Kenzie mengeringkan rambutnya dengan menggunakan handuk. Badannya masih bau air danau padahal ia sudah mandi dua kali. Duh, untung saja pekerjaannya disini sudah selesai. Jika belum, pasti kliennya akan jijik berdekatan dengannya.
Ia sedikit emosi mengingat si gadis gila itu. Sudah baik ia menolongnya, tapi gadis itu dengan kurang ajarnya langsung berlari dan meninggalkannya. Tanpa berterima kasih pula. Dasar manusia jahannam.
Tapi sebentar, Kenzie sedikit tidak asing dengan wajahnya. Karena ingatannya yang sangat bagus membuatnya bingung dengan wajah-wajah manusia yang dilihatnya. Astaga, sepertinya saraf-saraf di otak sedang terbelit satu sama lain.
Melihat meja yang berantakan membuat Kenzie stress. Ia masih harus menyusun data dari klien. Astaga, kapan semua kerjaannya ini berakhir.
Baiklah, sepertinya ia butuh hiburan. Ia pun keluar dari apartemennya untuk mencari udara segar. Kenzie akan menjelajah lagi di desa belakang apartemen ini. Danau yang ia
Elyna menatap langit dari balkon kamarnya. Otaknya masih memutar memori saat berada di alam mimpi semalam. Ia ingat betul, bahwa perempuan di figura itu adalah sang Mama. Tidak mungkin kan ia tidak mengenali Mamanya sendiri.Dan lagi, kenapa Yuta tidak mau menjawab pertanyaannya. Ia kan hanya penasaran siapa sebenarnya pria itu? Apa jangan-jangan ini salah satu petunjuk dari dewa agar Elyna bisa bertemu dengan sang Papa, begitu kah?Jika Arien itu benar-benar Papanya, berarti bayi yang ada dalam gendongan sang Mama adalah dirinya. Dengan gesit, ia pun langsung mengacak-acak box kayu yang merupakan tempat penyimpanan album. Siapa tau kan ada foto masa kecilnya.Mata Elyna langsung melebar saat menemukan sebuah foto masa kecilnya yang tengkurap di atas kasur. Elyna kecil sangat mirip dengan bayi yang ada di gendongan Mamanya. Fix, Arien adalah sang Papa. Baiklah El, mari kita pecahkan misteri ini.Ah sebentar, hari sudah mulai pagi. Ia harus makan kemudian
Elyna menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ember mana ember, ia sungguh malu sekarang. Bagaimana tidak, karena dirinya yang berteriak maling, semua orang pun langsung mengejar maling itu.Dan kalian tau apa yang dia curi? Sebuah handuk. Gila kan? Maling itu butuh handuk untuk anaknya yang kedinginan. Ia baru sadar jika handuk itu ikut terbawa ke alam mimpi.Ia pun langsung meminta maaf kepada semua orang yang membantunya. Duh, baru juga memulai misi, ia sudah membuat kegaduhan. Dasar bodoh."Ini neng, minum dulu" Elyna berjengit kaget saat didatangi oleh Arien. Pria itu membawa segelas susu dan menyodorkan ke padanya."Terima kasih pak" ucapnya ramah kemudian meneguk susu itu hingga habis tak tersisa. Ah segarnya, pasti ini susu murni tanpa ada campuran air ataupun gula. Baiklah El, mari kita mulai melaksanakan misi kedua."Kamu bukan dari desa sekitar sini ya?""Iya pak. Saya tersesat dan sangat lapar" eits jangan salah, perut Elyna memang
