Home / Fantasi / Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa / 499. Petir Surgawi Cecilia Khan

Share

499. Petir Surgawi Cecilia Khan

Author: Zhu Phi
last update Huling Na-update: 2025-07-31 18:15:10
Langkah Celestine terdengar jelas meski tanah retak di bawahnya terus menggeram seolah menolak kehadirannya. Sepatu peraknya menginjak puing-puing altar yang mulai runtuh. Aura langit berkumpul di sekitarnya, meliuk seperti angin surgawi yang marah. Di matanya, tak hanya ada amarah, tapi juga keteguhan—teguh seperti kilat yang tahu tepat di mana ia akan menyambar.

Ia menunjuk altar pemanggilan iblis yang berdenyut merah seperti luka yang belum sembuh. Di balik kabut qi gelap yang menggantung tebal di udara, sosok seorang gadis tampak mengambang dalam kapsul kristal iblis. Rantai qi hitam membelit tubuhnya seperti ular lapar. Meskipun matanya tertutup, auranya yang murni memancar, seakan berteriak meminta pertolongan dalam kesunyian.

“Kau mencuri jiwa-jiwa suci dari Gerbang Barat, Zherana,” suara Celestine terdengar tajam, membelah udara seperti bilah petir. “Kau ubah mereka menjadi roh pendendam... budak kebencian. Dan sekarang... bahkan jiwa murni itu kau ikat di altar neraka ini?”

Zh
Zhu Phi

Bab pertama hari ini ... Bab Utama : 1/3.

| Like
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   507. Kemurkaan Kevin Drakenis

    BOOOM!Sebuah ledakan sunyi, namun menyisakan bekas kehancuran total. Asap pekat mengepul, meninggalkan hanya abu hitam yang melayang terbawa angin.Kevin berdiri tegak di tengah reruntuhan formasi. Matanya membara bukan dengan amarah... melainkan dengan kehampaan. Suaranya bergema, tidak keras, tapi cukup menusuk hati siapa pun yang mendengarnya.“Kalian takut pada Arkantra Drago?”“Lucu. Dia tidak akan pernah datang ke rumahku.”“Karena KALIAN yang akan datang... KE NERAKAKU!”Teriakannya membelah langit seperti kilat menyambar bumi. Tanpa memberi waktu bagi musuh untuk memahami, tubuh Kevin menyatu dengan pusaran petir dan melesat ke altar utama—tempat empat sekte menyatukan formasi penyegel besar.Para tetua dan pelindung sekte baru saja menyelesaikan aktivasi formasi ketika Kevin menghentakkan kedua tangannya ke tanah. Tatapan matanya menjadi gila, penuh delusi dan kekuatan absolut.“PHANTOM GODS BLAST!”Langit di atas mereka seolah terbelah. Ledakan energi qi bercahaya putih men

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   506. Pembantaian Berdarah

    KRAAAKKKK!!!Langit yang semula kelabu mendadak terbelah oleh seberkas kilat menyilaukan, bagai cambuk dewa yang menghantam cakrawala. Awan-awan hitam seketika menggulung, membentuk pusaran kolosal yang menyedot udara di sekitarnya. Angin bertiup dengan lolongan mengerikan, mencabut genteng dan membuat pohon-pohon merintih, seolah alam sendiri menahan napas.Dan di tengah kehancuran itu—Kevin melesat seperti meteor petir.Tubuhnya dibalut aurora energi menyala biru-putih yang memekakkan indera. Setiap langkahnya menggetarkan tanah, dan ketika ia menerobos garis pertahanan Paviliun Kabut Abadi, suara ledakan qi terdengar seperti guntur meledak tepat di telinga.BOOOMMM!!!“KEVIN! MUNDUR—” teriak salah satu tetua sekte. Tapi semuanya sudah terlambat.Formasi spiritual mereka—yang selama ini diyakini tak terkalahkan, perlindungan kuno warisan leluhur—retak dalam satu serangan. Puluhan cultivator terhempas seperti daun gugur diterjang angin badai, tubuh mereka terpental, beberapa menabrak

