Home / Urban / Pewaris Naga Majapahit / Bab 215. SANTET MEMASUKI TUBUH ANTON BUWONO

Share

Bab 215. SANTET MEMASUKI TUBUH ANTON BUWONO

Author: MN Rohmadi
last update Last Updated: 2025-05-22 09:28:09

Bab 215. SANTET MEMASUKI TUBUH ANTON BUWONO

Seperti halnya seseorang yang dijadikan tumbal pesugihan, saat dia mati dan dikubur, maka raga kasar nya akan menghilang dan berpindah ke dimensi Siluman seperti perjanjian orang yang menumbalkan nya dengan Siluman itu.

Sedangkan ruh orang itu akan diambil malaikat maut, jika perjanjian usianya sebagai manusia sudah habis, seperti tercatat di buku takdir manusia sejak lahir hingga mati.

Sedangkan jika manusia itu masih panjang umurnya sesuai perjanjian dengan Yang Maha Kuasa, maka kematiannya di dunia fana hanyalah kematian semua, karena jiwanya sudah di pindahkan ke alam siluman.

Sedangkan setelah raga mereka dikubur, maka raganya akan diambil oleh siluman yang membuat perjanjian hitam dengan orang yang menumbalkannya.

Setelah raganya di ambil ke alam siluman atau alam lelembut, maka jiwanya akan dimasukkan kembali keraga manusia itu.

Di alam lelembut, manusia yang menjadi tumbal para siluman akan di
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 216. KEMATIAN YANG MENYEDIHKAN

    Bab 216. KEMATIAN YANG MENYEDIHKAN Jiwa Anton Buwono tersegel oleh Belis Marakayangan, dia tidak bisa meronta ketika jiwanya di paksa keluar dari tubuhnya. Jiwanya merasakan sebuah rasa sakit yang tidak terkira sakitnya, seakan dia sedang di siksa oleh api neraka. Padahal dia sedang dirasuki Belis Marakayangan yang mempunyai elemen panas, sebelum Sulasih bisa meminta bantuan kepada siapapun. Mata Anton Buwono membeliak seakan mau keluar, kemudian kedua bola matanya langsung berubah putih. Karena pupil matanya sudah berputar ke atas, sehingga yang tersisa hanya bola matanya saja yang membeliak seperti mata hantu. “Anton…. suamiku…. tolong….!”Sulasih menjerit histeris melihat kondisi Anton Buwono yang wajahnya memerah dengan mata membelalak seakan baru saja di panggang di dalam oven yang sangat panas. Teriakan Sulasih yang menggema di Mansion besar ini terdengar sampai keluar dari kamar dan jendelanya. Semua orang yang sedang terbuai dalam mimpi

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 215. SANTET MEMASUKI TUBUH ANTON BUWONO

    Bab 215. SANTET MEMASUKI TUBUH ANTON BUWONO Seperti halnya seseorang yang dijadikan tumbal pesugihan, saat dia mati dan dikubur, maka raga kasar nya akan menghilang dan berpindah ke dimensi Siluman seperti perjanjian orang yang menumbalkan nya dengan Siluman itu. Sedangkan ruh orang itu akan diambil malaikat maut, jika perjanjian usianya sebagai manusia sudah habis, seperti tercatat di buku takdir manusia sejak lahir hingga mati. Sedangkan jika manusia itu masih panjang umurnya sesuai perjanjian dengan Yang Maha Kuasa, maka kematiannya di dunia fana hanyalah kematian semua, karena jiwanya sudah di pindahkan ke alam siluman. Sedangkan setelah raga mereka dikubur, maka raganya akan diambil oleh siluman yang membuat perjanjian hitam dengan orang yang menumbalkannya. Setelah raganya di ambil ke alam siluman atau alam lelembut, maka jiwanya akan dimasukkan kembali keraga manusia itu. Di alam lelembut, manusia yang menjadi tumbal para siluman akan di

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 214. KEMATIAN RAJA SILUMAN BUTO IRENG

