Share

Mulai Beraksi

Pesanan Henna Calon Pengantin Suamiku

 

Part 4

Mulai Beraksi

Aku jadi berfikir, kok bisa sih si Karen ini begitu terbuka? Padahal kami belum saling mengenal, dan hanya sebatas hubungan calon costumer dan tukang henna saja, tapi mengapa dia cerita suatu hal yang pribadi gitu ya ke aku?

[Ihh Kak Karen nih baik banget sih ngasih trik gitu. Tapi apa nggak takut nyeritain hal  pribadi kayak gitu ke orang yang baru di kenal? ]

[Aku tuh orangnya nggak pernah mikir aneh-aneh Kak, aku kan berbagi kebaikan, berbagi cara dapetin cowok tajir, dan menurutku itu bukan hal yang pribadi banget deh, biasa saja kok. Eh udahan dulu ya Kak, nih aku mau shopping dulu.]

[Oke Kak, happy shopping ya.]

Tak ada lagi balasan dari Karen berarti, saat ini mereka berdua bakal menghambur-hamburkan uang lagi, ternyata Mas Satrio nggak hanya royal pada keluarganya, tapi juga pada perempuan di luar sana yang bisa memberikan kenikmatan. 

Tapi masak sih aku harus diam saja, padahal harusnya itu 'kan hakku dan Rangga, kenapa malah diberikan pada Karen yang kegatelan itu, aku nggak  boleh diam saja.

"Bik, tolong temani Rangga main sebentar ya, aku mau ke toilet dulu," ucapku berbohong pada Bik Nurma.

"Baik, Bu," jawab Bik Nurma.

Aku pun bergegas masuk ke kamar dan menguncinya dari dalam, rencananya aku akan sedikit berbohong atau merayu pada Mas Satrio dan meminta uang. Aku sengaja masuk ke kamar agar tak kelihatan oleh Rangga, hehehe. Aku tak ingin meracuni otaknya. Aku duduk di ranjang dan bergegas menelepon suamiku itu melalui video call.

Lima kali panggilanku tak mendapat respon darinya, tentu saja, karena saat ini dia sedang membelanjaakan selingkuhannya itu. Tak pantang menyerah, aku pun terus berusaha menghubunginya, aku yakin akhirnya dia pasti risih dengan kelakuanku ini.  Dan dugaanku memang tak pernah meleset, Mas Satrio langsung mengangakat teleponku.

"Ada apa sih, Ma?" ucap Mas Satrio lirih membuka percakapan lewat sambungan telepon itu, pasti takut ketahuan.

"Salamnya mana sih, Pa? Assalamualaikum..." ucapku mencoba tenang dan seakan aku tak pernah tahu tentang perselingkuhannya dengan Karen, meski sesungguhnya ini amatlah sulit.

"Iya...iya. Waalaikumsalam. Ada apa sih, Ma?" tanyanya tetap dengan lirih tapi ada penekanan.

"Ih, kok emosi gitu sih? Salah ya kalau aku nelpon suamiku?"

"Nggak sih, tapi aku 'kan lagi repot. Nanti malam atau besok, aku kan sudah pulang, bisa kan kita bicara di rumah?"

"Nggak bisa Pa, ini harus kita bicarakan sekarang juga, emergency soalnya...hiks hiks hiks." Aku kemudian berusaha agar bisa berpura-pura seperti orang yang sedang menangis.

"Loh Ma, kok nangis sih? Ada apa memangnya? Kamu dan Rangga sehatkan?!" suara Mas Satrio cemas.

Ternyata, meskipun dia berselingkuh dan sedang bersama wanita lain,  hanya dengan membohonginya dengan tangisan palsu, suamiku itu sudah langsung panik saja, kelihatan sekali jika sebenarnya, suamiku itu.

"Aku dan Rangga baik-baik saja kok Pa. Hatiku yang sedang tidak baik, aku sedih dan malu Pa, hiks hiks hiks."

"Ada apa sih, Ma? Bilang dong jangan bikin penasaran. Aku nggak ingin kamu itu bersedih," ucap Mas Satrio tak lagi lirih.

