Share

Ch. 114 Undangan

Penulis: Selfie Hurtness
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-27 13:55:50

Gina tengah bersiap menerima pasien selanjutnya ketika pintu itu terbuka dan sosok itu berdiri di sana. Sejenak Gina terkejut, ia mematung sesaat sampai kemudian lelaki itu tersenyum dan melangkah masuk ke dalam.

Ada secercah perasaan bangga dan sedih yang menyeruak menjadi satu dalam hati Gina. Ia bangga lelaki ini yang dulu menikahi anaknya, namun ia juga sedih, rasanya tidak rela melepas lelaki sepotensial ini begitu saja. Namun apa boleh buat?

"Jo harap, Mama tidak sedang sibuk." ucapnya sembari berdiri di depan meja praktek Gina.

"Sesibuk apapun, mama akan tetap sediakan waktu buat kamu, Jo. Silahkan duduk." Gina tersenyum, jujur ia malu berhadapan dengan Jonathan jika teringat apa yang sudah dia lakukan kemarin.

"Apa yang membuatmu kemari, Jo? Sabrina baik-baik saja, kan?" tanya Gina mendadak khawatir, apakah ini ada hubungannya dengan Sabrina.

Jonathan tidak menjawab, ia hanya tersenyum lalu menyodorkan sesuatu ke atas meja.

Gina mematung, benda itu ... mata Gina memerah,
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Rheia
libur ya thor?
goodnovel comment avatar
Rheia
ditunggu updatenya thor
goodnovel comment avatar
Marlien Cute
Mas Jo sudah ga sabar pingin kabulkan permintaan calon Mertua/mang sudah ga sabar ml with Asha. Wkwkwk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 116 Serpihan Sesal

    Dimas melangkah lesu dengan kawalan seorang petugas rutan di belakangnya. Ada tamu yang datang mengunjungi dia, entah siapa, namun hati kecil Dimas mengatakan bahwa ibunya lah yang datang. Dan benar saja, sosok itu tertangkap mata sudah duduk menanti dirinya. Senyum Dimas mengembang, meski dia pernah terluka dan begitu sakit akibat perkataan ibunya, namun mau bagaimana pun, Darmi tetap ibunya, wanita yang melahirkan dan merawatnya selama ini. "Waktunya seperti biasa, ya?"Dimas hanya mengangguk pelan, duduk di kursi yang sediakan dan menatap ibunya yang langsung menangis melihat Dimas dengan kondisinya yang sekarang. Tidak ada lagi Dimas yang gagah dan tampan seperti dulu. Ia nampak sangat kurus dan tak terawat. "Ibu selalu deh begini, jangan nangis begitu, dong!" ucap Dimas sembari meraih tangan ibunya. "Gimana ibu nggak nangis, Dim? Lihat kondisi kamu sekarang ini!" ucap Darmi berbaur dengan isak tangis. Dimas tersenyum getir, mau bagaimana lagi? Dia tidak punya kesempatan unt

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 115 Diusir

    "Hai!"Asha menoleh, nampak Jonathan yang masih dengan pakaian dinas itu muncul di depan pintu. Senyum Asha merekah, ia memilih tetap diam di tempat karena Jonathan yang lebih dulu melangkah masuk menghampirinya. "Loh, sendiri?" tanya Jonathan sembari meletakkan kantong plastik belanjaan itu di atas nakas. "Bina sama papa tadi, Mas. Kamu langsung ke sini?" sebenarnya tanpa perlu bertanya, Asha sudah tahu Jonathan tidak pulang dulu kerumah tadi. "Kenapa? Ini rumahku juga." jawabnya santai. Mendengar itu Asha kontan mencebik, ia meraih plastik yang tadi Jonathan bawa, membukanya dan terbelalak kaget melihat isi dari plastik itu. "Mas!" pekik Asha dengan ekspresi terkejut. "Aku nggak tahu harus yang merek apa, ukuran berapa, jadi ya aku beli aja semua. Lagian kamu juga susah banget dihubungi." sahut Jonathan santai lalu melangkah menuju jendela. Ini kamar Jonathan ketika masih belum menikah dulu. Meskipun mereka sudah tidur bahkan sampai Asha hamil, mereka tidak boleh lagi serumah

