Home / Fantasi / Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa / 303. Iblis Cultivator dan Dewa Cultivator

Share

303. Iblis Cultivator dan Dewa Cultivator

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2025-06-20 21:34:26

Sekte Dewa Iblis.

Di kedalaman dunia, tersembunyi jauh dari cahaya matahari, ada sebuah ruangan yang tidak mengikuti hukum waktu maupun ruang. Dindingnya bukan dari batu, melainkan dari kristal hitam hidup—organik, berdetak seperti jantung raksasa, dan kadang memantulkan bayangan yang tidak seharusnya ada.

Di tengah ruangan, api biru menyala dalam lingkaran mantra berdarah. Api itu tidak menghangatkan, tidak memberi cahaya. Ia hanya ada—menyala, membisikkan kutukan dari zaman purba.

Alastair Nyxen ... ketua sekte Dewa Iblis sedang berdiri diam, membelakangi api itu. Tubuhnya tegap dalam balutan jubah cultivator gelap yang terbuat dari serat bayangan murni. Topeng tulang putih menutupi wajahnya, menyisakan satu mata merah yang menyala seperti bara dalam neraka beku.

“Topeng Iblis telah bangkit …”

“Dan Pewaris Naga Langit ... berjalan di atas tanah kita.”

Suaranya tidak lantang, namun menembus hingga sumsum—seperti bisikan dari liang kubur, menghujam udara dengan coretan qi yang meningg
Zhu Phi

Bab Utama: 2/3. Bab Extra Author : 0/8 Apakah Kevin dan Valkyrie akan kesulitan menghadapi Iblis Cultivator dan Dewa Cultivator?

| 1
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   314. Serangan Menakutkan

    Langkah-langkah mereka awalnya terdengar mantap. Derap sepatu baja para prajurit Caelestis menghantam tanah dengan irama keyakinan. Tapi semakin mereka mendekat ke pusat kehancuran itu—semakin berat kaki mereka melangkah. Seolah bumi sendiri mencoba menahan mereka, memperingatkan mereka agar tidak maju lebih jauh.Kini, barisan terakhir, dua lusin prajurit elit dengan zirah bercahaya dan senjata spiritual terasah sempurna, berdiri kaku di ambang batas tak kasatmata. Hanya dua puluh meter dari titik yang telah berubah menjadi legenda kelam dalam hitungan menit.Dan di pusatnya ... berdiri satu sosok.Kevin Drakenis.Atau mungkin ... sesuatu yang pernah menjadi Kevin Drakenis.Dia tidak lagi menyentuh tanah. Tubuhnya melayang—sekitar satu meter di udara—tidak disangga oleh sayap, tidak ditopang alat, melainkan oleh gravitasi miliknya sendiri. Sebuah medan tekanan tak kasatmata berdenyut di sekeliling tubuhnya, membuat debu dan puing-puing ringan mengambang seperti tertahan di antara wak

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   313. Kembalinya Sang Iblis Pembantai

    Langit di atas Perfektur Caelestis masih belum pulih.Awan-awan qi retak seperti kaca yang digores ujung pisau surgawi. Cahaya bulan tak lagi terasa hangat—hanya menjadi saksi pucat dari pertumpahan darah yang tengah berlangsung.Kevin, sosok itu berdiri di atas puing-puing menara yang telah hancur. Di tangan kanannya, Pedang Dewa Ilahi terangkat tinggi, seperti pilar penghakiman yang memecah langit. Pancaran cahaya dari bilahnya bukan keemasan agung, melainkan kilau dingin, menyilaukan seperti obsidian beku yang memantulkan sinar bulan.Tiada suara selain desiran napas para prajurit Caelestis yang tersisa—dan detak jantung mereka yang menggila dalam dada.“PHANTOM GODS BLAST!”Suara Kevin membelah udara seperti gemuruh di tengah badai.Dan dalam sekejap, pedangnya mengayun. Gerakannya tampak tenang, bahkan anggun, namun di balik itu, kekuatan ilahi mengalir seperti tsunami tanpa ampun.Dari bilah pedang itu, sebuah busur energi transparan tercipta. Diam dan tak berwarna seperti angin

