Home / Fantasi / Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa / 335. Jurus Phoenix Ilahi

Share

335. Jurus Phoenix Ilahi

Author: Zhu Phi
last update Huling Na-update: 2025-06-25 10:53:01
Aura di sekeliling Kevin berkumpul pada bilah pedangnya. Suhu udara melonjak, batu-batu mulai meleleh perlahan. Energi api dan qi naga bersatu membentuk pusaran cahaya yang mengangkat debu dan membakar oksigen. Napas Kevin teratur, tapi dari sudut bibirnya terlihat ketegangan—bukan ketakutan, melainkan ingatan. Sekilas, mata Kevin tertutup. Di balik kelopak itu, dia melihat bayangan masa lalu—orangtuanya yang mati, paviliun yang terbakar, dan pengkhianatan kekasihnya.

Ketika ia membuka mata kembali, nyalanya bukan hanya milik manusia, melainkan warisan dari makhluk langit.

“Phoenix Ascendant Slash!”

Kevin mengayunkan Pedang Dewa Ilahi ke langit. Bilahnya memancarkan busur api raksasa, membentuk siluet sayap phoenix yang berkobar-kobar dalam warna emas-merah, menari seperti entitas hidup. Api itu memekik—ya, api itu bersuara—seolah menangisi dunia yang telah ternoda oleh kekuatan gelap.

Pedang Dewa Ilahi bertransformasi menjadi Pedang Phoenix Ilahi saat mengaktifkan Liontin Phoenix.

Ala
Zhu Phi

Bab pembuka yang panjang hari ini ... selamat beraktivitas ya. Bab Utama : 1/3. Bab Bonus Gems : 0/3. Bab Bonus Author : 0/1.

| 2
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   339. Malaikat Maut

    Raungan itu menembus dimensi, membuat udara seperti berderak. Langit seolah terbelah. Tanah Terlarang merespons dengan retakan dan gempa aneh yang terasa sampai ke ujung lembah. Bahkan dari jauh, Valkyrie yang menyaksikan segalanya harus menancapkan pedangnya ke tanah, menahan keseimbangan agar tak terbawa badai qi yang mengamuk.Namun Kevin tidak mundur. Tak ada getar di matanya. Tak ada keraguan. Ia menatap monster di depannya, lalu menggigit bibir bawahnya hingga darah menetes.Dengan jari yang bergetar oleh energi yang menumpuk, ia menyapukan darah itu ke lambang phoenix di dadanya.Simbol itu menyala—membakar angkasa.“Kau boleh berubah,” bisiknya dalam nada rendah, namun kekuatan kata-katanya bergema ke setiap penjuru lembah, “Tapi aku… aku sudah ditakdirkan menjadi malaikat maut bagimu.”Langkahnya berubah. Napasnya menyatu dengan udara, dan qi-nya bergelombang bagaikan badai surgawi. Kedua tangannya menggenggam Pedang Ilahi Phoenix dengan satu misi ..."Heavenfall Incineration

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   338. Raja Iblis

    Langit buatan yang menjulang tinggi di atas Lembah Awan Hitam bukan lagi atap pelindung dari energi spiritual—ia telah berubah menjadi kanvas neraka, diwarnai merah gelap dan ungu pekat. Awan-awan racun berputar lamban seperti pusaran maut yang malas namun pasti, menggulung energi jahat di dalamnya. Petir menyambar acak, kadang muncul dari celah awan, kadang dari tubuh para petarung yang sudah meleburkan jiwa dan qi mereka ke dalam duel berdarah.Tanah di bawah mereka retak-retak dan membara, seperti ingin membuka mulut dan menelan seluruh penderitaan yang tertumpah di atasnya.Dari medan yang telah menelan belasan nyawa, kini hanya dua sosok yang tersisa berdiri—bagai dua pilar tak tergoyahkan di tengah badai kehancuran.Kevin Drakenis.Tubuhnya berlumuran darah, sebagian miliknya, sebagian musuh. Tapi matanya masih membara—bukan karena amarah, melainkan karena tujuan yang telah membentuk jalan hidupnya hingga titik ini. Aura spiritualnya bukan hanya terasa kuat—tapi kuno dan agung,

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   337. Pembantaian Berlanjut

