Share

Mulai Beraksi

Author: Anggrek Bulan
last update Last Updated: 2021-10-11 13:15:24

Pesanan Henna Calon Pengantin Suamiku

 

Part 4

Mulai Beraksi

Aku jadi berfikir, kok bisa sih si Karen ini begitu terbuka? Padahal kami belum saling mengenal, dan hanya sebatas hubungan calon costumer dan tukang henna saja, tapi mengapa dia cerita suatu hal yang pribadi gitu ya ke aku?

[Ihh Kak Karen nih baik banget sih ngasih trik gitu. Tapi apa nggak takut nyeritain hal  pribadi kayak gitu ke orang yang baru di kenal? ]

[Aku tuh orangnya nggak pernah mikir aneh-aneh Kak, aku kan berbagi kebaikan, berbagi cara dapetin cowok tajir, dan menurutku itu bukan hal yang pribadi banget deh, biasa saja kok. Eh udahan dulu ya Kak, nih aku mau shopping dulu.]

[Oke Kak, happy shopping ya.]

Tak ada lagi balasan dari Karen berarti, saat ini mereka berdua bakal menghambur-hamburkan uang lagi, ternyata Mas Satrio nggak hanya royal pada keluarganya, tapi juga pada perempuan di luar sana yang bisa memberikan kenikmatan. 

Tapi masak sih aku harus diam saja, padahal harusnya itu 'kan hakku dan Rangga, kenapa malah diberikan pada Karen yang kegatelan itu, aku nggak  boleh diam saja.

"Bik, tolong temani Rangga main sebentar ya, aku mau ke toilet dulu," ucapku berbohong pada Bik Nurma.

"Baik, Bu," jawab Bik Nurma.

Aku pun bergegas masuk ke kamar dan menguncinya dari dalam, rencananya aku akan sedikit berbohong atau merayu pada Mas Satrio dan meminta uang. Aku sengaja masuk ke kamar agar tak kelihatan oleh Rangga, hehehe. Aku tak ingin meracuni otaknya. Aku duduk di ranjang dan bergegas menelepon suamiku itu melalui video call.

Lima kali panggilanku tak mendapat respon darinya, tentu saja, karena saat ini dia sedang membelanjaakan selingkuhannya itu. Tak pantang menyerah, aku pun terus berusaha menghubunginya, aku yakin akhirnya dia pasti risih dengan kelakuanku ini.  Dan dugaanku memang tak pernah meleset, Mas Satrio langsung mengangakat teleponku.

"Ada apa sih, Ma?" ucap Mas Satrio lirih membuka percakapan lewat sambungan telepon itu, pasti takut ketahuan.

"Salamnya mana sih, Pa? Assalamualaikum..." ucapku mencoba tenang dan seakan aku tak pernah tahu tentang perselingkuhannya dengan Karen, meski sesungguhnya ini amatlah sulit.

"Iya...iya. Waalaikumsalam. Ada apa sih, Ma?" tanyanya tetap dengan lirih tapi ada penekanan.

"Ih, kok emosi gitu sih? Salah ya kalau aku nelpon suamiku?"

"Nggak sih, tapi aku 'kan lagi repot. Nanti malam atau besok, aku kan sudah pulang, bisa kan kita bicara di rumah?"

"Nggak bisa Pa, ini harus kita bicarakan sekarang juga, emergency soalnya...hiks hiks hiks." Aku kemudian berusaha agar bisa berpura-pura seperti orang yang sedang menangis.

"Loh Ma, kok nangis sih? Ada apa memangnya? Kamu dan Rangga sehatkan?!" suara Mas Satrio cemas.

Ternyata, meskipun dia berselingkuh dan sedang bersama wanita lain,  hanya dengan membohonginya dengan tangisan palsu, suamiku itu sudah langsung panik saja, kelihatan sekali jika sebenarnya, suamiku itu.

"Aku dan Rangga baik-baik saja kok Pa. Hatiku yang sedang tidak baik, aku sedih dan malu Pa, hiks hiks hiks."

"Ada apa sih, Ma? Bilang dong jangan bikin penasaran. Aku nggak ingin kamu itu bersedih," ucap Mas Satrio tak lagi lirih.

"Tadi ada Dewi dan Sandra, Pa. Teman SMA ku ituloh, mereka memgejekku  Pa, katanya kenapa aku tak kamu belikan mobil? Kata mereka juga, kamu itu suami yang pelit, karena meski banyak uang tapi tak mau membelikanku mobil, mereka bilang kita ini hanya kaya bohongan! Dan aku merasa terhina sekali dengan ucapan mereka itu, Pa!" ucapku sambil terus menangis.

"Ya sudah terus aku harus gimana? Agar mereka tak mengejekmu terus seperti itu?" ucap Mas Satrio.

Hemmm...sepertinya Mas Satrio mulai masuk kedalam rencanaku, dan peluang aku mendapatkan apa yang kumau rasanya akan besar sekali.

"Ya belikan aku mobil baru dong, Pa. Simpel 'kan!" kataku.

