"Gregorius Grup? Aku tidak pernah mendengar nama itu," kata Kevin sambil mengerutkan keningnya. "Dan selama ini, aku tahu namaku cuma Kevin, tanpa ada embel-embel lainnya."
"Itu karena tuan muda mengalami amnesia. Tuan muda pernah mengalami kecelakaan yang membuat tuan muda jadi seperti ini," kata wanita itu. "Oh, iya, namaku Susan."
"Kecelakaan? Kecelakaan apa? Tapi sudahlah, jangan menambah masalahku, Susan. Aku baru saja dipecat dari pekerjaanku dan diusir oleh tunanganku sendiri. Aku harus segera mencari pekerjaan."
"Tuan muda kan tidak perlu mencari pekerjaan karena properti dan uang atas nama tuan muda, ada banyak sekali di seluruh dunia."
"Jangan gombal. Biasanya yang gombal itu laki-laki, bukan kaum perempuan. Sudah ah, aku harus cari kerja supaya aku bisa merebut tunanganku kembali."
"Tuan muda, tuan muda tidak perlu mencari pekerjaan. Tuan muda tinggal tunjuk saja maka tempat yang tuan muda tunjuk itu, pasti adalah milik dari keluarga tuan muda atau aset dari anak perusahaan dari grup perusahaan yang keluarga tuan muda miliki."
"Hah? Asal tunjuk?"
"Iya, tuan muda. Tuan muda hanya perlu menunjuk ke perusahaan, hotel ataupun bank swasta di sekitar sini, maka, kemungkinan besar, itu adalah milikmu, tuan muda."
Kevin menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia pikir Susan adalah seorang wanita yang terganggu jiwanya. Tapi, Kevin ikuti juga tantangan Suzan itu, Kevin menunjuk dengan sembarangan ke arah sebuah hotel berlantai dua puluh di seberang sana. "Bagaimana dengan itu?"
"Tentu saja hotel Crown itu adalah milikmu, tuan muda. Hotel itu adalah milik dari salah satu anak perusahaan Gregorius Grup yang bernama Crown Limited Company yang membawahi beberapa hotel bintang lima di berbagai negara, salah satunya Crown Hotel itu."
"Aku tidak percaya kalau hotel itu adalah milikku."
"Kalau tuan muda tidak percaya, ayo kita ke hotel itu."
"Oke. Aku juga memang mau ke hotel itu karena aku mau mencari kerja di sana tapi bukan untuk membuktikan kata-katamu tadi, karena aku yakin kata-katamu itu tidak betul, mana mungkin aku memiliki hotel semewah itu. Punya satu rumah kecil aja, impossible, kok."
Suzan cuma tersenyum mendengar kata-kata Kevin ini sambil terus berjalan di samping Kevin. Saat ini, mereka berdua sudah menyeberang jalan untuk menuju ke Hotel Crown.
Kevin tahu pasti pemilik dari hotel itu yang bernama Gunadi, karena Kevin banyak kali mengantar makanan dari restoran milik Tuti ke pegawai-pegawai di hotel itu dan kadang ke ruangannya Gunadi di lantai 5 hotel ini.
Dari para satpam, Kevin tahu tentang siapa Pak Gunadi pemilik dari Hotel Crown itu.
"Oke, kalau begitu, mari aku buktikan kepadamu, tuan muda." Susan sudah berjalan lebih dulu untuk masuk ke halaman Hotel Crown yang berada sekitar 50 meter dari restoran milik Tuti.
Saat sudah berada di dekat pintu masuk hotel, Kevin yang ingin membuat Susan malu, langsung mendahului langkah Suzan dan segera mendekati satpam yang dikenalnya dan berkata kepada satpam itu. "Menurut wanita itu, aku adalah pemilik hotel ini. Hahaha. Itu gila kan?"
Satpam bernama Rudi yang mengenal Kevin, langsung melihat ke arah Susan dan berkata, "waduh, masih muda, cantik, kok ngawur sih? Masak sih Kevin yang pelayan restoran tiba-tiba bisa jadi pemilik hotel ini."
Susan tidak memperdulikan omongan mereka. Dia mengeluarkan handphonenya dan mulai menelepon. Kemudian terdengar dia bicara, "Pak Gunadi, kamu ada di hotel kan?"
Mendengar itu, Kevin dan Rudi saling berpandangan.
