แชร์

Bab 17

ผู้เขียน: Samar
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-03-30 22:46:13

Di tengah malam yang sunyi, setelah memarkir mobilnya di garasi, Clovis melangkah masuk ke dalam rumah.

Rumah nuansa modern miliknya itu, masih terang. Sambil melepaskan dasinya, ia berjalan cepat menuju tengga menunju kamarnya.

"Clovis, mau sampai kapan kamu terus menghindar dari mama?!"

Mendengar suara sang mama, Clovis langsung berhenti kemudian menoleh ke belakang, memiringkan wajahnya menatap wanita yang telah

melahirkannya itu.

"Apa yang mama lakukan, malam-malam seperti ini ada di rumahku?" Clovis berjalan menghampiri, Liona yang kini berdiri dengan tatapan menghardik.

Sedangkan di belakangnya berdiri, Lise, yang sejak tadi menemani Nyonya Liona.

"Kenapa kalau mama di sini? Rumah ini juga rumah anakku, kenapa kehadiranku jadi pertanyaan?"

Clovis menghela napas dalam, menghadapi mama kandung memang harus ekstra sabar.

"Lebih baik kita duduk." Clovis menggandeng Liona kemudian membawanya duduk di sofa.

"Tuan Clovis. Sejak tadi Nyonya Liona menunggu Anda, bahkan beliau ti
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    Bab 18

    Alden tersenyum sinis, dalam ruangan luas ia menyandarkan punggung ke kursi hitam yang berada di depan jendela luas. Di sekelilingnya ada beberapa orang yang keluar dari ruangan, membawa alat-alat setelah digunakan untuk syuting. "Jadi, kamu bekerja seperti ini sekarang?" tanyanya pada Meiva yang berdiri di hadapannya. Meiva memutar bola mata malas, kalau bukan karena tuntutan pekerjaan dari kantornya, ia tidak akan datang menemui Alden yang merupakan aktor sombong ini. "Royal TV ingin kamu jadi, bintang tamu di acara Talk Show yang akan tayang live hari Minggu. Mohon untuk konfirmasinya, apa kamu bisa?" tanya Meiva dengan nada mode profesional kerja. "Imbalan apa yang akan kamu berikan, kalau aku setuju datang ke acara itu?" tanya Alden tatapannya tiba-tiba jadi dingin melihat tubuh Meiva dari atas sampai bawah. Di tangan lelaki itu memegang ponsel hitam, entah apa yang akan dia lakukan, tapi posisi kamera, seperti sedang merekam sekarang. "Kalau pihak stasiun tev

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-31
  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    Bab 19

    Meiva melebarkan mata saat mobil Clovis berbelok ke halaman gedung tinggi merupakan hotel Bintang lima. Seketika pikiran buruk menguasai kepalannya. Hotel, tentu saja tempat yang menakutkan baginya. Banyak kenangan buruk yang pernah dia alami, ditempat seperti ini. Saat ia menjadi aktris, banyak oknum-oknum produser dan sutradara yang berusaha menjebaknya. Beberapa kali mereka mengatakan akan casting di hotel, tapi saat Meiva hadir lain yang diinginkan. Kini Meiva terpaku menatap ke depan. Beberapa saat kemudian, ia tersentak saat pintu mobil di sampingnya dibuka oleh Clovis. “Turun!” titah Clovis sambil menatap Meiva, satu tangannya memegang pintu mobil satu lagi di pinggang, tidak sabar menunggu Meiva turun. Meiva menelan ludahnya ketat ragu-ragu saat akan menurunkan kakinya. “Ini hotel?” “Hem, seperti yang kamu lihat? Di atas gedung itu tertera jelas, namannya.” “Sebenarnya apa yang akan kamu lakukan di tempat ini?” Meiva menatap Clovis curiga. Lelaki itu justru

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-03
  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    Bab 20

    Meiva beranjak dari kursinya, tapi belum ada beberapa detik tubuh ramping yang memakai rok hitam panjang selutut dipadu dengan kemeja putih krem berbahan satin terduduk ke lantai. Ia tak kuat walau hanya membawa berat badannya sendiri. “Kenapa kakiku lemah sekali!” rutuknya pada diri sendiri sambil memukul betisnya. Clovis segera memeriksa minuman yang sebelumnya diminum oleh Meiva. Aromanya tercium sedikit menyengat dibanding mocktail pada umumnya. Sekatika dia dapat menduga, kalau pelayan tadi salah memberikan minuman. Ya, minuman ini adalah minuman beralkohol! Tidak ingin menjadi pusat perhatian, orang-orang di sekelilingnya. Tanpa pikir panjang Clovis membereskan ponsel Meiva, memasukkan ke dalam tas kemudian mengangkat tubuh Meiva melingkarkan tangan ke pinggang gadis itu, kemudian membawa pergi. “Brengsek,” lirih Meiva merancau dalam dekapan Clovis, matanya sama-samar terbuka. Ellen yang melihat keadaan Meiva, tersenyum puas. Mengeluarkan ponselnya kemudian mereka

