Share

Membiasakan Diri

last update Last Updated: 2024-08-26 19:23:38

Beberapa menit sebelumnya, seseorang tiba di apartemen Ryuga dengan membawa dokumen yang sebenarnya sudah diminta Ryuga dari pagi. Tapi, dia baru sempat menyerahkannya sekarang karena kesibukan.

Pria itu melangkah santai. Hanya pada saat di ruang tamu, dia sempat berhenti dan menatap ke sekeliling. Ada sebuah lukisan yang belum selesai dan tas bahu wanita yang familier di matanya.

Apakah Claudia ada di sini? Pikir batinnya.

Kakinya kembali melangkah, mencari keberadaan Ryuga. Dia hendak menuju ruangan berikutnya: dapur. Namun, sebelum menuju ke sana, dia melewati kamar Ryuga yang ternyata pintunya terbuka.

Matanya terbelalak seketika. Dia melihat pemandangan yang cukup mendebarkan. Sangking terkejutnya, dia menjatuhkan dokumen yang berada dalam genggamannya. Sontak itu menimbulkan suara.

Detik setelahnya, dia cepat-cepat memungut dokumen tersebut dan berbalik pergi ke arah ruang tamu.

Hanya soal waktu Ryuga akan datang sendiri–

“Kenapa tidak bilang kamu akan datang … Riel?”

Ya, pria i
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Rahman Nita
"jika ada yang harus disalahkan, ialah author". ahahaha ngakak bnget kak...
goodnovel comment avatar
Binti Suciati
ya betul pake banget yg harus disalahkan itu authornya...
goodnovel comment avatar
Tresna Sumirat Hermiati
kenapaaaaa
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Presdir Posesif   Mahakarya Ryuga

    Rok sepanjang betis Claudia tersingkap sampai di atas lutut wanita itu. Siapa yang tidak terkejut?!Pelakunya?! Pandangan Claudia tertuju pada Ryuga yang saat ini memasang wajah tidak bersalah. Pria itu mengabaikan seruan Claudia.“Diam sebentar, Claudia,” pinta Ryuga dengan tegas kala mendapati kaki Claudia hendak menjauh. Tangan Ryuga segera memegangi bagian belakang betis wanita itu.Napas Claudia terasa tercekat. Sentuhan kecil itu membuat wajah Claudia memanas. Dan pandangan Ryuga naik, menatap Claudia dengan sorotan yang lembut.“Aku hanya memeriksa apa kamu terluka, Claudia … aku tidak akan berbuat macam-macam.”Claudia membatin, ‘Pembohong!’Tidak macam-macam tapi jari-jari Ryuga mengusap-ngusap halus kakinya beberapa kali sebelum Ryuga benar-benar menaikkan rok Claudia lagi untuk memeriksa lututnya.Memang terlihat memerah, tapi tidak berdarah.“Tidak sakit kok, Ryuga,” ucap Claudia sambil meletakkan satu tangannya di pundak Ryuga.Claudia sedikit meremas pundak pria itu kala

    Last Updated : 2024-08-26
  • Pesona Presdir Posesif   Slogan Ryuga: Biarkan Lima Menit

    ‘Aesthetic … apanya?!’ Jantung Claudia rasanya mau copot karena bertubi-tubi menerima serangan tidak terduga yang dilakukan Ryuga padanya. “Tidak mau!” tolak Claudia merengut pelan. Tangannya mencoba mendorong bahu Ryuga agar menjauh darinya. Namun, alih-alih menjauh, Ryuga malah dengan iseng kian mendekatkan wajahnya ke arah leher Claudia, layaknya vampir yang mengincar darah di titik tersebut. Dia sengaja mengembuskan napasnya keras-keras di sana. Belum sempat menyentuh titik itu, sebuah cap tangan lima jari menempel tepat di wajah tampannya. Ryuga seketika memejamkan mata. Meskipun tidak begitu sakit, tapi tetap saja Ryuga terkejut. Pun, Claudia sendiri yang tidak kalah terkejut karena refleksnya terbilang tidak sopan. ‘Bisa-bisanya kamu, Claudia!’ rutuknya dalam hati. Cepat-cepat Claudia menarik tangannya. Dia meneguk ludahnya dalam-dalam. Pandangannya lamat-lamat menatap Ryuga. “Maaf, aku refleks, Ryuga,” sesal Claudia seraya meringis. “Sakitkah …?” Seharusnya Claudia lebi

