Beranda / Urban / Pewaris Tunggal II: Skandal Cinta Masalalu / Bab 715: Teror Bola Api Berekor

Share

Bab 715: Teror Bola Api Berekor

Penulis: mrd_bb
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-10 20:25:35
Bik Ula dan Paman Uhi tentu saja senang dan bilang untuk makan dan laudry akan di jamin. Uang 5 juta itu sangat banyak bagi mereka untuk sediakan makan dan minum sang komandan ini.

Malamnya…

Saat asyik menatap laptopnya, Mahyudin kaget Wati datang dengan rantang makanan, ke rumah sewaannya yang miliki dua kamar, satu ruang tamu dan satu dapur kecil ini.

“Lhooo…kok kamu ke sini Wati, kasian kan perut kamu sudah mulai besar, biar aku saja yang ke rumah ortu kamu, makan di sana!”

“Nggak apa Bang, lagian aku juga lagi bete di rumah mulu,” sahut Wati sambil kautkan nasinya ke piring.

Mahyudin lalu ajak Wati makan sekalian sekaligus ajak ngobrol. Saat ngobrol inilah Mahyudin mulai selidiki soal hantu kuyang itu.

Apalagi si calon ibu muda ini agaknya enak di ajak ngobrol, Wati terlihat supel dan mudah akrab.

“Hmm…jadi begitu ya, warga mulai curiga, ada yang punya ilmu hitam, yakni hantu kuyang di desa kalian ini?”

“Iya Bang, sejak kematian 3 bayi yang aneh dan misterius, banyak yang menduga
mrd_bb

BERSAMBUNG

| 3
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tama Sq
bkalan ada keturunan udin di kampung in kyaknya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pewaris Tunggal II: Skandal Cinta Masalalu   Bab 722: Siapa Si Hantu Kuyang..?

    Mahyudin ambil nafas berkali-kali untuk menenangkan jantungnya yang hampir copot, bola api berekor ini terlihat alami perubahan yang membuat siapapun akan terbelalak.Bahkan kalau tidak punya nyali hebat seperti Mahyudin bisa jadi akan ambil langkah seribu, kabur dari tempat ini sejauh-jauhnya.Wajah bola api berekor ini pelan-pelan berubah wujud jadi wajah seorang wanita setengah tua yang sangat cantik.Tapi wajahnya pucat seolah tak ada darah, ekornya juga berubah perlahan jadi tubuh manusia, lengkap dengan tangan dan kaki.Namun wajahnya masih tertutup oleh rambut panjangnya yang awut-awutan.Setelah proses perubahan itu utuh, terlihatlah batang bambu tertancap tepat di dadanya tembus ke punggung.Kini wanita jelmaan hantu kuyang tersebut tertahan punggungnya oleh batang bambu itu. Mahyudin yang masih uyeng-uyengan kepalanya kini memberanikan diri mendekat, pistol yang tadi dia sembunyikan di pinggang kini dia cabut kembali.“Aku kalah dengan kamu, kamu ternyata pemuda sakti anak

  • Pewaris Tunggal II: Skandal Cinta Masalalu   Bab 721: Musuh yang Tak Biasa

    Mahyudin terus ikuti dan kini sudah hampir 1 jam dia geber mobilnya, anehnya bola api berekor ini bukan menuju ke pemungkiman, tapi ke arah hutan yang lebat dan jauh dari pemungkiman penduduk.Mahyudin yang bertekad akan bongkar kasus tak biasa ini tak mau kehilangan jejak, dia ikuti terus kemana bola api berekor ini berhentinya.Dia pede karena yakin buah yang dulu dia makan pemberian Ki Sawar kakek buyutnya menjadi pelindung bagi tubuhnya, walaupun dalam hati Mahyudin terus baca ayat-ayat pendek yang ia hapal. Sebab baru kali ini dia berhadapan dengan 'musuh' tak biasa. Blarrr…blarrr..!Kaget kepalang pemuda ini, tiba-tiba saja mobilnya di serang api dan Mahyudin terpaksa berhenti lalu melompat keluar dari mobilnya ini, sebab api yang menghantam mobilnya langsung membakar hebat mobilnya ini.Bummm….mobilnya meledak, serangan bola api berekor membuat kendaraan yang terbakar ini meledak.“Sialan, hampir saja aku ikutan jadi dendeng bakar,” dengus Mahyudin dan kini bergulingan di sema

  • Pewaris Tunggal II: Skandal Cinta Masalalu   Bab 720: Teror Hantu Kuyang Berlanjut