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 114 Undangan

    Gina tengah bersiap menerima pasien selanjutnya ketika pintu itu terbuka dan sosok itu berdiri di sana. Sejenak Gina terkejut, ia mematung sesaat sampai kemudian lelaki itu tersenyum dan melangkah masuk ke dalam. Ada secercah perasaan bangga dan sedih yang menyeruak menjadi satu dalam hati Gina. Ia bangga lelaki ini yang dulu menikahi anaknya, namun ia juga sedih, rasanya tidak rela melepas lelaki sepotensial ini begitu saja. Namun apa boleh buat? "Jo harap, Mama tidak sedang sibuk." ucapnya sembari berdiri di depan meja praktek Gina. "Sesibuk apapun, mama akan tetap sediakan waktu buat kamu, Jo. Silahkan duduk." Gina tersenyum, jujur ia malu berhadapan dengan Jonathan jika teringat apa yang sudah dia lakukan kemarin. "Apa yang membuatmu kemari, Jo? Sabrina baik-baik saja, kan?" tanya Gina mendadak khawatir, apakah ini ada hubungannya dengan Sabrina. Jonathan tidak menjawab, ia hanya tersenyum lalu menyodorkan sesuatu ke atas meja.Gina mematung, benda itu ... mata Gina memerah,

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 113 Full Of Love (4)

    "Yasudah, kalau mereka maunya begitu kenapa kalian harus memaksa?" Raharjo nampak santai, ia duduk dengan secangkir kopi di tangan. "Asha itu satu-satunya anak perempuan kami, Pa. Ingin Nata buatkan pesta meriah untuk pernikahannya kali ini." desis Nata kekeuh, ia memohon bantuan mertuanya supaya baik Asha maupun Jonathan setuju dan mau diadakan resepsi untuk pernikahan mereka. "Tapi merekanya nggak mau, ikuti ajalah mau mereka. Kalo mereka maunya intimate wedding, yaudah turutin aja." kembali Raharjo mengungkapkan pendapatnya, cenderung pro pada pasangan itu daripada menantunya ini. Nata menghela napas panjang, sia-sia sudah ia memohon dan memelas di hadapan Raharjo. Dia tidak mendapatkan dukungan seperti yang Nata harapkan! "Lagipula benar kata Jonathan, daripada pesta pernikahan mewah itu, lebih penting kesehatanmu dulu. Fokuslah pada pengobatanmu. Kesembuhan kamu lebih penting dari segala-galanya, Ta." nasehat Raharjo dengan nada lembut. "Nata ma--""Aku tidak ingin anakku ja

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 112 Full Of Love (3)

    "Sabrina biar di sini sama Asha, kamu sama Jonathan bisa pulang urusin pekerjaan kalian dulu, Ren." ucap Diana sembari menatap Reni dengan serius. Reni tersenyum, kepalanya menggeleng perlahan. "Aku nggak bisa mutusin, Na. Biar bapaknya aja yang mutusin. Nanti dia maunya gimana, aku cuma ngikut aja."Diana sedikit tertegun, sejenak ia tersenyum, mempersilahkan Reni duduk di sofa yang ada di tengah ruang tamu. Asha sudah diperbolehkan pulang, kondisinya sudah lebih baik, meskipun ada beberapa hal yang harus dia hindari dan rutin kontrol tentunya. "Asha pasti beruntung banget punya kamu sebagai ibu mertua, Ren. Titip Asha, ya?" ucap Diana dengan nada lirih, matanya memerah, ia sudah hampir menangis lagi! "Bukan aku yang beruntung, tapi Jo. Dia dapat pengganti bukan hanya untuk dirinya sendiri tapi juga Sabrina. Asha sayang banget sama Sabrina udah kayak anak sendiri."Kini Diana benar-benar menangis. Ia seharusnya sudah punya cucu dari Asha, namun takdir berkata lain. Perlakuan kelu

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 111 Full Of Love (2)

    "Bina?" Asha yang baru saja keluar dari kamar mandi kontan memekik bahagia ketika mendapati Sabrina ada dalam gendongan Diana. Ia hendak menghambur menghampiri bayi yang langsung antusias melihatnya ketika tangan Jonathan mencekal lengan Asha, membuat Asha menoleh dan menatap Jonathan dengan tatapan tidak mengerti. "Ingat kalau bahu kamu masih cidera, kan?" tanyanya dengan nada khawatir, "Jangan gendong Sabrina dulu, ya!"Nampak wajah Asha menyimpan kecewa. Teriakan Sabrina membuat Asha segera tersadar, menoleh kembali dan melangkah menghampiri Sabrina yang nampak tidak sabar melihat kehadiran Asha. "Kangen sama ibunmu, ya?" goda Reni yang matanya berkaca-kaca melihat interaksi itu. "Ibun belum bisa gendong, ya? Nggak apa-apa, kan? Nanti bobo sama ibun lagi, oke?" Asha mengusap lembut pipi Sabrina, matanya berkaca-kaca dan sedetik kemudian air matanya menitik. Tangis Asha pecah, ia meraih Sabrina dalam gendongan Diana, memeluk bayi itu dengan satu tangan lalu menciuminya dengan p

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status