitkan

Melihat itu membuat Diana tak tega, tapi dia harus jujur karena Rama harus tau bahwa dia di jodohkan dengan seseorang, karena itu Rama tidak bisa lagi melindunginya di masa depan, dia harus menghargai suaminya jika dia jadi menikah dengan orang itu

"Rama seberanya aku di jodohkan dengan seorang laki-laki pemilik Adrian jayana" 

Diana berkata dengan lemah tidak ingin melihat wajah Rama dia takut Rama kecewa karena mereka pernah berjanji sewaktu SMA jika ada salah satu yang akan menikah itu harus menjadi orang yang harus mereka cintai bukan perjodohan atau apapun

Rama hanya Diam tidak menjawab 

Membuat Diana putus asa karena sudah mengingkari janji mereka

"Rama maaf aku sudah mengingkari janji kita" Ucap Diana sedih hatinya sakit, dan suasannya tidak baik

Karena tidak mendengar jawaban dari Rama Diana ingin berdiri, tetapi Rama langsung memegang tangan Diana

Diana melihat tangan Rama tapi dia tidak melihat wajah Rama dia takut 

"Perjodohan ya? Dengan Pemilik Adrian jayana?" 

"Iya... Maaf... Aku"

"Kamu tidak melanggar janji apa-apa Diana itu hanya janji kita di masa SMA itu hanyalah janji masa remaja, jadi jangan minta maaf"

Rama mengatakan itu dengan suara lembut tapi matanya dingin, wajahnya tanpa ekspresi

"Tapi Rama... Aku juga ingin mengatakan bahwa mulai hari ini kita tidak bisa bertemu lagi, maaf selamat tinggal dan terima kasih banyak atas semuannya yang sudah kamu perbuat padaku aku sangat menyukaimu sebagai saudaraku yang baik" 

Diana berbalik melepaskan tangan Rama dan langsung berlari, air mata mengalir di matanya tidak terbendung

Rama hanya diam melihat kepergian Diana dia memukul meja degan keras mengeluarkan kunci mobilnya dan pergi tidak peduli dengan sakit di kaki dan tangannya

****************

Rumah  keluarga Adrian

Mobil hitam mewah terparkir di depan rumah

Terlihat seorang laki-laki tampan keluar dari mobil dengan wajah tanpa ekspresi Matanya dingin

Dia membuat pintu dengan lembut dan melihat 2 orang sedang duduk di sopa sedang menonton sebuah acara tv

Nathan hanya masuk tidak menyapa bahkan memberi salam dia langsung pergi ke kamarnya

Ibu Nathan yang melihat kelakuan anaknya kesal, tapi dia hanya diam itulah kelakuan anaknya sejak perempuan yang dia cintai itu mencampakkannya.

Kamar Nathan terletak di lantai 2 dia dalam kamarnya ada banyak buku-buku, komputer, kasur tinggi, lemari baju yang di susun rapi dan kamar mandi dia dalam kamar terlihat senderhana tapi itu nyaman untuk Nathan tinggal

Terdengar suara ketukan pintu dari luar

Nathan berjalan dan membukanya, dia melihat ayah dan ibunya sedang berdiri di luar pintu kamarnya, Dia hanya menyimpitkan matanya dan menjawab dengan singkat

"Ada apa?" 

Nathan masih menunjukan ekspresi dingin

Ibu dan ayah Nathan sudah biasa dengan sifat dingin anaknya, ibu Nathan berbicara terlebih dahulu

"Nat ingat besok kamu akan bertemu dengan Diana kamu harus memperlakukan dia dengan baik, jangan sampai dia membencimu"

Ayah Nathan hanya mengangguk tidak tau ingin berkata apa

"Iya Bu... Aku akan memperlakukan dia dengan sangat baik" 

Nathan mengucapakan kalimat itu dengan senyum aneh di wajahnya, berbalik dan langsung menutup pintu tidak peduli dengan ibu dan ayahnya yang berada di luar kamarnya

"Anak ini benar-benar!!" 

Ibu Nathan kesal, ayah Nathan hanya bisa mebujuknya dengan tenang

"Sudah kita kembali ke ruang tamu saja, biarkan Nathan mempersiapkan pertemuannya besok"

"Iya yasudah... "

Ibu Nathan enggan pergi masih ingin memarahi anaknya tapi dia hanya berbalik dan pergi ke ruang tamu

Di dalam kamar Nathan dia sedang tersenyum licik wajahnya menunjukkan ekspresi seperti menemukan sesuatu yang menarik, dia berkata dalam hati

Diana kita lihat saja besok apakah kamu masih membenciku apakah tidak, aku akan membuatmu membayar karena kejadian tadi siang

Aku ingin melihat apakah hari esok kamu masih bisa tersenyum

Nathan memegang sebuah foto memperlihatkan seorang perempuan berambut hitam sebahu mengenakan baju gaun berwarna pink tersenyum cerah 

Bersambung....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status