    Bab 214. KEMATIAN RAJA SILUMAN BUTO IRENG Begitu sampai diatas puncak gunung Salaka, Jaka Kelud berhenti dan berdiri memandang ke arah Raja Buto Ireng yang sedang berlari mengejarnya. “Hoi anak manusia, sepertinya sudah tidak ada tempat untuk melarikan diri lagi. Sekarang tenangkan hatimu, saya akan memakan tubuhmu dengan cepat, sehingga kamu tidak akan merasa sakit terlalu lama, ha ha ha ha…” Suara Raja Buto Ireng menggema di puncak gunung Salaka, dia berdiri tak jauh dari Jaka Kelud setelah berhasil menyusulnya. Jaka hanya tersenyum tipis menanggapi perkataan Raja Buto Ireng itu. Bagi Jaka Kelud omongan Raja Buto Ireng itu hanya angin lalu, karena dia akan terlebih dahulu menghabisi Raja Siluman di depannya ini. “Anak manusia, apakah kamu sudah siap untuk menjadi santapanku? Baiklah, sepertinya kamu memang sudah siap.” Begitu Raja Buto Ireng selesai berbicara, sosoknya langsung melesat dengan sangat cepat kearah Jaka Kelud. Tangannya

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 213. KEMATIAN AKI SALAKA

    Bab 213. KEMATIAN AKI SALAKA Sosoknya sudah berpindah tempat di belakang Aki Salaka yang berusaha menjauh dari pertempuran dua makhluk berbeda dimensi ini. Bola api itu seperti mempunyai radar, kemanapun Jaka Kelud menghindar, maka bola api itu terus mengejarnya. Kali yang ketakutan dengan bola api ini adalah Aki Salaka, mana mungkin dia tidak ketakutan, karena Jaka Kelud bersembunyi di belakang tubuhnya. Maka secara otomatis, maka bola api mengejar kearahnya. Jaka Kelud sepertinya memang sengaja menghindar dengan cara mengelilingi tubuh Aki Salaka. Dia sedang mempunyai rencana jitu untuk mengalahkan Aki salaka, tanpa dia turun tangan sendiri. “Arghh….”Tiba-tiba saja terdengar jeritan melengking, ketika bola api itu menghantam tubuh Aki Salaka. Sebenarnya bola api itu tertuju pada tubuh Jaka Kelud, akan tetapi pada suatu kesempatan dia sengaja berdiri di depan Aki Salaka. Dan, ketika kedua bola api itu meluncur dengan cepat kearahny

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 212. RAJA SILUMAN BUTO IRENG

    Bab 212. RAJA SILUMAN BUTO IRENG “Kita memang tidak saling kenal, tapi kamu sudah berusaha membunuh orang yang salah. Apa kamu tahu, untuk apa saya datang kemari? Dan bagaimana saya bisa datang kesini?” dengus Jaka Kelud sambil menatap Aki Salaka yang sedang mengatur nafasnya yang memburu setelah tadi berusaha membunuhnya. “Sebenarnya saya tidak peduli dengan apa yang kamu lakukan, akan tetapi karena kamu sudah berbuat salah kepada orang yang saya kenal. Maka kamu juga harus merasakan apa itu hukum karma.” “Ha ha ha ha ha… anak muda kalau ngomong itu yang jelas. Kamu jangan asal tuduh, lihatlah saya itu tidak melakukan apapun seperti yang kamu tuduhkan. Aki Salaka masih berusaha mengelak dari tuduhan Jaka Kelud, bibirnya kemudian terlihat mulai berkomat-kamit membaca mantra, kemudian…. Wusss…Sebuah asap hitam langsung muncul di belakang Aki Salaka, asap hitam itu perlahan berubah bentuk menjadi sosok berburu dengan tinggi empat meter, bahkan saking tinggin

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 211. SERANGAN KERIS PUSAKA

    Bab 211. SERANGAN KERIS PUSAKA Mulut Aki Salaka langsung mengatup ketika mendengar pertanyaan Jaka Kelud yang terus terang tanpa tedeng aling-aling lagi, menuduhnya sebagai orang yang mengirimi santet ke tubuh Rustam Buwono. “Apa yang kamu katakan bocah? Kalau bicara itu coba diatur, jangan asal ngomong dan menuduh orang,” ucap Aki Salaka sambil menatap tajam kearah Jaka Kelud. Meskipun suaranya terdengar seperti membantah perkataan Jaka Kelud. Akan tetapi Jaka Kelud bisa membaca getaran terkejut dari nada suaranya, meskipun hanya sedikit saja, karena Aki Salaka sangat pandai menyembunyikan perubahan emosinya. “Ha ha ha ha… kamu tidak perlu menyembunyikan kebusukanmu. Lihatlah apa yang ada didalam ruangan ini? Bukankah semua ini adalah alat untuk melakukan ritual pemanggilan iblis?” Perkataan Jaka tentu saja adalah benar, karena dia sudah menyebarkan pandanganya ke seluruh ruangan. Di seluruh ruangan yang gelap dan dipenuhi dengan aroma asap

