Home / Romansa / Pesona Superstar Introvert / 3. Deal with The Devil

Share

3. Deal with The Devil

Author: Sunny Afena
last update Last Updated: 2025-06-05 19:13:05

Rink menyandarkan punggungnya di kursi putar. Meskipun di hadapannya ada tumpukan dokumen yang harus dipelajari, tetapi Rink sama sekali tak menunjukkan minat. Bola matanya terus tertuju pada jam dinding.

Ia tidak menoleh, ketika manajernya menyodorkan berkas lain ke arahnya. “Jika kau tetap pada pernyataan ‘mau menikah’ itu, kita bisa menyelamatkan kontrak dengan sponsor utama. Tapi jika kau menarik kembali ucapanmu, semua kerja keras yang kau lakukan selama bertahun-tahun akan hilang begitu saja. Publik akan menganggapmu tidak stabil.”

Rink menghela napas, lalu mengembuskannya kuat-kuat. Ia bosan mendengar manajernya menekankan situasinya berkali-kali sejak semalam. Matanya yang dari tadi memperhatikan gerakan detik jarum jam, kini beralih ke jendela. Tampak bentangan langit biru di kejauhan sana.

“Aku tidak akan mundur, Will. Tenang saja!”

“Kau yakin?”

“Kalau ini bisa menyelamatkan karierku, ya. Aku tidak akan membiarkan satu kalimat iseng menghancurkan segalanya.”

Willliam -manajer sekaligus kawan Rink- tampak lega setelah mendengar pernyataan tersebut. "Baiklah, sekarang kita hanya perlu menunggu kedatangan Laura.” William mendekati jendela dan mengamati lalu lintas di bawah sana. “Apakah dia terjebak macet?” gumamnya sambil melihat jam tangan.

***

Sementara itu, dari dalam taksi yang baru saja berhenti di lobi Nexus Enttertainment, Laura terlihat ragu-ragu untuk membuka pintu kendaraan itu. Ia berulang kali meremas jari-jemarinya yang saling terjalin.

“Nona, kau jadi turun di sini atau tidak?”

Teguran dari sopir taksi membuat Laura gelagapan. Tanpa berkata apapun, ia keluar dari sana dan berdiri menentang gedung mewah yang memberikan kesan mencekam bagi Laura. Seorang staf yang semalam mencegatnya di pintu keluar acara fanmeeting, segera mengenali dirinya dan menyambut kedatangannya.

“Halo. Aku akan langsung membawa Anda ke atas.”

Dengan bibir terkatup rapat, Laura mengekor di belakang pria itu. Bahkan untuk menyunggingkan senyum saja, rasanya ia tak mampu. Andai hatinya tidak sedang dalam suasana kalut, matanya pasti akan langsung menangkap keberadaan sosok-sosok yang cukup terkenal di panggung hiburan, yang berpapasan dengannya.

Laura dibawa masuk ke dalam lift, yang dengan cepat melesat ke lantai 19. Ia kemudian digiring ke ruang konferensi kecil, di mana seorang wanita paruh baya sudah duduk manis menunggunya.

“Selamat pagi. Aku Wendy dari tim legal Nexus Entertaiment. Aku yang akan mengurus kontrak pernikahan antara Anda dan Rink.” Wanita itu membuka map merah di hadapannya, lalu menggesernya ke arah Laura. “Kami ingin Anda menyetujui pernikahan legal dengan Rink, untuk kurun waktu 6 bulan. Tidak ada publikasi, tidak ada wawancara, semuanya dilaksanakan secara tertutup.”

“Lalu kenapa harus melakukan pernikahan sungguhan? Kenapa tidak pura-pura saja?” sahut Laura dengan kening berkerut kebingungan.

Wendy tersenyum profesional. “Karena dunia hukum dan media tidak bisa menilai sesuatu yang ‘pura-pura’. Jika pernikahan ini diselidiki dan terbukti bohong, Anda dan Rink bisa terkena tuduhan manipulasi publik.”

Laura dengan susah payah menelan ludah. Ia mencengkeram totebag yang ada di pangkuannya. “Apa yang akan kudapatkan dari semua ini?”

Wendy membuka map yang lain, lalu membaca rincian yang tertera di sana. “Kompensasi uang tunai lima ratus juta dolar, kemudian ... menilik dari latar belakang pekerjaan Anda yang merupakan makeup artist, perusahaan juga akan memberikan kontrak eksklusif  pada Anda untuk menjadi penata rias pribadi Rink, serta perlindungan hukum penuh dari kami.”

Tubuh Laura seakan membeku. Imbalan itu … terlalu besar!

“Bolehkah aku membacanya dulu?” tanya Laura dengan suara lirih.

