Eve hanya bisa memandangi Idris dengan kagum begitupun dengan pelayan yang ada di sebelahnya ternyata setelah sedikit di berikan sentuhan Idris terlihat sangat tampan dan lebih terlihat sebagai laki-laki idaman, Eve kagum terhadap Idris bahwa laki-laki ini bisa mencuri hatinya, Eve adalah wanita yang sibuk dengan dunia kerja bahkan dia tidak memiliki waktu untuk mencari kekasih, dan hatinya sudah seperti batu, laki-laki manapun pasti di tolak olehnya.
Namun baru kali ini dia di kejutkan oleh orang yang dari biasa-biasa saja dan bukan siapa-siapa bukan dari keluarga Elit yang mempunyai harta dan tahta.
“hello Eve,” ucap Idris melambai dan memanggilnya sekali lagi
Sejenak Eve dan Pelayan di sebelahnya kembali tersadar.
“hemm bagus, kamu terlihat bagus tuan Fox” ucapnya dan matanya tidak bisa lepas dari Idris.
“Nona maaf untuk pembayarannya mau menggunakan apa?” ucap Pelayan di sebelahnya setelah sadar
“pakai….” Sebelum Idris menjawab sudah di potong oleh Eve
“menggunakan ini saja, tolong sisanya di bungkus yang rapih ya” ucap Eve memberikan kartu Debitnya yang berwarna hitam kepada pelayan tersebut
setelah Pelayan tersebut melakukan pembayaran dan memberikan tas belanjaan kepada Eve mereka pun keluar dari toko tersebut.
“Eve kenapa jadi kamu yang membayar belanjaanku?” ucap Idris kebingungan sambil berjalan menuju toko lainnya
“kita akan menuju ke kediaman dimana kakek dan ayahku berada tentu saja kamu adalah tanggung jawabku sudah diam saja” ucapnya namun dia masih kagum dengan laki-laki di sebelahnya.
Setelah mereka berbelanja di pusat perbelanjaan mereka pergi ke kediaman keluarga Max untuk bertemu dengan Tuan besar Max dan ayahnya Eve.
Setelah setengah jam perjalanan mereka memasuki halaman Max, rumahnya megah dan terang, beberapa penjaga berada di posnya mengamankan depan rumahnya.
Rumahnya bergaya arsitek kuno, banyak lampu lama yang tergantung di atasnya namun bisa memancarkan aura mewah, seluruh lahannya seperti model Eropa.
Luas Rumahnya bisa di pastikan dua kali lipat dari rumah ayah angkatnya Tuchen Fox. Bahkan rumahnya saja hanya ada satu lantai sedangkan rumah keluarga besar Max memiliki 3 gedung dan dua gedung lainnya bertingkat dua.
Sudah seperti kantor gubernur.
“waw” ucap Idris secara spontan
“Mengapa? Kamu belum pernah melihat sebelumnya?”
“tentu saja kamu tau betul bagaimana latar belakangku, mana pernah aku melihat Rumah Mewah seperti ini”
“tidak perlu di cemaskan ini rumah Kakek ku bukan rumahku jadi aku tidak bangga sama sekali” ucap Eve melepas sabuk pengaman dan bersiap keluar dari Mobil
“oh ya sebelumnya, kakek ku suka bercanda dan santai, namun ayahku orangnya agak serius, jadi kamu harus menjaga omonganmu” ucap Eve mempertegas
“tidak perlu khawatir nona Eve aku akan berusaha sebaiknya dan mengikuti ritme mu” ucap Idris mempertegas dan meyakinkan Eve
“baiklah bagus kalau begitu, sebaiknya kita segera masuk sepertinya semua ada di dalam menunggu kita”
“baik ayo nona Eve silahkan duluan”
Idris mengikuti Eve masuk ke dalam, pintu rumahnya di buka kan oleh pelayan rumahnya, ruang awalnya saja sudah sangat luas dan memiliki atap yang tinggi.
Mereka berjalan di lorong yang terang dan jarak antara pintu sangat jauh seperti lapangan Bola.
Tok! Tok! Tok!
Eve membuka kan pintu ruang kerja kakeknya dan di dalamnya sudah ada satu laki-laki paruh baya sekitar berumur 65 tahunan dan satunya bisa di pastikan adalah ayahnya Eve sekitar berumur 40 tahunan akhir.
“kakek!” ucap Eve langsung berlari ke arah Kakeknya yang sedang duduk di sofanya dan ayahnya berada di sampingnya mereka seperti sedang mengobrolkan sesuatu
“cucuku Eve, aku mendengar kamu terlibat masalah apakah cucu kakek ini baik-baik saja?” ucap kakeknya dengan khawatir
“aku baik-baik saja kakek, berkat laki-laki yang disana, aku ingin memperkenalkannya, apakah boleh?” ucap Eve bermanja memang terlihat bahwa kakeknya sangat menyayanginya
“tentu saja perkenalkan dia kepadaku”
“kamu yakin dia bukan orang jahat Eve?” ucap Ayahnya
“ayah! Kalau dia orang jahat tidak mungkin aku sekarang berada disini dan kakak sudah mengunjungiku dan dia sebelunya jadi tidak mungkin dia orang jahat, ayah tau betul kakak seperti apa” ucap Eve dengan tegas dia kecewa dengan sikap awal ayahnya
“dia ada betulnya, sudah kamu tidak perlu membersarkan masalah, bukakah sebelumnya kamu sudah memeriksanya juga?” ucap kakeknya
“baiklah ayah, kamu benar aku hanya sedikit khawatir”
“panggil dia!” ucap Kakeknya
“Idris kemari!” ucap Eve bersemangat
Idris datang menghampiri mereka yang sedang duduk dan Idris berdiri di sebrangnya
“kakek, Paman, perkenalkan Saya Idris” ucap Idris memberikan hormat dengan membungkukan badannya 90 derajat.