    Alastair Nyxen perlahan bangkit dari puing-puing batu hitam yang kini retak seperti cermin pecah. Darah berwarna ungu gelap mengalir dari sudut bibirnya, menetes ke tanah yang sudah dipenuhi luka dan jejak pembantaian. Sayap iblisnya kini hangus di salah satu sisi, terbakar sebagian oleh "Demon’s Heavenfire Strike".Sementara itu, tubuhnya bergetar menahan panas dan tekanan spiritual yang masih melingkupi lembah.Namun meski tubuhnya terluka, sorot matanya tetap congkak.“Jadi... kau benar-benar mewarisi jiwa Phoenix. Tapi api itu... tak akan bertahan lama.” Alastair tertawa pendek, meski darah keluar bersamaan. “Api akan padam. Tapi kegelapan? Ia abadi.”Kevin tak menjawab. Ia hanya melangkah maju, perlahan tapi mematikan. Setiap jejak kakinya membakar racun yang mengendap di tanah. Pedang Ilahi Phoenix di tangannya masih memercikkan api ungu kehitaman—api yang tidak lagi sekadar menyucikan, tapi membalas dendam.Dari balik reruntuhan, muncul lagi para pembunuh profesional milik Sekt

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   336. Kesadisan Pedang Zanrei

    Di sisi lain medan pertempuran yang kini menjadi ladang kematian, Valkyrie berdiri angkuh di antara tubuh-tubuh bersimbah darah. Kabut racun masih menggantung di udara, menari samar seperti roh penasaran yang belum tenang. Namun bagi Valkyrie, ini bukan lagi pertempuran—ini adalah seni, dan ia adalah maestro-nya.Tanpa sehelai debu pun menempel pada zirah peraknya yang berkilau merah karena cipratan darah musuh, ia melangkah ringan, penuh percaya diri. Sorot matanya tajam seperti belati surgawi. Rambut peraknya berkibar, diterpa angin yang membawa aroma besi dan racun busuk.Setiap tebasan pedangnya bukan hanya akurat—tapi mutlak. Kepala demi kepala berguguran seperti buah matang, tak satupun diberi kesempatan untuk kembali bangkit. Zanrei, pedang legendarisnya yang terukir ukiran naga dan ular, menari dalam genggamannya seolah hidup, seolah haus darah. Percikan racun yang menempel di bilahnya langsung menguap, terbakar oleh aura tajam miliknya.“Cih,” desis Valkyrie sambil melirik seo

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   335. Jurus Phoenix Ilahi

    Aura di sekeliling Kevin berkumpul pada bilah pedangnya. Suhu udara melonjak, batu-batu mulai meleleh perlahan. Energi api dan qi naga bersatu membentuk pusaran cahaya yang mengangkat debu dan membakar oksigen. Napas Kevin teratur, tapi dari sudut bibirnya terlihat ketegangan—bukan ketakutan, melainkan ingatan. Sekilas, mata Kevin tertutup. Di balik kelopak itu, dia melihat bayangan masa lalu—orangtuanya yang mati, paviliun yang terbakar, dan pengkhianatan kekasihnya.Ketika ia membuka mata kembali, nyalanya bukan hanya milik manusia, melainkan warisan dari makhluk langit.“Phoenix Ascendant Slash!”Kevin mengayunkan Pedang Dewa Ilahi ke langit. Bilahnya memancarkan busur api raksasa, membentuk siluet sayap phoenix yang berkobar-kobar dalam warna emas-merah, menari seperti entitas hidup. Api itu memekik—ya, api itu bersuara—seolah menangisi dunia yang telah ternoda oleh kekuatan gelap.Pedang Dewa Ilahi bertransformasi menjadi Pedang Phoenix Ilahi saat mengaktifkan Liontin Phoenix.Ala

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   334. Kebangkitan Api Phoenix

    Langit malam di atas Lembah Awan Hitam tidak hanya berguncang ... petir berkilat tanpa henti, mencabik-cabik pekatnya awan racun, mengubah malam menjadi neraka tak berujung. Bau logam bercampur belerang menggumpal dalam udara, menusuk tajam ke dalam paru-paru, membuat napas terasa seperti menghirup jarum halus satu per satu.Namun di tengah kekacauan itu, Kevin berdiri tegak. Tubuhnya diam seperti tiang cahaya di antara badai spiritual. Tatapan matanya dingin, penuh fokus, seolah dunia di sekitarnya telah lenyap. Getaran dari tanah, semburan racun, bahkan ledakan qi dari medan pertempuran tak sanggup menggoyahkan pijakannya.Liontin Phoenix yang tergantung di lehernya menyala—bukan hanya sebagai hiasan. Api keemasan di dalamnya berkedip seirama dengan detak jantung Kevin, namun kini, jantung itu berdetak dengan irama pertempuran surgawi. Energi dari liontin itu memancar, membentuk siluet burung phoenix di belakang punggung Kevin, sayapnya terentang dari api, paruhnya mengarah ke langit

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status