Angin malam berhembus kencang, membawa serta aroma tanah dan dedaunan yang mulai layu. Daun-daun maple jatuh ke tanah, menciptakan lapisan permadani merah yang indah di bawah cahaya bintang yang redup.Suasana malam yang dingin dan sunyi seolah menjadi pendamping setia perjalanan Rong Tian dan Qi Yu menuju Puncak Gunung Qingyun.Faktanya, mereka berdua tidak menemui kesulitan dalam mendaki gunung. Ketika tiba di kaki gunung, tepatnya di gerbang Sekte Langit Murni, Qi Yu dengan cerdik menyapa para murid sekte yang berjaga di pintu gerbang.“Salam Tao untuk para murid Sekte Langit Murni,” ujar Qi Yu dengan suara yang lembut namun penuh keyakinan.“Apakah kami berdua, Taoist pengelana ini, bisa bergabung di puncak gunung? Dengar-dengar akan terjadi perburuan untuk membasmi monster mengerikan aliran iblis—Raja Kelelawar Hitam. Sebagai Roque Kultivator, kami ingin bergabung dan menyumbang tenaga!”Suara dan kata-kata Qi Yu terdengar sangat saleh, ditambah dengan penampilannya yang menipu d
Pernah dijelaskan di bagian depan bahwa Mo Zhengsheng adalah murid pelataran luar Sekte Langit Murni. Meskipun dia sebenarnya tergabung dalam organisasi Kultivator Ekspedisi dan jasa pengantara barang, pada malam itu, Mo Zhengsheng bergabung dengan Sekte Tao.Mo Zhengsheng berharap dengan menunjukkan kesetiaannya kepada Sekte Langit Murni dan menyenangkan hati pemimpin sekte, dia akan mendapat manfaat. “Setidaknya aku menunjukkan kalau ingin membantu Sekte Langit Murni, menyenangkan hati pemimpin sekte!” pikirnya, penuh harap.Pikiranya masih melayang, fantasynya makin kemana-mana... “Siapa tahu, kalau siluman Kelelawar itu ditemukan sarangnya dan dihabisi, maka semua harta jarahan yang aku kawal malam itu dapat dikembalikan!” Mo Zhengsheng menarik napas lega saat membayangkan beban hutangnya bisa teratasi.Namun, ketika semua orang sedang berteriak, menyemangati Pemimpin Tian Zhang di panggung, mata Mo Zhengsheng menangkap sosok yang akrab, meski itu berasal dari ingatan lamanya.“Ro
Rong Tian bergegas turun melalui tali dari Kapal Roh, langkahnya cepat namun terukur.Di sisinya, pada tali yang lain, Qi Yu juga meluncur dengan gerakan lincah dan penuh percaya diri. Sebagai seniman bela diri, gadis itu memiliki kemampuan Qinggong yang mumpuni.Tubuhnya meluncur sehalus kapas, rambutnya berkibar ditiup angin, dan maskernya tersibak sesaat, memperlihatkan sisi wajahnya yang cantik tanpa noda. Tampak jelas bahwa Qi Yu sesungguhnya cukup rupawan.“Adik Rong... kamu tidak takut, bukan? Berhati-hatilah!” ucap Qi Yu, suaranya terdengar jelas meski diterpa angin yang kencang. Matanya menatap Rong Tian dengan ekspresi sedikit cemas, namun penuh keyakinan.Rong Tian, sebagai ahli waris Raja Kelelawar Hitam yang terkenal dengan kemampuan Qinggongnya, sesungguhnya dapat melompat dan melayang seolah terbang.Namun, dia tahu bahwa menunjukkan kemampuan yang luar biasa akan menarik perhatian yang tidak diinginkan. “Tapi itu tak mungkin. Semua kultivator akan menandai kalau aku be
