Share

Bab 4 Say No To Be Norak

Raina tidak pernah terpikir satu detik pun untuk berkenalan dengan Irham Nusahakam. Anes tahu betul bagaimana wanita itu mengomel tiap kali melihat mahasiswi-mahasiswi terpaku melihat sosok dosen tersebut melintasi mereka. Celetukan-celetukan pedas keluar dari bibir tipisnya. Tatapan mupeng teman-teman dianggap norak. Lucu, nggak, sih, bila akhirnya dia yang berakhir menikah dengan ... you know who?

Anes dan Raina duduk berhadapan di Kafe Kedap-kedip yang berada tak jauh dari gerbang kampus. Dengan usilnya, Anes menyodorkan kentang goreng ke mulut sahabatnya. "Makan biar berpikir jernih!"

"Apaan, sih? Pikiran gue udah bening begini." Raina tetap mengunyah kentang tadi.

"Kita reka ulang adegan," ucap Anes.

"Apaan?" Raina menyedot jus buah naga ya yang kalah merah dari warna kemeja Anes hari ini.

"Pak Irham, nggak mungkin tiba-tiba ngajak nikah. Pasti, dia udah mantau lo dari lama."

"Tapi gue nggak merasa dia mantau gue. Tiba-tiba aja semua."

Anes merapikan poni. Dahinya sudah berkeringat karena rasa pedas saus sambal yang sedang dinikmatinya. "Kelas pertama lo nggak masuk. Terus, kan lo dipanggil, tuh, ke ruangannya. Lo dateng?"

"Oh, yang itu? Nggak. Gue, kan, izin sakit."

"Lho, 'kan, udah gue kasih info, dipanggil sama Pak Irham!"

"Males," ucap Raina. Dia menandaskan minumannya dan kembali menatap Anes.

"Pertemuan kedua. Lagi ada jam, lo malah asyik ngegambar. Dia notice lo, 'kan? Eh, dia emang notis lo berkali-kali, dong?" Anes kembali menyodorkan kentang goreng ke mulut Raina yang pasrah menerima.

"Apaan, sih? Cuma dua kali doang."

"Dua kali doang? Lo pikir gue kalo absen bakalan dipanggil ke ruangannya? Nggak, 'kan?"

"Coba aja!" Raina memutar mata malas.

Anes kembali menyodorkan kentang goreng kriuk ke mulut Raina. Namun, belum sempat Raina memakannya, kentang itu jatuh seiring ekspresi Anes yang terkesiap. Wanita itu seperti sedang melihat artis masuk kafe.

Segala tingkah aneh Anes sudah mendarah daging. Raina tidak peduli. Dia tetap fokus mencomot kentang di hadapan Anes dan memakannya. "Mingkem!" serunya kesal melihat Anes frozen.

Raina tiba-tiba sadar beberapa pengunjung kafe yang mayoritas mahasiswa di Universitas Indraprasta itu kompak menatap mejanya. "Gue salah apa? Kok kayak ada trouble gitu di meja kita?"

"Salahin calon jodoh lo yang ganteng!" bisik Anes dengan badan agak mendekat ke hadapan Raina.

Deg! Raina tersenyum. "Ada Adli di belakang gue?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status