Share

Bab 04: Pengawal Istri Sultan

ck Black menatap satu persatu ke lima anak buahnya dari total 25 anak buahnya, wajahnya terpaku pada satu anak buahnya yang baru 2 bulanan bergabung ini, siapa lagi kalau bukan Brandon.

Dia menatap dari ujung kaki hingga ke wajah pemuda jangkung kekar dan baru berusia 25 tahunan ini.

Rambutnya tersisir rapi, dengan kulit sawo matang dan hidung mancung, wajah pemuda ini dingin dan terkesan pendiam, sorot matanya sebetulnya agak ceria, tapi kalau bibirnya mengatup rapat, matanya makin tajam, dan akan terlihat makin garang serta dingin saja.

Sepintas Jack Black beranggapan Brandon ini cocok sekali kalau di jadikan sebagai pembunuh bayaran, dengan profil yang terlihat tak punya rasa kasihan begitu.

Baju himnya yang berlengan pendek memperlihatkan badannya yang proporsional dan kokoh, di tambah celana jeansnya yang membungkus kakinya yang panjang dan terlihat kencang, tanda tubuh ini rajin melakukan latihan fisik yang keras.

Jack Black lalu mengangguk-anggukan kepalanya, kayaknya dia sudah memutuskan sesuatu untuk pemuda ini.

“Brandon, kamu dan Toni aku tugaskan untuk mengawal seorang putri dari Timur Tengah, ku harap kalian berdua harus bekerja dengan sunguh-sungguh, kalau sampai putri yang kalian kawal tersebut cendera apalagi sampai di culik, maka kepala kalian taruhannya!” ucapan Jack Black jelas dan tegas, ia menatap dua anak buahnya yang berdiri tegap di depannya.

“Siap bos!” sahut Brandon dan Toni hampir berbarengan.

Jack Black sangat percaya, dua anak buahnya ini mampu mengemban tugas sebagai pengawal atau bodyguard sesuai order yang dia terima.

Dan kali ini dia mendapatkan order besar, kliennya dari Kedutaan Uni Emirat Arab, yang meminta pengawalan terhadap seorang tamu penting dari negara Timur Tengah dan kaya raya itu.

“Dia istri ‘sang Sultan’ dari Uni Emirat Arab minta pengawal dua orang, karena dia ingin berjalan-jalan selama dua minggu full di Jakarta hingga ke Bandung serta ke Bali bahkan Manado, syaratnya harus muda, ganteng, bersih dan kuat serta pintar nyiter dan lihai beladiri dan utama pintar Bahasa Inggris, lebih bagus lagi kalau pintar Bahasa Arab!” ucap utusan dari kedutaan besar itu.

Di antara 25 bodyguardnya, Brandon dan Toni dianggap Jack Black lebih tampan di bandingkan 23 orang lainnya.

Namun kalau di buat perbandingan, sebetulnya wajah Brandon paling tampan, sayangnya wajah itu sangat dingin, sedangkan Toni lebih humble dan sering senyum, sehingga ketampanan pria ini naik dengan gayanya begitu.

Perawakan keduanya pun tinggi tegap, hanya badan Toni lebih kekar sehingga dia dijuluki Hulk, sedangkan Brandon walaupun juga berotot, tapi terlihat lebih langsing, Brando pun dapat julukan tak kalah dengan Toni, yakni di The Buser, mengingat sepak terjang sebelumnya.

Namun, Brandon yang terkenal jago tembak dan sangat mahir menggunakan senjata, karena semua tahu latar belakang Brandon mantan polisi yang di pecat dan dulu di kenal sebagai anggota buru sergap yang handal.

Dua hari kemudian, Brandon dan Toni sudah stanby di bandara VIP Soekarno-Hatta, keduanya sesuai kontrak yang dituliskan, berbaju rapi dan styles, pake jas tanpa dasi.

Toni terlihat aseek bercakap-cakap lewat smartponenya, Brandon sebaliknya, tetap cool dan tak banyak bicara, matanya yang tajam sesekali menatap pintu kedatangan VIP.

Baik Brandon dan Toni dipilih karena keduanya sangat mahir berbahasa Inggris, sementara anak buah Jack Black lainnya tak begitu mahir.

Orang yang di tunggu-tunggu akhirnya datang juga, klien mereka ini menggunakan pesawat Emirates Air kelas Bisnis.

Toni langsung mematikan smartphonenya dan mereka kini berdiri tegap menunggu kedatangan sang klien yang terlihat berjalan santai, rombongan ini hanya tiga orang, yakni dua wanita dan satu pria.

“Hmmm kalian yang bertugas mengawal Putri Zeremiah ya?” sapa seorang pria yang agaknya asisten dari sang klien, menggunakan Bahasa Inggris, nyampur dikit Bahasa Arab.

“Siap…saya Toni dan ini rekan saya Brandon!” sahut Toni.

Dua wanita yang salah satunya di sebut Putri Zeremiah menatap Toni dan Brandon dari ujung kaki sampai ujung rambut. Saat itulah Brandon mengeryitkan dahi, karena sosok pria ini lama-lama malah makin kemayu.

Sikapnya langsung kelaki-lakian lagi saat datang seorang wanita dengan styles modern dan kekinian, sesuai mode saat ini.

