Beranda / Fantasi / Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam / Kekuasaan Yang Memabukkan - Bagian Dua.

Share

Kekuasaan Yang Memabukkan - Bagian Dua.

Penulis: Jimmy Chuu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-23 18:17:50

Zhao Lin menelan ludah dengan susah payah. Ia adalah pejabat yang jujur, diangkat karena kemampuannya, bukan karena koneksi politik. Permintaan semacam ini bertentangan dengan prinsipnya.

"Saya... saya perlu waktu untuk mempertimbangkannya," jawab Zhao Lin akhirnya. "Ini bukan keputusan yang bisa saya ambil begitu saja."

Ekspresi Hanim berubah, meski ia berusaha menyembunyikannya di balik senyum diplomatis.

Matanya yang biru berkilat dingin, kontras dengan senyum manisnya. Ia mengangkat cangkir teh krisannya, menyesapnya perlahan sebelum berbicara.

"Tentu, Wakil Menteri," ucapnya dengan suara lembut yang menyimpan ancaman tersembunyi. "Hamba memahami bahwa Anda memerlukan waktu. Tapi jangan terlalu lama... kesempatan seperti ini tidak datang dua kali."

Guru Negara Lin mengangguk. "Benar sekali. Dan Wakil Menteri, saya yakin Anda cukup bijaksana untuk membuat keputusan yang tepat."

Zhao Lin membungkuk kaku. "Saya akan mempertimbangkannya dengan serius. Kalau begitu, izinkan saya undur
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Undangan Khusus.

    "Siapa Anda?" tanya Murong Song dengan nada waspada.Namun sebelum Rong Tian sempat menjawab, kedua penyusup melakukan gerakan tiba-tiba yang mengejutkan.Dengan kecepatan yang hampir tak tertangkap mata, mereka menggigit sesuatu yang tersembunyi di dalam mulut mereka. Suara gemeretak halus terdengar saat gigi mereka menghancurkan kapsul racun yang tersembunyi di balik gigi palsu.Efeknya terjadi seketika.Tubuh mereka mengejang hebat, gemetar seperti daun kering yang ditiup angin musim gugur.Dari celah topeng mereka, cairan hitam pekat mengalir, menetes ke atap bangunan dan menciptakan asap tipis berbau busuk. Mata mereka membelalak lebar, penuh kesakitan yang tak terucapkan sebelum akhirnya menjadi kosong dan hampa.Dalam hitungan detik, kedua penyusup itu ambruk ke lantai atap.Tubuh mereka masih berkedut beberapa saat sebelum akhirnya diam sepenuhnya, jiwa mereka telah meninggalkan raga yang kini hanya menjadi cangkang kosong.Murong Song terkesiap, mundur selangkah dengan wajah

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Dua Penyusup.

    "Keamanan yang ketat," pikirnya sambil mengamati puluhan kultivator yang berpatroli di sekitar aula. "Namun, itu tidak cukup untuk menghentikan seorang kultivator Eliksir Emas."Matanya dengan cepat menangkap berbagai artefak yang dipajang, menilai nilai dan kegunaannya dalam sekejap. Namun, perhatiannya segera tertuju pada kotak misterius di podium utama."Itu pasti berkaitan dengan Pelindung Bahu Fajar Abadi," simpulnya dalam hati. "Tiga lapis formasi pelindung... mereka benar-benar serius melindunginya."Saat Rong Tian tengah mengamati, telinganya yang tajam menangkap suara gerakan halus di kegelapan.Dua sosok berpakaian hitam meluncur dari atap bangunan seberang, bergerak dengan kecepatan luar biasa menuju Aula Keberuntungan.Kedua sosok itu mendarat di tengah aula dengan gerakan mulus, mengejutkan semua orang yang ada di sana. Mereka mengenakan pakaian hitam ketat dengan topeng yang menutupi seluruh wajah kecuali mata.Di punggung mereka tergantung pedang panjang yang berkilau d

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Persiapan di Aula Keberuntungan.

