Share

98. Vermillion Vein

Penulis: Zhu Phi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-06 15:51:59
Cahaya lampu di dalam kamar Paviliun Dracarys masih bergetar lembut, memantul di atas lantai marmer yang sempat diselimuti kabut dingin dari kekuatan Darah Iblis Es milik Ravena. Setelah kekacauan itu mereda, Kevin menoleh ke arah Clara yang tengah berjongkok di sudut ruangan, tubuhnya gemetar meskipun hawa dingin sudah mulai menghilang.

Kevin menghampirinya, perlahan berlutut hingga sejajar dengan mata gadis itu. Tatapannya lembut, jauh berbeda dari sosok dingin yang beberapa saat lalu mengeksekusi Gubernur Adam Smith tanpa ragu.

“Kamu tidak apa-apa, Clara?” tanyanya pelan, suara itu terdengar seperti pelukan hangat di tengah sisa-sisa badai.

Clara mengangguk kecil, tapi suaranya serak saat menjawab.

“Aku ... aku baik-baik saja, Kev. Tapi ... Vena?” Matanya beralih, mencari sosok yang ia sayangi. “Bagaimana dengan Ravena? Dia … tidak terluka, kan?”

Kevin mengangguk meyakinkan. “Dia sudah kembali... masih pingsan, tapi aku berhasil menstabilkan auranya. Dia akan baik-baik saja.”

Sebelu
Zhu Phi

Bab pertama hari ini ... Bab Utama : 1/2 Bagaimana nasib Ravena? Mampukah Vermillion Vein mengembalikan kondisinya?

| 16
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Wahyu Melia Setiawati
semoga saja Thor, semua kembali kepada ciptaan tangan author ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   621. Akhir Pertarungan Dewa dan Iblis – II

    ~ Ravena vs Vania ~Suara gemuruh ledakan masih bergema, namun Ravena tidak bergerak sedikit pun dari posisinya. Ia berdiri di atas pilar es hitam yang terus bertumbuh, menembus tanah yang retak-retak. Sayap gelapnya membentang lebar, memantulkan cahaya redup dari api neraka Vania. Matanya dingin, namun menyala dengan aura hitam kebiruan, penuh ancaman.Vania menggeram, wajahnya terdistorsi oleh panas amarah. Api di pedang kembarnya makin liar, menyulut udara hingga berdesis seperti besi dipanaskan. “Kau akan hancur, Ravena! Dunia ini tidak menyisakan tempat untuk monster sepertimu!” teriaknya, lalu ia menebas liar, memekikkan bara merah yang membentuk naga api raksasa.Ravena hanya mengangkat tangannya perlahan. Ujung jarinya bergetar, dan dari tanah yang retak, menjulang pilar-pilar es hitam yang tajam bagai tombak. Pilar itu menghantam naga api, suara letusan terdengar, KRAAAAK! — es hitam dan api neraka saling menghancurkan, menghasilkan gumpalan kabut yang menutup pandangan pasuk

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   620. Akhir Pertarungan Dewa dan Iblis

    ~ Celestine vs Vera ~Petir biru mengelagar di langit Nagapolis, menari liar di antara menara batu seperti ular kawat. Api oranye dari cambuk Vera mengelilingi dirinya, melingkar dan menyambar, memecah udara dengan suara mendesis yang tajam—seperti ribuan rantai terbakar. Di bawahnya, tanah ikut berdenyut setiap kali cambuk itu menghantam; debu dan batu beterbangan, bau logam hangus menggantung pekat.Celestine Aschene berdiri tegap di tengah lingkaran chaos itu, pedang Petir Langit di tangan kanan menyala seperti tongkat badai. Kilatan kecil memercik dari bilahnya setiap kali ia menggerakkan pergelangan tangannya. Mata Celestine tenang — bukan ketenangan takut, tapi konsentrasi yang sudah diasah bertahun-tahun.TRAAANG!Benturan pertama mengguncang medan. Ujung cambuk Vera melesat seperti komet, meninggalkan jejak api yang melengkung, tapi celah sekecil rambut untuk menebas—celah yang Celestine buru-buru cari. Mereka bertukar serangan dengan tempo kencang: cambuk berputar, pedang mem

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   619. Serangan Infinity Power

