Home / Urban / Pewaris yang Amnesia / 3 Dituduh Pencuri Kartu

Share

3 Dituduh Pencuri Kartu

Author: Heartwriter
last update Last Updated: 2021-11-12 13:51:10

Kevin celingukan tapi ternyata apa yang dicari tidak dia temukan. Mobilnya Susan sudah tidak ada lagi di bawah sana.

Awalnya Kevin ingin pergi saja dari sini, tapi kemudian dia teringat akan kartu yang dia terima dari Susan, karena itu, dia putuskan untuk masuk ke dalam bank, karena dia masih ingin membuktikan perkataan Susan sekali lagi.

"Ya udah. Kalau kamu memang mau ada keperluan dengan rekeningmu, kamu boleh ke customer service di dalam. Mereka akan melayani kamu dengan baik tetapi jangan lagi meminta Pak Harun sendiri yang turun tangan untuk menemui kamu, mengerti?" Tegas satpam tadi yang masih memandang remeh kepada Kevin.

Kevin mengangguk dan kemudian mengambil nomor antrian di meja customer service.

Saat Kevin sedang menunggu nomor antriannya dipanggil, dia melihat kedatangan Lisa dan Victor yang bergandengan tangan masuk ke dalam bank.

Victor langsung tertawa-tawa melihat keberadaan Kevin di sana. "Gimana? Enak kan rasa air kencing yang kamu minum tadi? Apa kamu mau lagi? Hahaha."

Mendengar kata-kata Victor itu, Kevin langsung bangkit berdiri dan menangkap kerah baju Victor. Tangan kanannya terkepal hendak memukul Victor tapi Lisa sudah berteriak-teriak memarahi Kevin.

"Kevin, lepaskan dia! Tangan miskinmu itu tidak pantas untuk memegang kerah bajunya, tau! Harga satu stel bajunya saja belum tentu bisa kamu beli walaupun kamu kerja selama setahun penuh, tau!!!"

Setelah berkata seperti itu, Lisa langsung menampar tangan Kevin sehingga Kevin langsung melepaskan pegangannya dari kerah bajunya Victor.

Beberapa satpam langsung mendekati Kevin dan Victor untuk menanyakan apa yang terjadi.

"Ini, pak. Dia ini hendak memukul  aku karena tunangannya berhasil aku rebut. Karena itu dia mencari gara-gara denganku, pak," kata Victor sambil menuding-nuding Kevin.

"Dia bohong, pak," bantah Kevin.

Tetapi Lisa ikut membenarkan kata-kata Victor tadi sehingga Kevin jadi tersudut.

Satpam yang tadi bertemu dengan Kevin di depan pintu masuk, langsung mendekati Kevin dan berkata, "aku heran sama kamu ini, dari tadi kamu berusaha membuat keributan--"

"Tidak, pak. Aku tidak berusaha bikin keributan, pak."

"Huh, sebelumnya kamu maksa ketemu Pak Harun. Cuih, mana mungkin lah orang seperti kamu ini bisa bertemu dengan Pak Harun. Terus, sekarang ini, kamu juga membuat keributan di dalam bank, karena itu, aku harus mengeluarkan kamu dari sini!"

Tiba-tiba Kevin mendengar nomor antriannya dipanggil, sehingga dia berkata, "tunggu dulu, pak. Nomor antrianku sudah dipanggil. Aku selesaikan urusanku dulu, setelah itu, aku akan segera keluar dari sini."

Satpam itu terpaksa mengangguk karena customer service sudah terus memanggil-manggil nomor antrian milik Kevin.

"Biarin aja, pak. Nampaknya dia ingin mengambil uang recehannya. Uang yang didapat hasil dari minum air kencing, hahaha." Victor tertawa-tawa saat dia teringat akan wajah Kevin beberapa waktu yang lalu saat Kevin dipaksa untuk minum air kencing yang Victor buat untuk Kevin.

Kevin terpaksa harus menurunkan tensi kemarahannya, dia cuma bisa melotot sekali ke arah Viktor, kemudian dia mendekati customer service.

"Ada yang bisa ku bantu, pak?" sapa customer service itu yang bernama Mawar yang langsung mengenali Kevin sebagai orang yang kerap kali mengantar makanan restoran kepadanya.

