Home / Fantasi / Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa / 233. Melawan The Shadow

Share

233. Melawan The Shadow

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2025-06-08 14:11:13
Kevin tidak bereaksi secara langsung, namun auranya perlahan meningkat, menyelubungi dirinya dalam energi iblis dan cahaya spiritual naga yang beradu dalam pusaran tak kasat mata. Topengnya menyala samar.

“Dan siapa yang menginginkan kematianku dengan begitu buruk ... hingga menukar pintu ke neraka hanya untuk satu nyawa?” tanyanya dingin, tapi suaranya menyimpan kobaran yang berbahaya.

The Shadow tak menjawab langsung. Tapi tekanan spiritualnya tiba-tiba meningkat. Tanah di sekitarnya merekah pelan, seperti tidak sanggup menahan aura dua dunia yang bersatu: kekuatan roh dan kutukan iblis.

“Tanyakan itu ... setelah kau bertahan dari serangan pertamaku.” Ia mengangkat satu tangan ke arah pistol spiritualnya, dan rune ungu di permukaan senjata itu mulai menyala satu per satu, menciptakan pola seperti mata iblis yang terbangun dari tidur panjangnya.

Kevin berdiri tegak, tubuhnya dilingkupi badai energi spiritual yang berputar liar. Angin di sekitar medan tempur berubah liar, berputar-puta
Zhu Phi

Bab pertama hari ini ... Bab Utama : 1/2. Bab Bonus Gems : 0/2. Kevin mulai mengeluarkan jurus pedang ganda dengan Pedang Dewa Ilahi dan Pedang Iblis Suci.

| 2
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   281. Klan Drakenis

    Dari balik pintu kayu tua yang setengah terbuka, sebuah aroma hangat yang aneh merambat keluar, menyerupai gabungan antara daun kering yang terbakar dan kayu tua yang diasap waktu. Sesaat kemudian, siluet seseorang perlahan muncul di ambang kegelapan.Seorang pria tua berdiri di sana.Jubah kelabunya menggantung longgar di tubuhnya yang kurus, compang-camping di bagian ujung namun tetap bersih, seperti kain yang sudah melewati banyak musim tanpa kehilangan harga dirinya. Jubah itu bergoyang pelan, seolah mengikuti napasnya yang lambat dan berat.Di tangan kanannya tergenggam sebuah pipa bambu panjang—tua, mengkilap karena usia, tapi masih kokoh. Asap tipis mengepul dari ujungnya, membentuk lingkaran-lingkaran kabur yang naik ke udara dan melilit satu sama lain.Tatapan pria tua itu langsung tertuju pada Kevin. Mata keruhnya yang suram, seperti permukaan danau yang dilapisi kabut, mengerjap sekali … lalu menyipit, seolah mencoba mengurai kabut waktu yang telah menutup kenangan masa lal

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   280. Nomaden Shop

    Angin malam merayap perlahan menyusuri lorong berbatu yang sempit dan sunyi, menyelusup di sela-sela batu tua dengan bisikan dingin. Aroma tanah basah menyatu dengan jejak asap tembakau yang nyaris pudar—menyisakan kesan bahwa seseorang baru saja lewat, atau mungkin, sesuatu.Langkah Kevin terhenti tiba-tiba.Ia berdiri diam, tubuhnya menegang ringan saat matanya terpaku pada sebuah bangunan mungil yang muncul di tengah-tengah lorong seperti ilusi. Terjepit di antara dua rumah tua yang hampir roboh dimakan usia, bangunan itu tampak tak mencolok, seolah tak pernah ingin ditemukan. Tak ada papan nama, tak ada jendela besar. Hanya satu hal yang mencolok ... sebuah lentera merah yang menggantung di depan pintu, bergoyang perlahan seperti menari mengikuti ritme tak kasatmata.Cahaya dari lentera itu menyebar lembut, memantul di atas genangan air tipis yang mengendap di celah batu. Bayangannya membentuk tarian merah yang bergerak di dinding batu—seperti tangan-tangan samar yang memanggil ...