    Di tengah-tengah pertempuran besar di dalam Paviliun drakenis yang luas, terdengar dentuman keras dari arah gerbang paviliun.BUUUM!Pintu gerbang Paviliun Drakenis bergetar keras, suara dentuman logam dan pekikan pasukan menyatu bagai gelombang perang yang siap menelan segalanya. Di tengah hiruk pikuk itu, terdengar suara tawa yang menusuk telinga, nyaring, penuh kesombongan.“Ha-ha-ha... serang Paviliun Drakenis! Hancurkan sampai tak tersisa!”Suara itu meluncur bagai cambuk di udara, membuat pasukan Infinity Power meraung lebih keras. Mereka menyerbu dengan barisan rapi, senjata spiritual berkilau, formasi siap menembus pertahanan. Dari langit, sosok seorang wanita melayang turun, gaun hitamnya berkibar di udara. Senyumnya dingin, penuh keyakinan bahwa kemenangan sudah di tangannya.Cindy Aleta.Pemimpin cabang Infinity Power Provinsi Xandaria itu berdiri anggun di halaman utama Paviliun Drakenis. Matanya menyapu pemandangan pertempuran, menatap kekacauan seolah hanya sebuah tonton

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   618. Pertarungan Dewa dan Iblis - III

    ~ Vera vs Celestine ~Petir biru menyambar liar, bercampur dengan api oranye yang berputar seperti ular raksasa. Cambuk Vera berayun ganas, memecah udara dengan suara mendesis, meninggalkan jejak bara di udara. Celestine menghadangnya tanpa gentar, pedang Petir Langit di tangannya menyala terang, mengeluarkan percikan kilat yang membuat tanah retak hanya karena getarannya.TRAAAANG!Benturan pertama mengguncang seluruh arena. Ujung cambuk menyapu dengan kecepatan kilat, tapi pedang Celestine menyambutnya, menciptakan ledakan energi yang mengguncang dada setiap pasukan di sekitar mereka.“Cukup cepat,” ucap Vera dengan senyum beracun, bibirnya melengkung ke atas dengan kesombongan. Di tangan kirinya, pistol spiritual berwarna hitam pekat sudah terarah tepat ke dada Celestine. BANG! Suara tembakan memekakkan telinga.Peluru hitam melesat, menembus udara seperti meteor. Namun sesaat sebelum mencapai tubuhnya, Celestine berubah menjadi cahaya petir, menghilang secepat kilat. Dalam sekejap

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   617. Pertarungan Dewa dan Iblis - II

    ~ Vega vs Ezio & Aurora ~Langit di atas arena itu bergemuruh, cahaya merah api dan kilat biru beradu dalam ledakan yang memekakkan telinga. Udara bergetar hebat ketika Vega, sosok raksasa berzirah baja, mengayunkan cakar lima elemennya. Api, es, petir, racun, dan angin bercampur menjadi pusaran energi liar yang setiap ayunannya mampu merobek ruang.TRAAAANG!Ezio menahan satu tebasan dengan pedang panjangnya. Benturan itu membuat tangannya bergetar hebat, tulang-tulang di lengannya seperti hendak patah. Nafasnya terhuyung, dada terasa seakan diremukkan oleh kekuatan brutal itu.“Ghhrrhh… dia… monster…” desis Ezio, giginya terkatup rapat menahan sakit.Aurora melompat ke belakang, tubuhnya ringan bagai bayangan. Belati kembarnya bersinar dengan aura dingin membekukan, mengeluarkan kabut putih dari ujung bilah. Mata gadis itu menyala penuh tekad.“Ezio, jangan bodoh! Jangan lawan kekuatannya langsung! Kita harus gunakan kecepatan, bukan kekerasan!” teriaknya lantang, suaranya memotong

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   616. Pertarungan Dewa dan Iblis

    Langit perang kini pecah menjadi ratusan kilatan cahaya dan gelombang energi. Di setiap sudut medan, pertarungan antar legenda berlangsung. Sorakan pasukan teredam oleh deru kekuatan maha dahsyat.***~ Voltron vs Helena & Kael ~Pedang raksasa milik Voltron berayun dengan kecepatan yang mustahil untuk tubuh sebesar itu. Setiap gerakannya mencabik udara, meninggalkan retakan panjang di tanah berbatu. Suara gesekan logam membuat bulu kuduk siapa pun yang mendengarnya berdiri.“Helena, sisi kiri!” teriak Kael, pedangnya dilapisi pusaran angin yang menderu. Setiap tebasannya menimbulkan badai kecil, mencoba menahan hantaman brutal dari lawan.Helena menukik dari udara, rambut pirangnya berkibar liar tertiup tekanan spiritual. Pedang di tangannya menyala api biru membara, panasnya membuat udara bergetar.“Flameburst Sword!” serunya. Dengan teriakan itu, pedang menghujam bahu Voltron, disertai ledakan api biru yang membuat getaran hebat.Namun, Voltron hanya menggerakkan pedang besarnya. D

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status