Share

206. Drakenis

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2025-06-01 23:17:59
Di tengah jantung Kota Surgawi—tempat di mana Qi paling murni mengalir dari tanah ke langit—sebuah menara kristal putih menjulang tinggi, memecah awan dan menyentuh langit biru yang berdenyut pelan seperti dada dunia yang bernafas.

Menara itu tidak biasa. Kristalnya bukan kristal duniawi, melainkan material langit yang hanya bisa dibentuk melalui teknik pemurnian ribuan tahun oleh para tetua zaman kuno. Permukaannya memantulkan cahaya spiritual seperti cermin abadi, memancarkan kilau lembut yang menusuk ke dalam batin siapa pun yang memandang.

Di puncak menara, ruang pengamatan berbentuk kubah menyimpan satu artefak yang tak ternilai ... bola pantau spiritual, sebuah bola bercahaya perak yang berputar pelan tanpa disentuh, menampilkan citra-citra dari tempat jauh di seluruh Tanah Terlarang.

Dalam ruangan itu, tiga tetua berjubah hitam duduk membentuk segitiga, mata mereka tak berkedip menatap bola itu. Raut mereka penuh keriput, tapi mata mereka tajam seperti elang kuno, memantau segal
Zhu Phi

Bab Bonus Gems : 1/2. Bab Utama : 2/2 Selesai. Misteri apa di balik nama Drakenis?

| 4
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   230. Melawan Felix

    Langit yang semula tenang mulai diliputi awan kelabu. Petir samar melintas di balik kabut gunung, seakan langit sendiri bersiap menjadi saksi atas duel darah yang tak terhindarkan.Felix Dragonia menapakkan kaki ke tanah dengan mantap. Setiap langkahnya memunculkan lingkaran cahaya keperakan di sekeliling tubuhnya—sebuah pertanda bahwa ia telah memasuki Formasi Roh Langit, teknik pamungkas Sekte Naga Langit. Aura spiritualnya naik drastis. Qi-nya menjulang, memancar seperti pilar cahaya yang menusuk langit.“Darahmu kotor, Kevin,” ucapnya datar. “Kau bukan pewaris, kau kutukan.”Kevin tak menjawab. Tubuhnya bersinar dengan aura yang jauh berbeda—bercampur. Warna emas menyala di sisi kanan tubuhnya, sementara ungu gelap berdenyut dari sisi kiri. Qi Surgawi dan Qi Iblis bergolak seperti dua matahari yang bertabrakan, namun tak saling menelan.Valkyrie mundur perlahan, berdiri di atas batu tinggi, mengamati dengan mata tajam dan penuh kehati-hatian.“Aku tidak datang untuk membuktikan da

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   229. Keangkuhan Felix Dragonia

    Seketika, suasana berubah. Udara yang tadinya tegang kini mengeras, seolah waktu membeku dalam sekejap. Wajah Felix yang sebelumnya tenang, kini menunjukkan sedikit guncangan. Mata peraknya menyipit tajam, dan aura qi-nya bergetar seperti senar kecapi yang disentuh nada kemarahan.“Nama kakakku itu—” ucapnya pelan, namun beracun,“—tidak boleh disebut sembarangan di tanah ini.”Ia menurunkan dagunya sedikit, menatap Kevin dan Valkyrie dari atas alisnya.“Elenia … mengkhianati darahnya sendiri. Ia meninggalkan Desa Langit. Memilih berjalan di samping Aethron Drakenis—musuh terbesar kami—dan lenyap dalam Perang Terlarang yang menewaskan ribuan jiwa. Namanya telah … kami hapus dari silsilah.”Ada luka dalam suara Felix. Luka yang tidak disuarakan, tapi terasa di udara. Luka yang lahir bukan hanya dari pengkhianatan … tapi juga dari kehilangan.Hening menyelimuti mereka sejenak. Angin berembus, membawa aroma hutan pinus dan dingin khas pegunungan. Di kejauhan, lonceng kuil desa berdentang

