Share

Ch. 23 Supermarket

Penulis: Selfie Hurtness
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-22 20:55:01

"Biar Asha yang beli, Mbok."

Asha muncul ketika mbok Iin kebingungan, beberapa bumbu dapur ternyata habis, padahal ia masih harus masak beberapa hidangan.

"Non Bina?" tanya mbok Iin dengan wajah yang masih panik.

"Kan ada ibu, itu lagi sama ibu. Jadi nggak apa-apa biar Asha yang belikan."

Wajah tegang itu berangsur tenang, ia tersenyum sembari melangkah menuju pintu yang tak jauh dari dapur. Tak beberapa lama, sosok itu kembali muncul dengan membawa dompet.

"Apa-apa yang harus dibeli, simbok chat aja, ya?" ujarnya sembari menyodorkan dua lembar uang seratus ribuan.

"Siap kalau gitu, Mbok. Asha pamit sama ibu dulu." ucap Asha sembari membalikkan badan.

"Kunci motor ada di dekat pintu garasi, ya!"

Asha menoleh, menganggukan kepala sembari tersenyum. Ia segera menapaki anak tangga, mencari keberadaan Reni yang sedari tadi tidak terlihat.

Samar-samar Asha mendengar percakapan yang berasal dari kamar Jonathan, dengan segera Asha mendekat, mengetuk pintu yang terbuka sedikit dan menun
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Marlien Cute
So sweet banget dokter Jonathan anterin Asha ke Supermarket.
goodnovel comment avatar
dinaningtyasna
trus pak jo nongol, lha dalah makin "panas" tuh rival mana hot duda sugehh pisan
goodnovel comment avatar
Ulum
mertua /mantan?...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 80 Klimaks

    Asha melupakan semua rasa sakit dan kepanikannya, ia lebih panik menatap wajah Ista. Sepupunya itu segera turun dari mobil, meraih ke dua tangganya dan segera berucap. "Demi apapun, Sha, kamu harus balik sekarang!" ucap Ista dengan mimik serius. "Balik? Sekarang? Ta--""PAPAMU, ASHA! PAPAMU!" potong Ista cepat, matanya menatap langsung ke mata Asha. Seketika Asha membelalak, ia segera melupakan segala tuduhan keji yang ditayangkan padanya, perlakuan kasar yang dilakukan perempuan itu, Jonathan bahkan Sabrina, mereka seolah menguap dari otak Asha seketika. Tanpa bertanya lebih lanjut, Asha segera menarik Ista masuk dalam mobil. Ekspresi wajah dan sorot mata Ista tidak dibuat-buat membuat Asha kini dicengkeram ketakutan yang luar biasa. "Papa aku kenapa, Ta? Dia baik-baik saja, kan?" tanya Asha kembali panik, kali ini dengan perkara yang berbeda. Ditanya begitu, bukannya menjawab, Ista malah menangis. Tangisnya pecah, ia sesegukan yang makin membuat Asha rasanya ingin menjerit sak

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 79 Eksekusi

    "I-ibu?"Bukan salah Asha terkejut mendapati perempuan itu muncul di rumah Jonathan, bukankah dia mengatakan bahwa tidak akan kemari selama Asha masih ada di sini? "Kenapa? Kamu nggak suka saya ada di sini?" sahut suara itu ketus. "Oh ... bu-bukan begitu, Ibu." Asha tergagap, "Saya sama sekali tidak berpikiran begitu.""Mana Sabrina?""Ada di ruang atas, Bu. Sedang sama Non Nea." jawab Asha dengan wajah tertunduk. Tanpa banyak bicara, Gina segera melangkah menapaki anak tangga, hati Asha mendadak risau, entah mengapa perasaan Asha jadi tidak enak. Asha mendadak gusar, ada apa ini? Apakah karena kehadiran Gina yang tidak biasa? Atau akan ada sesuatu yang terjadi? Asha menghela napas panjang, ia berusaha menenangkan diri. Dengan langkah ragu, Asha ikut naik ke lantai atas. Jantungnya berdegup dua kali lebih cepat, berkali-kali Asha berbisik pada dirinya sendiri, berusaha agar tidak panik dan tidak berpikiran buruk. Namun semakin Asha menenangkan diri, ia malah semakin tidak karuan.

