Pesona Duda Keren

Pesona Duda Keren

Oleh:  Roesaline  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
41 Peringkat
52Bab
8.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Hidup selalu membenturkan pada kenyataan, ketidaksetiaan, dan pengkhianatan. Hati yang mengeras membuatnya posesif pada diri sendiri dan kedua buah hatinya. Kelumpuhan karena kecelakaan tetap membuatnya kuat demi melindungi anak-anaknya . Orang-orang rakus sedang mengelilinginya dan bersiasat untuk menyingkirkannya. Hidup seorang Dosen Ahem hambar, tercekam ketakutan dan ketidak percayaan pada orang-orang di sekelilingnya. Cinta merupakan antipati karena pernah melukai. Persetan dengan cinta. Datang mahasiswi cantik Tifara Melodia, dapatkah dia menghancurkan gunung es itu?

Lihat lebih banyak
Pesona Duda Keren Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Galuh Arum
di lanjutkan keren
2022-02-21 22:15:14
0
user avatar
Flobamora_Tuka
Uhuk.. duren.. asik
2022-02-09 14:59:26
0
user avatar
Pratiwi
Ceritanya menarik, semangat up ya kak
2021-10-12 19:55:33
0
user avatar
Teguh Tok
Brsambung....
2021-10-02 12:04:50
0
user avatar
Dian Apriria
Bagus sekali, Thor. Pengen terus baca...
2021-09-17 19:50:07
0
user avatar
tuanputri
Sempet bingung Ahem itu apa. wkwk, ternyata nama. sukak banget sama ceritanya, makasih ya Thor
2021-09-01 12:03:58
0
user avatar
J Shara
Lucu namanya, ke' ahem ahem gitu >.< Lanjut thorr, jangan lama2 ya updatenya
2021-09-01 11:31:55
0
user avatar
Rama Sipit
Ahem Ahem banget nih (. ❛ ᴗ ❛.) Semangat nulisnya Thor
2021-09-01 11:25:12
0
user avatar
Cathalea
Dari sinopsisnya menarik banget nih. Semangat up ya, thor. Auto add to library, nih.
2021-09-01 11:24:15
0
user avatar
Ervin Warda
bermusuhan karena memperebutkan seorang wanita emg mengerikan. ceritanya seru, kak. semangat nulisnya!
2021-08-17 16:06:36
0
user avatar
Senja Kelabu
lucu kak, duren..........
2021-08-16 21:42:36
0
user avatar
Diganti Mawaddah
seru ... lanjutkan, Kak
2021-08-16 17:21:05
0
user avatar
nailazhw
Beruntung banget ya jadi anaknya dosen Ahem
2021-08-15 09:58:21
0
user avatar
Wiselovehope
Ahem-ahem banget ya (≧∇≦)/ seruuu, lanjutkan..
2021-08-14 21:45:56
1
user avatar
Bima Kai
sangat menarik thor
2021-08-11 18:42:08
0
  • 1
  • 2
  • 3
52 Bab
1. Ahem Terjebak
Perlahan Ahem membuka matanya karena mendengar seseorang sedang menangis. Ahem segera beranjak bangun dari tidurnya. Dia melihat seorang gadis duduk di lantai dengan kedua kakinya ditekuk dan dipeluknya. Wajahnya disembunyikan dengan suara tangisnya yang tersedu-sedu. Seragam abu-abu putih berserakan di lantai di sekitar gadis itu duduk. Separuh selimut jatuh terjuntai membungkus tubuhnya. "Siapa kamu? Apa yang kamu lakukan di kamarku?" teriak Ahem bingung sambil mengingat-ingat sesuatu, tapi tetap saja tak dapat mengingatnya. "Kenapa kamu melakukan ini padaku?" tanya gadis itu sambil mengangkat wajahnya dan memandang tajam ke arah Ahem. Ada kebencian, muak dan jijik serta dendam saat menatap wajah Ahem. Tiffara Manahan amarahnya yang meluap-luap. Ahem terbelalak kaget melihat gadis itu ternyata Tifara, adiknya Bagas. Bagas adalah musuh bebuyutannya. Dia orang yang merenggut Diva dari pelukannya. "Bagaimana dia berada di kamarku?" tanyanya dalam hati sambil mengin
Baca selengkapnya
2. Ahem Akan Menjadi Ayah
     Tiffara harus menyembunyikan trauma karena perkosaan itu dari Bagas kakaknya. Dia tidak mau kemarahan Bagas tak terkendalikan, dan akan berbuat nekat. Dia tidak mau kakaknya tersangkut hukum dan membuatnya masuk bui. Dia juga tidak mau hidup sendiri di rumah sebesar itu. Hanya bersama dua orang pembantu tentu rasanya tetap berbeda. Hidupnya sudah kesepian bila Bagas sedang sibuk di kantornya. Akan lebih kesepian lagi bila membayangkan dia hidup di bui untuk jangka waktu yang tidak sebentar. Tiffa tidak ingin itu semua terjadi. Satu-satunya teman hidupnya sejak kecil adalah kakaknya seorang, yaitu Bagas.      Berhari-hari Tiffa tidak berani keluar kamar, hatinya begitu hancur bila mengingat kejadian beberapa hari yang lalu.     "Mbok Darsih, mana Tiffa? Dia tidak sekolah kok belum keluar kamar? Suruh dia keluar dan sarapan!" titah Bagas.     "Iya Mas." Jawab Darsih.      Bergegas Dar
