Share

Bab 03: Galau Bersama Novia

“Makasih ya om sudah menolongku, namaku Novia, om siapa, benarkah mantan polisi, seperti yang dikatakan dua polisi tadi?” tanya wanita ini sambil menatap Brandon yang duduk di hadapannya dan duduk di kursi, sedangkan dia duduk di sisi ranjang, karena kost ini tidak memiliki ruang tamu.

“Iya…aku mantan polisi…yang dipecat, panggil aku Brandon!” sahut Brandon pendek.

“Kenapa kamu sampai dia kasari Novia, siapa lelaki itu sebenarnya, kalau kamu mau cerita, ceritalah, kalau ga mau juga ga-papa!” sifat dingin Brandon belum hilang, dia menatap tajam Novia yang saat itu memakai daster saja.

“Dia itu namanya Punang, mantan pacarku, sifatnya kasar dan suka mabuk dan kerjaannya adalah tukang palak alias preman. Kami berpisah sudah lama, dia ingin balikan, tapi aku tak mau, mati aku dia siksa kalau balikan, entah darimana dia tau alamat kostku ini, padahal aku baru tiga bulan tinggal di sini!”

“Ohh begitu…maafkan aku tadi, hampir saja membunuhnya…ternyata mantan pacar kamu Novia!” sahut Brandon agak kaget juga.

“Kalau saja tak ada hukum, aku malah suka sekali kalau mas Brandon pukulin dia sampai mati, sebagai balasan selama bersama aku selalu di siksanya. Tapi ku lihat tangannya sudah patah dan wajahnya hancur karena mas Brandon pukuli, kalau tidak aku tahan, aku khawatir dia benar-benat mati dan mas Brandon akan berurusan dengan hukum!”

“Iyahh, aku juga salah, gelap mata tadi, untung kamu tahan, kalau tidak mungkin saja si Punang akan tewas!” sahut Brandon dan tersenyum sedikit.

“Oh ya, mas Brandon mau minum kopi, bentar saya ke belakang membuatkan yaa!” tanpa menunggu jawaban Brandon, Novia lalu ke bagian belakang dan tak sampai 10 menitan sudah balik lagi sampai membawa segelas kopi panas.   

“Boleh aku merokok Novia?”

“Boleh mas, aku juga kadang merokok kok!” Novia lalu mengeluarkan rokok mild nya dan Brandon tersenyum karena rokok mereka sama mereknya, hanya punya Novia pake mentol.

Novia akhirnya cerita kenapa sampai ‘bersuami’ Punang si preman kasar, ternyata dulu Novia sempat hampir terjerat prostitusi online, gara-gara di tipu seorang wanita yang awalnya berniat mencarikan dia pekerjaan di sebuah kafe merangkap pub.

Ternyata dia malah mau di jual ke lelaki hidung belang, Punang yang saat itu jadi penjaga ke amanan lalu menolongnya, namun pertolongan Punang ada udang di balik batu, preman ini ternyata ingin menjadikan Novia gundiknya.

Daripada jadi pelacur, dengan terpaksa Novia pun menerima Punang jadi kekasihnya, namun Punang justru memanfaatkan Novia, semua gaji Novia sering diminta Punang untuk bermabuk-mabukan dan main judi.

Lama-lama Novia pun tak betah, apalagi dia sering di siksa Punang kalau permintaannya tak dipenuhi.

Lalu diam-diam dia kabur dari kost mereka yang selama ini mereka tempati bersama, kost yang ada ini sudah kost yang ketiga Novia tempati, tapi selalu ketahuan Punang.

Sampai akhirnya Punang kena batunya di hajar sampai semaput oleh Brandon. Mereka terus bercakap santai hingga malam dan Brandon yang lagi nelangsa bak bertemu teman yang bisa jadi teman curhat, Brandon yang selama ini tertutup kini punya teman baru, yakni Novia yang kadang ceplas-ceplos.

Mereka terus ngobrol sampai jam 10 malam, dan Brandon pun permisi untuk ke kamar kostnya, Novia pun tanpa sungkan meminta Brandon datang saja kapanpun ke kamarnya, kalau pingin ngobrol kalau lagi pas santai.

*****

Besoknya, sesuai percakapannya dengan Kombes Pol Roni, Brandon menuju alamat Jack Black. Di daerah Jakarta Barat.

Rumah yang dia datangi terkesan tertutup, pagarnya cukup tinggi dan di depannya di jaga dua orang satpam.

“Kamu langsung saja ke teras samping, nanti abang Jack Black nya akan memanggil kamu masuk, kalau memang sudah janjian!” kata satpam yang di dadanya tertulis nama Asep.

Brandon menganggukan kepalanya, lalu diapun menuju teras dan menunggu di sana.

Hanya berselang 15 menitan, keluarlah seorang lelaki bertubuh tinggi besar dan berbadan agak gelap, kumisnya melintang diatas bibir, setelah memperkenalkan diri, dia menatap Brandon dari ujung kaki sampai ke kepala.

“Jadi kamu yang bernama Brandon dan baru saja di pecat dari kesatuan, berdasarkan keterangan abang Kombes Roni?” tanay Jack Black.

“Iya bang…!” sahut Brandon singkat, Jack Black sekali lagi menatap tajam Brandon dan dia membatin dalam hati, kalau anak muda di hadapannya ini mempunyai kekerasan hati yang kuat dan nekat.