"Tapi aku itu kurang seetuju kalau kamu itu menyetir, Ma. Karena aku itu takut kamu sembrono dan ke napa-napa di jalan."

Itulah alasan klasik yang dari dulu selalu di ucapkan Mas Satrio, saat aku meminta dibelikannya sebuah mobil. Biasanya sih, aku akan selalu mengalah dan kembali diam. Namun kali ini aku harus mendapatkan mobil itu.

"Berarti benar dong kata teman-temanku, jika kamu itu nggak sayang sama aku! Kamu itu pelit, Pa. Nggak kayak suaminya teman-temanku yang royal sekali sama istrinya. Ya sudah kalau begitu, mungkin kamu diluaran sana punya wanita lain Pa, hingga kamu nggak pernah mau memberiakan permintaanku ini, hiks hiks hiks." Sandiwara kembali kulakukan.

"Ya ampun Ma, kenapa harus membawa-bawa wanita lain sih? Aku ini nggak mungkin mengianatimu, tak ada wanita lain , Ma. Oke kalau begitu besok, saat aku pulang, kita beli mobil baru untukmu ya,,"  ujar Mas Satrio.

"Nggak aku maunya sekarang! Soalnya kan  pulangnya nggak pasti, pokoknya aku mau siang ini uda punya mobil baru, Pa. Karena nanti sore, temanku itu akan datang lagi, dan bersama dengan lima orang temanku lainnya. Aku nggak mau nanti mereka semua mengejekku lagi. Beliin sekarang ya Mas...pokoknya sekarang," ucapku melemah namun masih emosi.

Belum sempat Mas Satrio menjawab, kudengar suara ketukan pintu dari sana.

Tok tok tokk

"Lama banget sih Yank!"

Aku tentu saja tahu siapa pemilik suara manja dan lembut itu.  Kebetulan nih, hal ini bisa membuat Mas Satrio makin panik, dan pasti akan segera mengabulkan permintaanku.

"Suara siapa itu Pa? Kok pakai panggil-panggil Yank? Jangan-jangan kamu menghianatiku ya?! Jahat kamu Pa..."

Belum selesai ucapanku, ternyata langsung disahutinya, dan itu memang sudah kuduga.

"Hussst...sudah-sudah Ma, itu toilet sebelah kayaknya, jangan mikir macam-macam ya. Ya sudah kutransfer sekarang, beli mobil apa saja sesukamu. Sudah ya!"

Tanpa mennunggu jawaban dariku, panggilan ini langsung diakhiri, dia mungkin terlalu takut jika ketahuan Karen dan marah. Tak sampai lima menit, notifikasi m-bangking sudah masuk ke handphoneku, uang senilai tiga ratus juta rupiah telah masuk.

Ternyata begitu mudah menjarah uang dari Mas  Satrio, kenapa tak dari dulu semua ini kulakukan? Bodohnya aku. Tapi mulai hari ini, aku tak akan mau kalah dari si Karen itu, mari berlomba menghabiskan uang Mas Satrio Bimo.

 

 

 

 

 

 

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Irwin rogate
cerita bagus.
goodnovel comment avatar
Lee Maa
cerita mirip dg judul: orderan kue utk lamaran suamiku
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pesanan Henna Calon Pengantin Suamiku   Ending (Pov Author)

    Pesanan Henna Calon Pengantin SuamikuTerima kasih yang sudah berlanggnan, semoga semua readersku selalu diberi kesehatan dan juga diberi rizki berlimpah oleh Allah.Yang belum berlangganan, jangan lupa berlangganan dulu ya, agar tidak ketinggalan update terbarunya. Tap love dan komentar dari kalian, sangat saya tunggu.Mohon maaf jika ada yang tidak berkenan. Salam cinta buat kalian semua.********************************Ending (pov Author)Dua Minggu KemudianRury, Yudha, Satrio, Delia, anak-anak, Bik Nur dan juga baby sitter-nya Cinta, sedang berada dalam perjalanan menuju sebuah acara pesta pernikahan yang diadakan di sebuah kota kecil dengan jarak tempuh lima jam, dari rumah mereka."Siapa yang nikah sih?" tanya Delia yang tengah hamil tiga bulan saat itu."Mana kutahu, Del? Karen cu

  • Pesanan Henna Calon Pengantin Suamiku   Pertaubatan Di Titik Lelah 2 (Pov Bu Mirna)

    Pesanan Henna Calon Pengantin SuamikuTerima kasih yang sudah berlanggnan, semoga semua readersku selalu diberi kesehatan dan juga diberi rizki berlimpah oleh Allah.Yang belum berlangganan, jangan lupa berlangganan dulu ya, agar tidak ketinggalan update terbarunya. Tap love dan komentar dari kalian, sangat saya tunggu.Mohon maaf jika ada yang tidak berkenan. Salam cinta buat kalian semua.******************************Pertaubatan Di Titik Lelah 2(Pov Bu Mirna)"Maaf, Bun. Beliau ini ibu kandung saya, bukan pembantu," jawab Karen lirih kembali."Ibu? Oh...jadi ini ibu kamu yang katanya tinggal di Jakarta itu?" ucap wanita itu dengan mengangguk-anggukan kepalaku, matanya tetap saja mengulitiku."Iya, Bun...Bu, ini Bu Nyai Siti, mertuanya Karen." Ternyata wanita sombong itu adalah mertuanya Karen, alias besanku.Deng