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   279. Awal Menuju Dunia Naga Seiryu

    “Kalau aku ini sampah campuran ... lalu kamu ini apa?” ucap Kevin datar, namun suaranya seolah membawa dentuman petir dari dalam keheningan. “Kamu sedang beruntung hari ini… aku sedang menahan diri untuk tidak menghabisimu ... tapi, jika kau mencari masalah lagi ... aku tak akan segan-segan memenggal kepalamu!”Setiap kata dari Kevin terasa seperti pisau dingin yang mengiris kesombongan Shen Zhen. Tidak dengan kemarahan, tapi dengan kebenaran yang tak terbantahkan.Shen Zhen mencoba bangkit. Otot-ototnya menegang, tapi tubuhnya tak merespons. Qi-nya compang-camping, alirannya terganggu. Ia hanya bisa menunduk—terdiam dalam rasa kalah yang menyakitkan.Debu mengendap. Aura naga memudar.Di sisi arena, para murid Sekte Mata Langit membisu. Salah satu Elder di balkon berdiri dengan wajah pucat.“Tidak mungkin ...” gumamnya. “Ilmu itu ... Ilmu Tapak Surgawi ... sudah dianggap punah sejak Runtuhnya Sekte Giok Abadi …”Valkyrie, yang sejak tadi berdiri diam di balik tirai balkon atas, hanya

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   278. Tapak Naga Surgawi

    Shen Zhen bergerak bagai kilat, tubuhnya terbungkus gelombang petir dan aura naga. Sedangkan Kevin, hanya satu kilatan keheningan yang memotong langit—tenang, tapi menyimpan badai di balik keteduhannya.Tubrukan tak terhindarkan.DUUAARRR!!!Ledakan energi menghantam pelataran seperti palu raksasa menghantam bumi. Tanah bergetar hebat, retakan muncul seperti urat hitam, dan debu menyembur ke udara bersama gelombang kejut yang membuat para penonton terpental beberapa langkah ke belakang.Jeritan tertahan dan suara napas tercekat mengisi udara yang semakin tegang.Lalu ... sunyi.Debu mulai mereda. Cahaya perlahan memudar.Dan dari tengah-tengah kekacauan itu, satu sosok berdiri tegap.Kevin.Tubuhnya kokoh, satu telapak tangannya masih sedikit terangkat, seolah menolak kekacauan tadi dengan tenang. Di hadapannya, Shen Zhen berlutut. Tangan pemuda itu gemetar, matanya membelalak. Dada naik-turun dengan napas memburu, dan darah mengalir dari ujung bibirnya, menodai jubah ungu keemasannya.

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   277. Ilmu Tapak Surgawi

    Awan hitam mulai melingkar di atas pelataran. Petir tipis berkedip dari kejauhan. Bahkan beberapa tetua mulai bergerak mundur selangkah. Karena apa yang akan datang bukan hanya pertarungan dua cultivator.Tapi benturan dua takdir.Darah naga murni ... melawan kehendak yang menolak tunduk.Langit di atas pelataran Balai Lelang Surgawi semakin mendung. Awan-awan tebal menggumpal di atas langit Kota Dewa, berputar seperti mangkuk raksasa yang sedang memutar pusaran angin. Cahaya matahari teredam perlahan, digantikan kilatan-kilatan kecil yang sesekali menyambar tanpa suara.Angin bertiup deras, membawa aroma qi yang menyengat dan mengguncang baju-baju panjang para penonton yang berdiri di kejauhan.Namun di tengah badai aura itu, Kevin tetap diam.Satu tarikan napas—tenang, dingin, dalam. Seolah alam semesta tengah dihirupnya, dan segenap kegelisahan dunia dikembalikan lewat hembusan napas tanpa suara.Ia menatap Shen Zhen dengan sorot mata tajam namun tenang.“Mulai saja,” katanya lirih,

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   276. Pertarungan Darah Naga

    Seketika, udara di sekitar Kevin berubah. Qi-nya berdenyut, bukan dengan ledakan kasar, tapi dengan intensitas yang terus meningkat, seperti jantung monster raksasa yang baru saja terbangun.“Aku tidak peduli dengan kebanggaan sektemu,” jawab Kevin. “Tapi jika kau menyentuh sesuatu yang berhubungan dengan masa laluku … maka aku akan menunjukkan padamu … mengapa para tetua menyebutku kutukan hidup dari garis naga yang hilang.”Dan di detik berikutnya ...Tanpa aba-aba, dua sosok itu bergerak. Tidak dengan kecepatan biasa, tapi seperti dua kilatan cahaya yang saling menabrak di tengah medan. Dentuman pertama terdengar seperti dunia meretakkan kulitnya. Kilatan pedang Shen Zhen bertemu dengan pukulan kosong Kevin yang dilapisi energi qi padat—ledakannya menghantam formasi pelindung hingga mengeluarkan retakan cahaya.Sorak tak terdengar. Semua yang menyaksikan … membisu. Karena mereka tahu, yang mereka lihat bukan hanya duel antar cultivator. Tapi ...Awal dari pergeseran langit.Udara di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status