Share

BAB 8

Auteur: SISKA JUNIA
last update Dernière mise à jour: 2025-09-13 13:05:00
Aku dan Theo duduk di sofa kosong untuk dua orang. Aku memandang menu yang yang sudah di sediakan di atas meja.

“Menurutmu apa yang enak?”

“Aku tidak tahu, aku pertama kali kesini,” aku merasakan jarakku dan Theo begitu dekat. Pipi kami bersentuhan.

“Leora,” suara itu. Jantungku langsung berdegup kencang.

Aku mendongak bersamaan dengan Theo. Darren menatapku dan Theo bergantian.

Ia berpakaian lengkap dengan Jas yang ia pakai pagi tadi. Aku melirik gadis yang ada di belakang Darren, lalu kembali menatap Darren.

“Apa yang kau lakukan disini?” tanyaku.

“Aku makan siang bersama klien dan sekretarisku,” matanya menatap Theo. Seakan meminta aku untuk menjelaskan siapa Theo.

“Darren perkenalkan dia Theo, temanku, danTheo dia Darren, suamiku.”

Tidak salah bukan aku menyebut Theo sebagai teman. Theo menutup mulutnya dengan menu.

“Dia benar-benar ice man," ujarnya dengan suara kecil.

Aku mencubit pahanya dengan tanganku di bawah meja, aku kesulitan menahan senyumku.

“Kau mau bergabun
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Pesona Suami Dingin dan Posesif   BAB 29

    Aku memeluk Darren selama di tempat tidur.Aku tidak bisa tidur, dan Darren juga belum tidur.Jam dinding sudah menunjukan jam 12 tepat.“Kau harus tidur, Leora.”“Aku tidak bisa tidur, aku masih ingin bertemu Theo dan meneriakinya karena memukulmu,” aku berkata jujur.“Aku yang mulai memukulnya,” aku menatap Darren.“Aku tidak peduli, dia yang bersalah, akukan istrimu, dia tak berhak bertingkah seakan aku miliknya.”Aku melihat sudut bibir Darren sedikit terangkat.Darren menciumku dengan lembut, dan mengangkat tubuhku sedikit ke atas agar tinggi kepala kami sejajar.Aku membalas ciumannya, dan kami berguling hingga dia di atasku.“Akhirnya kau bisa berpikir seperti itu.”“Maaf,” ujarku.“Kenapa maaf?”“Maaf karena aku baru berpikir tentang itu, selama inikan aku tidak peduli statusku dan tetap hango

  • Pesona Suami Dingin dan Posesif   BAB 28

    Kami sampai.Darren memberikan kuncinya pada seorang doorman.Ia membukakan pintu untukku, lalu memeluk pinggangku dan kami berjalan memasuki gedung megah.Tanganku memegang makan siang kami.“Veron, panaskan makanan ini saat jam setengah satu, dinginkan minuman ini, sekarang bawakan secangkir kopi dan ... kau mau apa sayang?”Aku menatap Veron yang membelalakan matanya ke arahku.Ia tersenyum dengan wajah bingung.“Aku teh saja dan sebotol air putih.”Aku tidak bisa menahan senyumku.Pertama karena wajah Veron, sekretaris Darren dan kedua karena Darren memanggilku sayang.Bersiap saja akan ada gosip besar di gedung besar ini.“Baik, sir.” Aku dan Darren masuk ke dalam ruangannya.Kali ini ia tidak menguncinya, karena Veron akan datang membawakan minuman.Ia melepas jasnya dan meletakannya di punggung kursinya.Ia memandang tumpukan berkas dengan map berwarna-warni di mejanya.Aku duduk di sofa hitam. Ia membawa berkas itu lalu menaruhnya di meja di depanku.“Kau bisa mengerjakannya

  • Pesona Suami Dingin dan Posesif   BAB 27

    Kami sampai di rumah.Aku segera keluar dan masuk dengan wajah menunduk agar tak ada yang menyadari aku tengah menangis.Aku masuk ke dalam kamar lalu menutup pintu, sialan, Jimmy dan Timmy adalah boneka yang bisa di pisahkan, mereka tidak di takdirkan bersama.Aku membuang Jimmy ke bawah tempat tidur dan boneka lain. Aku tidak mau melihat benda sialan itu.Darren masuk ke dalam kamar lalu memandangku. Ia mendekatiku dan menarikku ke pelukannya.Aku memeluknya dan menangis.“Aku mencintainya Darren, dia membuat aku berdebat denganmu, dengan Zeke, tapi dia melakukan ini padaku.”“Hidup memang tak adil,” ia berucap santai.Aku menatapnya.“Aku minta maaf karena menghubungi bajingan itu di belakangmu, pertama aku menghubunginya saat kau pergi meninggalkanku, yang kedua karena Annabeth bilang Theo mabuk dan aku terpaksa menghubunginya, hanya itu, aku dua kali menghubunginya.”&ldquo