“baik baik kamu ternyata masih muda, silahkan duduk terlebih dahulu” ucap kakeknya dengan tersenyum dan menyuruh Idris duduk di depannya
Eve pun duduk di samping Idris untuk menemani, tidak lama seorang pelayan memberikan dua gelas cangkir untuk Eve dan Idris untuk menemani mereka mengobrol.
Idris merasakan agak gugup karena dia selama ini belum pernah bertemu dengan keluarga besar dan terkenal seperti keluarga Max
Saat ini Eve mengetahui apa yang di pikirkan dan di rasakan oleh Idris karena dia mengetahui latar belakarng Idris dengan baik, jadi tidak sulit menebak bahwa Idris saat ini merasa tidak nyaman berhadapan langsung dengan keluarga besar yang belum pernah dia hadapi
Eve hanya melirik sekilas kepada Idris dan memberikan tatapan untuk menenangkan Idris dan meyakinkan bahwa dia akan menemani dan membatu Idris agar dia tidak perlu khawatir lagi di hadapan kakeknya dan ayahnya.
“Eve perkenalkan dia kepadaku” ucap kakeknya dan bersender di kursinya
Eve membetulkan posisi duduknya dan duduk tegak, saat melihat sikap Eve, Idris pun mengikuti cara duduk Eve dengan benar setidaknya dia berusaha untuk di posisi yang benar.
Ayah Eve menatap Idris dengan tatapan sedikit khawatir kepada Eve dengan membawa orang asing ke rumahnya, karena bagaimanapun dia masih belum mengetahui dengan jelas asal usul Idris walaupun telah menolong anaknya.
“baik kakek, ayah aku akan memperkenalkannya pada kalian, dan aku akan menjelaskan sedikit situasinya” ucap Eve dengan hormat kepada kakek dan ayahnya
“baik nak aku akan mendengarkan” ucap kakeknya dengan memberikan senyuman kepada cucuknya
Dia sangat menyayangi Eve karena di bawah keturunannya saat ini Eve adalah wanita yang paling mandiri dan paling sukses saat ini hanya Eve yang bisa mempertahankan posisi usahanya dengan baik di bandingkan dengan cucu wanita yang lainnya dimana selalu membuat masalah bahkan tidak membuahkan hasil apapun
Sedangkan ayahnya lebih percaya kepada anak laki-lakinya yaitu kakaknya Eve sendiri karena bagaimanapun warisannya akan turun kepada anak laki-lakinya bukan kepada Eve selaku wanita dari keluarga Max.
Idris memang berada di alam yang berbeda dengan penganut bela diri pada umumnya, namun jika di kelaskan Idris memang setara dengan Bruno yang berada di Alam Kesatria Tahap Akhir namun yang membuat berbeda adalah daya ledak yang di miliki oleh IdrisDengan berkat dari Azazil Idris bisa menggunakan serangan Iblis yang sudah mengalir dan menyatu dengan tubuhnya. Selain itu ada perbedaan seperti tembok antara Alam yang Idris anut dengan Alam yang bela diri pelajari pada umumnya.Idris mengayunkan kakinya dan menghantam Bruno ke depan dengan keras Namun Bruno tidak diam disitu saja, dia berusaha untuk memblokir serangan Idris dengan tangannya.“bammmmmmmmmm!!!!!”Terjadi ledakan antara serangan Idris dengan pertahanan Bruno.Bruno terselamatkan dia hanya terpental sedikit dan terseret di tanah dimana kakinya tertanam di tanah dengan tangan yang masih melindungi tubuhnya, namun tangannya merasa kesemutan setelah serangan tersebutBegitupun dengan kaki Idris akibat pertahanan Bruno dia meras
Idris hanya menanggapi dengan memiringkan bibirnya sedikit dan memberikan tatapan dengan menaikan alisnya yang menandakan bahwa Idris penasaran apa yang akan di lakukan oleh Bruno Xiang kepadanya.“Hajar dia Tuan Xiang!” Teriak Erik yang masih terjatuh dan belum bisa bangkit dia hanya bisa mengerahkan tenaganya untuk berteriak“aku akan memperkenalkan kepadamu kenapa Geng kami di Sebut dengan Singa Merah, akan aku ajari kepadamu, semoga kamu tidak kencing di celana nak” Bruno telah selesai menggulung bajunya dan sudah siap memasang kuda-kuda, dia siap menyerang atau bertahan.Tubuh Bruno sekarang sudah terlihat dengan jelas bahwa tubuhnya sangat berbentuk dan ada lekukan otot dimana-mana terutama di kepalan tangannya dan juga lehernya terlihat urat yang timbul disana.Idris sudah membaca profile Bruno Xiang, bahwa lelaki tua ini juga memiliki prestasi pada masanya dan tehnik yang sering dia gunakan adalah tehnik auman singa, tehniknya adalah meninju berkali-kali tanpa henti dan tanpa
