Beranda / Fantasi / Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa / 308. Valkyrie vs Arven

Share

308. Valkyrie vs Arven

Penulis: Zhu Phi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-21 12:42:43

Sementara itu, di sisi lain atap Penginapan Awan Putih—langit terbelah oleh pertarungan antara dua kekuatan absolut.

Valkyrie dan Arven.

Mereka bukan sekadar manusia berpedang. Mereka adalah dua kutub dari kekuatan petir surgawi melawan api abadi.

Tebasan pertama terjadi seperti kilat yang membelah langit malam.

Tubrukan kekuatan mereka menciptakan ledakan sonik, menghempaskan gelombang tekanan ke segala penjuru. Atap berguncang, genteng beterbangan, dan udara bergetar keras.

BLAAARRR!

Arven Caligos tertawa.

Suara tawa itu berat dan panas, seperti bara yang tertiup angin.

“Aku suka wanita kuat. Sayangnya ... kau akan jadi abu sebelum matahari terbit.”

Valkyrie tidak gentar.

Matanya bersinar perak, penuh kilau dingin dan mematikan. Ia memutar Arashi-no-Hime ke belakang punggungnya, lalu menebas ke depan seperti tarian badai.

“Coba saja. Tapi bersiaplah kau terbakar oleh petir langit, bukan aku oleh api norakmu!”

Benturan senjata mereka membelah ruang.

Setiap kali pedang petir Valkyrie
Zhu Phi

Bab Utama : 3/3 Selesai. Bab Bonus Gems : 0/3. Bab Extra Author : 0/1. Apa yang terjadi? Apakah jurus kedelapan dari Kitab Naga Langit begitu menakutkan?

| 1
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   315. Pembalasan Kevin Drakenis

    Kelap-kelip api kecil masih menari di ujung reruntuhan. Bara merah menyala di balik puing-puing, seperti bara dendam yang tak pernah padam. Bau besi panas merayap di udara, menggigit lubang hidung seperti peringatan kematian yang baru saja lewat. Tanah yang dipijak bergetar pelan—tidak karena gempa, melainkan dari sisa-sisa energi spiritual yang tak sepenuhnya menghilang. Masih ada suara samar seperti gumaman roh... keluhan dari jiwa-jiwa yang tercerai tanpa sempat meminta ampun.Di tengah semuanya, Kevin berdiri tegak, tubuhnya menjadi poros keheningan. Sosoknya tampak membatu, seperti patung kuno yang ditinggalkan para dewa dan iblis untuk saling mengenang luka-luka lama. Jubahnya sobek, bagian bahunya hitam terbakar. Rambut panjangnya menjuntai lembab oleh darah, menetes pelan dari ujung ke tanah yang merah pekat.Matanya... kosong. Dingin. Tajam. Tak ada lagi keraguan. Tak ada lagi belas kasihan.Tak jauh dari situ, Valkyrie berdiri di balik bayangan reruntuhan, tangan kanannya ma

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   314. Serangan Menakutkan

    Langkah-langkah mereka awalnya terdengar mantap. Derap sepatu baja para prajurit Caelestis menghantam tanah dengan irama keyakinan. Tapi semakin mereka mendekat ke pusat kehancuran itu—semakin berat kaki mereka melangkah. Seolah bumi sendiri mencoba menahan mereka, memperingatkan mereka agar tidak maju lebih jauh.Kini, barisan terakhir, dua lusin prajurit elit dengan zirah bercahaya dan senjata spiritual terasah sempurna, berdiri kaku di ambang batas tak kasatmata. Hanya dua puluh meter dari titik yang telah berubah menjadi legenda kelam dalam hitungan menit.Dan di pusatnya ... berdiri satu sosok.Kevin Drakenis.Atau mungkin ... sesuatu yang pernah menjadi Kevin Drakenis.Dia tidak lagi menyentuh tanah. Tubuhnya melayang—sekitar satu meter di udara—tidak disangga oleh sayap, tidak ditopang alat, melainkan oleh gravitasi miliknya sendiri. Sebuah medan tekanan tak kasatmata berdenyut di sekeliling tubuhnya, membuat debu dan puing-puing ringan mengambang seperti tertahan di antara wak

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   313. Kembalinya Sang Iblis Pembantai