    Malam menyelimuti Kota Daqi dengan kelembutan hitam yang pekat.Lampu-lampu kota berpendar seperti kunang-kunang raksasa, menciptakan lautan cahaya yang kontras dengan langit tanpa bintang.Para kultivator dari delapan sekte besar telah kembali ke penginapan masing-masing, membawa serta harapan dan ambisi untuk pelelangan esok hari.Di kamarnya yang sederhana di Penginapan Awan Perak, Rong Tian duduk bersila di atas ranjang. Matanya terpejam, namun pikirannya tak pernah tenang.Bayangan tentang Pelindung Bahu Fajar Abadi terus mengusik benaknya, berputar-putar seperti daun yang terbawa angin musim gugur."Pelindung Bahu Fajar Abadi. Artefak yang mampu menyembuhkan luka fatal dalam tiga hari dan memberikan perlindungan terhadap energi jahat. Sungguh benda yang tak ternilai harganya," pikirnya dengan suara hati yang tenang.Cahaya rembulan yang menembus jendela kamar menciptakan pola-pola keperakan di lantai kayu, menari lembut mengikuti hembusan angin malam. Rong Tian membuka matanya p

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Penolakan yang Akan Disesali.

    Lin Xiaoyu membungkuk hormat."Yang Mulia, ini adalah Tuan Rong Tian, seorang teman yang kami temui dalam perjalanan ke Daqi. Dia sangat membantu kami menghadapi kesulitan di jalan."Xiao Yunhai mengamati Rong Tian dengan tatapan menilai.Matanya yang tajam seperti elang menyapu sosok pemuda itu dari ujung kepala hingga ujung kaki, mencari tanda-tanda kultivasi atau kekuatan tersembunyi. Namun yang ia temukan hanyalah seorang pemuda biasa tanpa aura kultivasi yang berarti."Ah, seorang... teman perjalanan," ujar Xiao Yunhai dengan nada yang sedikit merendahkan. Senyum di wajahnya berubah menjadi seringai tipis yang hampir tak terlihat."Sungguh mulia dari Sekte Hua San untuk membantu orang awam dalam perjalanan mereka."Rong Tian membungkuk sopan, wajahnya tetap tenang tanpa menunjukkan emosi apapun. "Suatu kehormatan bertemu dengan Yang Mulia Pangeran Mahkota," ucapnya dengan suara datar.Xiao Yunhai hanya mengangguk singkat sebelum kembali mengalihkan perhatiannya pada para kultivat

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Pelelangan yang Mengguncang Delapan Sekte.

    Para kultivator sekte ortodoks menegakkan tubuh mereka, wajah-wajah mereka menunjukkan kekaguman dan rasa hormat.Xiao Yunhai, yang dijuluki "Sang Lautan Awan" karena kebijaksanaan dan ketenangan yang menyerupai lautan tak bertepi, adalah sosok yang dihormati bukan hanya karena darah kerajaan yang mengalir dalam tubuhnya, tetapi juga karena kemampuan kultivasi yang dikatakan luar biasa.Pandangan Pangeran Mahkota terhenti pada sosok Wu Lishan yang masih gemetar, wajahnya menunjukkan ketertarikan."Apa yang terjadi dengan murid Sekte Wudang ini?"Jiang Feng membungkuk dalam. "Yang Mulia, rekan saya tiba-tiba diserang oleh... sesuatu yang tidak terlihat. Kami menduga ini adalah ulah teknik iblis."Xiao Yunhai mengangguk pelan, matanya menyipit penuh perhitungan.Tanpa kata, ia melangkah mendekati Wu Lishan. Tangannya yang panjang dan ramping terangkat, jari telunjuk dan jari tengahnya mengarah ke punggung Wu Lishan."Jimat Pemanggil Hantu Kecil," gumamnya. "Teknik dasar namun efektif ji

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Senyum Dingin Sang Penonton.

    Hantu kecil transparan di punggung Wu Lishan terus tertawa dengan suara melengking yang hanya terdengar oleh Rong Tian.Tawa itu bergema dalam benaknya seperti lonceng perak yang ditiup angin musim dingin.Para kultivator dari delapan sekte besar masih terpaku menyaksikan Wu Lishan yang meronta di lantai, tubuhnya menggeliat seperti ikan yang terlempar ke daratan."Tolong! Ada sesuatu di punggungku!" Wu Lishan berteriak, matanya membelalak lebar dengan ketakutan yang nyata. Keringat dingin mengalir dari dahinya, membasahi jubah putihnya yang kini ternoda debu lantai restoran.Jiang Feng dari Sekte Wudang bergegas mendekati rekannya, tangannya bergerak cepat membentuk segel, mencoba mendeteksi energi asing."Tidak ada apa-apa di punggungmu, Wu Lishan! Kendalikan dirimu!"Namun Wu Lishan terus meronta, wajahnya pucat pasi seperti kertas yang belum ditulisi. "Aku merasakannya! Ada yang menarik-narik punggungku! Dingin... sangat dingin!"Bhiksu Hui Zhen dan Fa Ming dari Biara Teratai Pera

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Pelajaran untuk Si Arogan.