“Tentu saja. Silakan baca dan pahami. Kami hanya butuh jawaban hari ini.”

Laura menggunakan waktu yang diberikan Wendy dengan sebaik-baiknya. Ia membaca setiap halaman dari perjanjian kontrak itu, tampak serius mencermati kata demi kata. Ia bahkan tak segan untuk bertanya, jika ada istilah dan klausul yang tak dimengerti.

Kurang lebih selama dua jam, Laura mempelajari berkas kontrak itu sebelum kemudian dengan tangan gemetar membubuhkan tanda tangannya. Wendy menyerahkan satu salinan ke tangan Laura, sementara yang lain ada pada tim legal agensi.

Saat keluar dari ruangan itu, Laura kembali dikejutkan dengan kemunculan Rink. Pria itu berdiri menyandar di dinding lorong. Mata keduanya bertemu dalam kesunyian yang didominasi sikap dingin Rink.

“Kau benar-benar mau menikah dengan orang asing?” Laura akhirnya bicara. Tak ada senyum di wajahnya.

Rink menaikkan sebelah alisnya, lalu mendengus. Suaranya terdengar datar, saat membalas, “Kita tidak akan jadi suami istri sungguhan. Kau dan aku akan tetap jadi orang asing yang berusaha menyelamatkan hidup masing-masing.”

Laura tersenyum. Senyum getir yang jelas dipaksakan. “Sungguh kalimat paling romantis yang pernah kudengar!” sergahnya, berusaha untuk terdengar setajam mungkin; sebelum kemudian melenggang pergi sambil mengentak-entakkan kedua kakinya.

Saat berada di lift sendirian dan memandangi pantulan samar wajahnya, perlahan rasa jengkel Laura berganti menjadi kerisauan.

Besok ia akan menikah diam-diam. Tanpa keluarga. Tanpa media. Hanya ada hitam di atas putih. Dan dua orang yang bahkan belum mengenal satu sama lain.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pesona Superstar Introvert    13. Sesuatu yang Samar

    Di lantai ruang tamu, Laura berlutut untuk mengecek isi koper kecilnya; peralatan makeup, charger ponsel, dan sebotol parfum berwarna dusty pink yang tadi pagi baru ia terima dari Velmora Bloom.Lalu ia meraih sebuah hoodie putih yang ukurannya cukup besar. Matanya melirik nakal ke arah sofa, di mana pria dengan wajah rupawan terlihat sedang menenggelamkan diri ke dalam dokumen yang berisikan tulisan-tulisan skrip. Diam-diam Laura memasukkan hoodie tersebut ke dalam koper.Sementara itu, Rink tampak tak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Wajahnya yang tenang menunduk memandangi skripnya. Entah benar-benar membaca atau tidak, sebab sejak setengah jam yang lalu ia terus menatap halaman yang sama.Rink baru memalingkan mata dari bundelan di tangannya, ketika Laura berseru, “Ok, semuanya sudah masuk. Tidak ada yang terlupa.” Kata-kata itu sebanrnya lebih Laura tujukan untuk dirinya sendiri.Akan tetapi, Rink tergelitik untuk bersuara juga. “Jadi, kau benar-benar pergi?” celetu

  • Pesona Superstar Introvert    12. Zona Aman (?)

    Kabar itu datang saat senja hampir pudar, empat hari setelah malam gala Velmora diadakan. Laura baru saja duduk santai setelah seharian bekerja di lokasi syuting Rink.Sebagai perias pribadi suaminya, ia harus siap sedia ketika perias utama berhalangan atau terlambat hadir.Laura menikmati secangkir teh hangat di depan televisi, dengan buku catatan di pangkuannya. Ia sedang menggali ide untuk konten media sosialnya.Sementara Rink langsung memacu ototnya di ruang gym.Lalu datanglah pesan itu di ponsel Laura. Dari nomor tak dikenal. Laura membacanya dengan saksama.[Halo, ini Grace dari Velmora Bloom. Kami tertarik bekerja sama dengan Anda untuk kampanye parfum terbaru kami. Bolehkah kami menelepon untuk menjelaskan detailnya?]Dahi Laura sedikit mengerut. ‘Velmora? Bukankah itu perusahaan induk dari brand perhiasan yang menjadikan Rink sebagai brand ambassador utama mereka?’Karena penasaran, Laura tak membuang waktu untuk segera membalas pesan tersebut dan mengizinkan si pengirim un

