Share

Ch. 41 Terimakasih, Pak!

last update Last Updated: 2025-05-12 20:26:35

"Gimana, Dit? Udah kelar semua?"

Adit menghela napas, ia mengangguk pelan sembari mengeluarkan ponsel dari dalam saku. Adit segera menyodorkan benda itu ke hadapan Jonathan.

"Semua sudah sesuai permintaan Bapak. Bisa Bapak cek kembali." ucap Adit sembari memperhatikan Jonathan yang meneliti ponselnya.

Jonathan tidak menjawab, ia begitu serius dengan angka-angka dan huruf yang ada di layar ponsel Adit, sementara Adit, ia hanya diam sembari mengingat-ingat obrolannya dengan Yanuar tempo lalu.

Apakah mungkin bosnya ini jatuh hati pada ibu susu Sabrina? Dilihat dari sorot wajah dan mata Jonathan, Adit tidak menemukan tanda-tanda itu di sana. Berbeda dengan dulu ketika Jonathan bersama Tania semasa wanita itu hidup. Adit bisa merasakan bahwa cinta yang Jonathan miliki begitu dalam.

Dugaan Yanuar salah! Adit yakin itu!

Alasan Jonathan melakukan semua ini tentu sebagai salah satu bentuk terimakasih Jonathan pada wanita yang sudah menyambung hidup Sabrina, merawat Sabrina selama ini sete
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Marlien Cute
Up yang banyak donk Author...
goodnovel comment avatar
Ayoe Kartika
bab baru kapan tayang ?
goodnovel comment avatar
Rheia
tambah 1 bab lg dong thor... 1 bab kurang bgt rasanyaa
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 144 Arrived

    "Aku jemput Asha sama Jo dulu." Joana hanya mengangguk, terlebih ketika Danan merengkuh dan menjatuhkan kecupan di puncak kepalanya. "Ati-ati, ya? Kabarin jangan lupa."Danan tidak menjawab, hanya mengangguk pelan sebagai jawaban dari permintaan yang Joana beri padanya. Tanpa membuang banyak waktu, ia segera melangkahkan kaki keluar, meninggalkan Joana yang hanya berdua saja dengan Abra. Kedatangan Asha dan Jonathan seperti kejutan untuknya, siapa kira pengantin baru itu mau jauh-jauh kemari hanya untuk melihat kondisi Abra? Senyum Danan terukir, ada banyak hal yang ingin dia ceritakan pada Jonathan nanti, terlebih semua perasaan lega yang kini ia rasakan. Ting! Kening Danan berkerut, siapa yang mengirimkan pesan untuknya ini? Apakah Joana? Ingin nitip sesuatu atau ... Danan segera merogoh saku celana, tersenyum ketika mendapati pesan itu masuk dari papanya. [ Langsung anter adekmu ke rumah, Nan. Kamar mereka udah siap. Kamu udah jemput kan ini? ]Dengan segera Danan mengetikkan

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 143 Manis (3)

    "Kalian mau berapa hari?" tanya Reni sembari menatap Asha yang tengah mempersiapkan barang bawaan. "Kata mas Jo sih cuma dua hari, Ma. Lusa kita udah balik kok." jawab Asha yang dengan lincah menyusun baju-baju ke dalam koper. "Nggak sekalian mau honeymoon? Ke Thailand kek, atau mana?"Ditanya begitu, tawa Asha pecah, ia menghentikan sementara aktivitas packingnya. Honeymoon? Agenda itu malah sama sekali belum terpikirkan oleh Asha, meskipun Jonathan sudah berulangkali mendesak, namun bagi Asha, ia perlu memikirkan tempat untuk menikmati momen spesial mereka setelah resmi menjadi suami-istri. "Belum tau mau kemana sih, Ma. Belum ada gambaran." jawab Asha apa adanya. "Ah kalian ini. Nanti kamu keburu hamil, Asha! Makin ribet nanti liburan kalian."Hamil! Wajah Asha memerah. Jujur ia rindu momen di mana tubuhnya akan membengkak sana-sini, sebuah kondisi yang entah mengapa di mata Asha dirinya terlihat jadi begitu seksi. Momen paling membahagiakan seumur hidup bagi Asha, meskipun du

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 142 Manis (2)