Malam pun tiba, membawa ketenangan yang menipu di tengah gurun yang luas. Cahaya bulan sabit tampak di cakrawala, memancarkan sinar redup yang menerangi hamparan pasir.Langit malam ini sangatlah jernih, tanpa awan sehelai pun, seolah alam sedang mengawasi gerak-gerik manusia di bawahnya.Namun, ketenangan itu tidak dirasakan oleh para kultivator aliran Tao yang masih sibuk mencari lokasi penyimpanan warisan Raja Kelelawar Hitam.Keanehan, sekaligus peristiwa yang lucu, terjadi di tengah kerumunan kultivator. Ketika masing-masing dari mereka mengeluarkan peta Gurun Hadarac, harapan mereka untuk menemukan titik lokasi penyembunyian warisan Raja Kelelawar Hitam seketika berubah menjadi kebingungan dan kekacauan.“Mengapa kamu juga punya peta Gurun Hadarac? Dari mana kamu mendapatkannya?” tanya seorang kultivator dengan suara penuh kecurigaan, matanya menyipit menatap peta yang dipegang rekannya.“Mengapa isi peta Gurun Hadaracmu berbeda dari punyaku? Bagaimana mungkin ada dua peta tapi
Didorong oleh rasa keserakahan dan keinginan untuk tidak ketinggalan, sembilan belas tokoh dari Sekte Langit Murni memutuskan untuk turun ke dasar Jurang The Abyss of Suffering.Suasana mencekam dan penuh persaingan terasa begitu kental di antara mereka. Angin dingin yang menusuk tulang menambah ketegangan, namun keserakahan mereka para kultivator itu jauh lebih kuat daripada rasa takut.Kesembilan belas kultivator itu ingin berdesak-desakan untuk turun melalui tali satu-satunya yang tersedia. Tali itu terlihat rapuh, namun tak satu pun dari mereka peduli.Mereka terlalu sibuk memikirkan harta karun yang mungkin menanti di bawah.+++Kembali mundur beberapa saat...Setelah Penatua Duan Meng turun tanpa kabar, percakapan mulai memanas di antara mereka yang masih di atas. Semua berdesakan ingin turun yang pertama.Salah satu kultivator, dengan suara yang terdengar ragu, berkata, “Tidakkah lebih baik jika kita antri satu demi satu? Takutnya kalau terjadi sesuatu. Tali putus misalnya. Buk
Mo Zhengsheng berteriak dengan ngeri, memperingatkan semua kultivator yang ada."Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam!"Suaranya memecah kegelapan, menggema di antara dinding-dinding jurang, saat semua praktisi melihat sosok-sosok zombie atau mayat hidup yang bergerak perlahan namun pasti menuju mereka.Aura para zombie terasa mengerikan, seolah ada sihir hitam yang menyelimuti, membuat para ahli itu terdiam ketakutan. Kengerian merayap di kulit mereka, seperti kabut dingin yang tak terlihat."Pasukan Mayat Hidup!" "Zombie!" teriak mereka serempak, ketakutan menyelimuti wajah-wajah mereka yang pucat.Di tengah kepanikan yang mencekam, Penatua Fan Liu berseru dengan lantang,"Semua keluarkan jimat penangkal mayat hidup! Ayo, semangat dan jangan terbuai oleh sihir jahat ini!"Dengan gerakan cepat yang terlatih, Fan Liu mengeluarkan tiga lembar kertas berwarna kuning dari balik jubahnya, terdapat tulisan rumit dan mantra kuno di atas talisman itu.Dengan mulut komat-kamit, Fan L
Sepuluh zombie melayang di udara, menciptakan suasana mencekam yang membuat para kultivator Tao merasakan ketakutan yang mendalam.Beberapa dari mereka tak mampu menahan diri dan berlari, bersembunyi di balik tebing curam, wajah mereka pucat, sementara detak jantung mereka bergemuruh dalam dada.“Lari!”“Aku belum ingin mati. Ayo bersembunyi!” teriak sekelompok kultivator yang panik.Mereka yang lari bersembunyi ini adalah murid-murid sekte pelataran dalam. Mereka merasa terjebak dalam ketakutan.Namun, di antara mereka, terdapat sekelompok kultivator yang tetap berani, termasuk Penatua Fan Liu. Dengan keyakinan, mereka mengeluarkan jimat pengusir setan dari saku jubah mereka.“Ayo bertindak lebih berani!” seru Fan Liu, suaranya menggema di antara dinding jurang. Ia mengucapkan mantra dengan jelas, meludahkan energi spiritual ke jimat di tangannya. Aura yang kuat dan energi spiritual bangkit, mengisi udara dengan getaran yang menegangkan.Para kultivator Tao tersisa, mereka para pembe