“It’s okay!” sahut wanita cantik berhidung mancung dengan kacamata hitamnya ini, saat melihat penampilan Toni dan Brandon. Satu wanita lainnya yang ternyata asisten dari si Putri ini lalu meminta si pria yang bertanya tadi membereskan bagasi mereka, di bantu dengan tergopoh-gopoh oleh Toni, karena si asisten yang mengenalkan diri bernama Jamal inilah memintanya, Jamal lebih sreg dengan Toni yang humble dan agak segan dengan Brandon yang dingin.  

Brandon ikut membantu mengangkat tas dari si asisten wanita ini dan dia tetap cuek tidak melirik apalagi menyapa si Putri Zeremiah yang terlihat agak angkuh ini.

Dua mobil mewah berikut sopirnya pun berjejer menunggu di kedatangan, satu mobil SUV yang nantinya berisi Toni dan Brandon dan mobil berikutnya jenis Alphard rencananya akan di pakai si Putri Zeremiah dan dua asistennya ini.

Namun perubahan mendadak dilakukan Putri Zeremiah, sang istri ‘Sultan’ dari Timteng ini.

“You Jamal and you Toni, naik mobil yang di depan in you Brandon ikut mobil saya!” perintah Putri Zeremiah dalam bahasa Inggris sambil menunjuk Toni dan Jamal naik mobil yang di depan, sedangkan Brandon ia minta ikut mobil yang ditumpanginya. 

Putri dari Dubai ini memang memiliki wibawa dan keangkuhan yang kuat, sehingga Jamal tanpa banyak cincong langsung menarik Toni agar segera masuk ke mobil yang ada di depan.

Sementara Brandon juga tak banyak tanya, kini mempersilahkan Putri dan Asisten wanitanya masuk di bagian tengah, setelah menutup pintu, Brandon pun duduk di samping sopir menuju hotel bintang 5 yang sudah jauh-jauh hari di boking sang putri, tentunya melalui sang asistennya.

Brandon hanya mendengarkan saat si Putri Zeremiah ini sibuk menelpon seseorang sambil kadang marah-marah dalam Bahasa Arab.

Sementara si asisten wanitanya juga tak banyak cakap, diam saja di samping sang putri judes ini.

Bagi Brandon, apapun tingkah kliennya, dia tak punya urusan, karena tugasnya hanyalah mengawal dan menjaga keselamatan sang klien tanpa banyak cerewet.

Yang lain itu bukan urusannya, dan inilah sikap yang dipuji sekaligus dikritik beberapa klien selama ini, Brandon terlalu dingin.

Hari pertama selain menjemput di bandara, Toni dan Brandon memanfaatkan waktu santai saja di lobby hotel mewah ini, karena sang putri hanya ingin istirahat dan tak mau di ganggu.

Jamal yang makin kemayu terlihat bercanda ria dengan Toni, Brandon sendiri hanya sesekali melihat ulah temannya ini.

“Teman kamu itu ngeri banget dehhh, dari bandara ampi sekarang ga pernah senyum!” kata Jamal kenes, sambil melirik Brandon yang duduk cuek dan sesekali merokok.

“Sakit gigi paling!” sahut Toni asal saja, sambil menjentik lengan Jamal yang kadang suka mencoleh badan kekarnya.

Tiba-tiba Jamal menerima telpon dari asisten wanita sang putri, yang mengatakan sang Putri ingin makan malam di sebuah restoran vegetarian.

Sebagai pengawal, Toni dan Brandon pun sigap dan segera naik ke atas untuk mengawal si putri ini turun.

Karena sesuai protap, sejak keluar kamar dan kemanapun, mereka wajib ada di samping Putri Zeremiah.

Kali ini Putri Zeremiah berbaju santai, dengan celana jeans ketat dan baju kaos serta sepatu heel setinggi 5 centimeteran, dia berjalan lenggang kangkung dan seperti biasa mencueki Toni dan Brandon, yang terus mengawalnya hingga sampai dilantai dasar hotel ini.

Tercium bau parfum mahal yang lembut, saat Putri Zeremiah melewati Toni dan Brandon, Toni sampai menghirup bau harum itu, Brandon seperti biasa diam saja tanpa reaksi apapun.

Sama seperti siang tadi, Toni dan Jamal satu mobil dan Brandon tetap di mobil sang putri.

Untungnya Toni dan Brandon sudah makan duluan, sehingga fisik mereka terjaga prima, karena selama mengawal, haram hukumnya mereka ikutan makan, karena sama dengan lengah dalam pengawalan.

Sambil makan, sesekali Putri Zeremiah menatap wajah tampan dan dingin Brandon, yang terlihat siaga tak jauh dari meja makan di restoran mewah yang menyajikan menu vegetarian ini.

Dua hari keadaan berjalan normal dan tidak ada yang menyolok, selama itu pula Brandon tetap cool tak banyak omong.

Justru Toni yang malah makin lengket saja dengan Jamal, Brandon sebetulanya paham rekannya ini punya orientasi yang menyimpang alias AC-DC.

Namun hari ketiga semuanya berubah…!

*****

BERSAMBUNG

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status