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-04
  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    Bab 21

    Meiva terbangun saat merasakan dadanya sesak, saat membuka mata ternyata Clovis mendekapnya erat, menganggapnya seperti guling.Menggunakan seluruh tenaganya, ia mendorong ke samping, hingga tubuh Clovis bergeser menjauh. “Dasar cowok mesum!” Meiva langsung duduk bersandar pada headboard di belakangnya sambil menyilangkan kedua tangannya ke depan dada. Begitu juga dengan Clovis, kesadarannya belum sepenuhnya normal, tapi tiba-tiba sudah mendapat tendangan dari gadis yang sudah ditolongnya itu. Ia berdecak memijat pelipisnya dengan tangan. Sambil meraih ponselnya untuk menghubungi Miguel, dijawab kemudian. “Bawakan pakaian kami ke hotel.” “Baik Tuan.” Clovis memutus sambungan telepon, sama-sama bersandar ke kepala ranjang, kini ia melirik ke samping, membuat Meiva semakin memeluk dirinya sendiri erat, takut jika Clovis berbuat kurang ajar. “Ternyata kamu sama saja seperti laki-laki pada umumnya, bahkan kamu lebih licik dari pada pria mata keranjang yang kutemui sebelumnya.” M

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-05
  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    Bab 22

    Sebelumnya, Saat dokter melakukan pemeriksaan pada Meiva. Miguel datang menemui Clovis setelah kembali dari hotel. Tidak perlu menunggu lama, asisten Clovis itu dalam sekejap menemukan fakta-fakta mengenai pelayan di restoran. “Saya sudah memeriksa bagian CCTV dapur, memang benar, seorang pelayan memasukkan Vodka ke dalam gelas minuman yang kalian pesan,” ucap Miguel. Tatapan Clovis menyipit, menunjukkan kilatan kemarahan. Gara-gara pelayan itu, Clovis lah yang disangka Meiva melakukannya. “Saya langsung melaporkan pelayan itu pada pak Joseph, pemilik hotel tersebut. Yang langsung memberi perempuan itu sangsi pemecatan. Tapi, pelayan justru menolak, dia mengatakan kalau disuruh oleh seorang.” “Siapa?” tanya Clovis mengerutkan dahinya penasaran. “Salah satu aktris yang sedang naik daun, Ellen Mora. Tapi, sangat disayangkan keterangan pelayan itu tidak bisa dibenarkan, karena tidak ada bukti CCTV yang menangkap obrolan mereka sebelumnya.” Clovis lagi-lagi dibuat penasaran

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-06
  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 23

    Clovis: “Apa kamu yakin, akan mulai masuk kerja hari ini?”Meiva: “Iya, aku harus tetap bekerja untuk menyambung hidup.” Satu notifikasi balasan lagi masuk ke dalam ponsel, Meiva hanya membaca dari atas layar tanpa membukannya. Justru memilih membereskan barang-barangnya, untuk pergi kerja. “Minum susunya.” Emeli membawa dua gelas susu, memberikan satu untuk Meiva, satu lagi untuk dia minum sendiri.“Meiv, apa kamu sudah ada uangnya? Sebenarnya aku tidak tega ingin menagih, tapi … kakakku harus operasi segera.” Emeli duduk di sofa sambil menyeruput susu hangat sambil memperhatikan Meiva. “Aku akan mengusahakan secepatnya, mengganti uangmu, Emeli.” “Meiv, kenapa kamu tidak meminta Alden untuk menjual apartemennya, di situ juga ada uangmu. Kamu bisa minta bagian dari hasil penjualannya, kan?” Meiva berpikir sejenak. Kemudian kedua bahunya terangkat seiring bibir yang tersungging. “Orang playing victim seperti Alden tidak akan ingat, siapa yang mencicil apartemen itu. Dia p

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-07
  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 24