Tanpa ragu, ia mencabut pedangnya. Dengan gerakan cepat, pedang itu melesat ke arah depan, saat salah satu sosok zombie melesat ke arahnya dengan kecepatan yang tak terduga.TSING! Pada saat pedang Fan Liu mendekati Zombie, ia tersadar akan kenyataan.“Ini—ini...” teriak Fan Liu, ketakutan menghimpitnya. “Zombie ini adalah Penatua Duan Meng. Rupanya dia sudah tewas!” tambahnya, mengayunkan serangan pedang Sekte Langit Murni dengan kekuatan penuh.TRANG!“Tangannya sekeras baja?” Fan Liu terbelalak dengan mulut terbuka lebar.Setelah kebangkitan kedua kalinya, zombie Duan Meng menjadi jauh lebih kuat. Tangan yang dulunya lembut kini sekeras baja, dan tinjunya mampu merobohkan satu gunung kecil.Akibat bentrokan antara senjata dan tangan zombie Duan Meng, isi dada Fan Liu berguncang hebat.“Kekuatan zombie meningkat jauh lebih besar dari sebelum tewas. Kultivasi Duan Meng ini menjadi tiga kali lebih kuat dari sebelumnya!” rasa takut menyelimuti setiap kata yang keluar dari bibirnya.Buk
Namun, Tian Guan Zong tidak bergerak hingga detik terakhir.Dengan gerakan cepat yang hampir tidak terlihat, ia mengangkat telapak tangannya, menciptakan perisai qi putih kebiruan berbentuk bintang delapan sudut."Perisai Bintang Utara," ucapnya tenang.Bunga peony bertabrakan dengan perisai bintang, menciptakan ledakan energi kedua yang lebih kuat dari sebelumnya. Lantai marmer di bawah kaki mereka retak lebih dalam, serpihan-serpihan kecil melayang ke udara sebelum jatuh kembali seperti hujan kristal.Tanpa jeda, Tian Guan Zong melancarkan serangan balasan. Ia mencabut pedangnya dengan gerakan cepat, menciptakan suara berdenting yang tajam membelah udara. Pedang panjang berwarna biru langit itu berkilau tertimpa cahaya, memancarkan aura suci yang membuat beberapa kultivator iblis mundur dengan tidak nyaman."Pedang Pemurnian Langit," serunya, mengayunkan pedang dalam gerakan melintang.Sebuah gelombang qi putih kebiruan melesat dari ujung pedangnya, membentuk bulan sabit raksasa yan
Sosok tinggi besar melangkah masuk dengan langkah mantap yang membuat lantai marmer bergetar.Ia mengenakan jubah putih bersih dengan bordiran awan biru yang rumit, kontras dengan rambutnya yang putih seperti salju namun wajahnya yang tampak tidak lebih dari empat puluh tahun.Matanya yang tajam seperti elang memancarkan aura kewibawaan yang tidak bisa dibantah, sementara tangannya yang besar menggenggam sebuah pedang panjang dalam sarung berwarna biru langit."Tian Guan Zong!" bisik beberapa orang dengan suara terkesiap."Pemimpin Sekte Cahaya Surgawi dari Gunung Lima Awan!""Kultivator legendaris dari Utara!"Bisikan-bisikan kagum dan ketakutan memenuhi aula saat sosok legendaris itu melangkah maju dengan tenang.Di belakangnya, belasan murid Sekte Cahaya Surgawi berpakaian biru langit mengikuti dengan sikap hormat, membentuk formasi yang rapi dan teratur.Wajah Nyonya Huang mengeras, senyum percaya dirinya lenyap digantikan ekspresi waspada. Tangannya yang tadinya terulur untuk men