  • Pesona Suami Dingin dan Posesif   BAB 26

    Kami tidak makan malam di rumah.Aku dan Darren memilih makan malam di luar, dia membawaku ke Restaurant yang tidak aku ketahui namanya.Makan malam berjalan normal. Kami banyak berbincang, dan sedikit bercanda.Darren memang kembali dingin, tapi tidak sulit untuk membuatnya menerima candaanku. Tidak sesulit dulu.Mataku melebar melihat Theo dan Annabeth.Aku kembali menatap Darren agar dia tidak curiga.“Darren, boleh aku menghubungi temanku?” ia mengangguk.“5 menit,” aku mengangguk, lalu menekan nomor Annabeth.“Hallo?”, “Hei. Leora. Ada apa?”, “Bagaimana keadaan Theo? dia berada dimana?”, Darren menatapku dengan melotot.Aku memegang tangannya dengan erat. Menahannya agar tidak meledak disini.Aku melirik Annabeth yang tersenyum ke arah Theo.Theo memutar bola matanya.“Dia buruk, sungguh, ia kembali mencoba mabuk dan Aku berhasil mencegahnya, sepertinya dia sedang bersama yang lainnya, aku kurang tahu”, “Oh. Jadi Theo tidak bersamamu?”, “Tidak, Leora. kenapa kau bilang begit

  • Pesona Suami Dingin dan Posesif   BAB 25

    Suasana kembali hening.Aku memutuskan mengambil handphoneku, lalu bermain games. “Jadi, karena apa kau dan Zeke bertengkar?”“Tanyakan saja pada dia.”“Aku bertanya padamu.”Aku menatap Darren. Darren meraih handphoneku lalu meletakan handphoneku di atas meja.“Dia bilang kau mencintaiku, lalu aku membantahnya, dan kami berdebat terus, lalu aku meninggalkannya karena itu tak akan ada akhirnya.”Aku mendengus.“Itu karena sifat kalian sama, jika tak ada yang mengalah, sampai tahun depan kalian bisa terus berdebat,” ujar Darren, santai.Aku mendengus.Sekarang dia yang membela Zeke.Darren menyentuh lenganku saat aku sibuk menggerutu tentang Darren ataupun Zeke, mereka itu kaka-adik yang sama, tidak ada bedanya, jika beda itupun sedikit.“Ada apa?”“Naik ke pangkuanku.”“Apa? Darren ini—.“Ia menatapku dengan dalam, membuat aku menutup mulutku.Aku harus ingat, jika Darren ini bukan laki-laki kemarin yang bisa aku ajak bercanda dan berbicara santai.Aku kesulitan naik ke pangkuannya,

  • Pesona Suami Dingin dan Posesif   BAB 24

    ***Darren mencium keningku, lalu ia berjalan keluar menuju mobilnya. Wajahnya kembali dingin, dan pagi ini kami tidak banyak bicara.Sudah ku katakan, kemarin Tuhan hanya mengabulkan doa-ku yang ingin Darren satu hari penuh untuk tersenyum, sekarang telah melewati satu hari, wajar dia berubah.Aku memandang Zeke yang masih duduk di kursinya. Aku kembali duduk di kursiku dan memakan agar-agar yang di buat pelayan.“Zeke,” ujarku.“Hmm”, jawabnya.“Bagaimana jika kita pergi?” ia menatapku, lalu menggeleng.“Hubungi Darren dulu,” ujar Zeke.“Bukan pergi keluar, aku ingin pergi ke kantor Darren, memberikannya makan siang.”“Kau mulai menyukai kakak-ku?”Zeke meletakan handphone yang sejak tadi ia tatap. Lalu ia menatapku.“Aku hanya ingin memberikannya makan siang, diakan mau makan masakanku.”“Katanya nanti malam kau akan memasak untuk kami.”Aku mengembungkan pipiku. Zeke ini kebiasaan sekali.Dia pasti selalu membantah apa yang orang katakan, pantas Darren sering kesal dengannya. Aku

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status