Beranda / Fantasi / Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa / 291. Undangan Dari Menara Langit

Share

291. Undangan Dari Menara Langit

Penulis: Zhu Phi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-18 13:41:35
Fajar belum benar-benar merekah dari timur ketika udara Kota Dewa bergetar oleh denting panjang yang menggema dari puncak Menara Langit. Suara lonceng perunggu kuno itu bukan sekadar bunyi logam yang dipukul. Dentingnya—pelan, dalam, dan megah—bergetar seperti gema zaman purba, menghantam lapisan terdalam dari kesadaran setiap kultivator.

Langit masih berselimut jingga tua, dan kabut qi tipis mengambang di sepanjang jalan utama. Para penjual kristal roh belum membuka lapak mereka, dan paviliun-paviliun meditasi masih terkunci rapat. Tapi saat suara lonceng itu menyentuh udara, semua makhluk spiritual menunduk, dan burung-burung roh beterbangan dalam pola spiral, menghindari langit yang sedang "dipanggil".

Di kedai Delapan Arah, tempat Kevin dan Valkyrie menginap semalam, suasana berubah drastis. Tirai qi yang menggantung di setiap jendela berkedip seperti menyesuaikan diri dengan tekanan spiritual yang baru saja turun.

Seorang pelayan muda—rambutnya dikuncir rapi, matanya menunduk sopa
Zhu Phi

Bab Bonus Gems : 1/3. Bab Extra Author : 0/1. Bab Utama : 2/2 Selesai. Apa undangan ini penghargaan atau jebakan?

| 1
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   294. Arkham Caelistis

    Udara di dalam Balairung Langit terasa berbeda dari tempat mana pun yang pernah Kevin masuki—terlalu hening untuk disebut damai, terlalu megah untuk disebut biasa. Setiap langkah menggaungkan gema samar di atas lantai giok putih yang mengilat seperti salju abadi. Di atas sana, dinding dan langit-langit berlapis qi murni terus menampilkan ilusi langit malam: bintang-bintang bergerak, galaksi berputar pelan, dan rasi bintang bersinar layaknya mata dewa-dewa yang diam mengawasi.Di ujung ruangan megah itu, berdiri takhta bersayap cahaya. Dan di atasnya ...Duduklah Inspektur Jenderal Arkham Caelestis.Sosoknya nyaris tidak nyata.Jubah putih keperakan yang dikenakannya tampak seperti dijahit dari kabut surgawi dan sinar fajar. Setiap kali ia menggerakkan lengan atau sekadar bernapas, jubah itu memancarkan kilau lembut seperti riak cahaya di permukaan danau spiritual. Rambutnya panjang, lurus, dan memantulkan cahaya bagaikan untaian benang perak surgawi yang hidup. Kulitnya—halus, pucat, d

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   293. Menuju Menara Kota Dewa

    Langit Kota Dewa memudar ke nuansa jingga keemasan, seperti lukisan langit yang ditoreh dengan kuas ilahi. Cahaya senja menyelimuti bangunan-bangunan putih tinggi yang menjulang bagaikan pilar surga, dan di tengahnya—dua sosok berjalan beriringan menyusuri jalan besar yang mengarah ke pusat Caelestis, jantung kekuasaan tertinggi para cultivator langit.Kevin dan Valkyrie melangkah dalam diam, namun kehadiran mereka menimbulkan riak tak terlihat di antara kerumunan. Para cultivator yang berlalu lalang di jalan besar mendadak melambat, lalu menghindar. Tak ada seruan. Tak ada perintah. Hanya naluri—naluri untuk tidak menghalangi jalan seseorang yang auranya terasa seperti jurang tanpa dasar.Aura Kevin saat ini tak lagi liar seperti sebelumnya. Ia bukan gelombang yang menghantam, melainkan kedalaman yang menarik semua perhatian—dingin, tenang, dan membungkam.“Mereka mengenalimu,” gumam Valkyrie sambil memiringkan sedikit wajahnya ke samping, rambut peraknya berkilau diterpa cahaya qi da

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   292. Ranah Kultivasi dan Pil Spiritual