Kesunyian yang mencekam menyelimuti Aula Bunga Peony setelah pertarungan spektakuler antara Nyonya Huang Wenling dan Guru Negara Long Jian.Udara terasa berat oleh sisa-sisa energi qi yang bertabrakan, menciptakan lapisan tipis kabut spiritual yang berpendar kemerahan di bawah cahaya lentera kristal.Guru Negara Long Jian telah dibawa keluar oleh murid-muridnya, meninggalkan bekas darah yang mengering di lantai marmer putih sebagai pengingat akan kekuatan luar biasa sang pemimpin Sekte Hehuan.Nyonya Huang Wenling berdiri di tengah panggung dengan postur sempurna, gaun hitamnya yang mewah tidak menunjukkan sedikit pun kusut meski baru saja menyelesaikan pertarungan.Wajahnya yang cantik dihiasi senyum tipis penuh kepuasan, matanya yang tajam menyapu seluruh ruangan dengan tatapan seorang penguasa yang yakin akan kekuasaannya.Seperti air sungai yang mengalir setelah bendungan terbuka, bisikan-bisikan mulai memenuhi aula. Para anggota sekte iblis tidak bisa menyembunyikan kegembiraan m
Dengan satu gerakan anggun, kedua tangannya terangkat ke atas. Sembilan bunga peony yang melayang di sekitarnya tiba-tiba bergabung, membentuk satu bunga raksasa yang ukurannya sebanding dengan pedang qi Long Jian.Bunga itu berputar dengan kecepatan luar biasa, menciptakan pusaran energi yang menarik debu dan partikel cahaya ke dalamnya."Peony Abadi: Pengurai Surga dan Bumi," bisiknya, namun suaranya terdengar jelas di seluruh aula yang kini sunyi senyap.Bunga peony raksasa itu melesat ke atas, langsung menuju pedang qi Long Jian. Udara di sekitarnya bergetar hebat, menciptakan gelombang suara yang membuat telinga berdenging.Cahaya merah keunguan dan biru keperakan bertabrakan di udara, menciptakan ledakan energi yang membutakan untuk sesaat.Saat semua orang bisa melihat kembali, pemandangan yang menyambut mereka membuat napas tercekat. Pedang qi Long Jian telah hancur berkeping-keping, serpihan-serpihannya melayang di udara seperti kristal es yang perlahan jatuh ke lantai.Semen
"Tablet itu mungkin asli," ucapnya dengan suara keras dan jelas, "tapi itu tidak membuatmu layak menjadi Pimpinan Dunia Persilatan, Nyonya Huang."Nyonya Huang menaikkan alisnya sedikit, senyum dingin masih tersungging di bibirnya. "Oh? Dan apa yang membuatmu berpikir demikian, Guru Negara Long Jian?""Sekte Hehuan adalah aliran iblis yang mempraktikkan kultivasi ganda, mengorbankan jiwa orang lain untuk kekuatan sendiri," balas Long Jian, suaranya penuh kebencian. "Praktik-praktik terlarang seperti itu tidak layak memimpin dunia persilatan yang menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan."Bisikan-bisikan kembali memenuhi aula, kali ini lebih keras dan penuh emosi. Para anggota sekte ortodoks mengangguk setuju, sementara sekte iblis menatap dengan kebencian."Kebenaran dan keadilan?" Nyonya Huang tertawa kecil, suaranya dingin seperti es."Atau kemunafikan dan penindasan? Aliran ortodoks selalu mengklaim kebenaran, padahal praktik-praktik kalian tidak kalah kejamnya, hanya dibungkus den
Keheningan yang mencekam menyelimuti Aula Bunga Peony setelah insiden dengan Tetua Feng Yuxian. Udara terasa berat, dipenuhi oleh aura qi yang saling bertabrakan dari puluhan kultivator tingkat tinggi yang hadir.Cahaya dari lentera kristal yang berpendar kemerahan menyinari wajah-wajah tegang para tamu, menciptakan bayangan yang seolah bergerak dengan kehidupannya sendiri di dinding-dinding berukir naga dan phoenix.Rong Tian duduk dengan tenang di kursi kehormatannya, aura qi hitam pekat yang tadinya menguar dari tubuhnya kini telah meredup, meski masih terasa oleh kultivator sensitif di sekitarnya. Matanya yang tajam mengamati seluruh ruangan dengan seksama, menilai setiap gerakan dan ekspresi para tamu yang hadir.Bisikan-bisikan mulai terdengar, mula-mula pelan dan ragu-ragu, kemudian semakin berani dan keras.Para murid dan tetua dari berbagai sekte saling berbagi spekulasi dan kekhawatiran, menciptakan dengungan samar yang memenuhi aula megah tersebut."Kau lihat itu? Tuan Muda
