Bab Utama : 2/2 Selesai. Bab Bonus Gems : 0/1 Bab Extra Author : ? Semoga bisa rilis bab tambahan dari author malam ini ...
Dataran kelam itu sunyi.Teramat sunyi.Bahkan angin enggan bergerak, seolah dunia menahan napasnya di bawah langit yang telah hancur oleh perang para dewa dan iblis. Awan menggantung rendah, hitam kelam, terbelah oleh garis-garis petir yang lebih tampak seperti luka pada langit itu sendiri.Dua sosok berdiri di tengah kehancuran.Dari satu sisi, Demyxian, Sang Dewa Seiyu alias Alkemis Kematian, perlahan membuka jubahnya. Gerakannya tak tergesa—justru sebaliknya, ia tampak seperti menikmati waktu yang merangkak, seolah-olah ia sedang membuka tirai terakhir sebelum pertunjukan maut dimulai.“Kau tahu, Kevin…” bisiknya pelan, namun tajam.“…kadang dunia terlalu lama memuja cahaya hingga lupa, racun pun bisa membebaskan.”Jubahnya terurai.Dan dari balik kain gelap itu, puluhan pil mematikan melayang, mengambang dengan orbit mengerikan, seakan masing-masing memiliki kesadaran dan niat membunuhnya sendiri. Mereka berputar seperti planet-planet gelap yang mengelilingi matahari hitam—meneba
Udara menggigil.Bukan hanya karena suhu yang menjatuhkan embun menjadi jarum es, tapi karena aura pertarungan yang menggantung di antara langit dan tanah. Di perbatasan alam itu, di titik liminal antara cahaya dan kehancuran, dua kekuatan bertarung... Valkyrie dan Harimau Salju, binatang suci dari kutub purba.Langit yang tadinya menyala oleh amarah Rajawali Api kini berubah drastis. Api menghilang seperti lenyap oleh kehendak surgawi.Yang menggantikan bukan ketenangan, melainkan keheningan dingin yang menyayat.Salju tidak lagi turun dengan anggun.Kini ia jatuh seperti serpihan belati kaca—tajam, mematikan, dan membekas luka dalam setiap sentuhannya.Tanah, yang tadinya kokoh, mulai merekah oleh desiran kutub purba. Dari rekahannya, pilar-pilar es mencuat—tinggi, runcing, dan seolah hidup. Mereka menjulang seperti taring dari dewa yang lama terkubur dalam tidur beku, kini terbangun oleh panggilan pertempuran surgawi.GWAARRRRR!!!Raungan itu mengguncang dimensi.Sumbernya: sesosok
Di tempat tertinggi, jauh di atas puncak gunung dan menara suci, dua makhluk surgawi saling menantang. Mereka bukan binatang biasa, bukan juga dewa dalam bentuk manusia—mereka adalah arwah tertua, manifestasi kehendak dunia yang belum bisa memilih terang atau gelap.Kurozan.Burung dari malam abadi. Roh surgawi yang tubuhnya ditempa dari kegelapan terdalam, dari lorong-lorong tak berujung di antara bintang yang padam. Sayapnya membentang, hitam seperti kain duka, begitu lebar hingga menelan seluruh matahari dalam bayangannya. Setiap kepakan menciptakan tornado kelam, pusaran vakum yang menyedot tidak hanya cahaya... tetapi kehendak hidup.Langit mulai berdenyut dengan warna kelabu, lalu menjadi ungu tua, seperti luka lebam yang melebar.Kabut menyelimuti angkasa, menebal dalam gerakan spiral yang menyerap kilatan petir dan lidah api.Sebuah suara akhirnya merayap keluar dari balik pusaran bayangan.“Langit terlalu terang... Sudah waktunya malam mengambil tahta.”Suara Kurozan bukan se
“Kurozan,” bisik Kevin, matanya tak berkedip. “Roh Langit Kegelapan. Penjaga bayangan yang mengikuti langkahku sejak aku meninggalkan dunia lama.”Sosok itu kini menjulang di atas, seekor makhluk surgawi kegelapan, bagaikan burung nasar dari zaman kiamat.Tanpa aba-aba, Kurozan melesat, menyambut rajawali api yang menyambar dari sisi kanan. Pertemuan dua kekuatan surgawi itu menciptakan gelombang kejut yang menghancurkan formasi langit.Suara logam beradu menggelegar. Api dan bayangan bertabrakan, meledak dalam spiral energi yang menelan langit. Setiap benturan cakar dan paruh mereka menciptakan semburan sihir surgawi yang mengiris awan dan menghujani daratan dengan pecahan langit yang terbakar.Badai surgawi mulai terbentuk di atas. Warna langit berubah menjadi ungu gelap, lalu kehitaman, menandai pertempuran antara dua roh yang tak kenal ampun.Di bawah langit yang kini bergemuruh oleh perang makhluk surgawi, Valkyrie melangkah maju. Sepasang sayap bercahaya merekah dari punggungnya.
Langit mendadak memucat, lalu retak—bukan karena petir atau tekanan cuaca, melainkan oleh gema suara yang menggema dari kedalaman dimensi terlarang. Suara itu berat, mengguncang udara seperti gendang perang dari zaman yang dilupakan.“Kalian terlalu percaya diri…” “Datang hanya berdua… ke sarangku… yang dilumuri kutukan ribuan tahun…”Suara Demyxian bukan sekadar kata-kata. Itu adalah vibrasi terkutuk, yang merambat melalui tulang, menghujam langsung ke dalam jiwa, seperti jeritan roh-roh mati yang belum pernah dibebaskan. Setiap suku katanya menggetarkan tanah. Setiap jeda napasnya terasa seperti dunia menahan hembusan terakhirnya.Ia berjalan pelan—langkah demi langkah terdengar seperti palung neraka terbuka. Bukan tubuhnya yang berat. Tapi auranya—aura iblis murni yang menyelimuti dirinya, seperti kabut darah kering, lengket, dan mendidih di sekelilingnya. Udara di dekatnya terasa terbakar, namun juga dingin menusuk, seperti panasnya abu roh yang mengeras dalam penderitaan abadi.
Langit tampak sangat kelam.Awan hitam menggulung seperti pusaran amarah yang tak pernah reda, berputar perlahan di atas langit wilayah inti Paviliun Dewa Iblis. Saat Kevin dan Valkyrie menjejakkan kaki di tanah itu, udara berubah drastis—dingin, berat, dan mengandung aroma logam, darah tua, serta abu roh yang pernah terbakar.Dataran itu luas, berwarna hitam mengkilap seperti batu arang yang dibakar hingga nyaris meleleh. Pilar-pilar obsidian raksasa berdiri melingkar seperti taring iblis yang siap mencabik langit. Di setiap puncak pilar, api ungu berkedip seperti mata-mata dari dunia lain.Suara desir angin terdengar pelan... namun membawa kesan ribuan bisikan.Valkyrie menghentikan langkahnya. Sayap cahaya di punggungnya bergetar, seolah tubuhnya menangkap gelombang kekuatan gelap yang tersembunyi di bawah permukaan tanah.“Kita sudah di jantungnya…” bisiknya lirih, suaranya seperti nyanyian perang terakhir. Mata peraknya menyapu medan, tajam namun tenang.Di sampingnya, Kevin berdi