Sinar mentari membangunkan Elyna dari tidurnya. Sebentar, sepertinya ada yang salah. Dengan buru-buru, ia langsung bangkit dan melihat ke arah jendela.Matanya langsung melotot saat menyadari sesuatu. Apa kalian tau itu apa? Ah, tentu mudah ditebak. Akhirnya, Elyna bisa merasakan tidur pada malam hari. Ini adalah pertama kali dalam hidupnya bisa menikmati tidur malam. Jangan-jangan kutukan itu sudah tidak ada lagi. Ah syukurlah kalau begitu.Melihat matahari yang cerah membuat Elyna tersenyum senang. Apartemen ini berada di lantai 15. Dari atas, ia bisa melihat banyaknya orang yang berlalu lalang. Ini adalah pemandangan langkah yang sangat ia dampakan.Bagaimana tidak, di saat semua orang mulai bangun dari tidur, ia malah harus bersiap untuk tidur. Dan saat dirinya bangun, orang lain sudah lelah dan membutuhkan istirahat. Duh, nasib manusia nokturnal sepertinya memang menyedihkan.Elyna berjalan ke arah pintu balkon. Ia ingin melihat pemandangan lebih jel
Kenzie mengeringkan rambutnya dengan menggunakan handuk. Badannya masih bau air danau padahal ia sudah mandi dua kali. Duh, untung saja pekerjaannya disini sudah selesai. Jika belum, pasti kliennya akan jijik berdekatan dengannya.Ia sedikit emosi mengingat si gadis gila itu. Sudah baik ia menolongnya, tapi gadis itu dengan kurang ajarnya langsung berlari dan meninggalkannya. Tanpa berterima kasih pula. Dasar manusia jahannam.Tapi sebentar, Kenzie sedikit tidak asing dengan wajahnya. Karena ingatannya yang sangat bagus membuatnya bingung dengan wajah-wajah manusia yang dilihatnya. Astaga, sepertinya saraf-saraf di otak sedang terbelit satu sama lain.Melihat meja yang berantakan membuat Kenzie stress. Ia masih harus menyusun data dari klien. Astaga, kapan semua kerjaannya ini berakhir.Baiklah, sepertinya ia butuh hiburan. Ia pun keluar dari apartemennya untuk mencari udara segar. Kenzie akan menjelajah lagi di desa belakang apartemen ini. Danau yang ia
Nyanyian merdu terdengar menggema di penjuru danau. Bahkan burung-burung seolah berterbangan mengikuti melodi. Sore yang cerah ini terlihat sangat sejuk dan menyenangkan.Terlihat seorang pria yang sedang berbaring di atas rakit sambil merapalkan sebuah lagu. Rakit itu ia rekatkan dengan kayu di dekat danau agar tidak bergerak ke tengah. Melihat langit yang dihiasi oleh warna jingga membuatnya bahagia. Ini adalah spot yang paling ia nanti setiap hari.Pria bernama Kenzie itu hampir tersedak ludahnya sendiri saat mendengar suara teriakan yang diiringi oleh tangisan. Astaga, apa itu? Tidak mungkin kan ada kuntilanak disini. Jika memang ada, sudah dari dulu ia melihatnya.Ia pun membalikkan tubuhnya menjadi tengkurap. Matanya ia arahkan ke seluruh penjuru danau. Sepi seperti biasanya, hanya ada burung-burung yang hinggap di pepohonan. Kenzie langsung mengernyitkan dahi saat melihat seorang gadis yang duduk lesehan di tanah sambil menatap danau.Pasti gadis i
Dasar Yuta kampret, anak anjing, anak babi, ah salah, dia anak kura-kura.Bagaimana tidak kesal, makhluk aneh itu tega mengembalikan dirinya ke dunia nyata di sembarang tempat. Yuta dengan kurang ajarnya mendorong tubuhnya lagi sampai terjungkal ke belakang dan berakhir di danau dekat rumah.Untung saja Elyna bisa berenang, bagaimana jika tidak? Nyawanya pasti sudah melayang tanpa batas. Awas saja, jika ada kesempatan bertemu dengan dewa, ia akan mengadukan kelakuan bejad makhluk aneh itu.Elyna menahan malu saat semua orang menertawakan dirinya yang berjalan seorang diri dengan keadaan basah kuyup. Duh, ini seperti kejadian di mimpi Arien. Kenapa sial sekali sih hidupnya.Saat memasuki rumah, lagi-lagi Elyna mendengar suara desahan yang membuat perutnya langsung mules. Bisa tidak sih ia tenang sehari saja. Jika begini, ia lebih memilih hidup di dunia mimpi saja.Elyna meringis saat melihat tampilannya di depan cermin. Ia sudah seperti anak ayam ya