Beranda / Fantasi / Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa / 197. Artefak Pemurnian Racun Ilahi

Share

197. Artefak Pemurnian Racun Ilahi

Penulis: Zhu Phi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-30 19:52:36
“Dia tidak hanya mengandalkan teknik,” gumamnya, separuh pada Valkyrie, separuh pada dirinya sendiri. “Kekuatan hutan ... menopangnya. Kita harus memutus jalinan itu.”

Valkyrie menyipitkan mata. “Kalau begitu, kita potong akarnya.”

Dari bawah tanah, akar-akar bambu menjulang—tajam seperti tombak, menyembur ke arah Kevin dengan kecepatan mematikan, menciptakan derak dan debur seperti ratusan ular tanah yang memburu mangsa.

Kevin menarik napas tajam, jari-jarinya meluncur cepat ke udara, menciptakan pola rumit dari energi Qi. Lima garis cahaya melingkari dirinya, membentuk formasi energi berbentuk bintang.

“Formasi Lima Bintang,” gumamnya. Tapi kali ini, nadanya berbeda—lebih halus, seolah senandung tersembunyi menyelinap di antara tiap titik formasi.

Ruang di sekeliling Kevin mulai bergetar, bukan karena serangan fisik, tapi karena resonansi spiritual yang merambat lewat udara. Suara guzheng yang dimainkan makhluk bertopeng itu menggema seperti gelombang halus yang meluncur ke segala ar
Zhu Phi

Bab Utama : 2/2 Selesai. Perjalanan menembus benteng Hutan Ilahi hampir berakhir ... Apa yang akan menunggu mereka di balik Hutan Ilahi?

| 6
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   450. Tiga Medan Pertarungan

    “Kurozan,” bisik Kevin, matanya tak berkedip. “Roh Langit Kegelapan. Penjaga bayangan yang mengikuti langkahku sejak aku meninggalkan dunia lama.”Sosok itu kini menjulang di atas, seekor makhluk surgawi kegelapan, bagaikan burung nasar dari zaman kiamat.Tanpa aba-aba, Kurozan melesat, menyambut rajawali api yang menyambar dari sisi kanan. Pertemuan dua kekuatan surgawi itu menciptakan gelombang kejut yang menghancurkan formasi langit.Suara logam beradu menggelegar. Api dan bayangan bertabrakan, meledak dalam spiral energi yang menelan langit. Setiap benturan cakar dan paruh mereka menciptakan semburan sihir surgawi yang mengiris awan dan menghujani daratan dengan pecahan langit yang terbakar.Badai surgawi mulai terbentuk di atas. Warna langit berubah menjadi ungu gelap, lalu kehitaman, menandai pertempuran antara dua roh yang tak kenal ampun.Di bawah langit yang kini bergemuruh oleh perang makhluk surgawi, Valkyrie melangkah maju. Sepasang sayap bercahaya merekah dari punggungnya

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   449. Munculnya Sang Sahabat

    Langit mendadak memucat, lalu retak—bukan karena petir atau tekanan cuaca, melainkan oleh gema suara yang menggema dari kedalaman dimensi terlarang. Suara itu berat, mengguncang udara seperti gendang perang dari zaman yang dilupakan.“Kalian terlalu percaya diri…” “Datang hanya berdua… ke sarangku… yang dilumuri kutukan ribuan tahun…”Suara Demyxian bukan sekadar kata-kata. Itu adalah vibrasi terkutuk, yang merambat melalui tulang, menghujam langsung ke dalam jiwa, seperti jeritan roh-roh mati yang belum pernah dibebaskan. Setiap suku katanya menggetarkan tanah. Setiap jeda napasnya terasa seperti dunia menahan hembusan terakhirnya.Ia berjalan pelan—langkah demi langkah terdengar seperti palung neraka terbuka. Bukan tubuhnya yang berat. Tapi auranya—aura iblis murni yang menyelimuti dirinya, seperti kabut darah kering, lengket, dan mendidih di sekelilingnya. Udara di dekatnya terasa terbakar, namun juga dingin menusuk, seperti panasnya abu roh yang mengeras dalam penderitaan abadi.

