Share

Bab 7 Pekerjaan

Author: Foxtrot T
last update Last Updated: 2024-05-01 10:21:51

“kakek, ayah, ini Idris  dia yang telah menolong aku waktu itu, kakak pun sudah berterima kasih padanya saat di rumah sakit” ucap Eve dengan senyuman hangat

“bagus, Terima kasih Nak Idris , nama saya Victor dan ini anak saya Wilson, kami berdua berterima kasih atas bantuan Nak Idris  karena sudah menolong Eve pada saat keritis, saya sudah mendengar itu semua dari pengawas keluarga dan juga kakaknya Eve, aku dengar kamu juga terluka” Tuan Victor memiliki sikap yang hangat dan baik dia mencerminkan bahwa dia adalah ketua di keluarganya dan wibawanya sangatlah terlihat dari mukanya

“sama-sama Tuan Besar Max, hanya kebetulan saja saya lewat lokasi tersebut dan saya melihat nona Max terlibat masalah, sebagai laki-laki tidak mungkin aku membiarkannya, bagaimanapun aku tetap harus membantunya, untuk lukanya saya sudah di bantu oleh Nona Max dalam biaya pengobatannya saya berterima kasih kembali” Idris  membungkukan badannya dengan tulus dan hormat

“kamu begitu sungkan nak, jika boleh tau ada keperluan apa kamu datang kemari, saya dengar kamu bukan dari sini” ucap Victor

“begini kakek, sudah dua hari ini kami mengobrol, dia kemari untuk mencari pekerjaan dan juga ada beberapa keperluan, kebetulan di kantor aku sedang membutuhkan tenaga kerja tambahan, jika tidak keberatan bolehkah aku memasukan Idris  sebagai tanda Terima Kasih?” ucap Eve memohon kepada kakeknya

“Tentu saja boleh, itu adalah perusahaan mu, baik buruknya hanya kamu yang tau, jika itu yang terbaik untuk dirinya mengapa tidak boleh, bukan begitu Wilson?” Tuan Besar Max bertanya kepada anaknya Wilson Max

“betul ayah, terima kasih sebelumnya Nak Idris , kalau tidak ada kamu mungkin anak saya tidak ada disini sekarang, bagaimanapun kamu sekarang adalah teman Eve dan tamu kehormatan kamu keluarga Max”

“paman terlalu sungkan, terima kasih sebelumnya paman, sudah dua hari ini juga Eve membantu saya, dengan bantuan saat ini pun saya bingung bagaimana membalasnya” Idris  tersenyum lebar namun bingung bagaimana cara membalas kebaikan keluarga Eve

“Tidak perlu begitu, bagaimanapun kamu sudah menyelamatkan putriku, itu bahkan tidak akan setimpal, jika di masa depan kamu membutuhkan sesuatu bilang saja, kami akan senang membantumu” ucap Wilson

“Baik Paman” Idris  membungkuk dan berterima kasih kembali.

Setelah mereka mengobrol panjang lebar tidak lama kakaknya Eve datang dari balik pintu menuju mereka yang sedang duduk di sofa.

“ayah, kakek aku pulang” Tuan Muda Max menghampiri mereka yang berada di Sofa lalu sadar dengan ke hadiran Idris  di antara mereka.

“Ada kamu disini rupanya” ucapnya dengan ramah dan memberikan senyuman hangat

“halo Tuan Muda Max” ucap Idris  yang sopan kepada kakaknya Eve

“jangan terlalu sopan kepadaku Tuan Jetts, kalau bukan karena kamu adik tercintaku mungkin sudah terbunuh, terima kasih untuk itu Tuan Jetts

, sebelumnya perkenalkan aku adalah Ervan Max kamu boleh memanggilku Ervan karena kamu telah membantu Eve” ucapnya dengan bangga dan berterima kasih karena telah membantu adiknya

Ervan Max memiliki badan yang begitu tegap umurnya sudah sekitar tiga puluhan awal badannya juga bisa di lihat memiliki otot yang ringan dari balik bajunya dan badannya juga lebih tinggi dari pada Idris . Dengan pakaiannya dan auranya sudah bisa terlihat bahwa dia adalah pengusaha sukses dan bisa di bilang berpengaruh di kalangan orang seusianya.

