Bab Utama : 2/2 Selesai. Bab Bonus Gems : 3/3 Selesai. Bab Extra Author : 0/2. Bab Bonus Gems berikutnya besok ada 3 Bab ya sobat readers ... semoga author bisa menyelesaikannya.
Kevin tidak menoleh, tetapi sebuah anggukan kecil dari dagunya cukup untuk menunjukkan bahwa ia sudah memperkirakan kehadiran mereka.“Jangan ganggu mereka. Belum,” ucapnya, tenang seperti air danau dalam malam tanpa angin.Valkyrie sempat meliriknya, nada suara curiga mulai merayap dalam ucapannya. “Tapi mereka tidak menyembunyikan niat membunuh. Energi mereka … bergetar dalam pola yang sama. Mereka sedang membaca medan, menilai celah, menunggu kelemahan.”“Justru itu menarik,” Kevin membalas dengan senyum tipis yang nyaris tak terlihat. Senyuman yang lebih mirip bayangan dari masa lalu yang telah terbakar. “Mereka pikir bisa mengukur kedalaman samudra hanya dengan berdiri di tepinya dan mengintip dari atas batu.”Udara di sekitar mereka mulai berubah. Angin gurun spiritual yang biasanya kering tiba-tiba membawa aroma yang berbeda—aroma giok terbakar dan bunga anggrek langka. Kota Surgawi menyambut pagi hari, dan lapisan-lapisan energi spiritual semakin terlihat jelas, seperti kabut y
Kota Surgawi.Sebuah tempat yang tampak damai di permukaan, namun menyimpan ribuan rahasia di balik setiap lengkungan jalan, setiap ukiran dinding kuno, dan bisikan bayangan di balik jendela pavilion tua. Kota itu bagaikan wanita agung berkerudung kabut—anggun, memikat, namun penuh teka-teki.Sudah tiga hari berlalu sejak pertarungan legendaris antara Kevin Drakenis dan Tujuh Dewa Tanpa Batas dari Sekte Tujuh Dewa—konflik yang nyaris mengguncang fondasi spiritual wilayah Barat Kota. Namun kehidupan di Kota Surgawi ... seolah tak terusik oleh dentuman takdir itu. Tidak ada parade. Tidak ada teriakan kemenangan. Tidak ada kisah yang diceritakan dengan suara keras.Hanya ... sunyi yang aneh.Pasar kembali ramai dengan aktivitas sehari-hari. Suara para pedagang herbal langka yang menjajakan akar Seribu Jiwa dan bunga Rembulan Kering terdengar bersaing dengan jeritan pedagang pil spiritual yang menawarkan potongan harga.“Pil Penguatan Inti! Tiga beli satu gratis! Hari ini saja!”“Pill Penj
Paviliun Angin Surgawi – Sekte Lotus Merah ...Di atas danau spiritual berwarna merah muda lembut, sebuah taman mengambang melayang tenang, dijaga formasi langit yang membuatnya seolah terpisah dari dunia fana. Hembusan angin wangi bunga teratai menyapu pelan, menebarkan aroma lembut yang membuat siapa pun yang menghirupnya merasa seperti bermeditasi dalam mimpi.Di tengah taman itu, duduk bersila seorang wanita dengan aura begitu murni hingga udara di sekitarnya tampak berpendar keemasan. Lady Hua Lian, Pemimpin Sekte Lotus Merah, membiarkan tubuhnya mengapung di atas kelopak teratai raksasa yang mengambang anggun di atas air. Kulitnya seputih bulan, rambut hitam panjangnya menari perlahan mengikuti aliran spiritual Qi yang mengalir dari tubuhnya, sementara kelopak-kelopak bunga langit bermekaran satu demi satu meski musim semi belum tiba.Tiba-tiba, lingkaran pelindung kelopak bergetar pelan saat seorang perempuan muda—berpakaian merah muda pucat, dengan napas terengah—berlari memasu
Menara Giok Petir – Markas Besar Sekte Petir Langit ...Langit cerah mendadak menggelap, bukan karena awan hujan, tapi karena kilatan petir suci yang berasal dari timur Kota Surgawi. Suaranya menggema seperti jeritan naga tua, membelah langit Kota Surgawi hingga membuat seluruh spiritual beast tiarap dalam ketakutan.Menara Giok Petir menjulang tinggi ke langit yang kelabu, puncaknya seakan menggores awan-awan badai. Menara itu terbuat dari kristal biru keperakan, berkilauan samar ketika tersapu kilatan petir yang menyambar di langit—bukan hanya sebagai simbol kekuasaan, tapi juga sebagai tiang penyalur energi surgawi yang mampu mengubah cuaca dan takdir.Di atas balkon tertinggi menara itu, seorang pria berdiri diam, siluetnya seperti lukisan tak bergerak di tengah badai. Jubah hitam keunguan dengan sulaman rajah petir melingkar di lengan dan punggungnya berkibar ringan tertiup angin spiritual, semacam hembusan tak kasatmata yang terasa seperti bisikan dari surga ... dan juga neraka.
Kevin tetap berdiri tenang di pusat kehancuran.Ia memejamkan mata.Dalam kegelapan pikirannya, ia menelusuri garis keturunannya—darah yang mengalir dari leluhur naga kuno, makhluk yang pernah menantang surga itu sendiri.Lalu ia berbisik, suara yang lirih namun cukup untuk menghentikan jantung waktu.“Keturunan naga tidak mengenal segel.”Saat ia membuka mata kembali, pupilnya berubah—bercahaya biru perak seperti bintang tua, dan dari dahinya, muncul tanda naga kuno yang berdenyut dengan kekuatan zaman lampau.Dengan satu hentakan kaki, tanah spiritual di bawahnya retak, dan ia mengangkat tangannya ke langit:“Azure Dragon Awakening—Qi Domain of Frozen Flame!”Dan dunia berubah.Langit membeku dan terbakar sekaligus.Dari tubuh Kevin, meledak pusaran energi yang mencampur es dan api dalam satu entitas yang mustahil. Udara menjadi berat dan menggigit, namun juga menghanguskan. Salju api jatuh perlahan, menghancurkan semua kestabilan spiritual di sekitarnya.Tombak cahaya musuh terhenti
Langit Kota Surgawi seolah runtuh.Di ketinggian, di atas atap-atap kristal dan pilar spiritual yang menjulang seperti menara doa, pertarungan meledak dalam keheningan yang sekejap kemudian berubah jadi simfoni kehancuran.Enam cultivator dari Sekte Tujuh Dewa mengelilingi Kevin dalam formasi segel surgawi. Jubah ungu mereka berkibar liar, tubuh-tubuh mereka dikelilingi oleh aura yang menyala seperti matahari kecil—masing-masing menggenggam kekuatan dari elemen surgawi.Teriakan mantra mereka menggema.Petir mengoyak langit seperti cambuk raksasa, menciptakan retakan mengerikan di udara.Api membentuk tombak naga berlidah merah yang melesat, menyasar jantung Kevin.Air menyatu membentuk spiral biru kehancuran, seperti ular laut yang meliuk di langit.Angin menukik tajam, membelah udara dan formasi bangunan di bawahnya seperti bilah Qi yang tak terlihat.Udara menjadi berat, nyaris tak bisa dihirup. Tanah di bawah mereka retak-retak oleh tekanan spiritual semata. Rakyat biasa telah lama