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   448. Paviliun Dewa Iblis

    Langit tampak sangat kelam.Awan hitam menggulung seperti pusaran amarah yang tak pernah reda, berputar perlahan di atas langit wilayah inti Paviliun Dewa Iblis. Saat Kevin dan Valkyrie menjejakkan kaki di tanah itu, udara berubah drastis—dingin, berat, dan mengandung aroma logam, darah tua, serta abu roh yang pernah terbakar.Dataran itu luas, berwarna hitam mengkilap seperti batu arang yang dibakar hingga nyaris meleleh. Pilar-pilar obsidian raksasa berdiri melingkar seperti taring iblis yang siap mencabik langit. Di setiap puncak pilar, api ungu berkedip seperti mata-mata dari dunia lain.Suara desir angin terdengar pelan... namun membawa kesan ribuan bisikan.Valkyrie menghentikan langkahnya. Sayap cahaya di punggungnya bergetar, seolah tubuhnya menangkap gelombang kekuatan gelap yang tersembunyi di bawah permukaan tanah.“Kita sudah di jantungnya…” bisiknya lirih, suaranya seperti nyanyian perang terakhir. Mata peraknya menyapu medan, tajam namun tenang.Di sampingnya, Kevin berd

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   447. Eksekusi Terakhir

    Kevin mengangkat kedua pedang itu perlahan, lengan-lengannya bergetar ringan karena tekanan spiritual yang belum surut. Kemudian, bilah suci dan bilah kegelapan disilangkan di depan dadanya. Dalam gerakan itu, langit merespons—cahaya dan bayangan menyembur dari kedua ujung pedang, melesat ke angkasa.Di atas sana, awan berputar liar, membentuk lingkaran takdir seperti stempel langit yang siap ditekan ke atas dunia.Sebuah lambang muncul—lambang eksekusi terakhir. Lambang penghabisan takdir. Bukan hanya pembunuhan. Tapi penghakiman dari dua sisi alam semesta.“Heaven and Abyss Crossed Execution!” serunya, suara itu mengguncang langit dan bumi, seolah seluruh semesta menjadi saksi.Tebasan bersilang dilepaskan.SRAAAGHH!!Cahaya dan kegelapan berpadu dalam satu serangan sempurna. Udara terbelah, menciptakan bunyi aneh—seperti suara cahaya yang dikoyak, atau waktu yang terputus di tengah jalur takdir.Brianstrom hanya sempat mengangkat satu tangan. Gerakan lemah. Bukan untuk membela dir

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   446. Rain of Thousand Ice Swords - II

    “Kau terlalu bersih, Brianstrom…” gumamnya di antara napas kasar, bibirnya mengering oleh darah. “Tak punya dosa… tak punya luka.”Ia mendongak, menatap mata musuhnya yang tak goyah.“Tapi aku? Aku... punya semua beban dunia.”Dan dalam kalimat itu, bukan hanya keluh kesah, tapi kutukan. Setiap luka. Setiap kehilangan. Setiap jiwa yang telah ia lihat jatuh demi keadilan yang hampa. Semua itu kini berpadu menjadi kekuatan.Kevin melompat ke udara. Gerakannya memecahkan tekanan angin. Langit bergemuruh. Angin mengaum seperti makhluk buas yang baru saja dilepaskan.Awan di atasnya berputar cepat, berkilat, lalu membeku. Suhu turun drastis. Embun es menari di udara seperti debu halus dari surga yang marah.“Rain of Thousand Ice Swords – Heaven’s Fall!”Dan saat itu juga—langit pecah.CRAAASSSHHH!!!Dari balik awan putih beku, sepuluh ribu pedang es spiritual meluncur turun. Setiap bilah tidak sekadar tajam... mereka membawa memori. Dendam. Rasa sakit. Penyesalan. Pengkhianatan. Semua

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   445. Phantom Fire Blood - II

    Langit menggantung suram di atas medan yang hancur—sunyi, dingin, namun menyesakkan. Awan hitam menggulung, berputar-putar seperti pusaran kegelapan yang ditarik dari neraka. Kilat sesekali menyambar, namun tak bersuara, seakan seluruh semesta menahan napas, takut mengganggu detik-detik terakhir dari sebuah takdir yang akan runtuh.Dari sisa-sisa pertarungan yang telah menjadi abu, sosok Kevin muncul bagaikan sisa kutukan yang belum terselesaikan.Jubahnya compang-camping, darah mengering menempel di dada dan lengan. Tapi dari tubuhnya, sesuatu yang lebih kuno dari darah manusia mulai menyala. Aura merah tua, diselimuti kobaran api ungu, menjulur dari pori-porinya seperti asap dari dunia roh.Ia berdiri. Diam. Memandang musuhnya yang tak jauh di depannya.Tangan kanannya terangkat perlahan. Seolah setiap gerakannya menantang langit itu sendiri untuk ikut turun bertarung."Phantom Fire Blood... Final Severance."Ucapannya bukan hanya pengucapan jurus, tapi sumpah penghabisan. Sebuah de

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status