    Last Updated : 2024-08-27
  • Pesona Presdir Posesif   Mulai Lelah

    “Dirga ….”Aruna berucap pelan sambil mata besarnya menatap lekat-lekat sosok pemuda tampan di samping Karina. Pikirannya penuh oleh asumsi baik itu asumsi lama maupun asumsi baru mengenai kedekatan Dirga dan Karina. Namun, yang paling kuat di antaranya adalah keduanya memiliki hubungan khusus yang terjalin dengan sembunyi-sembunyi.‘Jangan percaya Dirga sepenuhnya, Aruna.’ Lihat saja, di kelas Dirga biasanya tak acuh pada Karina, kenapa bisa keduanya “Eh, ada Pak Dimitri juga. Halo, Pak,” celetuk Karina yang baru menyadari kehadiran sosok dosen muda dari program studi Manajemen tersebut.Dimitri melepaskan kacamata. Jadi, butuh waktu untuk seseorang bisa mengenali pria tersebut.“Halo,” sahut Dimitri pendek. Dia merasakan tatapan si pemuda menatapnya dengan sorot yang tajam.Dimitri merespons dengan tersenyum. Dia tidak mengenali sosok gadis dan pemuda itu, tapi sudah dipastikan jika keduanya adalah mahasiswa TuMa.“Kalian jalan bareng?” tuduh Aruna tanpa basa-basi. Terang-terangan

    Last Updated : 2024-08-27
  • Pesona Presdir Posesif   Bye, Dirga Sayang!

    Dirga terkesiap. Aruna bilang apa?!Sebelum kekasihnya itu melanjutkan ucapan yang akan berujung pada kata ‘putus’ atau ‘selesai’, Dirga mendekati Aruna dan merengkuh gadis itu ke dalam pelukannya.Dagu Aruna berada di pundak Dirga, kepalanya mendongkak dengan mata yang melihat ke atas. Dia berusaha menahan laju air matanya yang sudah menggenang di pelupuk mata.“Sorry, gue keterlaluan,” sesal Dirga sembari menepuk-nepuk pelan punggung kekasih yang berada dalam dekapannya.Sementara Aruna tidak memiliki energi untuk melepaskan dirinya dari Dirga. Rasanya … setiap hari Dirga menorehkan luka baru di hatinya. Mulai dari sikapnya yang cuek bahkan seperti tidak pernah menganggap Aruna ada dan bagian paling menyakitkannya adalah melihat Dirga berdekatan dengan gadis lain.Sementara Aruna yang notabennya kekasih Dirga, jarang sekali berdekatan denannya. Hal itu membuat Aruna bertekad dalam hatinya, ‘Kali ini jangan maafkan Dirga semudah itu.’Demikian, air mata Aruna menyurut dengan sendirin

    Last Updated : 2024-08-28
  • Pesona Presdir Posesif   Mulutmu Harimaumu

    DDRTT DRRTTT[My Daddy: Daddy sampai sebentar lagi, Aruna. Malam ini kita pulang ke rumah.]Begitu Aruna turun dari sepeda listrik miliknya, dia menerima pesan dari Ryuga. Aruna sedikit termenung sambil membuka helm kecil di kepalanya.Ponselnya bergetar lagi, Aruna masih menerima pesan dari Ryuga.[My Daddy: Claudia ikut jemput, mau ketemu putri Daddy yang cantik.]Demi membaca pesan yang kedua, mata besar Aruna membola. Dia sampai menjatuhkan helm-nya dan tersenyum sumringah.“Yess, ada Bu Clau!” ucap Aruna memekik senang. Air wajahnya benar-benar berubah total dari yang murung kembali ceria.Kemudian Aruna dengan cepat membalas pesan Ryuga.[Putri Aruna: Asikkk. Aruna dah nggak sabar dijemput Daddy sama calon Mommy Clau. I love you both.]Di dalam mobil, Ryuga menyunggingkan senyum membaca balasan pesan putrinya. Kepalanya menoleh ke arah Claudia yang juga sibuk dengan ponselnya.Wanita cantik yang berstatus sebagai tunangannya itu tampak serius sekali. Sesekali alisnya berkedut ti

