Share

3 Dituduh Pencuri Kartu

Kevin celingukan tapi ternyata apa yang dicari tidak dia temukan. Mobilnya Susan sudah tidak ada lagi di bawah sana.

Awalnya Kevin ingin pergi saja dari sini, tapi kemudian dia teringat akan kartu yang dia terima dari Susan, karena itu, dia putuskan untuk masuk ke dalam bank, karena dia masih ingin membuktikan perkataan Susan sekali lagi.

"Ya udah. Kalau kamu memang mau ada keperluan dengan rekeningmu, kamu boleh ke customer service di dalam. Mereka akan melayani kamu dengan baik tetapi jangan lagi meminta Pak Harun sendiri yang turun tangan untuk menemui kamu, mengerti?" Tegas satpam tadi yang masih memandang remeh kepada Kevin.

Kevin mengangguk dan kemudian mengambil nomor antrian di meja customer service.

Saat Kevin sedang menunggu nomor antriannya dipanggil, dia melihat kedatangan Lisa dan Victor yang bergandengan tangan masuk ke dalam bank.

Victor langsung tertawa-tawa melihat keberadaan Kevin di sana. "Gimana? Enak kan rasa air kencing yang kamu minum tadi? Apa kamu mau lagi? Hahaha."

Mendengar kata-kata Victor itu, Kevin langsung bangkit berdiri dan menangkap kerah baju Victor. Tangan kanannya terkepal hendak memukul Victor tapi Lisa sudah berteriak-teriak memarahi Kevin.

"Kevin, lepaskan dia! Tangan miskinmu itu tidak pantas untuk memegang kerah bajunya, tau! Harga satu stel bajunya saja belum tentu bisa kamu beli walaupun kamu kerja selama setahun penuh, tau!!!"

Setelah berkata seperti itu, Lisa langsung menampar tangan Kevin sehingga Kevin langsung melepaskan pegangannya dari kerah bajunya Victor.

Beberapa satpam langsung mendekati Kevin dan Victor untuk menanyakan apa yang terjadi.

"Ini, pak. Dia ini hendak memukul  aku karena tunangannya berhasil aku rebut. Karena itu dia mencari gara-gara denganku, pak," kata Victor sambil menuding-nuding Kevin.

"Dia bohong, pak," bantah Kevin.

Tetapi Lisa ikut membenarkan kata-kata Victor tadi sehingga Kevin jadi tersudut.

Satpam yang tadi bertemu dengan Kevin di depan pintu masuk, langsung mendekati Kevin dan berkata, "aku heran sama kamu ini, dari tadi kamu berusaha membuat keributan--"

"Tidak, pak. Aku tidak berusaha bikin keributan, pak."

"Huh, sebelumnya kamu maksa ketemu Pak Harun. Cuih, mana mungkin lah orang seperti kamu ini bisa bertemu dengan Pak Harun. Terus, sekarang ini, kamu juga membuat keributan di dalam bank, karena itu, aku harus mengeluarkan kamu dari sini!"

Tiba-tiba Kevin mendengar nomor antriannya dipanggil, sehingga dia berkata, "tunggu dulu, pak. Nomor antrianku sudah dipanggil. Aku selesaikan urusanku dulu, setelah itu, aku akan segera keluar dari sini."

Satpam itu terpaksa mengangguk karena customer service sudah terus memanggil-manggil nomor antrian milik Kevin.

"Biarin aja, pak. Nampaknya dia ingin mengambil uang recehannya. Uang yang didapat hasil dari minum air kencing, hahaha." Victor tertawa-tawa saat dia teringat akan wajah Kevin beberapa waktu yang lalu saat Kevin dipaksa untuk minum air kencing yang Victor buat untuk Kevin.

Kevin terpaksa harus menurunkan tensi kemarahannya, dia cuma bisa melotot sekali ke arah Viktor, kemudian dia mendekati customer service.

"Ada yang bisa ku bantu, pak?" sapa customer service itu yang bernama Mawar yang langsung mengenali Kevin sebagai orang yang kerap kali mengantar makanan restoran kepadanya.

"Begini, aku ingin memeriksa kartu ini," Kevin mengambil kartu yang baru saja diberikan Susan kepadanya dan menyerahkan kepada Mawar.

Mawar menatap kaget ke arah kartu yang diberikan Kevin ini. Karena dia mengetahui kalau kartu ini adalah kartu tingkat tertinggi di bank ini. Tetapi, karena dia mengenal Kevin, dia sama sekali tidak percaya kalau Kevin yang dia tahu hanya seorang pelayan restoran yang suka mengantar makanan di tempat dia bekerja ini, bisa memiliki kartu yang sangat berkuasa seperti ini.