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 210. BERTEMU AKI SALAKA

    Bab 210. BERTEMU AKI SALAKA Firasat buruk seketika menghantui pikirannya, ketika mendengar suara pintu utama dibuka. Akan tetapi pikiran buruk itu segera di tepis dan mengira kalau yang membuka pintu adalah cantriknya atau Surono pelayan yang bekerja di rumahnya. Pada saat Aki salaka akan melanjutkan ritualnya untuk melihat kondisi Rustam Buwono melalui pusaka Kaca Belanga. Tiba-tiba saja pintu ruang kerjanya terbuka, mata Aki Salaka menatap tajam kearah pintu dan matanya langsung memicing untuk mempertajam penglihatannya, untuk melihat siapa yang memasuki ruang kerjanya. Sementara itu sebelum sesosok tubuh memasuki ruang kerja Aki Salaka, Jaka Kelud yang memasuki rumah Aki Salaka memandang seisi rumah. Suasana rumah ini sama persis dengan rumah-rumah di lereng gunung Kelud tempat dia tinggal bersama keluarganya. Di ruang tamu ada furniture yang terbuat dari kayu jati dan beberapa kursi sederhana yang ditata berjajar yang bisa menampung

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 209. BELIS MARAKAYANGAN

    Bab 209. BELIS MARAKAYANGAN “Kurang ajar, dasar Belis kurang kerjaan. Kalau kamu tidak sanggup mengambil nyawa tumbal itu sebaiknya kamu pergi saja, alih-alih mendatangiku, dasar Belis lemah,” gerutu Aki Salaka yang tidak mau mengikuti permintaan Belis Marakayangan ini. Belis Marakayangan yang ingin memasuki tubuh Aki Salaka sangat marah mendengar perkataannya, apalagi dia juga kesulitan untuk merasuki tubuh Aki Salaka untuk diambil nyawanya. Kekuatan mantra perlindungan Aki Salaka yang cukup kuat, membuat Belis Marakayangan itu kesulitan untuk merasuki tubuhnya. Sambil terus membaca mantra perlindungan, Otak Aki Salaka berpikir keras. Karena dia tidak mungkin membiarkan Belis piaraannya ini malah menjadikannya tumbal. “Ha ha ha ha… kulitmu sepertinya cukup alot Aki Salaka. Tapi jika saya tidak bisa mengambil jiwamu, maka keluargamu juga boleh. Bukankah kamu punya anak dan cucu di kota? Ha ha ha ha….” Belis Marakayangan tampaknya tidak kekurang

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 208. MENDATANGI AKI SALAKA

    Bab 208. MENDATANGI AKI SALAKA Ucap Jaka Kelud dengan tatapan teduh kearah wanita paruh baya di depannya. “Alhamdulillah, Ya Alloh terimakasih Engkau telah mengabulkan doa-doa hamba Mu ini.” Airmata kebahagiaan mengalir dari sepasang matanya yang menghitam karena kurang tidur dan kantung mata yang menggelembung di kelopak matanya, karena sering menangis. “Terus nak Jaka mau kemana? Apakah nak Jaka akan menemani tante disini?” “Maaf tante, saya ada urusan sebentar. Maaf saya pamit terlebih dahulu,” sambil menangkupkan kedua tangannya di depan dada, Jaka Kelud berpamitan kepada Melati Sugiri. “Baiklah, tante hanya bisa mengucapkan terimakasih atas perhatian nak Jaka Kepada kami.” Jaka Kelud segera berjalan meninggalkan ruang ICU, meninggalkan Melati Sugiri yang sudah bisa bernafas lega, setelah mendengar informasi dari Jaka Kelud. Jaka Kelud tidak pergi ke mobilnya setelah meninggalkan ruang ICU, alih-alih langsung pulang kerumah, dia malah me

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status