“Tidak, aku tidak akan berani untuk melakukan itu Tuan Muda Max” Idris  menolaknya karena merasa canggung

“ayolah sebut namaku atau aku merasa akan sangat tidak enak padamu”

“baik Ervan” Idris  melemparkan senyuman tipis dan canggung karena tidak enak di depan kakeknya dan ayahnya

“begitu baru baik, ini laki-laki yang aku ceritakan kakek, aku sudah bilang dia bukan orang jahat, bukankah begitu?” ucapnya dengan bangga namun dia lupa bahwa sebelumnya dia hampir membunuh Idris  pada saat Idris  di rumah sakit, sangat tidak tahu diri.

“ya tadi kamu sudah berbincang sebentar dan aku bisa tau bahwa anak ini bukanlah anak yang buruk” ucap Kakeknya dengan menyetujuinya.

“Lalu selanjutnya apa yang mau kamu lakukan?” Ervan menatap Idris  dengan serius namun masih ada senyuman ramah di mukanya

“Sepertinya aku akan pulang saja karena sudah malam, aku merasa tidak enak telah mengganggu malam kalian” Idris  merasa lebih canggung sebelumnya

“apa yang kamu pikirkan Idris , kamu bahkan tidak punya tempat tinggal disini dan kamu bilang kamu mau pulang, omong kosong apa ini?” ucap Eve menimpali sambil memberikan nada tidak percaya

“tidak masalah Nona Max, aku bisa mencari penginapan di luar aku lihat tadi ada beberapa penginapan disini”

“kalau begitu mengapa malam ini kamu tidak menginap disini? Dari pada kamu di luar sana, boleh kan kakek?” Eve membujuk kakeknya karena rumah ini miliknya

“Boleh saja mengapa tidak lagi pula kita memiliki banyak kamar disini” Tuan besar Victor menyetujuinya

“betul itu Tuan Jetts, sebaiknya malam ini kamu disini dahulu lagi pula ini sudah malam tidak baik untuk pergi keluar” Ervan membujuk Idris  agar bisa menetap semalam di rumahnya selain karena bahaya ini salah satu bentuk terima kasih kepadanya

“kalau begitu baiklah aku minta izin untuk tinggal disini sementara”

“baiklah tidak usah khawatir nanti aku akan minta tolong pelayan untuk menyiapkan ruanganmu” ucap Tuan Wison dengan hangat “sebentar aku akan minta tolong kepada pelayan dahulu”

Tuan Wilson pergi meninggalkan mereka dan menuju keluar ruangan untuk meminta kepada pelayan rumah agar menyiapkan ruangan istirahat bagi Idris  untuk malam ini

“Baik kalau begitu kamu juga pasti lelah sebaiknya kamu juga pergi ber istirahat segera nak” Ucap Tuan Besar Max kepada Idris  untuk mempersilahkan beristirahat karena terlihat di muka Idris  bahwa dirinya sudah lelah

“baiklah kakek terima kasih sebelumnya” Idris  berdiri dan berbungkuk hormat sebelum dirinya beranjak dari ruangan keluarga

“baik kakek aku akan mengantar Idris  pergi ke kamarnya nanti aku akan kembali lagi sebentar” Eve membantu Idris  untuk menunjukan posisi kamarnya

Tuan besar Max dan Tuan Muda Max mengangguk menyetujui Eve, Idris  mengikuti Eve berjalan di lorong ruangan yang panjang untuk menuju kamarnya, ruangan ini lokasinya cukup jauh dari ruangan yang sebelumnya selain karena rumahnya besar sepertinya kamar tamu pun jauh di bandingkan kamar utama atau kamar keluarga lainnya.

Setelah melewati beberapa Ruangan mereka berhenti di salah satu pintu dan Eve membukanya untuk Idris  tempati sementara, Kamarnya begitu besar mungkin sekitar 40 Meter Persegi, untuk kamar tamu ini Cukup besar bagaimana dengan kamar utamanya, ruangannya di penuhi dengan beberapa lukisan mahal dan tempat tidur yang besar dan terlihat nyaman, ruangannya menghadap taman di belakang sehingga udara dari luar bisa masuk ke dalam dimana udara di luar saat ini sangatlah sejuk dan menyehatkan.