    “Gadis sepertimu lah, krirteria yang ku inginkan menjadi manantuku.” “Uhuk!” Minuman yang baru saja ditenggak Meiva, mendadak berhenti di kerongkongan, membuatnya tersedak hingga batuk-batuk. Apa yang baru saja dia dengar? “Hati-hati Lily, kenapa buru-buru sekali, akhirnya tersedak ‘Kan?” Nyonya Liona berdiri menghampiri Meiva, memberinya botol berisi air mineral. “Minumlah.” Meiva menarik napas dalam sambil mendongak, hingga sedikit merasakan lega di bagian dadanya. “Terima kasih, Nyonya,” ucapnya sambil tersenyum mengambil botol dari tangan Liona. “Sama-sama. Tenangkan dirimu dulu, baru setelah itu, mulai makan lagi.” Liona mulai memotong daging ikan salmon lagi. “Lily, apa kamu sudah punya pacar?” tanyanya saat situasi kembali tenang. Meiva menggeleng. “Saya baru saja putus beberapa waktu yang lalu, Nyonya.” “Tepat sekali!” Meiva menarik kedua sudut bibirnya untuk tersenyum terpaksa. Dia kurang paham dengan apa yang dibicarakan Liona. ‘Penyakitnya pa

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-08
  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 25

    Tatapan mata antara Clovis dan Meiva begitu lekat, membuat dahi Alden berkerut dalam. Dadanya terasa panas melihat Meiva bersama pria yang lebih memiliki segalanya dari pada dia. "Bagaimana bisa dia dekat dengan Clovis Mallory?" Alden terus menatap mereka berdua bahkan sampai tidak berkedip. Sebagai aktor papan atas, ia tahu betul siapa Clovis Mallory. Dia adalah salah satu pembisnis yang cukup berpengaruh pada perindustrian film. Siapa yang main dalam film garapan rumah produksinya, pasti memiliki peluang semakin terkenal. Melihatnya yang kini sedang bermesraan dengan Meiva, rasanya membuatnya hampir tidak percaya. Bahkan mereka terlihat bicara mesra. Alden berdecak mengalihkan pandangannya. Sedangkan di sisi Meiva. Meiva terlihat tersenyum canggung saat Clovis terus saja menatapnya. Tatapan yang biasa terlihat dingin, ini menjadi tatapan hangat seperti seorang pelindung baginya. "Kamu sedang apa di sini?" tanya Meiva untuk memecah kecanggungan. "Aku ke sini sengaja khusus

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-09

บทล่าสุด

  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 39

    Liona sangat ngotot supaya putranya segera menemui gadis pilihannya, bahkan terus menelepon Clovis memaksa agar anaknya itu setuju.Karena Clovis yang langsung menutup panggilan saat ibunya masih bicara, tiba-tiba Liona datang ke kantornya, menatapnya dengan tatapan kesal. Clovis langsung beranjak dari kursinya, menggandeng sang ibu untuk duduk di sofa hitam dekat jendela.“Apa yang Istimewa dari gadis itu, sampai mama memaksaku seperti ini?” tanya Clovis sambil mendesis kesal. “Dia sangat Istimewa, dia bisa membuat kue kacang yang sangat enak, Clo.” Clovis menahan senyumnya. “Hanya membuat kue kacang, tapi mama sudah sangat bangga padannya?” Liona duduk mendekat ke samping Clovis, lalu berbisik, “Dia juga memiliki bentuk badan yang bagus, dia pasti sangat lincah— dan rambutnya hitam lurus, seperti mama. Dia sangat cocok denganmu, Clovis,” ucap Liona terus saja membujuk Clovis tanpa menyerah. Tok … tok! Miguel dan seorang pelayan yang membawa nampan ditumpangi cangkir beri

  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 38

    Berita tentang kehamilan Ellen sontak saja menjadi santer perbincangan di kalangan masyarakat. Namanya diperbincangkan di berbagai sosial media. Beberapa produk ternama yang sebelumnya menjalin kerja sama dengannya, kini satu persatu menarik kontrak. Bahkan Ellen harus menonaktifkan kolom komentar akun sosial medianya, karena banyaknya hujatan yang masuk. “Kamu itu sangat ceroboh, Ellen!” marah Alden, setelah melihat kabar berita yang memenuhi berandanya. “Bagaimana bisa kamu hamil?” Tatapan matanya tajam menatap Ellen yang sedang terpuruk. “Kamu harus bertanggung jawab, Alden. Gara-gara kamu, sekarang aku hamil,” ucap Ellen, penampilannya sangat lusuh, berbeda dengan biasanya. “Kalau aku menikahimu, otomatis semua orang akan tahu, kalau kita mempunyai scandal akhir-akhir ini. Lebih baik kamu tetap merahasiakan identitasku, kalau perlu, kamu gugurkan saja. Tidak ada yang menginginkan bayi itu, Ellen.” Ellen menoleh tidak percaya dengan ucapan Alden. “Sebaikny

