“Dia benar, Mr. Johnson. Tak peduli apa yang terjadi di antara sepasang kekasih, orang tidak boleh menyiksa pasangannya hingga berlebihan. Julie adalah wanita yang hebat. Dia berasal dari keluarga baik-baik, dan yang terpenting, Julie sangat peduli pada Anda, Mr. Johnson.”“Hari itu, ketika Anda dibawa pergi oleh polisi tepat di luar sekolah, Julie buru-buru pergi ke ruang pemantauan untuk meminta salinan rekaman kamera CCTV saat terjadi pertengkaran antara Anda dan salah satu orangtua murid. Dia bahkan tidak punya waktu untuk meminta izin sebelum dia berlari keluar untuk memberikan bukti bahwa Anda tidak bersalah. Dia sampai ditegur oleh kepala sekolah ketika dia kembali. Tidak bisakah Anda melihat betapa pedulinya Julie pada Anda?”"Mr. Johnson, itu saja yang bisa kami katakan. Anda sebaiknya tidak mengecewakan gadis yang begitu baik.”Setelah mendengar apa yang mereka katakan, Fabian akhirnya mengerti apa yang coba diungkapkan oleh kedua guru wanita itu.Namun, Fabian menganggap itu
Setelah mendengar suara Fabian, Lilian mengedipkan matanya kuat-kuat.Fabian sekilas bisa melihat perubahan halus dalam ekspresi Lilian.Setelah yakin kalau Lilian sedang kesakitan, otot-otot Fabian langsung menegang."Lilly, bisakah kau memberi tahu aku di bagian mana kamu merasa sakit?" Fabian bertanya dengan gugup bahkan tanpa menyadari kalau langkahnya semakin cepat.Lilian mengangkat tangan kecilnya dan meletakkannya di dada kirinya.Pemandangan itu membuat hati sanubari Fabian serasa ditarik. Dia menduga Lilian mengalami sesak nafas.Dia bingung untuk sesaat, tidak tahu apakah harus memeluk si kecil lebih erat lagi.Julie berjalan tidak jauh di belakang Fabian. Hatinya telah dipenuhi dengan kesedihan dan kebencian sejak dia berbicara dengan pria itu.Dia mulai meragukan dirinya sendiri meskipun dia adalah orang luar biasa yang sangat cakap dalam segala hal. Namun, dia bahkan tidak bisa membuat pria itu tertarik padanya sedikit pun. Dia tidak tahu persis apa kekurangannya, tapi di
Lain soal dengan janjinya kepada Madeline dan Jeremy untuk menjaga Lilian dengan baik, yang lebih penting adalah betapa pentingnya Lilian baginya.Keselamatan dan kesehatan gadis kecil ini lebih penting daripada dirinya sendiri.Setelah melakukan pemeriksaan di rumah sakit, Fabian membawa Lilian pulang.Sesampainya mereka di rumah, dia memerintahkan para pelayan untuk membuat beberapa makanan ringan yang bergizi sementara dia membawa Lilian kembali ke kamar tidur.Pada saat ini, Lilian tampak lelah. Matanya yang jernih dan besar berkedip ke arah Fabian. Dia berangsur-angsur mengantuk dan memejamkan matanya.“Lilly, tidurlah kalau kau mengantuk. Saat kau bangun nanti, aku akan memberi kamu sesuatu yang lezat.” Sorot mata Fabian hangat. Seolah-olah dia memiliki kesabaran yang tak ada habisnya.Lilian sepertinya mendengar apa yang dikatakan Fabian, dan akhirnya, dia dengan lembut mengedipkan bulu matanya yang tebal dan tidur dengan tenang.Saat menatap wajah damai Lilian ketika gadis keci
Menghadapi tuduhan guru wanita tersebut, Fabian merasa dirinya ikut menjadi penyebab meski sebenarnya tidak bersalah. Dia bingung.Namun, dia tidak punya hasrat untuk terlalu peduli. Sebaliknya, Lilian sepertinya penasaran. Dia berkedip saat menatap Fabian.Sepertinya dia memiliki keraguan yang mendalam tentang kata 'pacar' di kepala mungilnya.Sore harinya saat jam pelajaran berakhir, Fabian muncul tepat waktu untuk menjemput Lilian.Guru wanita yang menggantikan Julie hari ini membawa Lilian. Wajahnya menampakkan ekspresi yang sangat meremehkan."Mr. Johnson, Anda benar-benar cuek, ya. Anda masih belum mengunjungi pacar Anda, tetapi Anda sangat sabar dan penuh perhatian dengan anak-anak. Bagaimana Anda bisa sama sekali tidak peduli dengan pacar Anda? Julie terluka dan dirawat di rumah sakit karena Anda.”Guru wanita itu memberi tahu Fabian lagi.Fabian bingung. Julie dirawat di rumah sakit karena dia?Dia tidak bertanya lebih jauh, dan dia juga tidak mau repot-repot menjelaskan hubun