    "Udah tidur lagi?" Diana terkejut ketika mendapati Abra sudah kembali terlelap setelah beberapa saat yang lalu sadar. Nata hanya tersenyum, bangkit dari kursi yang ada di sebelah ranjang dan beralih ke sofa. "Kamu tahu apa yang dia katakan tadi?" pancing Nata yang seketika membuat Diana penasaran. "Apa? Memang dia ngomong apa?" Nata menarik napas panjang, ia menyandarkan tubuhnya di sofa, menatap lurus ke jendela kaca yang menampilkan pemandangan di luar gedung. "Tanya orang tuanya di mana. Dia takut mereka bertengkar lagi."Wajah Diana berubah. Antara raut sedih dan iba berbaur menjadi satu. Diana menundukkan kepala. Sedikit trenyuh anak sekecil Abra harus melihat secara langsung pertengkaran kedua orang tuanya, sebuah hal yang cukup traumatis dan tidak layak dilihat oleh anak-anak. "Kamu bilang apa?" kejar Diana berusaha menegarkan hati. "Aku bilang padanya kalau hal itu tidak akan terjadi lagi. Dia tidak akan melihat orang tuanya bertengkar lagi."Hening. Lidah Diana mendad

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 141 Manis

    Obrolan serius dengan bumbu air mata telah berakhir, kamar itu kembali sunyi, bukan sunyi yang sebenarnya. Yang dimaksud sunyi adalah tidak adanya percakapan antar keduanya. Yang ada hanyalah suara penyatuan yang berpadu dengan desah penuh nikmat sama seperti beberapa saat yang lalu. Gunung es di antara mereka telah benar-benar mencair, lenyap tak berbekas dan menghangatkan mereka seketika. Tidak ada lagi kecurigaan, keraguan dan perasaan-perasaan aneh yang membuat keduanya menjadi asing. Perselisihan mereka sudah sampai pada satu titik temu, satu keputusan dan satu kata yang sama. Joana sepakat resign, sepakat bebannya berpindah pada Danan meskipun awalnya dia ragu. Danan pun sama sekali tidak mempermasalahkan tanggungjawab baru yang harus dia pikul sampai tahun depan. Baginya, yang penting Joana akan selalu ada menjadi tempat ternyaman Danan melepas segala penat dan lelahnya ketika habis bekerja. Hanya itu yang Danan minta yang dang istri, tidak lebih. "Setelah ini, berjanjilah

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 140 Rahasia Joana

    Joana ikut memekik ketika Danan menarik dirinya dari bawah sana. Tubuh Joana seketika lemas seperti tanpa daya. Ia hanya pasrah ketika kemudian Danan kembali merayap, menelungkup ke atas tubuhnya dan menciumi Joana dengan penuh nafsu. Tubuh mereka terasa begitu lengket dan gerah, degup jantung keduanya masih belum kembali normal, efek gelombang dashyat yang berhasil mereka daki dan taklukkan barusan. "Aku masih belum ingin berhenti, Na. Kita lanjutkan nanti!" bisik Danan yang membuat Joana tersenyum lebar. "Kita tidak jadi pulang berarti?" tanya Joana yang tentu tidak lupa perintah apa yang diberikan Diana pada mereka. "Siapa bilang kita tidak pulang? Aku pulang, kamu juga. Rumahku itu kamu!"Senyum Joana kembali terukir, dua tangannya memeluk tubuh Danan, membuat lelaki itu kembali menjatuhkan ciuman bertubi-tubi pada wajah dan bibir Joana. "Aku menyesal membuang waktu sia-sia hanya untuk saling adu urat denganmu, Na. Padahal waktu yang sia-sia itu bisa kita manfaatkan senikmat i

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 139 Merajut Kembali (4)

    Room hotel itu masih sama seperti beberapa saat yang tadi, tidak ada yang berubah. Kecuali ranjang yang di atasnya kini beradu sepasang manusia dengan penuh gairah. Satu persatu kain nampak terlempar dari atas ranjang, disusul suara desah yang kini membuat room itu sedikit semarak. AC yang menyala sedari tamu itu masuk, seolah tidak berasa dilihat dari bulir-bulir keringat di tubuh keduanya. Tidak ada yang berani bersuara, kecuali mereka yang nampak memerah membara. "It's been too long, Na. Bohong kalau kamu tak merindukanku!" bisik Danan dengan begitu sensual. Mata mereka bertemu, Joana sudah pasrah di bawah kungkungan Danan, kedua tangannya melingkar di leher Danan, menarik lelaki itu untuk lebih dekat dengannya dan meraup bibir itu tanpa ampun. Tidak ada lagi pertanyaan yang keluar dari masing-masing mereka, bibir itu bertaut, sesekali menciptakan bunyi yang makin membuat suasana memanas. Perlahan tapi pasti, Danan mulai bergerak, merangsak masuk perlahan sembari teta

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status