"Begini, aku ingin memeriksa kartu ini," Kevin mengambil kartu yang baru saja diberikan Susan kepadanya dan menyerahkan kepada Mawar.

Mawar menatap kaget ke arah kartu yang diberikan Kevin ini. Karena dia mengetahui kalau kartu ini adalah kartu tingkat tertinggi di bank ini. Tetapi, karena dia mengenal Kevin, dia sama sekali tidak percaya kalau Kevin yang dia tahu hanya seorang pelayan restoran yang suka mengantar makanan di tempat dia bekerja ini, bisa memiliki kartu yang sangat berkuasa seperti ini.

Karena itu dia bertanya kepada Kevin, "dari mana kamu dapatkan kartu ini?" tanya petugas Mawar sambil memberi isyarat kepada para satpam untuk mendekat.

"Seseorang memberikannya padaku. Katanya, ini adalah kartuku."

"Kartu ini dicetak khusus dan hanya 5 orang yang memegang kartu ini di seluruh dunia dan aku yakin, orang seperti kamu, tidak akan mungkin bisa memiliki kartu ini. Jadi, nampaknya aku harus melaporkan anda, pak."

"Melaporkan? Melaporkan karena apa kak?"

"Tentu saja kasus pencurian, karena kamu tidak akan mungkin memiliki kartu ini!"

Semuanya langsung terdiam dan menatap Kevin. Tidak ada seorangpun yang menduga kalau kartu itu betul-betul adalah milik Kevin, karena dugaan mereka semua mengarah ke satu hal, yaitu, kartu itu dicuri oleh Kevin dari seseorang.

Victor yang mendapat kesempatan untuk kembali membully Kevin, langsung berteriak gembira. "Tangkap dia, pak. Dia pasti mencuri kartu itu."

"Hei, aku tidak mencuri kartu ini. Kartu ini adalah milikku atau setidaknya seseorang berkata kalau kartu ini adalah milikku. Aku tidak pernah mencurinya," sangkal Kevin.

"Begini, pak. Aku bisa percaya kalau kamu bilang kalau kartu ini adalah milik bos besarmu dan kamu disuruh oleh bos besarmu. Aku akan percaya dan akan menanyakan nama bos-mu padamu tapi, kalau kamu bilang kalau kartu ini adalah milikmu, maka, aku sama sekali tidak akan mempercayainya," tandas Mawar. 

"Iya, pak. Jangan percaya omongannya." Victor semakin memanas-manasi keadaan.

"JANGAN COBA-COBA MEMFITNAHKU!!!" teriak Kevin dalam kemarahannya kepada Victor.

Tapi kemarahan Kevin ini diartikan lain oleh para satpam. Para satpam yang sudah terkumpul berjumlah 5 orang itu mengira Kevin akan mengamuk, karena itu, mereka langsung berusaha menangkap Kevin.

Mereka menangkap Kevin dan menjatuhkan Kevin ke lantai tapi dengan satu sentakan, Kevin berhasil membuat kelima satpam itu terdorong ke belakang oleh kekuatan Kevin.

"Jangan paksa aku! Aku tidak pernah mencuri!" teriak Kevin.

Saat ini, keadaan sudah cukup heboh di ruang utama Greatest Bank ini, semua mata tertuju ke arah Kevin dan para satpam.

Seorang pria berumur 50 tahunan, keluar dari ruangan dalam, dari  belakang dari pintu di belakang barisan teller. Semua orang tampak menghormatinya, dia mendekati para satpam. " Ada apa ini?"

Mawar yang menerima kartu dari Kevin tadi, langsung mendekati orang yang baru datang itu, kemudian berkata, "Pak Harun, orang itu datang membawa kartu ini, nampaknya dia telah mencuri kartu Super Galaxy ini dan dia mengaku-ngaku kalau kartu ini adalah miliknya.

Orang tua itu yang ternyata adalah Harun, langsung memeriksa kartu itu. Dia membolak-balik kartu ini kemudian dia berkata, "aku memang baru saja mendapatkan telepon kalau ada seseorang yang akan datang dengan membawa kartu ini. Dia adalahorang terhormat yang aku tunggu-tunggu."