    Saat menatap dada si cantik ini, sekelebatan di jendela lebar yang terbuka gordennya, Mahyudin tersentak kaget, karena dia melihat bayangan kepala dengan rambut awut-awutan yang tiba-tiba muncul dan seolah menatap tajam dirinya.Kontan Mahyudin bergerak cepat dan bayangan kepala itu juga hilang seketika.Putri Aura kaget bukan main melihat kelakuan Mahyudin, dia sampai bangkit dari kasur sambil perbaiki kimononya dan mendekati pemuda ini.“Abang lihat apa?” tanya Putri Aura sambil dekati Mahyudin.“Tadi…aku melihat ada bayangan kepala dengan rambut awut-awutan, saat aku dekati langsung lenyap!” sahut Mahyudin.“Ihh jangan bikin takut dong, aku merinding nih jadinya,” tanpa sadar Putri Aura sampai mepetkan tubuhnya, lengannya yang mulus terlihat berdiri bulu romanya.Mahyudin berbalik sambil memperbaiki rambut di wajah si cantik ini. “Jangan takut, selama ada aku, selamanya kamu aku jaga,” bisik Mahyudin,sambil cium dahi Putri Aura, untuk tenangkan si cantik ini.Putri Aura senyum manis

  • Pewaris Tunggal II: Skandal Cinta Masalalu   Bab 719: Mulai Curiga

    Dua hari kemudian, sorenya…Mahyudin kini bersiap akan ke rumah Putri Aura, setelah dua harian lalu hampir setengah harian adu gelut dengan Wati dan dia benar-benar sempatkan diri tidur dan beristirahat saja. Walaupun nafsunya buat Wati, tapi rasa kangennya tentu saja ke gadis cantik ini. Mahyudin bawa mobil double gardannya dan melaju santai saja tak terburu-buru.Begitu sampai dan kini duduk di teras rumah mewah ini, Tante Iyang yang biasa sambut Mahyudin duluan, yang keluar justru ART-nya sambil bawakan kopi panas buatnya.“Non Aura masih di kamar, baru pulang sekolah, tunggu ya Om!” kata si ART.“Tante dan Om Gordon nggak ada ya di rumah?” pancing Mahyudin, tanyakan kedua orang tua Putri Aruna.“Emm…tante di temani si Om keluar kota Om, berobat! Berangkat dua harian yang lalu pagi-pagi sekali. Soalnya tante lagi sakit!”“Oh yaa…sakit kenapa?” tanya Mahyudin kepo sekaligus kaget.“Emm..ga tahu sih, katanya ada luka di bahu dan lengan…kayak bekas tembakan, nggak tahu juga, tembakan

  • Pewaris Tunggal II: Skandal Cinta Masalalu   Bab 718: Di Serang Hantu Kuyang

    Mahyudin cabut pistolnya yang berperedam, dia sengaja pasang peredam agar tidak menimbulkan geger di warga.Dengan hati-hati dia mendekati bola api yang nyangkut di atas pohon durian yang tumbuh tinggi di belakang rumah Aming ini, yang tingginya hampir 20 meteran dari tanah.Mahyudin menahan debaran jantungnya, sebab kali ini musuhnya bukan manusia biasa...tapi mahluk jahat.Begitu dalam posisi tembak, Mahyudin tanpa takut sedikitpun membidiknya.Tiba-tiba Mahyudin sampai terjengkang saking kagetnya, ketika bola api berekor ini menyerang dirinya dengan sangat cepat.Saat menyerang itu Mahyudin terpana dan terbelalak, sebab bola api itu adalah wajah seorang wanita berambut awuta-awutan yang sangat menyeramkan, yang ada taringnya di sisi kiri dan kanan mulutnyaWusss….wusss….!Duppp..duppp…! Mahyudin dengan cepat menembakan pistol berperedamnya dan secepat kilat menghindarkan diri dari serangan api, yang menyembur keluar dari mulut bertaring itu.Anehnya terdengar suara teriakan melolong

  • Pewaris Tunggal II: Skandal Cinta Masalalu   Bab 717: Teror Hantu Kuyang

    “Kok kamu jadi doyan sih Wat, apa nggak takut apem seger kamu makin melar,” canda Mahyudin, setelah keduanya istirahat usai saling adu gelut.“Kata teman-teman aku, sering begituan pas lahirin kelak enak, nanti nyeplos ajah bayi-nya keluar. Apalagi milik Abang kan gede, makin mudah kelak debay aku keluar,” sahut Wati polos, hingga Mahyudin mau tak mau tertawa.“Baru dengar aku begitu, kalau gitu tiap hari ajee ke sini, biar aku bikin makin melar...!” sahut Mahyudin terbahak.Setelah kembali lepaskan lahar panasnya, Mahyudin lalu berbisik dan Wati mengangguk paham sambil senyum.Mahyudin minta Wati pulang, apalagi ini sudah pukul 7.30 pagi, agar orang tuanya tak curiga.Wati, makin sumringah dan klepek-klepek bukan kepalang, walaupun jalannya dikit berubah, tapi 5 gepuk pecahan Soetta alias 50 juta Mahyudin berikan, bikin hatinya senang bukan main, perih dikit tak dia rasakan lagi.“Simpan ini buat kamu belanja-belanja!” kata Mahyudin sambil kecup bibir Wati.“Duehh Abang mah, royal bin

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status