“baik, Idris  ini ruanganmu, kamu bisa memakai kamar ini sementara, sebaiknya kamu beristirahat karena besok aku akan pergi ke suatu tempat dan ada baiknya kamu mengikutiku ke tempat itu sebentar”

“Baik, tepat apa itu Nona Max?” Idris  menaikan alisnya karena heran akan di ajak kemana lagi setelah hampir seharian mereka berbelanja

“Ada satu tempat kerja dimana aku harus melihatnya dan aku mungkin membutuhkan bantuan mu nantinya, sebaiknya kamu menyetujuinya, dan satu lagi….” Eve mengangkat jarinya dan Idris  terfokuskan kepada jarinya “jangan panggil aku dengan sebutan Nona Max, panggil saja namaku seperti kamu memanggil kakakku, lagi pula kita teman sekarang oke?”

“mana bisa begitu Nona Max, aku merasa tidak enak untuk itu” Idris  menaikan bahunya dan menolak secara halus

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Petarung Terakhir Dewa Iblis   Bab 112

    Idris memang berada di alam yang berbeda dengan penganut bela diri pada umumnya, namun jika di kelaskan Idris memang setara dengan Bruno yang berada di Alam Kesatria Tahap Akhir namun yang membuat berbeda adalah daya ledak yang di miliki oleh IdrisDengan berkat dari Azazil Idris bisa menggunakan serangan Iblis yang sudah mengalir dan menyatu dengan tubuhnya. Selain itu ada perbedaan seperti tembok antara Alam yang Idris anut dengan Alam yang bela diri pelajari pada umumnya.Idris mengayunkan kakinya dan menghantam Bruno ke depan dengan keras Namun Bruno tidak diam disitu saja, dia berusaha untuk memblokir serangan Idris dengan tangannya.“bammmmmmmmmm!!!!!”Terjadi ledakan antara serangan Idris dengan pertahanan Bruno.Bruno terselamatkan dia hanya terpental sedikit dan terseret di tanah dimana kakinya tertanam di tanah dengan tangan yang masih melindungi tubuhnya, namun tangannya merasa kesemutan setelah serangan tersebutBegitupun dengan kaki Idris akibat pertahanan Bruno dia meras

  • Petarung Terakhir Dewa Iblis   bab 111

    Idris hanya menanggapi dengan memiringkan bibirnya sedikit dan memberikan tatapan dengan menaikan alisnya yang menandakan bahwa Idris penasaran apa yang akan di lakukan oleh Bruno Xiang kepadanya.“Hajar dia Tuan Xiang!” Teriak Erik yang masih terjatuh dan belum bisa bangkit dia hanya bisa mengerahkan tenaganya untuk berteriak“aku akan memperkenalkan kepadamu kenapa Geng kami di Sebut dengan Singa Merah, akan aku ajari kepadamu, semoga kamu tidak kencing di celana nak” Bruno telah selesai menggulung bajunya dan sudah siap memasang kuda-kuda, dia siap menyerang atau bertahan.Tubuh Bruno sekarang sudah terlihat dengan jelas bahwa tubuhnya sangat berbentuk dan ada lekukan otot dimana-mana terutama di kepalan tangannya dan juga lehernya terlihat urat yang timbul disana.Idris sudah membaca profile Bruno Xiang, bahwa lelaki tua ini juga memiliki prestasi pada masanya dan tehnik yang sering dia gunakan adalah tehnik auman singa, tehniknya adalah meninju berkali-kali tanpa henti dan tanpa

  • Petarung Terakhir Dewa Iblis   Bab 110

    Erik melesat dengat cepat dan kepalan tangannya telah di isi oleh tenaga dalam yang besar, sebagian besar tenaga dalamnya dia taruh disana, dia ingin menghabisi Idris dan ingin memberikan pelajaran karena keras kepala dan kesombongan IdrisNamun apa yang mereka harapkan tidak sejalan dengan kenyataannyaIdris meregangkan tangannya tepat kedepan dimana pukulan Erik akan jatuh dan….“Bammmmmmmmmm!!!!”Debu dan batu di sekitar beterbangan saat pukulan Erik tertanam di tangan Idris. Orang-orang yang terluka mau tidak mau menutup mukanya karena debu dan batu iniWarna muka Erik berubah, matanya terbelalak lebar dan mulutnya sama besarnya, dia tidak mengira bahwa Idris dapat menahan pukulannya hanya dengan telapak tangannya dan yang lebih mengejutkan setelahnya adalah Idris menggenggam kepalan tangan Erik dan…“KRAAAAAKKKKKK!!!”“AAAAAHHHHHHHH!!!!”Bunyi retak tangan Eri