Setelah itu, Harun mendekati Kevin dan bertanya, "siapa namamu, tuan?"

"Namaku Kevin."

Mendengar jawaban Kevin ini, wajah Harun langsung pucat pasi. Dia kemudian membungkukkan tubuhnya dalam-dalam ke arah Kevin dan berkata, "Maafkan aku, tuan muda. Maafkan karena aku tidak segera mengenalimu, tuan muda. Maafkan aku yang tidak sopan kepadamu."

Mendengar itu, Lisa, Victor, para satpam dan customer service langsung kaget. Kevin juga ikut-ikutan kaget.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Mohd Idrus Mohd Taslim
seharusnya para penulis novel harus lebih logika
goodnovel comment avatar
Hafidz Nursalam04
gggggggggf
goodnovel comment avatar
Morgan Dyz
dia sendiri jg ikutan kaget wkwk .........
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pewaris yang Amnesia   247 Membuang Pisau (Tamat)

    Tiba-tiba pintu menuju ruang atap terbuka dan beberapa orang keluar dari sana sehingga membuat Kevin dan gadis yang disandera itu jadi kaget. Dari pintu yang terbuka itu, keluarlah Felix, Matias serta Tony, asisten Kevin di bagian keuangan. Bersama mereka bertiga, keluarlah sepasang suami istri berumur 40 tahunan yang begitu melihat gadis yang berada di samping Kevin, mereka langsung berteriak dan mendekati gadis itu. "Mah. Pah," kata gadis yang sempat disandera itu yang langsung menghambur ke dalam pelukan sepasang suami istri yang baru datang ini yang ternyata adalah orang tua gadis itu. Felix langsung mendekati Kevin dan bercerita secara singkat tentang mengapa John Mc Clane bisa muncul di lantai atap apartemen dan kembali menyelamatkan Kevin. Kevin cuma bisa bersyukur karena John Mc Clane bisa sadar lebih cepat dari perkiraan semula karena kalau John tidak sadar dengan cepat, mungkin Kevin akan kesulitan menyelamatkan tiga orang yang bersama dia saat ledakan bom terjadi di la

  • Pewaris yang Amnesia   246 Jatuh Cinta pada Penolong

    Tangga tali ini terombang-ambing di udara karena helikopter dalam keadaan hampir tidak bisa dikontrol.Helikopter yang dikemudikan oleh John Mc Clane ini berputar-putar di udara setelah terkena dampak dari ledakan yang terjadi di dekat lantai atap gedung ini.Pada saat itu, menara seluler mulai roboh dan akan segera mengenai baling-baling helikopter hingga membuat orang-orang yang berada di dalam helikopter berteriak ketakutan.Kevin yang mendengar suara teriakan orang-orang di dalam helikopter itu, sebenarnya masih dalam keadaan berbahaya karena dia sedang fokus untuk mengendalikan gadis yang sempat dia dibekukan dan sekarang ini sedang meronta-ronta karena ketakutan.Gadis ini memang mengalami trauma karena sebelumnya saat dia berada di unit apartemen milik orang tuanya, tiba-tiba ada orang-orang yang mendobrak pintu dan menculiknya.Kemudian gadis ini dibawa ke lantai 6 dan langsung dipukul oleh Benford serta dipasangkan masker dan ditodong dengan senjata api hingga membuat gadis i

  • Pewaris yang Amnesia   245 Kedatangan si Keras Kepala

    Api semakin membesar naik ke arah atas sementara Kevin masih berjuang untuk menghancurkan tembok pembatas yang berada di sekitar tubuh gadis sandera itu, tembok pembatas yang menghalangi Ken untuk menyembuhkan gadis itu dari kebekuan.Pada saat itulah tiba-tiba terdengar suara keras di atas lantai atap apartemen ini.Suara helikopter yang datang ke atas lantai atap ini disertai dengan tangga tali yang turun ke arah bawah."Buddy, cepat naik. Waktu kalian tidak banyak lagi. Felix sudah mendeteksi ada bom yang akan segera meledak di gedung itu. Cepat naik."Itu adalah suara John Mc Clane lewat pengeras suara dari helikopter yang baru datang itu.Kevin bisa mendengarnya dan mendengar kalau ada bom di atas sini, maka dia memberi isyarat kepada Andreas dan A Hua untuk naik di tangga tali helikopter yang diturunkan oleh helikopter itu.Tangga tali itu kini sudah berhasil mencapai tempatnya Andreas. Andreas langsung naik di tangga tali itu dan langsung memanjat ke atas tanpa menunggu lagi.K

