Share

2. Usulan Aneh

Penulis: Sunny Afena
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-05 19:03:46

Laura menahan napas, ketika kedua kakinya melangkah masuk ke sebuah ruangan yang seluruhnya bernuansa putih. Ia berasumsi itu adalah ruangan di mana Rink dirias sebelum kemudian tampil di acara fanmeeting beberapa saat lalu.

Aroma kopi dan parfum bercampur jadi satu. Mestinya Laura menyukai wewangian seperti itu. Namun, kali ini ia justru merasakan mual. Apalagi ketika ia mendapati Rink di antara empat orang yang berada di dalam ruangan.

Begitu pintu tertutup di belakangnya, Laura mulai merasakan dinginnya AC yang diatur terlalu rendah. Secara refleks ia merapatkan kedua kaki dan diam-diam menyesali keputusannya memakai gaun yang panjangnya tidak mencapai lutut.

“Duduk!” Sebuah perintah tajam terlontar dari pria yang berada di samping Rink.

Laura dengan patuh menghampiri sofa terdekat. Ia melirik ke arah sang Bintang, sewaktu mendaratkan pantatnya di sana. Rink bahkan tidak menoleh sedikit pun ke arahnya, seolah-olah Laura hanyalah sesuatu yang mengganggu orbitnya.

Dua manajer dan seorang staf PR dari agensi sama-sama berwajah tegang. Mereka menatap lekat-lekat sosok Laura. Menyelisik dari kepala hingga ujung kaki. Membuat Laura yang malang semakin mengkeret di sofanya.

Kemudian salah satunya –yang duduk di samping Rink, berdiri dan mendekat beberapa langkah ke arah Laura. “Apa yang kau pikirkan tadi?” tegurnya dengan suara tajam menusuk.

Laura terhenyak. Ia berupaya membasahi kerongkongannya yang tiba-tiba saja tercekat. “Aku … aku tadi hanya bercanda. Itu saja. Sungguh!” Laura mengedikkan dagu ke arah Rink. “Aku juga tidak menyangka dia akan menjawab seperti itu.”

“Apa kau pikir itu lucu? Kau tahu, akibat perbuatanmu itu agensi kami justru mendapat masalah besar. Yang terbesar sepanjang tahun ini!” sembur pria itu dengan wajah yang mulai terlihat merah keunguan.

Tak terima dituduh sebagai penyebab masalah suatu perusahaan, harga diri Laura pun memantik keberaniannya untuk berdiri dan membalas, “Aku hanya fans! Dan acara fanmeeting itu adalah suatu bentuk interaksi, ‘kan? Jadi, aku cuma─”

“Kau cuma membuat semua sponsor kami panik setengah mati!” raung pria itu sambil berkacak pinggang. “Rink adalah brand ambassador untuk lini perhiasan yang menjual citra eksklusif dan mandiri! Sekarang berkat leluconmu yang konyol itu, semua orang jadi berpikir dia sedang menjalin hubungan asmara dengan seseorang. Dan jika kau menyimak komentar-komentar di internet sekarang, mereka bahkan berpikir Rink sudah menikah secara diam-diam.”

Bias-bias putus asa mulai menghiasi wajah Laura. Ia mencuri pandang ke arah Rink, yang parasnya masih terlihat datar, seakan-akan wajah itu bukanlah milik seorang manusia.

“Itu hanya lelucon. Kalian tinggal melakukan klarifikasi di media.” Meskipun Laura tetap keras kepala, tetapi nada bicaranya mulai terdengar lemah. “Katakan saja dia tidak serius dengan jawabannya itu. Tidak perlu begini ….”

Seorang wanita berpenampilan rapi dan rambut pendek yang melengkung sempurna, menyela dengan suara yang jauh lebih enak didengar ketimbang pria yang masih menjulang di depan Laura.

“Kami tidak bisa melakukan cara yang kau sebutkan, Laura. Karena itu akan memperburuk situasi. Membuat fans merasa dibohongi. Menimbulkan spekulasi yang negatif. Dan kita tidak bisa membuat Rink terlihat plin-plan atau mempermainkan perasaan fans.”

Mata Laura berkedip tak berdaya. Ia mulai lelah dengan situasi yang sedang dihadapinya. “Lalu solusinya apa?”

Manajer Rink menatapnya tajam. “Kita buat kalian benar-benar menikah. Secara legal. Sementara. Murni kontrak.”

“Gila!” desis Laura, nyaris meledakkan tawa karena saking tidak masuk akalnya solusi tersebut.

“Tidak ada yang memintamu untuk mencintai Rink,” ucap manajer dengan suara dingin. “Kau hanya perlu tinggal di salah satu properti kami, tampil bersama sesekali, dan menandatangani kontrak secara rahasia. Kau akan diberi pengacara, uang, dan proteksi.”

Laura masih menggeleng-gelengkan kepala, sulit memercayai apa yang sedang menimpanya. Selama beberapa detik yang terasa begitu lama, akhirnya ia bersuara lagi. “Bagaimana kalau aku menolak usulan aneh kalian itu?”