Erik melesat dengat cepat dan kepalan tangannya telah di isi oleh tenaga dalam yang besar, sebagian besar tenaga dalamnya dia taruh disana, dia ingin menghabisi Idris dan ingin memberikan pelajaran karena keras kepala dan kesombongan IdrisNamun apa yang mereka harapkan tidak sejalan dengan kenyataannyaIdris meregangkan tangannya tepat kedepan dimana pukulan Erik akan jatuh dan….“Bammmmmmmmmm!!!!”Debu dan batu di sekitar beterbangan saat pukulan Erik tertanam di tangan Idris. Orang-orang yang terluka mau tidak mau menutup mukanya karena debu dan batu iniWarna muka Erik berubah, matanya terbelalak lebar dan mulutnya sama besarnya, dia tidak mengira bahwa Idris dapat menahan pukulannya hanya dengan telapak tangannya dan yang lebih mengejutkan setelahnya adalah Idris menggenggam kepalan tangan Erik dan…“KRAAAAAKKKKKK!!!”“AAAAAHHHHHHHH!!!!”Bunyi retak tangan Eri
Baik Erik maupun Tuan Bruno mengerutkan kening saat melihat motor tersebut mendekat, mereka cukup bingung siapa yang datang kemari menggunakan motor, sedangkan tempat wisata sekarang sudah di tutup karena kejadian yang mereka buat, hanya ada segelintir orang yang tidak bisa pulang maupun pergi, dan mereka hanya bisa bersembunyi di antara bangunanBerbeda dengan Felix dan Alex mereka memancarkan ekspresi senang sekaligus lega bahwa Idris datang ke lokasi tepat waktu sebelum Bruno mengambil tindakan lebih jauh.‘akhirnya Tuan Idris datang tepat waktu, ini adalah waktunya panggung pertamamu tuan’ ucap Felix dengan bangga dia ingin memperkenalkan Tuan barunya kepada seluruh geng bawah tanahIdris memberhentikan motornya tepat di deretan mobil Geng Raja Elang, dengan ini baik Bruno maupun Erik bisa melihat bahwa Idris berdiri bersama Geng Raja Elang dan siapa dia?Saat Idris turun dari motornya Idris melihat banyak deretan manusia yang tergeletak d
Felix melangkah kedepan sambil menatap Erik dengan curiga dia juga merasakan ada sesuatu dengan hal itu.“wah wah wah, ternyata tuan Felix yang datang. Aku tidak menduga bahwa kamu memanggil Tuan Felix, Alex” ucap Erik menatap Felix dan melirik Alex dengan tatapan mengejek“memang kenapa kalau anak buahku menelfon dan meminta bantuanku? Baik wilayah ini maupun anak buahku adalah tanggung jawabku! Itu adalah urusanku bukan urusanmu Erik” Felix menatap balik Erik dengan tatapan dingin namun tenang. Dia belajar banyak dari Idris bahwa untuk menjadi orang yang terlihat kuat orang tersebut harus terlihat tenang“kamu tau Pak Tua Felix? Aku sudah berada di Alam Kesatria tahap Menengah sekarang. Apakah kamu kaget?” ucap Erik dengan bangga dengan pencapaiannya kepada Felix, dia menaikan dagunya sebagai kesombongannyaFelix mengerutkan keningnya dia tidak menduga bahwa kata-kata itu keluar dari mulutnya. Namun dia
Ekspresi Alex menjadi gelap saat Erik mengatakan tersebut, Alex tahu bahwa sekarang Erik berani bersikap sombong dan arogan tidak lain karena dia sudah menganggap dirinya setara dengan Felix.Felix juga berada di Alam Kesatria tahap menengah seperti Erik saat ini. Hal ini membuat Alex menjadi gugup haruskah aku menelfon Felix atau Idris sebagai ketua baru mereka. Setelah memikirkannya Alex memilih untuk menghubungi Felix terlebih dahulu bagaimanapun Felix lebih tahu banyak soal ini dari pada Idris.“tunggu sebentar! Akan aku panggil seseorang kemari!” ucap Alex yang masih terduduk di lantai karena mulutnya masih mengeluarkan darah dari sudut mulutnya“baiklah, aku harap orang yang kamu panggil kesini akan membuat ini lebih menarik sehingga aku tidak merasa bosan” Erik mengatakannya dengan dingin sambil menatap Alex yang sama Dinginnya.Alex langsung mengeluarkan ponselnya dan menelfon FelixPanggilannya pun tersambung dan tidak lama di jawab oleh Felix“Tuan! Aku minta bantuanmu” ucap