  • Pewaris yang Amnesia   244 Tenaga Dalam yang Berbalik

    Terjadi ledakan keras yang mengguncang gedung ini pada saat Kevin sedang sibuk untuk menghidupkan kembali gadis belasan tahun yang sempat dibekukan oleh Kevin tadi.Tubuh Kevin dan gadis itu terlempar sedemikian rupa sekitar 5 meter dari posisi mereka sebelumnya.Demikian juga Andreas dan A Hua yang masih berada di jarak 10 meter dari helikopter.Helikopter itu sendiri karena guncangan yang terjadi sempat melayang ke samping sehingga pilotnya terpaksa mulai memaksa naik ke atas tanpa bisa dicegah lagi oleh Andreas dan A Hua.Ada 5 anak buahnya Andreas yang berada di helikopter ini. Mereka adalah orang-orang terakhir yang diselamatkan oleh helikopter setelah para warga di apartemen ini diselamatkan dan para pengawal Keluarga Kevin lainnya sudah naik di helikopter sebelumnya.Lima pengawal Keluarga Kevin ini sangat marah saat helikopter ini diterbangkan oleh sang pilot untuk kabur meninggalkan gedung apartemen yang bagian bawahnya meledak itu.Karena ini berarti, helikopter terakhir ini

  • Pewaris yang Amnesia   243 Menolong Sandera

    Dengan keadaan saat ini, di mana gadis itu terancam bahaya dari semua arah, dari kiri kanan dengan senjata api dan panah, belakang dengan senjata api yang berada di tangan Benford dan satu lagi yang berasal dari bawah lantai tempat gadis itu berpijak, maka Kevin harus bergerak cepat untuk mengatasinya.Kevin harus mengusahakan keselamatan gadis ini, dia harus bertindak cepat, kalau perlu dalam satu tindakan, dia harus melindungi gadis itu dari ancaman-ancaman bahaya yang ada.Kevin tahu kalau Benford memang sudah nekat, nekat untuk mati bersama gadis itu di tempat ini.Seperti kata-kata Benford tadi, mungkin saja dia tidak akan bisa membunuh Kevin, tetapi dia ingin membunuh gadis itu di depan mata Kevin agar supaya Kevin merasa bersalah.Dan perkataan Benford itu mengandung kebenaran. Kevin pasti akan merasa bersalah kalau gadis di depannya ini tewas di depan matanya tanpa bisa dia tolong, karena itu, Kevin harus bertindak drastis.Ancaman dari bawah gadis itu bukan hanya api yang sem

  • Pewaris yang Amnesia   242 Tidak Memiliki Waktu Banyak

    Kevin melangkah masuk ke dalam ruang tamu apartemen ini. Dengan ekor matanya, dia melihat semua yang ada di dalam ruang tamu apartemen ini.Nampaknya ruang tamu apartemen ini bukanlah tempat sembarangan, bukan tempat yang dipilih secara serampangan oleh Benford untuk membawa gadis kecil ini ke lantai 8 ini.Dengan kepemilikan gedung ini, maka Kevin yakin kalau Benford sudah menyiapkan sesuatu yang tidak terduga di apartemen ini.Karena di dalam ruangan ini terdapat banyak sekali hal-hal yang mengerikan.Ada panah di dinding kiri dan kanan yang anak panahnya siap untuk terlepas dari busurnya.Kevin tidak tahu hal apa yang akan memicu anak-anak panah itu terlepas tapi yang pasti, sasaran dari anak panah itu berada di tubuh gadis belasan tahun yang memakai masker yang berada di depan Benford itu.Selain itu, di bawah panah itu, ada dua senjata api yang memakai tali temali khususnya di bagian pegangan dan juga di bagian pelatuk.Sasaran dari dua senjata api itu juga sama yaitu di kepala g

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status