Karena itu dia bertanya kepada Kevin, "dari mana kamu dapatkan kartu ini?" tanya petugas Mawar sambil memberi isyarat kepada para satpam untuk mendekat.

"Seseorang memberikannya padaku. Katanya, ini adalah kartuku."

"Kartu ini dicetak khusus dan hanya 5 orang yang memegang kartu ini di seluruh dunia dan aku yakin, orang seperti kamu, tidak akan mungkin bisa memiliki kartu ini. Jadi, nampaknya aku harus melaporkan anda, pak."

"Melaporkan? Melaporkan karena apa kak?"

"Tentu saja kasus pencurian, karena kamu tidak akan mungkin memiliki kartu ini!"

Semuanya langsung terdiam dan menatap Kevin. Tidak ada seorangpun yang menduga kalau kartu itu betul-betul adalah milik Kevin, karena dugaan mereka semua mengarah ke satu hal, yaitu, kartu itu dicuri oleh Kevin dari seseorang.

Victor yang mendapat kesempatan untuk kembali membully Kevin, langsung berteriak gembira. "Tangkap dia, pak. Dia pasti mencuri kartu itu."

"Hei, aku tidak mencuri kartu ini. Kartu ini adalah milikku atau setidaknya seseorang berkata kalau kartu ini adalah milikku. Aku tidak pernah mencurinya," sangkal Kevin.

"Begini, pak. Aku bisa percaya kalau kamu bilang kalau kartu ini adalah milik bos besarmu dan kamu disuruh oleh bos besarmu. Aku akan percaya dan akan menanyakan nama bos-mu padamu tapi, kalau kamu bilang kalau kartu ini adalah milikmu, maka, aku sama sekali tidak akan mempercayainya," tandas Mawar. 

"Iya, pak. Jangan percaya omongannya." Victor semakin memanas-manasi keadaan.

"JANGAN COBA-COBA MEMFITNAHKU!!!" teriak Kevin dalam kemarahannya kepada Victor.

Tapi kemarahan Kevin ini diartikan lain oleh para satpam. Para satpam yang sudah terkumpul berjumlah 5 orang itu mengira Kevin akan mengamuk, karena itu, mereka langsung berusaha menangkap Kevin.

Mereka menangkap Kevin dan menjatuhkan Kevin ke lantai tapi dengan satu sentakan, Kevin berhasil membuat kelima satpam itu terdorong ke belakang oleh kekuatan Kevin.

"Jangan paksa aku! Aku tidak pernah mencuri!" teriak Kevin.

Saat ini, keadaan sudah cukup heboh di ruang utama Greatest Bank ini, semua mata tertuju ke arah Kevin dan para satpam.

Seorang pria berumur 50 tahunan, keluar dari ruangan dalam, dari  belakang dari pintu di belakang barisan teller. Semua orang tampak menghormatinya, dia mendekati para satpam. " Ada apa ini?"

Mawar yang menerima kartu dari Kevin tadi, langsung mendekati orang yang baru datang itu, kemudian berkata, "Pak Harun, orang itu datang membawa kartu ini, nampaknya dia telah mencuri kartu Super Galaxy ini dan dia mengaku-ngaku kalau kartu ini adalah miliknya.

Orang tua itu yang ternyata adalah Harun, langsung memeriksa kartu itu. Dia membolak-balik kartu ini kemudian dia berkata, "aku memang baru saja mendapatkan telepon kalau ada seseorang yang akan datang dengan membawa kartu ini. Dia adalahorang terhormat yang aku tunggu-tunggu."

Setelah itu, Harun mendekati Kevin dan bertanya, "siapa namamu, tuan?"

"Namaku Kevin."

Mendengar jawaban Kevin ini, wajah Harun langsung pucat pasi. Dia kemudian membungkukkan tubuhnya dalam-dalam ke arah Kevin dan berkata, "Maafkan aku, tuan muda. Maafkan karena aku tidak segera mengenalimu, tuan muda. Maafkan aku yang tidak sopan kepadamu."

Mendengar itu, Lisa, Victor, para satpam dan customer service langsung kaget. Kevin juga ikut-ikutan kaget.

Komen (8)
goodnovel comment avatar
Mohd Idrus Mohd Taslim
seharusnya para penulis novel harus lebih logika
goodnovel comment avatar
Hafidz Nursalam04
gggggggggf
goodnovel comment avatar
Morgan Dyz
dia sendiri jg ikutan kaget wkwk .........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status