Share

Bab 15. Tawaran pekerjaan.

"Sudah Nak. Jangan datang ke sana! Ayah tidak mau kamu diperlakukan buruk lagi! Cukup Nak. Biarkan saja." Kini pak Anton juga mencegah putrinya, ia berusaha bangkit menahan Laila meski kesakitan.

"Tapi Yah. Mereka sudah keterlaluan!" jerit Laila.

"Ayah tahu. Biarkan saja! Ayah tidak mau kamu kesana. Bukannya di ganti, justru mereka menyakitimu! Ayah tak mau melihat kamu di sakiti lagi Nak. Sudah, tolong. Dengarkan Ayah!" pinta Anton memohon.

Raut wajah Laila berubah, ia melunak mendengar kalimat yang diucapkan ayahnya. Laila terduduk dan menangis, sungguh manusia tak punya hati. Bahkan, ketika terlepas darinya pun, mereka masih menyakiti hati dan perasaan Laila.

Setelah itu keadaan jadi hening. Semua orang duduk dengan pikiran masing-masing. Laila juga tak bicara apapun lagi, hanya air matanya yang masih menetes.

"Yah, bagaimana makan kita setelah ini, Ibu sudah tak punya uang lagi. Mungkin seminggu ke depan kita masih bisa maka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status