    Last Updated : 2024-08-28
  • Pesona Presdir Posesif   Sayangi Aku

    Sepanjang perjalanan menjemput Aruna, suasana di dalam mobil tampak begitu hening. Ryuga tidak lagi mengajak Claudia bicara. Pun, wanita itu yang tidak berinisiatif untuk membuka obrolan.Claudia hanya memainkan jari-jari tangannya sambil membatin, ‘Apa ucapanku sebelumnya menyakiti Ryuga, ya?’Mati-matian Claudia menahan diri untuk tidak melirik ke arah pria itu. Tapi, rupanya tidak bisa. Rasanya ada magnet yang menarik Claudia untuk menatap sosok pria tampan di sebelahnya ini.Claudia harus meminta maaf jika itu menyakiti perasaan Ryuga.Demikian, Claudia memutuskan untuk menolehkan kepalanya. Wanita itu terdiam sesaat ketika mendapati Ryuga tengah memejamkan mata. Kepala Ryuga bahkan hampir menyentuh jendela kaca mobil jika tangan Claudia tidak sigap menahannya.“Ryuga tertidur?” gumam Claudia tidak percaya. Hati-hati dia menyelaraskan kepala Ryuga agar tegak. Namun, sepertinya berisiko membentur jendela kaca.Alhasil Claudia menegakkan tubuh dan menyandarkan kepala Ryuga di bahuny

    Last Updated : 2024-08-29
  • Pesona Presdir Posesif   Menghadapi Gadis Kecil Ryuga

    Mengkhawatirkan Aruna, Claudia memutuskan untuk menekan tombol pembatas antara bangku pengemudi dan bangku penumpang menjadi terbuka sehingga Aruna dan sang sopir bisa melihat Claudia dan Ryuga dari kaca spion.“Aruna,” panggil Claudia dengan lembut.Menolehkan kepalanya, Aruna menyahut tidak bertenaga, “Kenapa, Bu Clau?”“Ada sesuatu yang terjadi di antara kamu sama Pak Dimitri?” Claudia langsung menodong Aruna dengan pertanyaan. Dia teringat Aruna mengatakan ingin bercerita tadi.Barangkali ada hubungannya dengan pria itu?“Pak Dimitri nggak aneh-aneh ‘kan sama kamu?” Saat Claudia bertanya lagi, dia memelankan suaranya dan melirikkan wajah seakan takut didengar oleh Ryuga.Aruna menggelengkan kepalanya. Dia membuat tubuhnya miring agar bisa melihat Claudia di belakang. Namun, aksinya itu mendapat perhatian dari Sang sopir.“Pak Ryuga bisa marah seandainya tahu cara dudukmu seperti itu, Aruna.” Tahu-tahu sopir Ryuga menegur Aruna dengan lembut.Seketika itu Aruna langsung menunjukkan

    Last Updated : 2024-08-29
  • Pesona Presdir Posesif   Godaan

    Aura penuh intimidasi Ryuga terasa mencekam begitu pria itu datang menghampiri Claudia dan Aruna. Wajah tampannya sedikit kusut, tapi tidak mengurangi pesonanya. Dari sudut mana pun, Ryuga tidak terlalu terlihat seperti pria yang sudah memiliki anak sebesar Aruna. Segera Aruna berbisik di belakang Claudia melihat langkah Ryuga yang semakin dekat. “Kalau ada Daddy, aku nggak bisa cerita sama Bu Claudia karena ini soal Dirga.” Itu artinya Ryuga tidak boleh ada di sini dan merecoki keduanya. Begitu ‘kan maksud Aruna? Claudia meneguk ludah dalam-dalam tatkala manik hitam Ryuga menyorotnya tajam. Jadi, apa yang harus dilakukan Claudia? “Kenapa aku tidak dibangunkan, Claudia?” ucap Ryuga memprotes. Mengusap wajahnya kasar, Ryuga tampak kesal. Wanita itu meringis dan menjawab, “Maaf, aku kira kamu lelah dan butuh istirahat.” “Daddy jangan marahin Bu Claudia,” bela Aruna maju ke depan tubuh Claudia. Gadis itu merentangkan tangan seolah ingin melindungi wanita di belakangnya tersebut. “K

