Kini di ruang tamu hanya ada mereka, barulah Zara kembali bersuara."Mungkin Eva sudah menceritakan sebagian kisahnya. Tiga keluarga mafia terbesar yang bermigrasi dan salah satunya adalah keluargaku." Zara dan Araya, nyonya Theodora sama-sama bermigrasi ke negara ini. Mengingat tempat ini yang paling aman untuk mereka berlindung dan melanjutkan hidup normal. Karena pada saat itu, telah terjadi perang saudara antar mafia, saling berebut daerah kekuasaan dan juga cakupan dagang."Ibumu selalu mendapatkan apa yang dia mau. Bahkan terlahir perempuan tidak menjadikannya beban sebagai penerus. Dalam hal cinta pun dia yang memenangkannya. Sementara aku yang tidak bisa mendapatkan cinta Ayahmu akhirnya menikah dengan salah satu sahabat ayahmu."Informasi tambahan yang baru Zee dapatkan. Araya pernah cemburu dan frustasi saat Zara melahirkan putra pertama. Dia lalu bersumpah bagaiamanpun caranya akan mendapatkan penerus tahta bagi keluarga Theodora. Makannya Zee masuk kedalam keluarga Theodora
"Zee..." Niken berlari menyambut saat mobil terpakir di pelataran rumah. "Aku punya kabar bagus." Zee mengangkat sebelah alisnya, hal baik apa yang membuat Niken terburu-buru menemuinya diluar rumah. "Bu Zara sedang berlibur katanya. Jadi aku sekalian mengundangnya langsung kesini enggak apa-apakan?"Siapa dia? Kenapa juga kamu tidak mendiskusikannya terlebih dahulu denganku." Zee mengerutkan keningnya sambil beriringan berjalan dengan Niken masuk kedalam rumah. Sementara Eva sudah terlebih dahulu meninggalkan dua orang itu didepan."Dia kolegaku yang ingin aku kenalkan padamu. Sesuai perkataanku waktu itu. Tenang Zee, Genta dan Raka sudah membantuku berbelanja ke Supermarket." Karena urusan pembelian lahan dia jadi lupa menyuruh Raka untuk mencari infomasi lanjutan terkait hubungan Zara dan keluarga Theodora."Nona tenang saja, saya akan menyiapkan makan malam untuk jamuan malam ini." Jelas salah satu anak buah yang membantu Niken menyiapkan segalanya. Semuanya sibuk berlalu lalang
Sejak pagi hingga di perjalanan menuju pulau Paradise orang yang paling sibuk adalah Niken, dia sibuk berbaur kesana kemari dengan berbagai topik yang Zee tidak duga hampir semua Niken kuasai. Niken sebenarnya mudah mengakrabkan diri dengan siapa pun. Niken dan Raka berbagi informasi tentang sistem keamanan yang digunakan keluarga Yuan sehingga sulit untuk diretas dan jenis infomasi lainya. Raka jadi ketagihan dengan informasi yang dimiliki oleh Niken dan ingin menjadikan guru untuk membimbing dirinya. Selain dengan Raka, Niken juga bisa langsung konek dengan dua orang yang paling serius disini. Jurnal kedokteran yang belum pernah dilihat Eva dan Genta membuat mereka bertiga sibuk berdiskusi. Pada akhirnya semua orang berebut perhatian Niken yang serba tahu, dalam beberapa jam saja dia bisa beradaptasi bersama mereka."Pantai~" Niken membuka kaca jedela mobil sambil menikamti hembusan angin laut, tangannya bahkan dikeluarkan seolah siap menyalami semua udara yang melewati jemarinya.
Setelah menunggu selama dua jam, mereka bertiga akhirnya dijemput oleh Evan. Zee masih kebingungan kenapa Niken harus ikut bersama mereka. Setibanya di rumah, semua mata memandangi Niken yang duduk di ruang tengah. Seolah mereka sedang melakukan sidang pada tersangka pembunuhan."Ada yang aneh?" Tanya Niken tanpa merasa bersalah dan perlu menjelasan keberadaan dirinya pada yang lain. "Em, mohon maaf tapi kamu enggak aman kalau bareng kami." Sindir Evan."Kenapa?""Karena anda seorang gadis, berbahaya tinggal bersama dengan pria sebanyak ini." Balas Surya."Dia juga ada disini, kenapa aku enggak boleh?" Tunjuknya pada Eva yang datang membawakan baju ganti untuk Niken. "Dia Kakak kami!" Geram Raka. Ketegang di ruang tengah semakin memuncak. Zee sudah kelelahan tidak ada tenaga lagi untuk merelai adu argumentasi dari mereka."Aku tunangannya Tuan Muda kalian. Apa kalian berani macam-macam padaku?" Semua argument kalah pada akhirnya. Lagi pula siapa yang bisa mengalahkan argumen peremp
Masih dalam suasana tegang, kedua kubu hanya bertatapan tajam. Tiba-tiba suara tembakkan menyeruak.Zee dan Genta menunduk di bawah meja, diantara peluru yang menembus kaca banyak pengunjung jadi korban. Hanya mereka berdua dan keluarga Yuan lebih cekatan, sehingga bisa lolos dari peluru yang memberondongi restoran."Sial!" Seru Xing sambil meronggoh sesuatu dibalik jas yang dikenakannya.Zee mengangkat wajah untuk melihat situasi sekitar. Kacau! Isak tangis, getar tubuh yang ketakutan menguasai ruangan ini. Zee teringat penjaganya yang berada di luar, apa mereka sudah mati atau ada sesuatu yang menghambat mereka datang menolong Zee dan Genta. "Mau kemana?" Niken menahan tubuh Zee yang hendak keluar dari tempat persembunyian. "Siapa yang berani menyerangku secara terang-terangan!" Geram Zhang sambil melirik kearah Zee. Jadi ini bukan serangan dari keluarga Yuan? Keluarga Yuan malah menganggap ini jebakan yang Zee buat.Zee mendengar suara siulan dan dari arah seberang meja, rupanya
"Aku rasa memang Kak Eva tidak salah pilih tempat." Genta memberikan jawabannya pada Zee."Begitu? Bagaimana kamu mendeskripsikan kalau restoran ini sama dengan personalityku?"Sebelum menjawab Genta sekali lagi memperhatikan dari satu sudut restoran ke sudut lainnya. Mengambil napas sejenak sebelum menjelaskan."Restoran ini sangat bisa berkembang dan maju lebih baik dari yang sekarang. Bahkan membuka cabang ditempat lain atau membuat menu baru yang sedang tren. Bila dilihat potensi pembeli setia yang sangat banyak bahkan sampai rela antri. Tapi mereka tetap pada bisnis utama restoran keluarga walau banyak yang mengantri mereka tetap pada keotentikan menu mereka sendiri. Sama hal nya dengan Tuan Muda yang masih berumur panjang bisa melakukan apapun. Tapi Tuan Muda lebih memilih berbakti pada Tuan Besar, meneruskan perjuangannya. Walau sebenarnya dengan ketidak hadiran Tuan Besar, Tuan Muda bisa kabur dan memiliki kehidupan sendiri. Tapi Tuan Muda mau mengambil resiko menyelamatkan ke