Sesudah itu, Susan nampak mendengar beberapa saat, kemudian Susan berkata, "kalau begitu, Pak Gunadi harus turun sekarang juga ke bawah karena tuan muda sudah ditemukan dan dia berada denganku sekarang ini di depan hotelmu."
Mendengar nama Gunadi disebut, Rudi dan Kevin yang sebelumnya mengejek Suzan, langsung terdiam. Karena mereka menghormati Gunadi, karena itu, mereka menunggu di depan pintu utama hotel hingga akhirnya pak Gunadi datang dengan tergopoh-gopoh.
"Ibu Susan, ini betul-betul kabar gembira. Benarkah tuan muda sudah ditemukan?"
"Iya, Pak Gunadi. Itu orangnya. Tuan muda kita yang selama ini kita cari," kata Susan sambil menunjuk ke arah Kevin.
Gunadi nampak kaget saat Susan menunjuk ke arah Kevin. "Loh, dia kan yang suka ngantar-ngantar makanan disini."
"Iya, Pak Gunadi. Aku yang suka ngantar makanan ke sini dan kadang juga mengantar makanan ke ruangan bapak. Jadi, tidak mungkin lah kalau aku adalah seorang tuan muda.
Gunadi menatap Susan kembali. "Apa informasi ini bisa dipercaya?"
"Iya, pak. Ingat, walaupun tidak lama, tapi aku sempat menjadi asistennya tuan muda sebelum dia menghilang, karena itu, aku tentu masih ingat wajahnya walaupun memang ada perubahan sedikit."
"Apa itu cukup?"
"Tentu saja bukan itu saja. Setelah penelusuran dengan cermat selama sebulan ini dan juga dengan pemeriksaan DNA yang sudah kami lakukan secara diam-diam, selama beberapa hari ini kepada pria bernama Kevin ini, maka kami sudah memastikan kalau dia adalah pewaris Gregorius Grup yang sayangnya, nampaknya terkena amnesia."
"Wah, kalau begitu, ini kabar gembira. Aku tidak menyangka kalau pria yang suka antar makanan kepadaku ternyata adalah bos besarku sendiri. Ugh ... aku jadi malu."
Mendengar pembicaraan mereka, Kevin yang jadi bingung sendiri dan mulai menebak-nebak. "Tunggu dulu, aku pasti lagi masuk acara televisi yang sejenis prank artis atau prank warga itu. Iya kan? Mengaku sajalah, kalian sedang prank aku kan?"
Rudi ikut mengangguk-angguk dan membenarkan dugaan Kevin itu
"Please ... percayalah. Tuan muda memang adalah tuan muda kami. Bukti ini sudah tidak bisa dibantah lagi, nantinya tuan muda akan dipertemukan dengan kakek tuan muda yang sekarang bermukim di Hongkong tetapi kalau memang tuan muda menginginkan bukti kedua, maka aku akan memberikan ini kepada tuan muda."
"Apa ini?" tanya Kevin saat dia melihat sebuah kartu berkilauan disodorkan oleh Susan kepadanya.
"Ini adalah credit card milikmu, tuan muda. Kamu bisa melihat berapa uang yang tuan muda miliki di dalam kartu ini. Untuk itu, tuan muda bisa menuju ke Greatest Bank."
Kevin menerima kartu itu dan menyimpannya di dompetnya. "Baiklah aku akan pergi ke sana. Aku tidak tahu prank apa lagi yang kamu sediakan disana, tapi, aku akan kesana."
Susan berkata kepada Gunadi agar supaya Gunadi menyediakan kamar terbaik untuk Kevin saat dia balik nanti.
Gunadi langsung membungkukkan tubuhnya ke arah Kevin dan meminta Kevin untuk tidak lupa pulang ke hotel dan tinggal di hotel setelah menyelesaikan urusan di bank.
Dengan perasaan heran, Kevin mau juga saat diajak Susan untuk naik ke sebuah mobil Limousine, mobil yang hanya dia lihat di film-film.
Tapi Kevin masih belum terlalu percaya, karena itu, Kevin berkata kepada Susan, "nanti, sesampainya di bank, kamu tidak boleh turun, kamu harus tetap di mobil."
"Tapi kenapa, tuan muda?"
"Karena aku masih curiga kalau kalian sedang mengadakan prank kepadaku untuk acara TV. Seakan-akan aku adalah seorang pewaris kaya raya, padahal ini cuma sekedar acara televisi, karena itu, aku harus masuk sendiri ke dalam bank tanpa kamu supaya kamu tidak bisa bermain mata dengan orang-orang di dalam bank."
