Share

43. Konspirasi yang Rapi

"Apa maksudnya, Dok?" tanya Tiffara meyakinkan.

"Putri Nyonya tidak tertolong," gumamnya sedih.

"Ruhiiiiii!" jerit Tiffara histris.

"Tidak mungkin!" teriak Ahem.

Ahem dan Tiffara bersamaan berlari menghampiri putri kesayangannya. Perawat hendak melepas alat medis yang terhubung dengan tubuh Ruhi.

"Ruhi, bangun Sayang! Dengarkan mama baik-baik, mama sangat menyayangi kamu, mama merindukanmu, Sayang! Bangun, Ruhi! Ini mama, Sayang! Beri kesempatan mama untuk menemanimu, menyayangimu!" runtuk Tiffara sambil tangannya menggoyang-goyangkan tubuh mungil yang sudah tidak berdaya itu.

"Ambil saja nyawa mama, Sayang, ambil nafas mama!" teriaknya sambil meniupkan dengan kuat nafasnya di mulut Ruhi. "Kamu harus hidup untuk mama, Sayang! Mama juga ingin hidup untukmu, kau dengar kan?" katanya sambil menepuk-nepuk dada Ruhi dengan keras

"Apa yang kamu lakukan, Melo? Hentikan!" teriak Ahem marah. "Kamu sudah gila ya?" lanjutnya.

"Iya

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status