Share

Bab 14. Laila marah.

"Bagaimana bisa Ibu menjual bakul itu Nak, kamu tahu La, Ibu saja tak punya uang untuk membeli bakul baru," jawab Bu Susi datar. Namun, gurat kesedihan tak bisa hilang dari wajahnya.

"Lantas?" tanya Laila lagi.

Bu Susi tak menjawab langsung, ia terdiam sejenak. Laila tak mau memaksa, ia putuskan mengambil minum untuk kedua orang tuanya dulu. Mungkin dengan minum, mereka mau bicara.

Laila berjalan ke arah dapur mengambil dua gelas air putih untuk kedua orang tuanya. Setelah itu, ia letakan di depan mereka. Bu Susi dan pak Anton pun meminum air yang dibawa putrinya. Saat gelas berada tepat di bibir pak Anton, tiba-tiba mata Laila  menangkap sesuatu yang berdarah di ujung sikunya. Ia lantas mengambil tangan kiri ayahnya.

"Astagfirullah. Siku Ayah kenapa? Kenapa lecet seperti ini Yah?" teriak Laila kaget, pak Anton mengernyit kesakitan kala sikunya disentuh oleh Laila.

"Aduh, aduh," ringis pak Anton menyingkirkan tangannya menjauhi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status