  • Pesanan Henna Calon Pengantin Suamiku   Pertaubatan Di Titik Lelah 1 (Pov Bu Mirna)

    Pesanan Henna Calon Pengantin SuamikuTerima kasih yang sudah berlanggnan, semoga semua readersku selalu diberi kesehatan dan juga diberi rizki berlimpah oleh Allah.Yang belum berlangganan, jangan lupa berlangganan dulu ya, agar tidak ketinggalan update terbarunya. Tap love dan komentar dari kalian, sangat saya tunggu.Mohon maaf jika ada yang tidak berkenan. Salam cinta buat kalian semua.******************************Pertaubatan Di Titik Lelah 1(Pov Bu Mirna)Ternyata, tinggal bersama anak dan cucu itu, tetap lebih enak dari pada hidup sendiri, meski dalam keadaan bergelimang harta. Seperti saat ini, aku merasa amat bahagia Karen dan juga Cinta.Beberapa bulan tak bertemu, ternyata Cinta banyak berubah, kini dia terlihat lebih bersih, dan amat pintar. Berarti memang Rury itu, merawat cucuku dengan baik. Padahal, dulu kami pernah menorehkan luka m

  • Pesanan Henna Calon Pengantin Suamiku   Rahasia Tuhan (Pov Author)

    Pesanan Henna Calon Pengantin SuamikuTerima kasih yang sudah berlanggnan, semoga semua readersku selalu diberi kesehatan dan juga diberi rizki berlimpah oleh Allah.Yang belum berlangganan, jangan lupa berlangganan dulu ya, agar tidak ketinggalan update terbarunya. Tap love dan komentar dari kalian, sangat saya tunggu.Mohon maaf jika ada yang tidak berkenan. Salam cinta buat kalian semua.******************************Rahasia Tuhan (Pov Author)Tiga Minggu Kemudian"Assalamualikum, Ren. Ada apa tengah malam begini menelepon?" ucap Rury dengan suara paraunya, mengawali obrolan melalui sambungan telepon.Rury yang saat itu baru saja tidur, karena baru saja pulang dari rumah sakit, tentu saja amat kaget saat Karen meneleponnya pukul satu dini hari itu.Sudah tujuh hari ini, Yudha di rawat di rumah sakit, karena telah mengalami kecalak

  • Pesanan Henna Calon Pengantin Suamiku   Bertemu Cinta (Pov Author)

    Pesanan Henna Calon Pengantin SuamikuTerima kasih yang sudah berlanggnan, semoga semua readersku selalu diberi kesehatan dan juga diberi rizki berlimpah oleh Allah.Yang belum berlangganan, jangan lupa berlangganan dulu ya, agar tidak ketinggalan update terbarunya. Tap love dan komentar dari kalian, sangat saya tunggu.Mohon maaf jika ada yang tidak berkenan. Salam cinta buat kalian semua.***************************************Bertemu Cinta(Pov Author)"Kenapa Cinta ada sama Rury? Kamu nggak salah Ren?" tanya Bu Mirna yang menghentikan makannya sejenak.Karen sesaat pun tersenyum, karena dia juga tahu, pasti ibunya akan berkata seperti itu. Lalu, dia menceritakan apa yang terjadi sebenarnya. Bu Mirna pun mendengarkan dengan seksama sembari meneruskan acara makannya.Karen memceritakan pada Ibunya, apa saja yang berhubungan dengan Rury, dimulai saat

  • Pesanan Henna Calon Pengantin Suamiku   Belum Berubah (Pov Author)

    Pesanan Henna Calon Pengantin SuamikuTerima kasih yang sudah berlanggnan, semoga semua readersku selalu diberi kesehatan dan juga diberi rizki berlimpah oleh Allah.Yang belum berlangganan, jangan lupa berlangganan dulu ya, agar tidak ketinggalan update terbarunya. Tap love dan komentar dari kalian, sangat saya tunggu.Mohon maaf jika ada yang tidak berkenan. Salam cinta buat kalian semua.***************************************Belum Berubah(Pov Author)Saat keluar dari kamar, dia tak melihat ada Karen, sejenak kemudian dia mencium aroma bakwan jagung goreng kesukaanya. Dan hal itu membuatnya menuju ke dapur."Lah, Karen mana?" tanyanya pada Bik Nur yang sedang membuat kopi."Nyonya, tadi katanya mau ke kamar, Bu," jawab Bik Nur sopan."Wah...wah, ini semua masakan kesukaanku. Kok pas benar kamu masaknya,.cocok pas aku d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status