    Langit Kota Dewa mulai membiru pucat, perlahan merontokkan sisa-sisa embun qi yang menggantung di atap-atap paviliun. Namun di kamar lantai atas Kedai Delapan Arah, sunyi begitu tebal, seakan waktu menahan napasnya sendiri.Kevin duduk bersila di atas formasi meditasi berbentuk lingkaran qi, tubuhnya dikelilingi cahaya perak samar yang berdenyut pelan mengikuti irama napasnya. Valkyrie berdiri di dekat jendela, bersandar pada kusen kayu hitam, menjaga dalam diam. Ia tahu—ini bukan sekadar persiapan ... ini adalah lompatan antara hidup dan mati.Di hadapan Kevin terbuka kotak hitam berlapis rune—oleh-oleh langka dari Nomaden Shop, toko misterius yang bahkan langit pun tak bisa menebak kapan dan di mana akan muncul kembali.Dari kotak itu, Kevin mengeluarkan tiga pil kristal berwarna zamrud, masing-masing memancarkan aura yang tajam namun mendalam. Pil-pil itu bukan sembarang benda peningkat ranah. Menurut penjaga toko berambut ungu di Nomaden Shop, pil ini mengandung esensi qi berlapis

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   291. Undangan Dari Menara Langit

    Fajar belum benar-benar merekah dari timur ketika udara Kota Dewa bergetar oleh denting panjang yang menggema dari puncak Menara Langit. Suara lonceng perunggu kuno itu bukan sekadar bunyi logam yang dipukul. Dentingnya—pelan, dalam, dan megah—bergetar seperti gema zaman purba, menghantam lapisan terdalam dari kesadaran setiap kultivator.Langit masih berselimut jingga tua, dan kabut qi tipis mengambang di sepanjang jalan utama. Para penjual kristal roh belum membuka lapak mereka, dan paviliun-paviliun meditasi masih terkunci rapat. Tapi saat suara lonceng itu menyentuh udara, semua makhluk spiritual menunduk, dan burung-burung roh beterbangan dalam pola spiral, menghindari langit yang sedang "dipanggil".Di kedai Delapan Arah, tempat Kevin dan Valkyrie menginap semalam, suasana berubah drastis. Tirai qi yang menggantung di setiap jendela berkedip seperti menyesuaikan diri dengan tekanan spiritual yang baru saja turun.Seorang pelayan muda—rambutnya dikuncir rapi, matanya menunduk sopa

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   290. Topeng Iblis Beraksi

    Langit Kota Dewa menggantung berat, seolah malam itu menahan rahasia yang tak sanggup dijatuhkan ke Tanah Terlarang Dewa dan Iblis. Di kejauhan, menara-menara spiritual berpendar lembut, namun di balik keindahannya, mata-mata sekte mulai bergerak seperti ular di rerumputan senyap.Kevin dan Valkyrie berjalan menuruni jalanan batu giok, melewati lorong sunyi yang memanjang ke arah distrik timur. Tidak banyak cultivator lewat di sini. Bangunan-bangunan terbuat dari batu hitam yang diukir simbol pelindung, seolah tahu tempat ini pernah menjadi medan duel puluhan tahun silam.“Tempat ini ... terlalu sepi,” gumam Valkyrie sambil memperlambat langkah. Tangan kirinya menggenggam sarung pedang, sedangkan tangan kanan menyentuh leher Kevin, gerakan halus yang menyimbolkan siaga tingkat tinggi.Kevin mengangguk. “Aku merasakannya juga ... ada tekanan. Ringan, tapi konsisten, seperti ... nafas yang mengikuti dari balik punggungku.”Dan saat itulah tanah bergemuruh.Bukan getaran besar—melainkan d

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   289. Strategi Ketua Sekte Gema Takdir

    Kota Dewa tidak pernah tidur.Namun malam itu, di salah satu puncak menara terpencil yang menghadap ke lembah langit, angin berhenti bertiup. Seolah langit pun menahan napas karena mendengar satu kabar ... Kevin Drakenis, sang pewaris bayangan, telah menantang formasi jiwa di Kedai Spiritual... dan menghancurkannya dalam satu hembusan kekuatan.Di dalam Balairung Gema Takdir, tempat para peramal, penenun informasi, dan mata-mata spiritual dari seluruh dunia berkumpul, suasana mencekam. Lantai batu biru berkilau menyerap gema suara langkah, dan dinding-dinding kristal menampilkan kilasan ingatan dari berbagai kejadian di seluruh negeri.Dan di atas takhta obsidian gelap yang menjulang, duduk Pendeta Tertinggi Gema Takdir—Arzales Nirwatha.Pria paruh baya itu mengenakan jubah panjang dengan sulaman bintang-bintang mati, dan rambut putihnya terikat rapi dalam gulungan yang dihiasi manik-manik kristal roh. Matanya, satu berwarna emas dan satu lagi perak buram, menatap ke arah kristal pelih

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status