"Baik, tuan muda. Kebetulan aku ada urusan, jadi, setelah menurunkan tuan muda di bank, aku akan segera pergi. Nanti, sesampainya di bank, tuan muda cukup bilang kalau akan bertemu dengan Pak Harun, Direktur dari Greatest Bank."
"Baiklah. Sesukamu lah."
Sesampainya di bank, Kevin turun sendiri dan segera menuju ke pintu depan.
"Iya, Pak. Ada keperluan apa, Pak? Oh, kamu?" tanya seorang satpam yang langsung mengenali Kevin sebagai pelayan restoran yang kadang mengantar makanan dari Restoran Bunga Bakung milik Tuti itu.
"Iya, Pak. Begini, aku ingin bertemu dengan Pak Harun."
"Tapi Pak Harun tidak memberitahu aku tentang pesanan makanan. Lagipula, dia selalu memesan makanan Perancis yang mewah, dia tidak pernah memesan makanan dari restoran kalian. Mungkin maksud kamu itu pegawai kami yang memesan makanan. Iya kan?"
"Bukan. Aku datang ke sini bukan untuk mengantarkan makanan. Aku ingin bertanya tentang rekeningku kepada Pak Harun."
"Hah! Pak Harun itu adalah presiden direktur di bank ini. Dia tidak akan turun tangan sendiri untuk melayani nasabah kelas teri macam kamu! Sorry to say tapi simpanan kamu paling cuma sedikit, tidak mungkin untuk membuatmu menghadap Pak Harun."
Kevin langsung mengeluh dalam hatinya. "Aku pasti dikerjai nih. Lihatlah, kalau memang aku adalah pewaris seperti yang dibilang Susan, Pak Harun itu pasti sudah menungguku. Kalau seperti ini, itu berarti aku kena prank lagi."
Tiba-tiba pintu menuju ruang atap terbuka dan beberapa orang keluar dari sana sehingga membuat Kevin dan gadis yang disandera itu jadi kaget. Dari pintu yang terbuka itu, keluarlah Felix, Matias serta Tony, asisten Kevin di bagian keuangan. Bersama mereka bertiga, keluarlah sepasang suami istri berumur 40 tahunan yang begitu melihat gadis yang berada di samping Kevin, mereka langsung berteriak dan mendekati gadis itu. "Mah. Pah," kata gadis yang sempat disandera itu yang langsung menghambur ke dalam pelukan sepasang suami istri yang baru datang ini yang ternyata adalah orang tua gadis itu. Felix langsung mendekati Kevin dan bercerita secara singkat tentang mengapa John Mc Clane bisa muncul di lantai atap apartemen dan kembali menyelamatkan Kevin. Kevin cuma bisa bersyukur karena John Mc Clane bisa sadar lebih cepat dari perkiraan semula karena kalau John tidak sadar dengan cepat, mungkin Kevin akan kesulitan menyelamatkan tiga orang yang bersama dia saat ledakan bom terjadi di la
Tangga tali ini terombang-ambing di udara karena helikopter dalam keadaan hampir tidak bisa dikontrol.Helikopter yang dikemudikan oleh John Mc Clane ini berputar-putar di udara setelah terkena dampak dari ledakan yang terjadi di dekat lantai atap gedung ini.Pada saat itu, menara seluler mulai roboh dan akan segera mengenai baling-baling helikopter hingga membuat orang-orang yang berada di dalam helikopter berteriak ketakutan.Kevin yang mendengar suara teriakan orang-orang di dalam helikopter itu, sebenarnya masih dalam keadaan berbahaya karena dia sedang fokus untuk mengendalikan gadis yang sempat dia dibekukan dan sekarang ini sedang meronta-ronta karena ketakutan.Gadis ini memang mengalami trauma karena sebelumnya saat dia berada di unit apartemen milik orang tuanya, tiba-tiba ada orang-orang yang mendobrak pintu dan menculiknya.Kemudian gadis ini dibawa ke lantai 6 dan langsung dipukul oleh Benford serta dipasangkan masker dan ditodong dengan senjata api hingga membuat gadis i