    "Zombie?" Jiang Feng dari Sekte Wudang tertawa keras."Kau terlalu banyak mendengar cerita rakyat, Nona Lin. Tidak ada yang namanya zombie di dunia nyata.""Itu pasti hanya kultivator lain yang menggunakan teknik ilusi untuk menakut-nakuti kalian," tambah Li Tian dari Sekte Khong Tong. "Atau mungkin kalian terlalu lelah dan berhalusinasi."Wu Lishan, yang paling arogan di antara mereka, mendengus keras."Aliran iblis dan ilmu-ilmu sesat hanyalah omong kosong yang dibesar-besarkan.” Tidak ada yang bisa menandingi kekuatan aliran ortodoks, terutama Sekte Wudang. Jika memang ada kultivator iblis sekuat itu, mengapa mereka tidak pernah berani menampakkan diri di hadapan Sekte Wudang?"Zhao Jingyi, yang biasanya tenang, kini tidak bisa menyembunyikan kemarahannya."Kami melihatnya dengan mata kepala sendiri! Makhluk itu nyata, dan kekuatannya melampaui apa pun yang pernah kami lihat sebelumnya!""Tentu saja," Wu Lishan tersenyum mengejek. "Dan aku baru saja minum teh dengan Kaisar Jade ke

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Pamer Kekuatan Muda.

    Terakhir, Sekte Bulan Perak mengirim Chen Yun dan Bai Lihua, satu-satunya pasangan pria-wanita dalam kelompok. Mereka mengenakan jubah putih-perak dengan sulaman bulan sabit, mencerminkan kedekatan sekte mereka dengan kekaisaran.Suasana di ruangan itu formal namun santai.Para kultivator muda berbincang satu sama lain, membicarakan berita terbaru dari sekte masing-masing atau gosip tentang dunia persilatan.Namun Rong Tian segera menyadari bahwa hampir tidak ada yang mengajaknya bicara, kecuali Lin Xiaoyu, Zhao Jingyi, dan dua biksu dari Biara Teratai Perak yang ramah pada semua orang."Jangan khawatir tentang mereka," bisik Bhiksu Hui Zhen pada Rong Tian saat mereka duduk berdampingan. "Kebanyakan dari mereka terlalu sibuk dengan persaingan antar sekte untuk memperhatikan orang luar.""Mereka tidak bermaksud tidak sopan," tambah Bhiksu Fa Ming dengan senyum menenangkan. "Hanya saja, di dunia kultivasi, status dan kekuatan sering menjadi ukuran utama dalam interaksi sosial."Rong Tia

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Pertemuan Sekte Terkuat.

    Rong Tian mengamati kota dengan mata yang lebih kritis.Daqi memang mengesankan, dengan jalan-jalan lebar yang dipenuhi pedagang dan pengembara dari berbagai penjuru dunia.Bangunan-bangunan tinggi dengan atap melengkung khas bangunan Benua Longhai, semuanya berdiri berdampingan dengan toko-toko mewah dan kedai-kedai yang menawarkan makanan eksotis.Patung-patung dan air mancur menghiasi alun-alun dan taman-taman yang tersebar di seluruh kota, menciptakan oase keindahan di tengah hiruk pikuk kehidupan kota."Ini jauh lebih modern dari kota-kota di Barat," komentar Rong Tian, matanya mengamati kereta-kereta tanpa kuda yang bergerak dengan tenaga qi, lampu-lampu jalan yang menyala dengan energi spiritual, dan berbagai perangkat modern lainnya yang menunjukkan kemajuan teknologi kultivasi di ibukota.Kereta mereka berhenti di depan sebuah penginapan bertingkat lima yang megah."Penginapan Awan Perak," ucap Paman Liu, menunjuk papan nama yang tergantung di atas pintu masuk. "Salah satu pe

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status