Baca selengkapnya
3. Keteguhan Hati Ahem
     Ahem duduk termenung, didekat ranjang Tiffa terbaring. Dia memandang tajam gadis yang tergolek tak berdaya di depan matanya.    "Kamu cantik sekali, imut....tapi sama sekali kamu bukan tipe aku. Diva lah tipe aku, dia tinggi, sintal bak gitar Spanyol putih dan cantik. Tapi kakakmu merebutnya dariku. Aku sudah dua tahun berpacaran, tapi dia berani menggodanya." Pikirnya dalam hati.    Ahem sendirian, papa dan mamanya keluar untuk mencari makan malam, setelah sejak siang berada di rumah sakit. Dia juga berpamitan pulang untuk mandi dan mengambilkan baju buat Tiffara.    Titin berpesan untuk secepatnya mengabari kakaknya tentang keadaan Tiffara. Tapi dia ragu, membayangkan amukan Bagas apalagi situasi di rumah sakit membuatnya berulang-ulang berpikir.    Berkali-kali ponsel Tiffara berdering dari Bagas, pasti dia sangat mengkhawatirkannya.     "Bagaimana aku menceritakan k
Baca selengkapnya
4. Ahem Menikah
    Entah apa yang sedang Ahem pikirkan, yang jelas keadaan membuatnya harus menikahi Tiffara. Sekalipun hatinya tak pernah bisa berpaling dari Diva. Selain itu dia sedang memikirkan bayi kembar yang sedang dalam kandungan Tiffara. Dia tidak ingin bayinya lahir tanpa status yang jelas.     Berbeda dengan Abidin yang menginginkan Ahem menikah dengan Dania, anak dari Handoko sahabat bisnisnya. Seolah rencana itu tak akan pernah padam sebelum kesampaian. Dania anak tunggal dan perusahaan papanya hampir menyebar ke seluruh Indonesia. Ujung-ujungnya tetap karena harta dan tahta membuat Abidin kekeh dengan perjodohannya.    Bagas sebagai kakak sekaligus orangtua buat Tiffara selalu menginginkan yang terbaik. Ternyata Tiffara sendiri berubah pikiran, dia  bersedia menikah dan menunda kuliahnya demi kelahiran sang buah hatinya.    Sebenarnya Bagas ragu dengan keputusan Tiffara, tapi apa boleh buat dia sendiri berubah
Baca selengkapnya
5. Ahem Bukan Kucing Garong
     Ahem dengan gugup dan malu menanggalkan gaun penganten dengan hati-hati. Takut kalau-kalau tiba-tiba Tiffara tersadar dan berontak, maka dia akan mendapat malu. Setelah gaun itu berhasil dilepasnya, kini dia mendapati baju korset yang sangat banyak dan berbaris kancingnya. Dia semakin gugup, bagaimana dia harus dengan hati-hati dan membutuhkan waktu yang lama untuk membukanya.     "Apaan ini? Bagaimana aku terjebak dengan keadaan seperti ini? Mama, aku benci situasi ini!" pekiknya dalam hati.    Ahem terpaksa dengan telaten membuka satu persatu kancing korsetnya.     "Ini harus dilepas dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas ya? Kalau dari atas nanti bukit kembarnya nampak duluan." Pikirnya sambil cengar-cengir sendirian. "Atau dari bawah aja duluan ya.  Duh rumit juga sih baju wanita, kenapa aku harus malu, dia kan udah halal." Pikirnya dalam hati. "Ah tidak meskipun dia istriku aku tidak mu
Baca selengkapnya
6. Ahem Dalam Dilema
     Ahem masih menunggu jawaban dari Tiffara, dia memandang penuh selidik. Karena Tiffara masih diam, Ahem merasa kalau dia keberatan kalau Ahem mengantar Diva pulang. Membayangkan  wanita sedang mabuk di Club malam sendirian khawatir juga. Takut lelaki iseng akan mejebaknya dan memperkosanya.     Akhirnya dengan berat hati Ahem menutup pintu kamar begitu mereka berdua sudah masuk.     "Pergilah, kasihan Mbak Diva dalam bahaya, malam-malam seperti ini berada di luar sendirian!" Tiffara memberi izin.     "Kamu yakin?" tanya Ahem ragu.     "Cepat antar dia pulang! Aku menunggumu disini!" ujarnya pelan dan berat.      Ternyata rasa kemanusiaannya mengalahkan egonya. Itu semua karena kebaikan hati nurani Tiffara.      "Aku berjanji secepatnya kembali!" janji Ahem.      Akhirnya Ahem ganti baju, mengambil jaket dan pergi keluar.