  • Petarung Terakhir Dewa Iblis   Bab 109

    Baik Erik maupun Tuan Bruno mengerutkan kening saat melihat motor tersebut mendekat, mereka cukup bingung siapa yang datang kemari menggunakan motor, sedangkan tempat wisata sekarang sudah di tutup karena kejadian yang mereka buat, hanya ada segelintir orang yang tidak bisa pulang maupun pergi, dan mereka hanya bisa bersembunyi di antara bangunanBerbeda dengan Felix dan Alex mereka memancarkan ekspresi senang sekaligus lega bahwa Idris datang ke lokasi tepat waktu sebelum Bruno mengambil tindakan lebih jauh.‘akhirnya Tuan Idris datang tepat waktu, ini adalah waktunya panggung pertamamu tuan’ ucap Felix dengan bangga dia ingin memperkenalkan Tuan barunya kepada seluruh geng bawah tanahIdris memberhentikan motornya tepat di deretan mobil Geng Raja Elang, dengan ini baik Bruno maupun Erik bisa melihat bahwa Idris berdiri bersama Geng Raja Elang dan siapa dia?Saat Idris turun dari motornya Idris melihat banyak deretan manusia yang tergeletak d

  • Petarung Terakhir Dewa Iblis   Bab 108

    Felix melangkah kedepan sambil menatap Erik dengan curiga dia juga merasakan ada sesuatu dengan hal itu.“wah wah wah, ternyata tuan Felix yang datang. Aku tidak menduga bahwa kamu memanggil Tuan Felix, Alex” ucap Erik menatap Felix dan melirik Alex dengan tatapan mengejek“memang kenapa kalau anak buahku menelfon dan meminta bantuanku? Baik wilayah ini maupun anak buahku adalah tanggung jawabku! Itu adalah urusanku bukan urusanmu Erik” Felix menatap balik Erik dengan tatapan dingin namun tenang. Dia belajar banyak dari Idris bahwa untuk menjadi orang yang terlihat kuat orang tersebut harus terlihat tenang“kamu tau Pak Tua Felix? Aku sudah berada di Alam Kesatria tahap Menengah sekarang. Apakah kamu kaget?” ucap Erik dengan bangga dengan pencapaiannya kepada Felix, dia menaikan dagunya sebagai kesombongannyaFelix mengerutkan keningnya dia tidak menduga bahwa kata-kata itu keluar dari mulutnya. Namun dia

  • Petarung Terakhir Dewa Iblis   Bab 107

    Ekspresi Alex menjadi gelap saat Erik mengatakan tersebut, Alex tahu bahwa sekarang Erik berani bersikap sombong dan arogan tidak lain karena dia sudah menganggap dirinya setara dengan Felix.Felix juga berada di Alam Kesatria tahap menengah seperti Erik saat ini. Hal ini membuat Alex menjadi gugup haruskah aku menelfon Felix atau Idris sebagai ketua baru mereka. Setelah memikirkannya Alex memilih untuk menghubungi Felix terlebih dahulu bagaimanapun Felix lebih tahu banyak soal ini dari pada Idris.“tunggu sebentar! Akan aku panggil seseorang kemari!” ucap Alex yang masih terduduk di lantai karena mulutnya masih mengeluarkan darah dari sudut mulutnya“baiklah, aku harap orang yang kamu panggil kesini akan membuat ini lebih menarik sehingga aku tidak merasa bosan” Erik mengatakannya dengan dingin sambil menatap Alex yang sama Dinginnya.Alex langsung mengeluarkan ponselnya dan menelfon FelixPanggilannya pun tersambung dan tidak lama di jawab oleh Felix“Tuan! Aku minta bantuanmu” ucap

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status