Diam. Tak ada yang bersuara. Hanya ketegangan yang intensitasnya semakin tinggi dari waktu ke waktu.

Sampai kemudian si pemilik mata coklat keemasan, memecah keheningan dengan suaranya yang dalam. Tenang dan tanpa perasaan. “Kalau begitu … kau harus melihat satu persatu fans menyalahkanmu. Media akan menyebutmu penipu. Semua orang akan bertanya-tanya kenapa kau menarik kembali lamaran itu. Mereka akan menganggapmu pengacau yang haus perhatian.”

Laura menatapnya, dengan sorot mata yang terang-terangan menunjukkan rasa tidak percaya atas sikap yang ditunjukkan oleh Rink Harrington. “Jadi, kau ikut-ikutan mengancamku sekarang?” ujarnya hampir menyerupai bisikan.

Rink menghujamkan tatapannya yang tajam pada Laura. Mata coklatnya menyala tanpa ampun. “Aku hanya menjelaskan konsekuensinya. Dunia kami tidak semanis fantasi fans! Kau mau main-main, maka sekarang terima permainannya.”

Laura menahan napas. Tenggorokannya mendadak terasa begitu kering. Ia ingin berteriak, tapi juga ingin menangis. Sama sekali tak terlintas dalam benaknya, bahwa acara fanmeeting yang seharusnya menyenangkan, harus berakhir rumit seperti sekarang.

“Berikan aku waktu untuk memikirkan semuanya.” Suara Laura terdengar sangat lirih, bahkan hampir tak terdengar.

“Waktumu hanya sampai tengah malam ini,” sahut manajer dengan ketus. “Setelah itu, tawaran ini gugur dan kau harus siap menanggung risikonya. Kami tidak akan bertanggung jawab atas apapun yang akan terjadi padamu ke depannya.”

Setelah mendengar putusan itu, Laura berjalan ke luar ruangan. Langkahnya tampak gontai. Di koridor belakang panggung, ia bersandar ke dinding dan mengusap wajahnya.

Rink. Superstar yang ia kagumi selama ini, ternyata memiliki sisi sedingin itu.

Dan sekarang, ia harus memutuskan langkah apa yang sebaiknya diambil: terlibat dalam kebohongan paling besar di hidupnya … atau dihancurkan oleh sistem yang sepenuhnya tidak ia pahami cara kerjanya.

Sementara itu, jarum jam terus bergerak ke batas waktu yang ditentukan.

Tik … tak … tik … tak ….

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pesona Superstar Introvert    13. Sesuatu yang Samar

    Di lantai ruang tamu, Laura berlutut untuk mengecek isi koper kecilnya; peralatan makeup, charger ponsel, dan sebotol parfum berwarna dusty pink yang tadi pagi baru ia terima dari Velmora Bloom.Lalu ia meraih sebuah hoodie putih yang ukurannya cukup besar. Matanya melirik nakal ke arah sofa, di mana pria dengan wajah rupawan terlihat sedang menenggelamkan diri ke dalam dokumen yang berisikan tulisan-tulisan skrip. Diam-diam Laura memasukkan hoodie tersebut ke dalam koper.Sementara itu, Rink tampak tak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Wajahnya yang tenang menunduk memandangi skripnya. Entah benar-benar membaca atau tidak, sebab sejak setengah jam yang lalu ia terus menatap halaman yang sama.Rink baru memalingkan mata dari bundelan di tangannya, ketika Laura berseru, “Ok, semuanya sudah masuk. Tidak ada yang terlupa.” Kata-kata itu sebanrnya lebih Laura tujukan untuk dirinya sendiri.Akan tetapi, Rink tergelitik untuk bersuara juga. “Jadi, kau benar-benar pergi?” celetu

  • Pesona Superstar Introvert    12. Zona Aman (?)

    Kabar itu datang saat senja hampir pudar, empat hari setelah malam gala Velmora diadakan. Laura baru saja duduk santai setelah seharian bekerja di lokasi syuting Rink.Sebagai perias pribadi suaminya, ia harus siap sedia ketika perias utama berhalangan atau terlambat hadir.Laura menikmati secangkir teh hangat di depan televisi, dengan buku catatan di pangkuannya. Ia sedang menggali ide untuk konten media sosialnya.Sementara Rink langsung memacu ototnya di ruang gym.Lalu datanglah pesan itu di ponsel Laura. Dari nomor tak dikenal. Laura membacanya dengan saksama.[Halo, ini Grace dari Velmora Bloom. Kami tertarik bekerja sama dengan Anda untuk kampanye parfum terbaru kami. Bolehkah kami menelepon untuk menjelaskan detailnya?]Dahi Laura sedikit mengerut. ‘Velmora? Bukankah itu perusahaan induk dari brand perhiasan yang menjadikan Rink sebagai brand ambassador utama mereka?’Karena penasaran, Laura tak membuang waktu untuk segera membalas pesan tersebut dan mengizinkan si pengirim un