"Tadi ada Dewi dan Sandra, Pa. Teman SMA ku ituloh, mereka memgejekku  Pa, katanya kenapa aku tak kamu belikan mobil? Kata mereka juga, kamu itu suami yang pelit, karena meski banyak uang tapi tak mau membelikanku mobil, mereka bilang kita ini hanya kaya bohongan! Dan aku merasa terhina sekali dengan ucapan mereka itu, Pa!" ucapku sambil terus menangis.

"Ya sudah terus aku harus gimana? Agar mereka tak mengejekmu terus seperti itu?" ucap Mas Satrio.

Hemmm...sepertinya Mas Satrio mulai masuk kedalam rencanaku, dan peluang aku mendapatkan apa yang kumau rasanya akan besar sekali.

"Ya belikan aku mobil baru dong, Pa. Simpel 'kan!" kataku.

"Tapi aku itu kurang seetuju kalau kamu itu menyetir, Ma. Karena aku itu takut kamu sembrono dan ke napa-napa di jalan."

Itulah alasan klasik yang dari dulu selalu di ucapkan Mas Satrio, saat aku meminta dibelikannya sebuah mobil. Biasanya sih, aku akan selalu mengalah dan kembali diam. Namun kali ini aku harus mendapatkan mobil itu.

"Berarti benar dong kata teman-temanku, jika kamu itu nggak sayang sama aku! Kamu itu pelit, Pa. Nggak kayak suaminya teman-temanku yang royal sekali sama istrinya. Ya sudah kalau begitu, mungkin kamu diluaran sana punya wanita lain Pa, hingga kamu nggak pernah mau memberiakan permintaanku ini, hiks hiks hiks." Sandiwara kembali kulakukan.

"Ya ampun Ma, kenapa harus membawa-bawa wanita lain sih? Aku ini nggak mungkin mengianatimu, tak ada wanita lain , Ma. Oke kalau begitu besok, saat aku pulang, kita beli mobil baru untukmu ya,,"  ujar Mas Satrio.

"Nggak aku maunya sekarang! Soalnya kan  pulangnya nggak pasti, pokoknya aku mau siang ini uda punya mobil baru, Pa. Karena nanti sore, temanku itu akan datang lagi, dan bersama dengan lima orang temanku lainnya. Aku nggak mau nanti mereka semua mengejekku lagi. Beliin sekarang ya Mas...pokoknya sekarang," ucapku melemah namun masih emosi.

Belum sempat Mas Satrio menjawab, kudengar suara ketukan pintu dari sana.

Tok tok tokk

"Lama banget sih Yank!"

Aku tentu saja tahu siapa pemilik suara manja dan lembut itu.  Kebetulan nih, hal ini bisa membuat Mas Satrio makin panik, dan pasti akan segera mengabulkan permintaanku.

"Suara siapa itu Pa? Kok pakai panggil-panggil Yank? Jangan-jangan kamu menghianatiku ya?! Jahat kamu Pa..."

Belum selesai ucapanku, ternyata langsung disahutinya, dan itu memang sudah kuduga.

"Hussst...sudah-sudah Ma, itu toilet sebelah kayaknya, jangan mikir macam-macam ya. Ya sudah kutransfer sekarang, beli mobil apa saja sesukamu. Sudah ya!"

Tanpa mennunggu jawaban dariku, panggilan ini langsung diakhiri, dia mungkin terlalu takut jika ketahuan Karen dan marah. Tak sampai lima menit, notifikasi m-bangking sudah masuk ke handphoneku, uang senilai tiga ratus juta rupiah telah masuk.

Ternyata begitu mudah menjarah uang dari Mas  Satrio, kenapa tak dari dulu semua ini kulakukan? Bodohnya aku. Tapi mulai hari ini, aku tak akan mau kalah dari si Karen itu, mari berlomba menghabiskan uang Mas Satrio Bimo.

 

 

 

 

 

 

 

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Irwin rogate
cerita bagus.
goodnovel comment avatar
Lee Maa
cerita mirip dg judul: orderan kue utk lamaran suamiku
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status