    Last Updated : 2024-08-30

Latest chapter

  • Pesona Presdir Posesif   Serahkan Padaku

    Kabar mengenai proses persalinan Lilia belum sampai di telinga Claudia. Karena saat ini, wanita yang juga tengah hamil itu masih tampak santai bahkan merasa tidak sabar untuk menghadiri festival di dekat tempat tinggalnya. Dia mengetuk pintu kamar tamu. “Aruna,” panggil Claudia. “Siap-siapnya sudah atau belum?” sambungnya. Claudia sudah siap dengan gaun di bawah lutut berwarna hitam yang dikenakan. Sebelum Ryuga berpamitan pergi karena Aji membutuhkan bantuannya, suaminya itu sudah menyiapkan gaun tersebut dan menaruhnya di tempat yang bisa Claudia jangkau dengan mudah. “Tunggu sebentar, Mom!” Bibir cherry Claudia menyunggingkan senyum ketika pintu kamar di hadapannya terbuka. Namun, dia mengernyit kebingungan mendapati Aruna ke luar dengan menggendong tas ransel pink miliknya. “Na … kita hanya mau ke festival, kenapa kamu membawa ransel segala?” tanya Claudia memperhatikan putrinya lamat-lamat. Ditodong dengan pertanyaan itu, seketika membuat Aruna tidak memiliki pilihan selain

  • Pesona Presdir Posesif   Tolong Cintai Aku

    “Jangan mengebut, santai saja, Yel.” Mendengar ucapan perintah itu, Riel melirik wanita yang duduk di kursi penumpang dengan tatapan horror. Bisa-bisanya dalam kondisi genting seperti sekarang, dia menyuruh Riel untuk mengemudi dengan santai?! “Kamu akan melahirkan, Lilia.” Dengan suaranya yang dalam, Riel mengingatkan. Keseluruhan tangannya mencengkram setir erat-erat. Di sampingnya, Lilia memasang wajah tenang. Tampak kesakitan, akan tetapi Lilia menunjukkan seolah sakit yang dia rasakan bukan sesuatu yang besar. “Aku tahu dan aku tidak akan melahirkan di sini kok, aku tidak akan mengotori mobil mewahmu,” kata Lilia. Dia sedikit meringis, “Hanya saja, maaf, celanaku sekarang basah.” Ya, cairan yang tampak membasahi kaki Lilia adalah air ketuban yang pecah. “Apa masalah itu penting?” sindir Riel kentara menunjukkan perasaan kesalnya. Sebenarnya, apa yang ada dalam pikiran Lilia? Riel hanya ingin tiba lebih cepat supaya dia bisa segera ditangani. Melihat ketuban Lilia pecah, Ri

  • Pesona Presdir Posesif   Kekhawatiran Riel

    “–Akan tetapi, tolong antarkan aku pergi ke tempat lapangan lari. Aku ingin jalan-jalan pagi.” Riel memukul stir yang dikemudikannya lalu memutar mobilnya ke arah tempat lapangan lari. Bisa-bisanya dia menuruti permintaan Lilia, dan parahnya membiarkan wanita yang tengah mengandung anaknya itu keluyuran sendirian. Sesaat, hatinya dilanda perasaan bersalah. Riel menyadari bahwa semakin hari, setiap minggu, dan beberapa bulan ke belakang sikapnya sangat acuh pada istrinya itu. “Ayo, angkatlah,” gumamnya pelan. Dia memutuskan menghubungi Lilia. Teleponnya aktif. Namun, tidak diangkat. Pikiran Riel terpecah. Sebelum Lilia turun dari mobil, dia sempat menatap Riel seolah ingin mengatakan sesuatu. “Katakan saja.” Berulah saat itu, Lilia mengutarakan pikirannya. Wanita itu mencengkram seatbelt yang sudah terlepas. “Aku serius dengan ucapanku tadi. Ayo berpisah setelah anak ini lahir.” Riel tidak memberikan respons. Manik hitamnya menyorot tajam, mencari kebenaran dibalik pernyataan Li