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 78 Detik-detik

    "Pagi!"Cup! Asha terkejut, bukan karena sapaan selamat pagi yang mendadak itu, tetapi karena kecupan tiba-tiba yang Jonathan layangkan padanya. Mata mereka bertemu, melihat senyum hangat di wajah itu, mau tak mau Asha ikut tersenyum. Membuat lelaki itu tertawa kecil lalu meraih dan mendekap tubuhnya. "Tau nggak sih meluk kamu kayak gini tuh rasanya nyaman banget, Sha!" bisik Jonathan sembari mencium aroma rambut Asha. "Senyaman apa?" pancing Asha ambil mengusap punggung lelaki itu. "Nyamannya sampai nggak bisa diungkapin dengan kata-kata."Asha tertawa, ia melepaskan tubuh Jonathan yang memeluknya itu, mata mereka kembali bertemu, masih dengan senyum hangat Jonathan yang membuat hari Asha begitu indah rasanya. "Aku agak malam pulang hari ini." ucap Jonathan kemudian. "Ada banyak jadwal operasi?" tanya Asha sembari mengusap lembut pipi Jonathan. "Rumah sakit kedatangan tim asesor, dari BPJS juga mau ada meeting sama petinggi yang lain, Sayang. Jadi mungkin malam pulangnya." pa

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 77 Harus Pulang!

    "Yakin kamu mereka pacaran?" tanya Gina dengan wajah serius. Ia tengah berada di kamar Nea sekarang, menunggu cerita anaknya tentang apa-apa saja informasi penting yang dia dapat di rumah menantunya. "Kalo nggak pacaran terus apa, Ma?" ujar Nea balik bertanya. "Buket kembangnya segede gaban! Jutaan itu tadi harganya!" tegas Nea berapi-api. Dia melihat langsung dengan mata kepala sendiri bunga yang ada di kamar Sabrina yang juga menjadi kamar Asha itu. Sebesar itu dan bunga mawar semua! "Kalau itu dari Jonathan? Bagaimana?"Seketika wajah Nea berubah, dari wajah penuh antusiasme, berubah jadi bimbang. Keningnya berkerut, ia nampak berpikir keras, memikirkan pertanyaan yang diajukan Gina padanya. "Mau dia pacaran sama Adit apa tidak, kita harus segera jalankan misi, Nea." ucap Gina dengan nada serius. "Kita harus usir dia keluar dari rumah itu. Tidak ada perempuan yang boleh menggantikan posisi kakakmu di rumah itu kecuali kamu!"Wajah Nea memerah, bayangan Jonathan hadir dalam ota

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 76 Tekanan Jonathan

    "Kamu nggak suka Bina jadi terbiasa sama aku?" salak suara itu yang hampir saja membuat emosi Asha meledak. Ini jam Sabrina makan! Dan Asha hendak membawa Sabrina bukan karena menghalangi Sabrina terbiasa dengan tantenya! "Bukan begitu. Ini jamnya Bina makan, bisa marah bapak nanti kalau Bina telat makan, Nona." ujar Asha sengaja menekan suaranya di akhir kalimat. "Bodo amat. Kamu yang dimarahi, bukan aku." sahutnya acuh. "Bawa sini, biar aku yang kasih makan!"Asha mengeram, ia mengalah. Memilih pergi untuk mengambilkan jatah makan Sabrina. Rasanya Asha benar-benar muak dengan kehadiran gadis itu. Bukan apa-apa, sorot mata dan segala macam omongan yang keluar dari mulut itu benar-benar menyebalkan sekali! Dengan nampan di tangan, Asha kembali menghampiri Nea, menyodorkan menu makan untuk Sabrina yang Asha buatkan sendiri. "Oke, Bina maem sama onty, ya?" desisnya sembari mulai menyuapkan bubur tim itu ke mulut Sabrina. Asha menghela napas panjang, ia beringsut menyingkir. Mening

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 75 Dia Datang!

    "Jadi gimana? Mau terima bunganya, kan?"Tangan itu memeluk Asha dari belakang, menciumi tengkuk leher Asha lalu mendekapnya erat-erat. Pakaian mereka sudah kembali rapi, begitupun ranjang Asha yang tadi macam kapal pecah. Asha tersenyum, kepalanya terangguk pelan. "Nggak jadi dikasih ke kasir minimarket ya berarti?" goda Jonathan yang seketika membuat Asha melepaskan diri, berbalik dan menatap Jonathan dengan wajah kesal. "Yaudah sana kasih aja kalo gitu!" salak Asha galak. Jonathan terkekeh. Kembali ia meraih tubuh Asha dan memeluknya erat-erat. "Lain kali tanya-tanya dulu ya, Sayang!" bisik Jonathan lirih tepat di telinga Asha. "Tapi nggak apa-apa sih, aku suka dicemburuin."Asha tidak menjawab, ia malah menjatuhkan diri makin dalam di pelukan itu. Benar kata Jonathan, rasanya begitu damai seperti ini. "Aku balik ke rumah sakit, ya? Kamu istirahat lah. Kabari aku kalau ada apa-apa." ucap Jonathan sembari mengecup dahi Asha dengan lembut. "Hati-hati." balas Asha ketika peluka

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status