Bab Utama : 1/2. Guzheng adalah alat musik petik tradisional Tiongkok yang paling populer. Guzheng memiliki bentuk seperti kotak yang cembung dan terbuat dari kayu sebagai kotak suara, di atasnya terbentang 21 senar untuk dipetik.
Valkyrie menatap pil-pil itu. Sejenak, matanya berpindah ke wajah Kevin—yang meski penuh luka dan lelah, masih menyimpan keteguhan seorang pelindung. Tanpa sepatah kata, ia meraih ketiganya, lalu menelan satu per satu.Pil pertama melewati tenggorokannya seperti kabut dingin, yang kedua seperti air mengalir ke tulang, dan yang terakhir—panasnya meledak di dada, membuatnya nyaris tersedak, namun ia menahan diri.Beberapa detik hening berlalu. Udara di sekitar tubuh Valkyrie mulai bergetar, seolah menyambut energi baru yang bangkit dari dalam dirinya."Energi Qi-ku ... mulai stabil ..." bisiknya, suara terputus di antara ketakjuban dan rasa syukur. Ia meraba rusuknya yang sebelumnya hangus terbakar. Luka itu ... kini perlahan meregenerasi, dagingnya tumbuh kembali seperti disiram cahaya hidup. "Tuan Muda ... membawa pil regenerasi dari era Kekaisaran Dewa Kuno?"“Aku membuatnya ...” jawabnya singkat. Kevin berdiri di samping Valkyrie, menatap langit yang mulai bersih dari kabut spiritua
Langit yang sebelumnya ditelan kegelapan kini perlahan membuka dirinya, seolah ikut menghela napas panjang setelah badai. Warna kelabu berganti semburat oranye keemasan dari matahari yang mencoba menembus kabut energi yang masih menggantung rendah, melayang seperti sisa-sisa mimpi buruk yang enggan pergi.Lembah di bawahnya telah berubah menjadi medan luka. Batu-batu besar berserakan, retak dan sebagian mengambang dalam energi tak kasatmata. Tanah terbelah oleh jejak pertempuran maha dahsyat. Aroma logam dari darah, asap hangus dari api Phoenix, dan udara dingin menusuk tulang dari napas sang Naga Biru berkelindan di udara—menciptakan campuran bau kematian dan kemenangan yang menyiksa dan membingungkan.Kevin muncul dari kabut spiritual. Perlahan-lahan, tubuh manusianya terbentuk kembali—seperti pahatan dari cahaya yang ditarik paksa ke dunia fana. Ia terhuyung dua langkah ke depan, napasnya terputus-putus, pelipisnya dibasahi keringat dan darah yang telah mengering. Meski luka-luka m
Tubuh Phoenix Hitam kini menyala lebih garang. Api hitamnya makin pekat, dan kilatan ungu di sekeliling tubuhnya tampak seperti kilat petir yang menari liar. Nafasnya menghembuskan bara, dan matanya tak lagi seperti burung—tapi seperti dewa penghancur yang dibangkitkan dari abu dunia.Dengan teriakan penuh amarah, Phoenix membuka sayapnya lebar-lebar.Dan dari setiap helai bulu yang membara, keluar ribuan anak panah api hitam—meluncur seperti hujan kematian yang tak bisa dihentikan.SWING! SWING! SWING!Langit seketika dipenuhi oleh gelombang proyektil menyala yang berputar-putar seperti makhluk hidup. Mereka memburu Kevin—memburu setiap inci dari tubuh naga raksasa itu.Kevin meraung dalam wujud naganya, mengguncang langit.Dengan kedua sayap raksasanya, ia menciptakan perisai es, lapisan pelindung yang bersinar dalam aura biru membara. Kristal-kristal es muncul di sekelilingnya, menyatu dalam formasi pertahanan yang kokoh—namun tidak sempurna.Beberapa panah api berhasil menembus, m
BOOOMMM!!!Sebuah ledakan cahaya menyilaukan menerangi seluruh lembah—membelah kegelapan, membungkam api Phoenix sejenak. Tubuh Kevin lenyap di dalamnya. Hanya suara angin ribut dan gema kekuatan purba yang tersisa.Dan dari cahaya itu…Seekor Naga Biru raksasa muncul, perlahan mengangkat tubuhnya dari kawah energi. Sisiknya berkilau seperti pecahan kristal es yang dibalut nyala api. Setiap gerakannya seperti badai petir yang mengendap di permukaan samudera.Matanya menyala—dua kristal bercahaya, penuh kesadaran dan amarah yang tertahan. Dari rahangnya yang bergerigi, keluar embusan asap putih beku yang menggulung, namun di dalamnya terselip bara merah yang menyala seperti inti bumi.Langit di atas bergolak. Phoenix Hitam di udara mengeluarkan raungan dalam bahasa langit yang tak dimengerti manusia.Tapi kini, Kevin sudah bukan manusia biasa lagi.Ia adalah jawaban bagi kehancuran.Ia adalah Naga Biru, warisan terakhir dari kekuatan yang tak mengenal kata tunduk.Udara tiba-tiba meneg
Phoenix Hitam berdiri tegak di udara, tubuhnya menjulang seperti puncak gunung kegelapan yang hidup. Sepasang matanya—seperti lubang bintang yang mati—menatap tajam ke arah Kevin dan Valkyrie, bukan sekadar melihat … tetapi menembus, menyayat, membedah. Pandangan makhluk suci itu seakan menelusuri lapisan demi lapisan tubuh, mencungkil setiap ketulusan, menguliti setiap luka tersembunyi dalam jiwa mereka.Dalam satu gerakan yang lebih menyerupai ledakan daripada kepakan, makhluk itu menghentakkan sayapnya.WUUUUSSSHHHH!!!Udara pecah. Tanah berguncang. Pilar-pilar batu di sekitarnya runtuh berserakan seperti mainan anak-anak. Phoenix Hitam terangkat ke langit, bukan seperti makhluk surgawi yang terbang dengan anggun, melainkan seperti erupsi neraka, seperti lahar yang dilemparkan dari kawah purba menuju langit terkutuk.Dari kedua sayapnya, api hitam meledak keluar, berputar membentuk spiral ganda—tarian kehancuran yang menembus awan. Setiap kilasannya membakar udara, dan batu-batu di
Langit perlahan berubah warna, bukan keemasan fajar yang menyapa, melainkan semburat abu-abu kebiruan yang perlahan-lahan digerus oleh aliran aurora hitam. Cahaya gelap itu menggulung dari garis cakrawala, seperti tinta tumpah yang menyebar ke segala penjuru, menelan warna-warna dunia.Aurora itu bukan cahaya biasa. Ia meliuk di angkasa seperti makhluk hidup, bergulung lambat dan berat, seolah langit hendak melipat dirinya ke dalam.Kevin berdiri diam di bibir tebing bersama Valkyrie. Di hadapan mereka terbentang sebuah lembah luas dan menakutkan, dijaga dua dinding batu raksasa yang menjulang ke langit. Permukaan tebing-tebing itu dipenuhi simbol-simbol kuno yang berkilau samar seperti luka terbuka di kulit bumi—garis-garis aneh, huruf-huruf asing, begitu tua hingga seperti ditulis oleh waktu itu sendiri.Kevin menyipitkan mata. “Aku ... bahkan tak bisa membaca satupun dari ini,” gumamnya pelan, suara nyaris tak terdengar oleh angin.Valkyrie melangkah ke depan, mantel perangnya berk