Share

17. Menurunkan Ego untuk minta maaf

Aini yang menunggu dengan cemas, entah murni dari lubuk hatinya atau tidak.

"Akhirnya kamu pulang juga nak," ucap Aini memeluk Shafira.

"Jangan pergi pergi lagi, wanita kalau sudah menikah tidak baik keluar rumah, mengerti?" saran Aini dan dijawab anggukan kepala dari Shafira.

"Aku lelah bu, aku mau istirahat."

Aini mencoba mengerti dan mengangguk pelan.

"Baiklah. Kalian istirahatlah."

Shafira masuk ke dalam kamar, berharap suaminya mau menjelaskan masalah mereka.

"Ceklek!"

Satria membuka pintu, masuk dan berganti pakaian santai, bukannya piyama tidur.

"Tidurlah, aku mau keluar," ucap Satria tegas.

"Mau kemana kamu mas selarut ini??"

"Yang pasti tidak menemui Thika. Aku ada urusan dengan mas Indra."

Satria pergi meninggalkan Shafira sendiri, dengan rasa yang digantung.

Air mata kembali luruh di pipi, di usap sendiri. Shafira tidur meringkuk sambil menangisi nasib yang harus dijalani.

"Kenapa semua ini terjadi kepadaku ya Allah? Apakah selama ini aku kufur nikmat? Atau mel
ZuniaZuny

Happy reading

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status