Jack Blak merupakan mantan anggota TNI yang banting stir membuka perusahaan jasa sebagai pengawal bagi siapa saja yang mengorder mereka.

Jack Black terakhir berpangkat Kapten, dia pernah masuk penjara akibat membunuh seseorang, diapun di hukum selama 10 tahun sekaligus pemecatan tak hormat dari korpsnya.

Keluar dari penjara, dia bertemu dengan sahabatnya yang sudah naik pangkat jadi Brigjend TNI. Dari sahabat inilah, Jack Black di tawari pekerjaan menjadi pengawal seorang pengusaha yang mempunyai banyak musuh.

Jack Black yang bernama asli Jack Samuel, namun karena kulitnya gelap khas dari Timur, diapun dapat julukan Jack Black.

Usai kontraknya habis menjadi pengawal sang pengusaha, Jack Black pun di suruh sang pengusaha itu agar membuka usaha sebagai jasa bodyguard.

Jack pun mengikuti saran itu dan awalnya dia merekrut 2 orang yang mantan anggota TNI dan polisi yang di pecat tak hormat dari kesatuannya karena berbagai kasus.

Lama-lama nama Jack Black makin terkenal sebagai seorang yang mampu menjaga orang yang dia kawal, sehingga kini Jack mampu merekrut 18 orang lagi anak buahnya.

Order pun terus berdatangan, rata-rata dari pengusaha atau pun pejabat korup yang mengorder mereka dengan kontrak lumayan besar.

Kini perusahaan penyewaan jasa pengawalan milik Jack Black yang bernama CV Jack Black, sesuai dengan namanya, kebanjiran order mengawal klien-kliennya.

Dengan Kombes Pol Roni dia juga bersahabat baik, karena kalau ada order pengawalan tamu-tamu khusus atau pengusaha teman sang Kombes polisi ini, Kombes Roni pasti akan mengontaknya. Tentu saja Jack Black paham, diapun tak sungkan berbagi komisi dengan sahabatnya ini.

“Benar kamu jago nembak?” selidik Jack Black.

“Sedikit bang..!”

“Sedikit? maksudnya gimana?” Jack Black agak bingung juga dengan jawaban singkat-singkat Brandon ini.

“Kalau ada sasaran yang dibidik, saya biasanya jarang luput, kan sayang banget peluru dibuang-buang bang!” Jack Black langsung tertawa mendengar ucapan Brandon yang apa adanya ini.

Setelah berbasi-basi sekitar 30 menitan, Jack Black memutuskan menerima Brandon, dengan masa percobaan selama 2 bulan, bila dianggap baik, maka Brandon akan direkrut, Brandon setuju dan hari itu juga dia disuruh tanda-tangan persetujuan kontrak yang disodorkan Mita, Sekretaris pribadi Jack Black yang tomboy tapi manis.

Sejak hari itu Brandon masuk kerja, cepatnya proses itu karena Jack Black percaya dengan referensi Kombes Pol Roni, kalau Brandon tidak akan mengecewakan dia kelak.

“Hanya jaga emosinya, Brandon kalau sudah naik spaning, dia bisa membunuh orang dengan berdarah dingin!” pesan Kombes Roni, hingga Jack Black tertawa senang, karena dia membutuhkan orang yang berkarakter kejam dan dingin.

Brandon dikenalkan Mita dengan 14 orang bodyguard-bodyguard yang rata-rata bertubuh kekar, karena mereka di wajibkan latihan gym oleh Jack Black, di kantor itu ternyata ada ruangan gym khusus, yang di pakai saat para bodyguard senggang atau tidak ada order.

Sebetulnya total anak buah Jack Black berjumlah 24 orang, namun 10 orang sedang ada job mengawal beberapa klien dan tersisa 14 orang, yang ternyata juga baru bertugas dan kini santai sambil latihan di gym. 

Tentu saja Brandon pun ikut latihan untuk menjaga kebugaran, sesekali dia dan para bodyguard lainnya di ajak Jack Black ke arena menembak, tujuannya untuk mengasah kemampuan, Jack Black juga minta anak buahnya masuk ke sasana beladiri, karena ini penting, setiap bodyguard suatu saat pasti akan bentrok dengan pengganggu klien yang mereka jaga.

Disinilah Jack Black kagum dengan ketangkasan Brandon, yang mampu mengalahkan 3 anak buahnya sekaligus saat latih tanding.

Ditambah dengan mahirnya Brandon menggunakan senjata api, sehingga lama-lama semua bodyguard di sana segan dengan Brandon yang jarang tersenyum ini.

Sesuai janji Jack Black, kinerja Brandon selama 2 bulanan cukup memuaskan, dia mampu bertugas dengan baik, saat diberi job.

Selama 2 bulanan, Brandon mengawal 5 orang klien, kebanyakan pengusaha bahkan juga artis dan hasilnya tidak mengecewakan, semua klien memuji kinerja Brandon.

“Hanya orangnya dingin sekali, bak pembunuh bayaran saja, jarang bicara apalagi senyum, kalau diajak ngobrol sahutannya pendek-pendek!” ucap seorang klien pada Jack Black.

Jack Black hanya tersenyum dan bilang itu sudah karakter Brandon dan dia memohon para klien memakluminya.

*****

BERSAMBUNG

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status