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   312. Black Heaven Seal

    Kota Dewa tak lagi terasa seperti kota. Bahkan angin pun enggan berhembus setelah langit pecah oleh jurus kedelapan Kitab Naga Langit. Sisa-sisa cahaya suci dan ledakan qi ilahi masih bergetar di udara, membentuk semburat samar seperti arang di permukaan langit yang retak.Di bawah reruntuhan formasi, hanya ada diam—bukan kedamaian, melainkan diam yang menekan, seperti jantung dunia berhenti berdetak. Burung-burung tak lagi bernyanyi. Aura langit seperti menggantung dalam napas terakhirnya.Namun dari kejauhan ...Sesuatu datang.Bayangan-bayangan bergerak seperti badai di balik horizon. Derap kaki—teratur, berat, tak tergesa tapi tak bisa dihentikan—mengguncang tanah seperti palu takdir.Pasukan elit Caelestis.Bukan penjaga kuil biasa atau penjaga distrik yang terbiasa mengawal pelantikan. Ini adalah barisan militer surgawi—Prajurit Tingkat Perunggu, tubuh mereka dilindungi zirah spiritual berlapis qi langit. Jubah mereka bergelombang walau angin tak bertiup. Mata mereka dingin dan

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   311. Qi Surgawi

    Tiga naga berikutnya menari di udara, berputar seperti lingkaran surgawi—bukan sekadar serangan, tapi tarian pembantaian. Angin yang tercipta dari pusaran tubuh mereka menyedot semua yang ada di sekitarnya. Kabut racun Miriya, batu-batu dari reruntuhan, bahkan reretakan ruang kecil ikut terhisap ke tengah.Miriya—yang tadinya tampak tenang dan keji—mendadak pucat.“Tidak ...!”Ia melempar tabung racun ke arah pusaran itu, berharap setidaknya menghalangi. Tapi sia-sia. Racun itu terurai sebelum menyentuh naga.DUAARRR! KRAAK! BLAAM!Suara ledakan, tulang patah, dan energi yang bertubrukan memenuhi udara. Getarannya menembus hingga ke tulang.Arven memaksakan diri berdiri. Pedang Api Abadinya menggigil di tangan. Darah mengalir deras dari dahi dan dada. Ia tahu ... satu langkah lagi, dan ia bisa mati. Tapi ia tidak akan mundur. Ia berteriak—lebih ke teriakan putus asa daripada keberanian.Namun naga keempat telah menunggu.Ia bukan naga api. Ia bukan naga bayangan. Ia adalah naga lo

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   310. Sembilan Naga Surgawi

    Langkah Miriya terhenti. Matanya tak bisa melepaskan pandangan dari Kevin, yang kini berdiri dengan aura berlapis-lapis di sekelilingnya. Jubahnya berkibar tanpa angin, dan tatapannya... kosong tapi penuh keputusan. Mata ungunya berpendar bagaikan jurang tanpa dasar—sebuah kehampaan yang menghakimi dan menghapus.“Kau ... bukan cuma pewaris naga langit ...” suara Miriya pecah, setengah berteriak, setengah meratap, “Kau ... kau adalah pewaris kehancuran!”Kevin menatapnya tajam, suaranya rendah namun menggetarkan udara di sekitarnya.“Aku tidak memilih kehancuran. Tapi mereka yang memilih untuk menjatuhkan dunia ... harus tahu siapa yang akan menghapusnya dari sejarah.”Di belakangnya, formasi naga kembali berdenyut. Langit di atas Caelestis mendung oleh kekuatan yang bukan berasal dari langit ... tapi dari sesuatu yang jauh lebih dalam, lebih gelap, dan lebih tua.Miriya jatuh berlutut. Untuk pertama kalinya, si pembunuh bayaran kelas dunia itu merasa kecil—tak berdaya di hadapan keku

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   309. Kehebatan Kitab Naga Langit

    Kitab Naga Langit tiba-tiba memancarkan cahaya menyilaukan—bukan hanya terang, tapi seolah-olah memaksa dunia untuk memandangnya. Ukiran naga pada sampulnya, yang biasanya hanya tampak sebagai relief indah, kini bersinar hidup, sisik-sisiknya seperti bergerak, bergetar, menghidupkan kekuatan kuno yang tersegel selama ribuan tahun.Dari halaman kedelapan yang terbuka oleh kehendak qi, sembilan siluet raksasa menjulang ke angkasa. Bayangan naga-naga surgawi, terbuat dari energi murni yang menyilaukan mata, melesat menembus langit malam. Mereka bukan sekadar ilusi; setiap naga membawa kekuatan elemen berbeda yang mengguncang alam ... kilat menyambar seperti cambuk surgawi, api meledak bagai gunung berapi, air melingkar seperti pusaran lautan, es membekukan waktu, logam berderit seperti bel perang dewa-dewa, cahaya membelah kegelapan, bayangan merangkak seperti kutukan hidup, tanah bergemuruh dari dalam perut tanah terlarang, dan angin surgawi memotong udara dengan kecepatan tak terbayang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status