Api semakin membesar naik ke arah atas sementara Kevin masih berjuang untuk menghancurkan tembok pembatas yang berada di sekitar tubuh gadis sandera itu, tembok pembatas yang menghalangi Ken untuk menyembuhkan gadis itu dari kebekuan.Pada saat itulah tiba-tiba terdengar suara keras di atas lantai atap apartemen ini.Suara helikopter yang datang ke atas lantai atap ini disertai dengan tangga tali yang turun ke arah bawah."Buddy, cepat naik. Waktu kalian tidak banyak lagi. Felix sudah mendeteksi ada bom yang akan segera meledak di gedung itu. Cepat naik."Itu adalah suara John Mc Clane lewat pengeras suara dari helikopter yang baru datang itu.Kevin bisa mendengarnya dan mendengar kalau ada bom di atas sini, maka dia memberi isyarat kepada Andreas dan A Hua untuk naik di tangga tali helikopter yang diturunkan oleh helikopter itu.Tangga tali itu kini sudah berhasil mencapai tempatnya Andreas. Andreas langsung naik di tangga tali itu dan langsung memanjat ke atas tanpa menunggu lagi.K
Terjadi ledakan keras yang mengguncang gedung ini pada saat Kevin sedang sibuk untuk menghidupkan kembali gadis belasan tahun yang sempat dibekukan oleh Kevin tadi.Tubuh Kevin dan gadis itu terlempar sedemikian rupa sekitar 5 meter dari posisi mereka sebelumnya.Demikian juga Andreas dan A Hua yang masih berada di jarak 10 meter dari helikopter.Helikopter itu sendiri karena guncangan yang terjadi sempat melayang ke samping sehingga pilotnya terpaksa mulai memaksa naik ke atas tanpa bisa dicegah lagi oleh Andreas dan A Hua.Ada 5 anak buahnya Andreas yang berada di helikopter ini. Mereka adalah orang-orang terakhir yang diselamatkan oleh helikopter setelah para warga di apartemen ini diselamatkan dan para pengawal Keluarga Kevin lainnya sudah naik di helikopter sebelumnya.Lima pengawal Keluarga Kevin ini sangat marah saat helikopter ini diterbangkan oleh sang pilot untuk kabur meninggalkan gedung apartemen yang bagian bawahnya meledak itu.Karena ini berarti, helikopter terakhir ini
Dengan keadaan saat ini, di mana gadis itu terancam bahaya dari semua arah, dari kiri kanan dengan senjata api dan panah, belakang dengan senjata api yang berada di tangan Benford dan satu lagi yang berasal dari bawah lantai tempat gadis itu berpijak, maka Kevin harus bergerak cepat untuk mengatasinya.Kevin harus mengusahakan keselamatan gadis ini, dia harus bertindak cepat, kalau perlu dalam satu tindakan, dia harus melindungi gadis itu dari ancaman-ancaman bahaya yang ada.Kevin tahu kalau Benford memang sudah nekat, nekat untuk mati bersama gadis itu di tempat ini.Seperti kata-kata Benford tadi, mungkin saja dia tidak akan bisa membunuh Kevin, tetapi dia ingin membunuh gadis itu di depan mata Kevin agar supaya Kevin merasa bersalah.Dan perkataan Benford itu mengandung kebenaran. Kevin pasti akan merasa bersalah kalau gadis di depannya ini tewas di depan matanya tanpa bisa dia tolong, karena itu, Kevin harus bertindak drastis.Ancaman dari bawah gadis itu bukan hanya api yang sem
Kevin melangkah masuk ke dalam ruang tamu apartemen ini. Dengan ekor matanya, dia melihat semua yang ada di dalam ruang tamu apartemen ini.Nampaknya ruang tamu apartemen ini bukanlah tempat sembarangan, bukan tempat yang dipilih secara serampangan oleh Benford untuk membawa gadis kecil ini ke lantai 8 ini.Dengan kepemilikan gedung ini, maka Kevin yakin kalau Benford sudah menyiapkan sesuatu yang tidak terduga di apartemen ini.Karena di dalam ruangan ini terdapat banyak sekali hal-hal yang mengerikan.Ada panah di dinding kiri dan kanan yang anak panahnya siap untuk terlepas dari busurnya.Kevin tidak tahu hal apa yang akan memicu anak-anak panah itu terlepas tapi yang pasti, sasaran dari anak panah itu berada di tubuh gadis belasan tahun yang memakai masker yang berada di depan Benford itu.Selain itu, di bawah panah itu, ada dua senjata api yang memakai tali temali khususnya di bagian pegangan dan juga di bagian pelatuk.Sasaran dari dua senjata api itu juga sama yaitu di kepala g