  • Pesona Superstar Introvert    11. Malam Gala

    Napas Laura seakan-akan telah berhenti sejak detik pertama kakinya menginjak red carpet. Seumur hidup ia tak pernah membayangkan akan berjalan menuju grand ballroom dalam perhelatan suatu acara yang prestisius dan di bawah sinar flash kamera yang terarah padanya.Di antara hiruk pikuk tamu VIP dan awak media, Laura berdiri dengan napas yang berat. Ia sekuat tenaga menahan diri untuk tidak celingukan dan tertawa girang setiap melihat wajah-wajah bintang papan atas yang juga menjadi tamu undangan di sana.“Giliranmu, Laura,” bisik pria yang dikenalkan William sebagai asistennya. “Berposelah di sana! Tiga menit saja.”Sesuai arahan, Laura melangkah ke sudut photowall bertuliskan “Velmora Gala Night 2025”, berdiri dengan pose yang sempat diajarkan oleh Rink, dan tersenyum dengan cara yang sudah ditentukan sejak awal. Ia harus mati-matian menahan serangan para fotografer yang kembali menghujaninya dengan kilatan kamera.Ia baru bernapas lega, ketika asisten William memberikan anggukan sama

  • Pesona Superstar Introvert    10. Menjadi Jangkar Untukmu

    Laura tak tahu apakah tubuh kekar William yang seketika membuat apartemen Rink sempit, ataukah karena manajer satu itu masih belum bisa sepenuhnya memaafkan perbuatannya, tapi yang pasti Laura selalu merasa sesak setiap kali William muncul.Baginya, William tak ada bedanya dengan gadis yang hendak menyongsong masa datang bulan; emosi dan sikapnya tidak bisa ditebak, tapi seringnya memandang Laura seolah-olah wanita 28 tahun itu adalah kecoa yang sangat mengganggu.Seperti sekarang, Laura berusaha untuk tetap fokus di bawah tatapan penuh tuntutan William. Sementara Rink duduk bersilang kaki, tampak tenang sekaligus serius seperti biasanya.“Acaranya dimulai jam tujuh. Seperti yang sudah tertulis di berkas yang kuanggap sudah kau pelajari, Velmora Jewels adalah sponsor utama Rink yang sudah berinvestasi sejak dia memulai kariernya di dunia entertainment. Jadi, no room for mistakes, mengerti?” Meski terasa menyebalkan diperlakukan seperti orang bodoh, Laura tetap mengangguk patuh. Kala

  • Pesona Superstar Introvert    9. Rencana Rink

    Setelah bendera putih berkibar di antara Laura dan Rink, suasana apartemen 2025 menjadi lebih hidup dengan adanya suara televisi. Laura sudah berani menyalakannya, meskipun dengan volume yang hanya bisa didengar olehnya saja.Sejak foto mereka dirilis tadi pagi, Laura terus menyimak program TV yang menayangkan gosip-gosip seputar selebriti. Berpindah dari satu channel ke channel lain, hanya untuk memastikan bahwa tak ada sesuatu hal yang tengah memojokkan Rink.Laura menduga Nexus Entertainment ikut campur tangan untuk menetralisir komentar miring yang ramai membanjiri unggahan di akun resmi Rink Harrington.Di Televisi, Rink digambarkan sebagai pria manis yang penuh kejutan. Tak satu pun dari program gosip itu yang membahas tentang kontrasnya ekspresi Laura dan Rink.Laura sedang mendengarkan pembawa acara gosip yang membahas tentang teka-teki kisah asmara Rink, ketika ponselnya tiba-tiba berdering.Dan ia membeku begitu membaca nama si Penelepon.Ibu Laura memang belum sempat meng

  • Pesona Superstar Introvert    8. Diam-diam

    Malam itu, Laura dan Rink makan malam di waktu dan tempat yang berbeda. Rink duduk di meja makan di bawah lampu yang hangat, sementara Laura menyantap pastanya di balkon sambil menatap langit gelap serta mendengarkan suara jauh klakson kota.Untuk pertama kalinya sejak menandatangani kontrak pernikahan, Laura merasa bahwa hidupnya kini akan berada seperti di penjara. Ia berulang kali mengingat isi perjanjian. Dan semakin mengingatnya, dadanya semakin terasa sesak.Sikap saling diam itu berlangsung selama dua hari. Selama dua hari itu pula Laura dan Rink seolah-olah saling menghindari berada di satu ruangan yang sama.Dengan kesibukannya sebagai seorang bintang yang sedang berada di puncak masa kejayaan, Rink terkesan sama sekali tidak terganggu dengan situasi dingin di antara mereka. Ia dengan mudah menyibukkan diri di dalam kamar kerjanya.Sementara itu, Laura yang diseret ke dunia yang sama sekali baru baginya, cukup kesulitan hanya untuk melalui satu hari di apartemen Rink. Ia taku

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status