Bab 342. AIR MATA BAHAGIA Melihat ekspresi kedua orang tuanya yang terlihat sangat penasaran, bukannya langsung mengatakan apa yang baru saja tadi dia katakan, Intan malah pura-pura tidak mendengar dan kembali menggigit sandwich di tangannya. Melihat sikap cuek Intan, Rustam Warsito yang sudah tidak sabar ingin segera membentak saat tangannya mulai bergetar sambil menunjuk ke arahnya. Akan tetapi Camelia segera menatap wajah suaminya dengan tatapan tajam, seakan memberi kode kalau dia tidak boleh berkata kasar kepada Intan. Benar saja setelah mendapat tatapan tajam dari Camelia, Rustam seperti katak yang di injak tubuhnya langsung terdiam tidak berani mengeluarkan suara. Setelah memberi peringatan kepada Rustam, Camelia kembali menatap Intan dan berusaha membujuk untuk menceritakan berita yang sangat mengejutkan ini. “Intan… please… ibu ingin dengar lagi apa yang tadi kamu katakan? Apa yang kamu katakan tadi beneran?” Setelah bersikap cuek unt
Bab 341. KABAR MENGEJUTKAN TENTANG JAKA KELUD “Intan, kamu dengar ibu ngomong apa?” kata Camelia Widodo mengeraskan suaranya sambil menatap Intan yang sedang asik mengolesi selai di roti tawarnya sambil menepuk paha anak gadisnya yang duduk disampingnya. Intan segera menghentikan aktivitasnya dan menoleh ke ibunya dalam diam, tatapannya menyiratkan sebuah arti kalau dia tidak ingin membahas soal tadi malam. Camelia menatap wajah Intan dengan tajam, dalam benaknya mulai menebak kalau anak gadisnya ini sedang dilanda cinta. Hanya saja cinta yang dimiliki anak gadisnya sepertinya salah sasaran, karena Intan mencintai anak kampung yang tidak jelas . Setelah menghela nafas perlahan, Camelia mulai membuka percakapan, “Intan tadi malam kamu habis darimana?” Intan tidak langsung menjawab pertanyaan ibunya, dia terlebih dahulu menggigit roti di tangannya dan mengunyahnya perlahan dan menelannya, barulah dia membuka mulutnya. “Intan main kerumah Jaka Kel
Bab 340. KEMARAHAN RUSTAM WARSITO Sementara itu Intan yang melihat ayahnya sedang berbicara dengan warga, segera saja masuk kedalam rumah. Dia juga merasa malu, kalau ada orang yang melihat dirinya sedang dimarahi orang tuanya. Setelah kedua warga itu pergi, Rustam Warsito segera kembali menoleh kearah Intan yang sebelumnya sedang dimarahi. Akan tetapi pandangannya hanya menemukan tempat kosong, karena Intan sudah masuk kedalam rumah, meninggalkannya sendirian. “Dasar anak kurang ajar, berani-beraninya pergi saat orang tua berbicara,” gerutu Rustam Warsito yang segera menyusul Intan masuk kedalam rumah. Sementara itu dua satpam yang berjaga di pintu gerbang, sedari tadi hanya bisa diam menyaksikan perdebatan Rustam Warsito dan Intan. Mereka berdua hanya berdiri seperti patung, tidak berani mencampuri urusan ayah dan anak itu. Intan yang sudah masuk kedalam rumah segera memasuki kamarnya dan mengunci pintunya. “Intan… keluar!” suara R
Bab 339. PERTENGKARAN AYAH DAN ANAK Jaka Kelud yang dibentak Rustam Warsito hanya bisa diam Dia memang sudah tahu kalau dia akan dimarahi orang tuanya Intan Warsito jika mereka tahu kalau anaknya masih berhubungan dengannya. Karena itulah dia tetap diam, karena jika dia menjawab atau membela diri juga tidak berguna. “Kenapa diam saja? Jadi orang itu harus bisa melihat asal usulnya, sebelum mau mendekati anak saya. Ingat, sekali lagi saya tahu kalau masih berhubungan dan Intan, maka jangan salahkan aku jika bersikap kasar!” “Maafkan saya pak, saya pamit, Assalamualaikum,” melihat situasi sudah tidak kondusif, Jaka Kelud buru-buru mengucapkan salam dan langsung masuk ke mobilnya. Dia menghiraukan ekspresi kesal diwajah Rustam Warsito yang ditinggalkannya. Sementara itu Intan yang baru saja memarkirkan mobilnya di halaman, dan baru saja membuka pintu untuk keluar dari mobil sangat terkejut ketika mendengar perkataan ayahnya. “Apa yang dilakukan a
Bab 338. DI MAKI RUSTAM WARSITO “Jaka memang seperti itu orangnya, dia sangat jauh dengan wanita. Jadi harap dimaklumi saja sikap Jaka itu,” kata Suminten sambil menatap wajah cantik di depannya. Mendengar perkataan Suminten, Intan langsung tersenyum dan memandang ke arah Jaka Kelud yang tampak malu mendengar perkataan ibunya. Sebenarnya sangatlah wajar, jika Jaka Kelud selalu menjauhi wanita atau tidak pernah berhubungan dekat dengan wanita, karena dia saat itu berasal dari keluarga yang sangat miskin dan hidupnya serba kekurangan. Dengan latar belakang keluarga yang serba kekurangan, tentu saja ada rasa rendah diri yang tumbuh di hati Jaka Kelud untuk berhubungan dekat dengan seorang wanita. Intan merupakan wanita pertama yang dekat dengannya, bahkan wanita terdekat yang dekat dengannya tanpa pamrih ketika tahu kalau dia berasal dari keluarga miskin. Intan cukup lama juga berada di rumah Jaka Kelud, dia terlihat sangat akrab dengan Suminten. B
Bab 337. INTAN DIAJAK KERUMAH Semua orang terlihat sedang bergembira, kecuali pendukung Ma Tehki yang menderita kekalahan dalam judi taruhan pertarungan Jaka Kelud melawan Ma Tehki. Setelah pertarungan itu, nama Jaka Kelud semakin terkenal di kalangan anak muda dan di kalangan kampus. Waktu berjalan dengan cepat, satu minggu telah berlalu sejak pertandingan MMA itu, saat ini Jaka Kelud sedang dalam perjalanan pulang kerumahnya setelah selesai kuliah. Hanya saja kali ini Jaka Kelud bersama Intan yang terus meminta untuk bertemu dengan Suminten atau ibunya Jaka Kelud. Seperti biasanya, Jaka Kelud dan Intan membawa mobilnya sendiri-sendiri, Intan mengikuti mobil Jaka Kelud yang berjalan di depannya. Perasaan Intan sangat senang ketika Jaka Kelud mengajaknya ikut pulang ke rumahnya untuk bertemu dengan ibunya. Begitu berhenti didepan pintu gerbang, Ratih sudah berlari untuk membuka pintu gerbang setelah mendengar ada mobil yang berhenti didepan rumah.