  • Pesona Presdir Posesif   Muak (Revisi Besok)

    Ketegangan pagi itu tidak hanya terjadi pada sepasang ayah dan anak, melainkan juga terjadi pada sepasang suami istri di kediaman keluarga Waluyo.“Tidak bisakah kamu membatalkan agar tidak jadi pergi, Yel?”Istri mana yang tidak marah apabila suaminya baru saja pulang beberapa jam, harus kembali pergi meninggalkannya seorang diri … ditambah dengan keadaan hamil besar.Lilia memperhatikan baik-baik Riel yang sudah siap dengan pakaian berkudanya. Ya, Riel akan pergi berkuda bersama rekan-rekan bisnisnya.“Membatalkannya?” ulang Riel lantas menggelengkan kepala. “Itu tidak mungkin. Aku sudah merencanakannya lama dengan teman-temanku.”Setelah Riel kembali untuk menggantikan sang ayah memimpin perusahaan, dia mulai memiliki kesibukan-kesibukan di luar pekerjaan utama sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk menemani Lilia sehingga berujung … mengabaikannya tanpa sadar.“Bagaimana dengan aku, Yel?” tanya Lilia dengan pandangan yang meredup. Perlahan, dia menundukkan pandangan dan mengus

  • Pesona Presdir Posesif   Perdebatan Kecil

    “Daddy!” Sebuah protesan dilayangkan Aruna tepat saat dia diinterograsi Ryuga di ruang tamu bersama Pras. Ya, suara lain itu milik Ryuga. Bukan milik hantu penunggu rumah ataupun kucing jadi-jadian. “Semua yang Daddy tuduhkan pada Kak Pras salah besar,” ucapnya dengan tegas. Aruna sudah menjelaskan kejadian yang sebenarnya. Namun, ekspresi Ryuga menunjukkan jika dirinya tidak percaya. Kedua alis Ryuga berkedut samar. “Oh, kamu membelanya, Aruna?” Mata besar Aruna memicing menatap ke arah Daddy-nya. Besok-besok, Aruna harus memberikan saran pada Aji untuk memasang CCTV di dalam rumah agar kejadian seperti ini bisa terekam oleh bukti. “Bukan begitu, Daddy …,” geleng Aruna dengan suara yang putus asa. Aruna frustasi. Mencoba menghilangkan ketakutannya, dia berucap, “Mommy mana? Cuma Mommy yang bisa bersikap netral dan tidak kekanakan seperti Daddy.” Aruna tidak peduli lagi jika kemarahan Ryuga bertambah dua kali lipat. Saat Ryuga mengeluarkan tanduk tak kasat mata di kepalanya, Arun

  • Pesona Presdir Posesif   Beruang Kembar

    Selang beberapa menit di kamar mandi, Aruna baru ke luar dengan wajah yang sudah tampak lebih segar. ‘Nggak perlu panik, Na. Itu cuma Kak Pras ‘kan? Bukan Kak Sam aktor terkenal?’ batinnya mencoba menenangkan diri. Tidak dipungkiri jika debar itu hadir dalam dadanya saat melihat Pras bersama Aland tadi. Wajahnya dibiarkan setengah basah. Tidak ada poni yang menghiasi dahi Aruna. Rambutnya terurai, sedikit berantakan. Namun, justru itu daya pikat alaminya. Mata besar Aruna celingukan melihat ke arah ruang tamu yang sudah tidak ada siapa-siapa. “Ke mana perginya beruang kembar itu?” Satu alis Aruna naik, keheranan. Yang Aruna maksud dengan beruang kembar itu Pras dan Aland. Rasa-rasanya julukan beruang kembar sudah cocok untuk keduanya. Detik setelah gumaman itu mengudara, knop pintu dibuka dari luar. Satu sosok beruang yang Aruna cari muncul. Dia melangkah masuk dan mengambil asbak kecil yang ada di atas meja. Belum sempat Aruna bertanya, suara berat pemuda di hadapannya lebih du