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   505. Kesalahan Besar

    Langit di atas Kota Surgawi biasanya memancarkan ketenangan yang lembut. Namun, hari ini… tidak ada keteduhan.Awan-awan qi yang biasanya berkilau seperti kapas bercahaya kini berputar liar, saling melilit dalam formasi gelap, menyusun pusaran seperti lubang hitam spiritual yang mengisap damai dari setiap sudut angkasa. Cahaya matahari bahkan tak sanggup menembusnya—seolah langit sendiri memutuskan untuk menyaksikan kekacauan dari balik tirai kelam.Pertanda buruk.Di bawah langit yang mengancam itu, dua sosok melangkah di jalanan utama yang membelah pusat Kota Surgawi. Batu-batu altar putih yang mereka lintasi memantulkan cahaya redup dari formasi langit, seakan menyala hampa di bawah kaki mereka.Kevin Drakenis, pewaris iblis dan dewa, dan di sisinya, Celestine, sang putri petir, berjalan dalam diam. Angin qi menggulung di sekeliling mereka, menekan paru-paru, menyiksa setiap hembusan napas. Namun mereka tidak melambat. Setiap langkah mereka bukan sekadar gerakan, tapi pernyataan.M

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   504. Kuil Teratai Merah

    Kabut debu belum sepenuhnya mengendap saat Kevin melangkah pelan dari kawah yang baru terbentuk. Udara terasa mengalir berat—seolah seluruh elemen alam belum pulih dari amukan naga petir yang baru saja dilepaskannya. Sisa-sisa energi listrik masih berdenyut di udara, menyambar acak ke tanah dan bebatuan dengan letupan kecil.Petir surgawi telah padam, tapi keheningan yang menyusul justru lebih mengerikan.Jubah Kevin compang-camping di beberapa bagian, terbakar oleh percikan qi miliknya sendiri. Darah mengalir dari luka di bahunya, menetes pelan, bercampur dengan debu yang menggumpal menjadi lumpur pekat berwarna tembaga. Tapi matanya tetap tenang—tajam, gelap, tak terguncang.“Mereka… takkan kembali.”Suara Kevin lirih, nyaris seperti gumaman, namun menggema dalam sepi. Ia menatap dua titik hitam gosong di tanah, tempat di mana Varkas dan Sherna lenyap dari dunia ini.Dari atas burung raksasa Kurozan, sosok berbayang perak melompat turun dengan indahnya bagaikan sedang terbang. Celes

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   503. Kekuatan Naga Petir

    Pertarungan DimulaiSRAAAAAK!!!Udara pecah oleh kilatan terang saat Kevin melesat ke depan, meninggalkan jejak petir menyala-nyala di sepanjang tanah spiritual yang menghitam. Setiap langkahnya seperti merobek dimensi, membakar udara dengan ion listrik yang menggila.Di tangannya, Pedang Naga Petir bersinar liar—dan secepat kilat, ia meluncurkan jurus Thunder Flash Spiral.SRAAAMMM!!!Pusaran cahaya petir berputar membentuk spiral raksasa, menari seperti ular langit yang hendak melahap segalanya. Angin meledak, tanah meledak, dan pusaran itu menghantam langsung ke arah Sherna, sang wanita cambuk maut.Namun Sherna tak gentar. Tubuhnya melengkung seperti ranting willow di tengah badai, meliuk cekatan, dan cambuk petirnya melingkar di udara. Ujungnya mencambuk langsung ke pusat spiral petir itu—menjerat, lalu menyerap sebagian energinya.“Terlalu lambat,” bisik Sherna, senyum licik menghiasi wajahnya.CZZZZAAAK!!!Dalam sekejap, cambuk itu menghantam bahu Kevin. Tapi bukan sekadar puku

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   502. Varkas dan Sherna

    Dua kilat merah melesat seperti tombak iblis dari langit, menghantam tanah spiritual di depan Kevin dengan dentuman dahsyat.DUUUARRRR!!!Tanah bergetar, retak dalam pola bercahaya, dan Hellrider Chopper mengerem mendadak—ban spiritualnya menciptakan percikan api qi merah yang melingkar di sekitar roda. Aroma ozon dan debu terbakar menyengat hidung. Angin panas menyapu wajah Kevin, menyibakkan rambutnya yang hitam panjang saat ia menoleh perlahan ke depan.Kabut asap yang menggulung terbuka oleh tekanan qi…Dua sosok mengerikan berdiri di tengah-tengah pusaran api spiritual.Varkas dan Sherna. Dua nama yang mewakili teror. Dua dari sisa Tujuh Petir Iblis, tangan kanan dan kiri Grand Elder Tyraz dari Sekte Petir Langit. Aura mereka menggetarkan ruang seolah alam enggan menampung mereka terlalu lama.Varkas berdiri seperti gunung yang marah—tubuh raksasanya dipenuhi sisik baja petir berwarna hitam keperakan. Setiap napasnya menghasilkan percikan kilat, dan matanya bersinar biru terang,

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status