Kata-kata ini bagaikan minyak yang disiramkan ke api yang sudah membara. Tetua Feng mengangkat tangannya, energi qi putih kebiruan berkumpul di telapak tangannya yang keriput."Anak kurang ajar! Biar kuajari kau sopan santun!"Sebelum siapapun sempat bereaksi, Tetua Feng melancarkan serangan. Telapak tangannya mendorong udara kosong, menciptakan gelombang qi putih kebiruan yang melesat ke arah Rong Tian dengan kecepatan luar biasa.Para tamu berteriak kaget, beberapa bahkan melompat dari kursi mereka untuk menghindari serangan nyasar.Namun Rong Tian tetap duduk dengan tenang, seolah tidak melihat bahaya yang mendekat.Saat gelombang qi hampir mencapai wajahnya, Rong Tian akhirnya bergerak. Bibirnya bergerak tanpa suara, mengucapkan mantra kuno yang hampir terlupakan.Dalam sekejap, udara di sekitarnya bergetar aneh, seolah realitas itu sendiri terdistorsi."Tangan Iblis Penjerat," bisiknya, suaranya hampir tidak terdengar.Seketika, dari lantai di bawah kaki Tetua Feng, muncul sebuah
Jawaban mereka datang beberapa saat kemudian, saat pintu samping aula terbuka, dan seorang pemuda melangkah masuk dengan tenang.Jubah hitamnya yang sederhana namun berkualitas tinggi berkontras dengan wajahnya yang tampan dan muda.Rambutnya yang hitam legam diikat tinggi dengan konde kecil, memberikan kesan elegan namun maskulin. Ia berjalan dengan langkah ringan namun mantap, matanya yang tajam menatap lurus ke depan, mengabaikan tatapan terkejut dan bisikan yang mengikuti setiap langkahnya."Itu dia!""Pemuda yang mengalahkan sepuluh murid Sekte Hehuan dengan satu serangan!""Tuan Muda Iblis!"Bisikan-bisikan itu semakin keras saat pemuda itu berjalan ke arah kursi kehormatan yang telah disiapkan. Para petugas Sekte Hehuan segera menghampiri dan membungkuk dalam, mengarahkannya ke kursi tersebut dengan sikap hormat yang berlebihan."Silakan duduk, Tuan Muda," ucap salah satu petugas dengan suara gemetar."Nyonya Huang telah menyiapkan kursi kehormatan khusus untuk Anda."Pemuda it
Nyonya Huang Wenling duduk dengan anggun di singgasana giok hitam yang diukir dengan motif bunga peony. Rambutnya yang hitam legam disanggul tinggi, dihiasi tusuk konde dari giok ungu yang berkilau tertimpa cahaya.Gaun sutra hitamnya berbordir benang emas membentuk pola bunga peony yang rumit, simbol kekuasaan Sekte Hehuan yang dipimpinnya. Wajahnya yang cantik namun dingin tidak menunjukkan emosi apapun saat ia mengamati persiapan terakhir aula besar di puncak Gunung Hehuan.Aula Bunga Peony, tempat perhelatan pemilihan Pimpinan Dunia Persilatan akan diadakan, telah dihias dengan kemewahan yang mencengangkan.Pilar-pilar merah berukir naga dan phoenix menyangga atap tinggi yang dihiasi lukisan awan dan langit. Lentera-lentera kristal berpendar dengan cahaya kemerahan yang lembut, menciptakan suasana agung sekaligus misterius.Kursi-kursi kayu berukir telah ditata rapi, dikelompokkan berdasarkan status dan kekuatan sekte yang diundang."Nyonya," seorang pelayan wanita mendekat dengan