Melihat Fabian di sini, Julie hampir tak bisa memercayai matanya. Sosok tinggi dengan wajah lembut yang tampan di hadapannya ini nyata adanya.Fabian juga menatap Julie. Dia menyapa dengan sangat sopan, “Miss Charles, bagaimana keadaanmu? Aku tidak tahu kalau kau ada di rumah sakit. Itulah kenapa aku baru datang untuk menjengukmu sekarang. Aku minta maaf."Untuk beberapa saat Julie tercengang, tidak tahu harus berkata apa.Di sisi lain, ibu Julie dengan cepat menjawab, “Kau terlalu baik. Dengan datang menengok Julie itu sudah cukup. Untuk apa kamu minta maaf? Silakan duduk."Ibu Julie sangat sopan. Kemudian, dia menundukkan kepalanya lalu dengan ramah bertanya kepada Lilian.“Gadis kecil, kamu cantik sekali. Siapa namamu?"Lilian mengedipkan matanya yang besar dan jernih dan melirik Fabian."Namanya Lilian."“Lilian? Benar-benar nama yang sangat istimewa dan indah. Ayo duduk sini, gadis baik.”"Mr. Johnson, Lilly, silakan duduk dulu.” Julie akhirnya kembali tersadar dan menyapa.Lilian
Julie tercengang. Dia tak menyangka kalau inilah yang ingin diminta Fabian darinya.Dia tiba-tiba merasa dirinya terlalu naif. Dia bisa merasakan kalau Fabian tidak punya perasaan apa pun padanya, tetapi dia masih saja memiliki beberapa fantasi dan harapan yang tidak realistis. Dia berpikir kalau pria ini akan tertarik padanya.Terlepas dari kesedihan di hatinya, di permukaan, Julie tetap ceria dan tenang.“Saya sangat menyesal mengenai hal itu. Rekan-rekan kerja saya telah salah paham. Jangan khawatir, Mr. Johnson. Saat saya kembali bekerja nanti, saya akan menjelaskannya kepada mereka.”"Baguslah kalau begitu." Fabian mengungkapkan kelegaannya, lalu dia mengulurkan tangannya dan memegang tangan mungil Lilian. “Lilly, lambaikan tanganmu pada Miss Charles. Kita pulang sekarang.”Mendengar kata-kata Fabian, hati Julie kembali karam. Dia berharap Fabian bisa tinggal lebih lama, tapi dia tidak punya alasan atau status untuk berhak meminta Fabian tinggal lebih lama. Karena itu, dia hanya t
“Miss Charles, tidak perlu mengatakan semuanya dengan lantang dan jelas. Kau diam-diam jatuh cinta dengan orangtua dari seorang siswa di kelasmu. Terakhir kali saat putraku hanya bercanda dengan anak itu, kau memperlakukan hal itu sebagai masalah serius dan memintaku untuk datang ke sekolah. Kau bahkan mengkritik anakku di depan umum dan membiarkan seseorang menceramahiku dengan tidak sopan.”“Hmph! Kali ini, kau tidak sengaja melukai anakku. Mana mungkin bisa ada kebetulan seperti itu? Kau jelas-jelas balas dendam atas masalah pribadi di sekolah! Aku tidak bilang kau tidak boleh jatuh cinta dengan orangtua siswa, tetapi jika kau seorang guru, siapa yang berani menempatkan anak-anak mereka di bawah asuhanmu lagi? Semuanya, apakah menurut kalian aku benar?”Pria itu menghasut sentimen publik dan mencoba mempermalukan Julie, tetapi orangtua murid di sebelahnya tidak terpengaruh. Sebaliknya, orang itu bertanya pada Julie dengan tenang dan rasional.“Miss Charles, apa kau benar-benar pacar
Saat melihat sepasang mata gelap dan bergejolak Fabian, pria itu tentu saja tidak berani mengatakan apa-apa lagi siapa tahu dia dipukuli lagi.Pria itu dengan takut-takut berbalik dan pergi. Para orangtua murid di situ juga memahami situasinya ketika mereka melihat adegan ini.Sepertinya pria itu merasa bersalah, dan mereka telah mendengar apa yang dikatakan Fabian, jadi mereka pun satu demi satu menghibur Julie.“Aku benar-benar tak menyangka ada orang seperti itu. Miss Charles, jangan diambil hati.”"Betul sekali. Kok bisa ada orangtua murid seperti itu? Aneh sekali.”"Ya, kami lega karena meninggalkan anak-anak kami di bawah pengasuhanmu, Miss Charles."Ketika mendengar kata-kata marah dari para orangtua murid lainnya, Julie merasa jauh lebih tenang.Dia mengangkat matanya dan melirik Fabian. Dia merasakan kenyamanan yang tak terlukiskan dari kemunculan Fabian yang tepat waktu.Dia berjalan mendekat dan ingin bicara dengan Fabian. Secara kebetulan, Fabian juga menghampirinya dan men