  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 37

    Dalam Pantauan. "Dasar rubah kecil.” Clovis memperhatikan Meiva dari balik layar macbook yang menyiarkan secara live oleh beberapa stasiun televisi. Kini Meiva membawa Ellen yang diikuti para wartawan, pergi ke Dokter spesialis kandungan ternama di Ledoria. Clovis duduk bersandar di kursi hitam, jemarinya mengusap usap dagunya terus saja masih mengamati, sejauh mana Meiva akan berpura, padahal dia ingin menjatuhkan Ellen tanpa disadari. "Aktingnya memang tidak diragukan lagi," gumam Clovis, seringai tipis muncul dari bibirnya. "Maaf, anda bicara dengan saya, Pak?" tanya manager di kantornya yang kini sedang menyusun laporan di hadapannya. Clovis menggeleng. Tatapannya tetap tak teralihkan. "Pak Clovis, Tuan Juan sudah siap untuk meeting sekarang," ucap Miguel yang baru saja masuk dari luar. Lelaki itu sambil melirik arloji di tangannya. Sudah saatnya Clovis memimpin meeting yang akan dilakukan sekarang. Namun, Clovis sama sekali tidak peduli. Miguel yang penasaran dengan ap

  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 36

    "Meiva, untuk kesekian kalinya, kamu membuat kesalahan lagi." Entah kenapa, Evelyn sama sekali tak mau mendengar kebenaran dari Meiva. Akhir-akhir ini dia selalu menyalahkan Meiva, meskipun kesalahan kecil sekalipun. "Kalau kamu tidak bisa melakukan pekerjaan ini, lebih baik kamu mengundurkan diri saja dari kantor ini. Jangan mentang-mentang Nyonya Liona dan Pak Austin menyukaimu kamu bisa bersikap seenaknya." "Ini bukan masalah disukai atau menyukai siapa. Tapi, aku sudah bekerja sesuai apa yang ada di naskah." Meiva tidak tahu harus menjelaskan pada Evelyn bagaimana lagi. "Lebih baik kamu akui saja. Dari pada berbelit-belit." "Lebih baik aku resign dari pada mengakui apa yang tidak aku lakukan," ucap Meiva. "Evelyn, kalian harus melihat berita sekarang juga." Luna masuk menyela pembicaraan mereka. *** Tangan Ellen gemetar memegang ponsel, tatapan matanya masih tertuju pada akun sosial media yang menampilkan surat laporan kehamilan miliknya yang sedang ramai dibicarakan di me

  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 35

    "Sangat tidak profesional." Meiva mendesah kesal saat melihat Ellen berjalan santai melakukan foto bersama dengan para fansnya. Bahkan perempuan itu mengobrol, memamerkan barang-barang yang dia pakai yang bermerk edisi keluaran luar negeri. "Lihat, aku pakai sebagus ini. Kalau kalian minat, bisa langsung belanja di store terbaruku, link ada di akun sosial mediaku." Ellen justru sibuk mempromosikan usaha terbarunya. Padahal dia sudah telat sepuluh menit. Belum briefing dan segala macam, pasti akan membutuhkan waktu yang lama lagi. "Boleh aku minta foto sekali lagi?" tanya fansnya. "Tentu, tapi dengan satu syarat, kalian harus membeli produkku. Sepuluh orang, kalau kalian tidak ada yang membeli, aku akan kecewa, dan akan mempertimbangkan lagi, setelah ini apa kalian benar penggemarku atau bukan," ucap Ellen. "Kami akan membeli produkmu. Tapi, jangan bilang seperti itu. Selama ini kami sangat mengidolakanmu, Ellen." "Bagus. Setelah membeli jangan lupa, upload ke sosial media