  • Pesona Superstar Introvert    11. Malam Gala

    Napas Laura seakan-akan telah berhenti sejak detik pertama kakinya menginjak red carpet. Seumur hidup ia tak pernah membayangkan akan berjalan menuju grand ballroom dalam perhelatan suatu acara yang prestisius dan di bawah sinar flash kamera yang terarah padanya.Di antara hiruk pikuk tamu VIP dan awak media, Laura berdiri dengan napas yang berat. Ia sekuat tenaga menahan diri untuk tidak celingukan dan tertawa girang setiap melihat wajah-wajah bintang papan atas yang juga menjadi tamu undangan di sana.“Giliranmu, Laura,” bisik pria yang dikenalkan William sebagai asistennya. “Berposelah di sana! Tiga menit saja.”Sesuai arahan, Laura melangkah ke sudut photowall bertuliskan “Velmora Gala Night 2025”, berdiri dengan pose yang sempat diajarkan oleh Rink, dan tersenyum dengan cara yang sudah ditentukan sejak awal. Ia harus mati-matian menahan serangan para fotografer yang kembali menghujaninya dengan kilatan kamera.Ia baru bernapas lega, ketika asisten William memberikan anggukan sama

  • Pesona Superstar Introvert    10. Menjadi Jangkar Untukmu

    Laura tak tahu apakah tubuh kekar William yang seketika membuat apartemen Rink sempit, ataukah karena manajer satu itu masih belum bisa sepenuhnya memaafkan perbuatannya, tapi yang pasti Laura selalu merasa sesak setiap kali William muncul.Baginya, William tak ada bedanya dengan gadis yang hendak menyongsong masa datang bulan; emosi dan sikapnya tidak bisa ditebak, tapi seringnya memandang Laura seolah-olah wanita 28 tahun itu adalah kecoa yang sangat mengganggu.Seperti sekarang, Laura berusaha untuk tetap fokus di bawah tatapan penuh tuntutan William. Sementara Rink duduk bersilang kaki, tampak tenang sekaligus serius seperti biasanya.“Acaranya dimulai jam tujuh. Seperti yang sudah tertulis di berkas yang kuanggap sudah kau pelajari, Velmora Jewels adalah sponsor utama Rink yang sudah berinvestasi sejak dia memulai kariernya di dunia entertainment. Jadi, no room for mistakes, mengerti?” Meski terasa menyebalkan diperlakukan seperti orang bodoh, Laura tetap mengangguk patuh. Kala

  • Pesona Superstar Introvert    9. Rencana Rink

    Setelah bendera putih berkibar di antara Laura dan Rink, suasana apartemen 2025 menjadi lebih hidup dengan adanya suara televisi. Laura sudah berani menyalakannya, meskipun dengan volume yang hanya bisa didengar olehnya saja.Sejak foto mereka dirilis tadi pagi, Laura terus menyimak program TV yang menayangkan gosip-gosip seputar selebriti. Berpindah dari satu channel ke channel lain, hanya untuk memastikan bahwa tak ada sesuatu hal yang tengah memojokkan Rink.Laura menduga Nexus Entertainment ikut campur tangan untuk menetralisir komentar miring yang ramai membanjiri unggahan di akun resmi Rink Harrington.Di Televisi, Rink digambarkan sebagai pria manis yang penuh kejutan. Tak satu pun dari program gosip itu yang membahas tentang kontrasnya ekspresi Laura dan Rink.Laura sedang mendengarkan pembawa acara gosip yang membahas tentang teka-teki kisah asmara Rink, ketika ponselnya tiba-tiba berdering.Dan ia membeku begitu membaca nama si Penelepon.Ibu Laura memang belum sempat meng

  • Pesona Superstar Introvert    8. Diam-diam

    Malam itu, Laura dan Rink makan malam di waktu dan tempat yang berbeda. Rink duduk di meja makan di bawah lampu yang hangat, sementara Laura menyantap pastanya di balkon sambil menatap langit gelap serta mendengarkan suara jauh klakson kota.Untuk pertama kalinya sejak menandatangani kontrak pernikahan, Laura merasa bahwa hidupnya kini akan berada seperti di penjara. Ia berulang kali mengingat isi perjanjian. Dan semakin mengingatnya, dadanya semakin terasa sesak.Sikap saling diam itu berlangsung selama dua hari. Selama dua hari itu pula Laura dan Rink seolah-olah saling menghindari berada di satu ruangan yang sama.Dengan kesibukannya sebagai seorang bintang yang sedang berada di puncak masa kejayaan, Rink terkesan sama sekali tidak terganggu dengan situasi dingin di antara mereka. Ia dengan mudah menyibukkan diri di dalam kamar kerjanya.Sementara itu, Laura yang diseret ke dunia yang sama sekali baru baginya, cukup kesulitan hanya untuk melalui satu hari di apartemen Rink. Ia taku

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status