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   228. Sekte Naga Langit

    Langkah Kevin dan Valkyrie belum sempat menyentuh batas tengah Desa Langit ketika suara berat namun berwibawa memecah keheningan dari arah tebing tinggi sebelah barat.“Berhenti di situ.”Suara itu datang begitu jelas, datar namun mengandung ancaman yang tak bisa disangkal. Nada suaranya seperti baja yang digesekkan di tepi bilah pedang—dingin dan penuh ketegasan. Di atas sebuah batu besar berlapis kristal biru kehijauan, berdiri seorang pria bertubuh tegap, jubah putih keperakannya berkibar lembut ditiup angin gunung. Di dada jubah itu, tersemat simbol naga bersayap yang menyala samar, bukan hanya hiasan—melainkan lambang otoritas dan kekuatan dari Sekte Naga Langit.Di belakangnya, puluhan murid berdiri dalam barisan rapi, wajah mereka menegang, tangan-tangan mereka sudah siap pada gagang senjata. Mereka mengenakan seragam tempur sekte dengan bordiran naga langit berwarna perak di punggung, kainnya berat namun menjuntai anggun, tanda kehormatan sekaligus kekuatan. Sebagian besar mem

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   227. Kenangan Desa Langit

    Mentari pagi merayap pelan di balik siluet Pegunungan Abadi, menyiram puncak-puncaknya dengan cahaya emas yang lembut. Kabut tipis masih bergelayut di sela-sela tebing, menyelimuti lembah di bawahnya dalam diam yang nyaris suci. Lembah itu—tempat yang disebut Desa Langit—tampak seperti serpihan surga yang jatuh ke bumi.Angin lembut mengalir, membawa serta aroma tanah basah dan embun pagi yang menyentuh kulit seperti jari-jari dingin masa lalu. Pohon-pohon pinus menjulang tenang, berdiri seperti penjaga bisu dari rahasia yang telah terkubur berabad-abad. Burung-burung spiritual dengan bulu yang memantulkan cahaya terbang rendah di antara dahan, mengeluarkan kicauan pelan seolah sedang membisikkan ramalan.Langkah Kevin dan Valkyrie menggema lembut di jalanan batu, tak ada suara lain kecuali desir angin dan bisikan daun. Lembah ini jauh dari medan pertempuran, namun justru karena itu—ia terasa lebih mencekam. Terlalu sunyi. Terlalu bersih. Seperti tempat yang sedang menahan napas menun

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   226. Cultivator Topeng Iblis

    Fajar perlahan merangkak naik di ufuk timur, namun sinarnya tampak lesu—seolah langit sendiri ragu untuk memberkati tempat ini dengan terang. Kilau emasnya terselip malu-malu di balik gumpalan asap kelabu yang belum juga menghilang, sisa dari pembantaian brutal di Paviliun Lelang Merak Putih kemarin.Tanah di bawah cahaya fajar bukan lagi lahan yang pernah subur, bukan pula tanah tempat harapan tumbuh. Kini, ia hanyalah ladang kematian—penuh reruntuhan hangus, abu berserakan, dan aroma darah besi yang masih menguar meski malam telah lama pergi.Angin pagi yang semestinya membawa kesejukan, justru mengalir lirih seperti bisikan duka. Ia mengangkat serpihan abu dan debu mayat yang beterbangan perlahan di udara—seperti salju dari neraka, melayang tenang namun menyayat hati bagi siapa pun yang menyaksikannya.Di tengah lanskap kehancuran ini, dua sosok berdiri tegak, membatu seperti patung perang. Mereka tak tergerak oleh dinginnya pagi, ataupun oleh sejarah kelam yang masih meneteskan bi

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   225. Kesadisan Api Iblis Abadi

    Seorang tetua dari Sekte Pedang Iblis memekik, “T-Tidak mungkin... Itu... Api Iblis dari Legenda Langit Surgawi! Mustahil...!” Suaranya parau, gemetar seperti daun di tengah badai.Warna api itu bukan merah biasa. Ia bukan cahaya hangat dari tungku atau nyala liar dari ledakan. Api ini—merah kehitaman, pekat seperti darah tua yang telah bercampur dengan malam, dan di sekelilingnya—ada semburat ungu yang berdenyut aneh, seolah garis batas antara dunia nyata dan neraka itu sendiri. Api itu menari, bukan dengan kebebasan, tapi dengan niat, dengan hasrat haus jiwa yang menjijikkan dan memukau dalam satu waktu.Setiap lidah apinya berkelok seperti tarian setan yang mabuk darah, dan bukannya menyebar liar seperti api biasa, ia melesat—presisi seperti panah, mengarah pada setiap musuh Kevin satu demi satu. Suara “SSSSTT” yang tajam terdengar setiap kali api itu mengenai tubuh, menembus kulit tanpa ampun, menyusup jauh ke dalam tulang, lalu… membakar dari dalam.Teriakan pertama datang dari s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status