    Langit di atas Perfektur Caelestis masih belum pulih.Awan-awan qi retak seperti kaca yang digores ujung pisau surgawi. Cahaya bulan tak lagi terasa hangat—hanya menjadi saksi pucat dari pertumpahan darah yang tengah berlangsung.Kevin, sosok itu berdiri di atas puing-puing menara yang telah hancur. Di tangan kanannya, Pedang Dewa Ilahi terangkat tinggi, seperti pilar penghakiman yang memecah langit. Pancaran cahaya dari bilahnya bukan keemasan agung, melainkan kilau dingin, menyilaukan seperti obsidian beku yang memantulkan sinar bulan.Tiada suara selain desiran napas para prajurit Caelestis yang tersisa—dan detak jantung mereka yang menggila dalam dada.“PHANTOM GODS BLAST!”Suara Kevin membelah udara seperti gemuruh di tengah badai.Dan dalam sekejap, pedangnya mengayun. Gerakannya tampak tenang, bahkan anggun, namun di balik itu, kekuatan ilahi mengalir seperti tsunami tanpa ampun.Dari bilah pedang itu, sebuah busur energi transparan tercipta. Diam dan tak berwarna seperti angin

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   312. Black Heaven Seal

    Kota Dewa tak lagi terasa seperti kota. Bahkan angin pun enggan berhembus setelah langit pecah oleh jurus kedelapan Kitab Naga Langit. Sisa-sisa cahaya suci dan ledakan qi ilahi masih bergetar di udara, membentuk semburat samar seperti arang di permukaan langit yang retak.Di bawah reruntuhan formasi, hanya ada diam—bukan kedamaian, melainkan diam yang menekan, seperti jantung dunia berhenti berdetak. Burung-burung tak lagi bernyanyi. Aura langit seperti menggantung dalam napas terakhirnya.Namun dari kejauhan ...Sesuatu datang.Bayangan-bayangan bergerak seperti badai di balik horizon. Derap kaki—teratur, berat, tak tergesa tapi tak bisa dihentikan—mengguncang tanah seperti palu takdir.Pasukan elit Caelestis.Bukan penjaga kuil biasa atau penjaga distrik yang terbiasa mengawal pelantikan. Ini adalah barisan militer surgawi—Prajurit Tingkat Perunggu, tubuh mereka dilindungi zirah spiritual berlapis qi langit. Jubah mereka bergelombang walau angin tak bertiup. Mata mereka dingin dan

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   311. Qi Surgawi

    Tiga naga berikutnya menari di udara, berputar seperti lingkaran surgawi—bukan sekadar serangan, tapi tarian pembantaian. Angin yang tercipta dari pusaran tubuh mereka menyedot semua yang ada di sekitarnya. Kabut racun Miriya, batu-batu dari reruntuhan, bahkan reretakan ruang kecil ikut terhisap ke tengah.Miriya—yang tadinya tampak tenang dan keji—mendadak pucat.“Tidak ...!”Ia melempar tabung racun ke arah pusaran itu, berharap setidaknya menghalangi. Tapi sia-sia. Racun itu terurai sebelum menyentuh naga.DUAARRR! KRAAK! BLAAM!Suara ledakan, tulang patah, dan energi yang bertubrukan memenuhi udara. Getarannya menembus hingga ke tulang.Arven memaksakan diri berdiri. Pedang Api Abadinya menggigil di tangan. Darah mengalir deras dari dahi dan dada. Ia tahu ... satu langkah lagi, dan ia bisa mati. Tapi ia tidak akan mundur. Ia berteriak—lebih ke teriakan putus asa daripada keberanian.Namun naga keempat telah menunggu.Ia bukan naga api. Ia bukan naga bayangan. Ia adalah naga lo

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   310. Sembilan Naga Surgawi

    Langkah Miriya terhenti. Matanya tak bisa melepaskan pandangan dari Kevin, yang kini berdiri dengan aura berlapis-lapis di sekelilingnya. Jubahnya berkibar tanpa angin, dan tatapannya... kosong tapi penuh keputusan. Mata ungunya berpendar bagaikan jurang tanpa dasar—sebuah kehampaan yang menghakimi dan menghapus.“Kau ... bukan cuma pewaris naga langit ...” suara Miriya pecah, setengah berteriak, setengah meratap, “Kau ... kau adalah pewaris kehancuran!”Kevin menatapnya tajam, suaranya rendah namun menggetarkan udara di sekitarnya.“Aku tidak memilih kehancuran. Tapi mereka yang memilih untuk menjatuhkan dunia ... harus tahu siapa yang akan menghapusnya dari sejarah.”Di belakangnya, formasi naga kembali berdenyut. Langit di atas Caelestis mendung oleh kekuatan yang bukan berasal dari langit ... tapi dari sesuatu yang jauh lebih dalam, lebih gelap, dan lebih tua.Miriya jatuh berlutut. Untuk pertama kalinya, si pembunuh bayaran kelas dunia itu merasa kecil—tak berdaya di hadapan keku

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status