Baca selengkapnya
7. Ahem Mulai Goyah
     Ahem mencoba meyakinkan pada Tiffara lewat balik pintu kamarnya. Hati yang luas bak samudra itu pun begitu mudah memaafkannya. Dia membukakan pintu kamarnya.     Ahem melirik jam di atas meja yang menunjukkan hampir pukul 04.00. Dia tak menyangka waktu begitu cepat berlalu.  Ahem sadar, Tiffara pasti sedang menunggunya, hingga dia belum tidur.     Ahem merasa kesal pada hati dan pikirannya yang tidak pernah mau sejalan. Bila dia berada di dekat Tiffara, yang ada hanya rasa kasihan dan rasa berdosa. Berbeda bila dekat dengan Diva, yang ada rasa cinta dan nafsu yang selalu bergelora. Tapi kekuatan pikirannya selalu bisa mengendalikan dirinya. Seperti dalam moto hidupnya, "Sebelum malam pertama aku tak akan melepas perjakaku dan tak akan mengambil keperwananmu." Meskipun motto itu  akhirnya telah dihancurkan pada sore terkutuk itu.     Cinta dan nafsu yang bergelora selalu runtuh hanya de
Baca selengkapnya
8. Ahem Terluka Lagi
     Kesedihan Bagas bukan karena Diva yang berkhianat, tapi lebih ke perasaan  Tiffara. Adik kesayangannya itu sudah seolah menjadi jiwanya. Dia selalu dalam diam menahan kesedihannya. Bagas membayangkan dengan senyum tulusnya, dia menelan segala kesedihannya sendiri.    "Aku tidak bersedih wanita jalang macam kamu mengkhianati ku, aku justru bersukur mengetahuimu lebih awal. Tapi Tiffa ku, dia nafasku...aku tidak bisa hidup tanpa dia. Aku akan membawa adikku pulang, itu kalau memang kamu tidak bisa membuatnya bahagia!" gumam Bagas sedih dengan air matanya yang bergulir.    "Jangan Bagas! Jangan bawa dia pergi, aku akan pulang sekarang juga!" janji Ahem.    Bagas tanpa menghiraukannya lagi dia melangkah pergi. Dengan tegap tanpa berpaling lagi dia berjalan menuju mobilnya, dan melajukan mobilnya pergi.    "Tidak Ahem! Kamu tidak boleh pergi!  Berani selangkah kamu meninggalkan aku, aku
Baca selengkapnya
9. Malam Perpisahan Yang Ternoda
     Sehabis sarapan pagi, Ahem bersiap mengantar Tiffara pergi periksa dokter. Titin senang sekali saat-saat dia melihat calon cucunya di layar monetor. Detak jantungnya sangat kuat, dokter bilang bayi sangat sehat.     "Hanya saja ada masalah pada mamanya. Dia mengandung bayi kembar dan beresiko di usia yang masih muda. Kandungannya lemah, dia harus badrest untuk beberapa bulan ke depan dan yang terpenting lagi, dia tidak boleh stres." Dokter memaparkan kesehatan Tiffa yang sangat beresiko.    "Jadi ini berbahaya bila istri saya stres, dokter?" Ahem bertanya dengan hati-hati.    "Ini berbahaya buat keduanya, bisa mengakibatkan terburuknya  pendarahan bahkan keguguran." Dokter menjelaskan kembali dengan hati-hati juga.    "Sudah jangan khawatir, Oma akan menjaga keduanya sayang...mamanya juga cucu-cucu Oma." Titin menghibur Ahem. "Cucuku sayang, sekarang papa ngantar kalian periksa, tap
Baca selengkapnya
10. Trauma Tiffara Karena Ahem
     Seperti disambar petir rasanya, menyaksikan istri sedang berada dalam dekapan kakaknya. Terlihat jelas wajah Tiffa yang tenang dan nyaman menikmatinya.      "Ini malam terakhir bagi kita, Kak Ahem. Aku ingin kita menghabiskannya bersama anak-anak kita. Terima kasih kamu menepati janjimu untuk bertemu Diva hanya sebentar." Kata Tiffa dengan lembut dan manja. "Sekalipun kita tidak saling mencintai tidak ada salahnya kita bersahabat demi anak-anak kita." Lanjutnya.     "Kita hanya bersahabat?" sahut Vigo pelan.      Tiffa sontak menarik tubuhnya dengan kuat dan setengah mendorong Virgo, sehingga dia terpental dua langkah ke belakang. Tiffa menatap tajam dan takut, untuk kedua kalinya dia melakukan hal yang sama. Dia menyesal begitu ceroboh tanpa melihat dengan seksama siapa orang yang mengetuk pintu. Dia asal memeluk begitu saja.      Ahem berdiri terpaku menahan sakit hatinya. Bu
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status