  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 34

    “Aku minta maaf.” Hanya kalimat itulah yang mempu Meiva ucapkan saat kini berhadapan dengan Clovis. Di bawah pohon besar yang menghadap kolam yang ditumbuhi tanaman bunga Teratai sedang mekar berwarna merah muda. “Jadi, kamu memintaku datang ke mari hanya untuk ini?” Clovis berdecak, duduk sambil memegang ponselnya, terlihat tidak menikmati pemandangan.“Kamu mau minum?” Gerakan Meiva kaku, mengulurkan satu kaleng minuman bersoda untuk Clovis yang dia beli tadi dari mesin penjual di tepi jalan. “Kamu tidak sedang berusaha menyogokku?” tanya Clovis curiga. Tapi tanpa ragu membuka penutup kaleng, langsung menenggak isinya. “Apa Pak Clovis Malory bisa disogok dengan sekaleng minuman?” Clovis tampaknya memang sedang haus, dia terus saja menenggak minumannya. ‘Mungkin saja dia berlari sepanjang perjalanan ke sini,’ batin Meiva menikmati minuman di tangannya sendiri. “Jadi, kamu akan menerima tawaran syuting, atau menolaknya?” tanya Clovis. Meiva mengangguk. “Diterima. Hanya

  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 33

    Keringat membasahi pelipis Meiva, sambil mengigit bibir bawahnya ia menahan kesakitan saat Clovis memegang kakinya kuat. Sebenarnya Meiva masih kesal dengan lelaki itu, tapi kesakitan di kaki mengalahkan egonya. “Pelan-pelan, Clovis. Rasanya sakit banget.” Tubuhnya berada di kursi mobil, sedangkan kedua kakinya menjulur keluar pintu yang terbuka. Clovis berjongkok di bawahnya, menyiramkan air mineral dari botol ke kaki Meiva yang berwarna putih kemerah-merahan. dia memandang luka Meiva serius. “Aaarh! Aduh-aduh ... sakit, sepertinya masih ada kaca di dalamnya.” “Sebaiknya kita ke rumah sakit. Untuk membersihkan sisa-sisa kaca yang masih tertinggal?” Meiva langsung menggeleng. “Kalau ke rumah sakit, mereka pasti akan memberiku bermacam jenis suntikkan. Seperti beberapa waktu lalu. Tidak, aku tidak mau.” Meiva sangat takut melihat jarum suntik. Dia tak mau berhadapan dengan benda tajam itu. Clovis berdecak, mendengar ketakutan Meiva. “Oke, aku akan mencabutnya. Kita bisa mulai?”

  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 32

    DATANG PENUH KHAWATIR Sehari sebelumnya. Pihak casting director, produser dan Sutradara berunding untuk menentukan siapa yang akan dipilih menjadi pemeran utama. Mereka sepakat, kalau Meiva lah orang yang tepat membintangi film yang akan digarap. Kecuali, Produser yang sejak awal terus saja menunjukkan penolakan. Dengan berbagai alasan. "Terlalu beresiko kalau kita memilih Meiva, dia memiliki banyak masalah. Di belakang nanti pasti akan menimbulkan kekecewaan besar bagi masyarakat," ucap produser. "Dengan adanya masalah tentang dia, itu bisa jadi pro kontra, bahkan kalau kita pintar marketing, itu justru bisa mendongkrak popularitas film kita," ucap Sutradara. "Aku setuju, lagi pula yang kita cari karyanya, bukan masalah hidupnya. Apa pun masalah itu terlepas dari urusan kita, kan?" tanya penulis. "Benar. Kalau memang akting Meiva dinilai cocok, kalian harus segera menghubunginya. Minta dia untuk jadi pemeran utama," ucap Clovis yang sejak tadi duduk di kursi paling ujung. Ia

  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi     BAB 31

    MEMBUAT KEKACAUAN! Mereka berdua salah tingkah saat Meiva menatap sinis. Mereka pikir rahasia yang disembunyikan selama ini cukup aman? Tidak! Kini perasaan Meiva pada mereka sudah mati. Sekarang dia hanya muak, tidak sakit hati sama sekali. “Meiv, aku sama sekali tidak mengerti dengan maksudmu. Aku bahkan tidak tahu menahu dengan berita tentang kamu,” ucap Ellen. Tampaknya menginginkan pengakuan dari bibir Ellen tidaklah mudah. “Siapa yang bisa membedakan kamu sedang berakting atau beneran sekarang?” Meiva lagi-lagi membalas dengan kalimat menusuknya. “Alden, Meiva tiba-tiba datang lalu, menuduhku yang bukan-bukan, mengatakan kalau aku tidak suka dia menjadi pemeran utama. Alden, kamu percaya padaku, kan? Selama ini selalu memikirkan tentang Meiva, dan sangat berharap dia mendapat tawaran lagi.” Suara Ellen terdengar mengayun manja dan memelas di hadapan Alden, siapa yang mendengarnya pasti akan muncul rasa simpati. Tapi, tidak dengan Meiva. “Masih saja berakting selayakn

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status