  • Pesona Presdir Posesif   Dua Suasana Pagi yang Berbeda

    Ternyata Ryuga benar. Dia sama sekali tidak salah mendengar. “Mas Ryuga?” ulang Ryuga lalu menusukkan ujung lidahnya di salah satu pipi. Dia mengurungkan niat–sebenarnya Ryuga hanya sekadar menggoda Claudia. Mendapati Ryuga yang merangkak mendekatinya, Claudia buru-buru meraih selimut dengan susah payah untuk menutupi tubuhnya yang polos. Setengah dari wajahnya sudah hampir tertutupi selimut, hanya saja Ryuga berhasil menariknya turun sebatas leher. “Ulangi, Claudia,” pintanya dengan suara yang rendah. Claudia menaikkan pandangan, menatap Ryuga, sebab tangan suaminya itu mengangkat dagunya. Seluruh wajah Claudia memanas. Bibir cherry-nya perlahan disentuh Ryuga dengan cara yang sensual. “Baiklah, jika memang Nyonya Daksa ini tidak mau bicara, aku menganggapmu tidak ingin melanjutkan– “Ja-hat!” Mendengar Claudia merutuk, sudut bibir Ryuga tertarik ke atas. Demi apapun, Claudia tampak menggemaskan. Apalagi Claudia yang menghindari kontak mata dengan manik hitamnya. “A–aku masih b

  • Pesona Presdir Posesif   Kunjungan Kesekian Ryuga (Vit.C)

    Warning: Mature content! Bagi yg kurang nyaman untuk baca, bisa skip bab ini okayyyy. Thank u … di atas ranjang.Namun, bukan berarti kehadiran calon anaknya yang sebentar lagi akan lahir tidak diinginkan oleh Ryuga. Dia sudah sangat menantikannya.“Lebih turun sedikit lagi, Claudia,” pinta Ryuga berbisik pelan di telinga istrinya itu dengan suaranya yang dalam. Tangannya membelai sisi pinggang atas Claudia yang terasa lembut.Pada kehamilan Claudia yang sudah menginjak tujuh bulan, Claudia tampak lebih berisi di beberapa bagian tubuh, salah satunya di bagian dada. Tangan Ryuga sudah bergeser pada bagian itu. Menekan lalu menggoda cherry di dada Claudia menggunakan dua jarinya.Satu lenguhan pelan mengudara. “Engh~”Dia

  • Pesona Presdir Posesif   Menginginkan Vitamin

    Mas RyugaMungkin sudah ratusan kali–oke, bagi Claudia itu berlebihan, rasanya sudah puluhan kali dia merapalkannya baik dalam hati maupun isi pikirannya. Bibirnya terlalu kelu untuk memanggil Ryuga demikian.Lidahnya terlalu kaku. Sisi dalam diri Claudia berbisik, ‘Semua akan terbiasa. Jadi, dicoba dulu, Clauuuu!’“Ryuga dan Aland belum pulang, Clau?”Celetukkan itu membuat Claudia mengerjapkan mata lantas menatap Sang Ayah yang sudah tampil rapi di hadapannya. “Ha? O–oh, belum, Yah. Sepertinya sebentar lagi,” jawab Claudia menduga-duga.Dia mengalihkan pandangannya ke arah jam dinding yang kini menunjukkan baru pukul tujuh pagi. Sekitar satu setengah jam lalu, Aji mengatakan jika Ryuga dan Aland ke luar untuk lari pagi.Baru Claudia ketahui setelah menikah jika Ryuga akan pergi berolahraga minimal satu kali dalam seminggu. Claudia menolehkan wajahnya lagi ke arah Aji. “Ayah sudah harus pergi sekarang?”Aji menganggukkan kepalanya. “Rasanya ada yang kurang kalau belum Ayah pastikan s

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status