Share

Angkuhnya Mertua

last update Last Updated: 2022-09-29 10:52:18

Aluna sempatkan ke kantor Angkasa dengan membawa Rangga. Demi KTP-nya saja. Saat masuk restoran milik Angkasa dan menuju ruangannya, Angkasa sedang ada tamu. 

"Besok datang reuni, ya! Makasih banget traktirannya," ucap seorang wanita yang keluar dari ruangan Angkasa dengan tertawa bahkan sampai memukul lengan Angkasa dengan mesranya. 

"Kalau gak banyak kerjaan, aku pasti datang. Sama-sama, jangan kapok makan disini," jawab Angkasa tidak memedulikan Aluna yang sudah lima belas menit menunggu, sementara Rangga sudah berlari mengelilingi kolam ikan yang ada di restoran mewah ini. 

"Aku gak lama, cuma ngambil KTP aja," ucap Aluna karena pasti sudah banyak pembeli yang menunggu Aluna membuka Dapurnya. Aluna membuka usaha dapur online di rumahnya. Lumayan untuk pendapatan sehari-hari.

"Itu di meja!" Angkasa menyuruh Aluna sendiri yang mengambilnya.

Setelah dia dapatkan, Aluna langsung pulang, dia tidak pamit karena Angkasa juga tidak peduli dengan kedatangannya. 

Kini, Aluna sudah bisa sendiri tanpa tergantung dengan orang lain. Aluna melakukan pengkinian data dan mengganti nomor rekening Ibu Nurmila—yang semula meminjamkannya—di aplikasi itu menjadi nomor rekeningnya. 

Semakin hari, pesanan Aluna semakin banyak. Dia baru saja mendapatkan orderan catering kantor dan itu rutin setiap harinya untuk enam puluh orang.

Sekarang, Aluna bangkit. Allah sudah memberikan jalan yang begitu luas untuk Aluna. Tinggal bagaimana Aluna mengolahnya. Aluna berani membayar dua pelayan untuk membantunya. Untunglah ada tetangganya yang sedang mencari pekerjaan. 

"Ya, Nak? Rangga udah makan, Sayang?" tanya Aluna saat nomor ponsel Angkasa menghubunginya, tetapi suara Rangga yang menyambut. 

"Lapar Ma, Rangga belum makan. Papa gak mau buat makanan kesukaan Rangga yang Mama buat kemarin itu, Ma!" Sedihnya, Mamanya sedang berjuang saat ini mengolah lauk, tapi anaknya malah kelaparan. 

"Mama kirim, ya! Rangga dimana sekarang?" tanya Aluna dengan begitu lembutnya. 

"Tempat Nenek," jawab Rangga. 

Aluna langsung kesal mendengar jawaban Rangga. Mungkin karena langsung terbayang mertuanya yang jahat. Aluna tahu, berdosa kesal dengan ibu dari suaminya, tapi Aluna juga bukan malaikat yang tidak bisa kesal setelah semua perbuatan yang dituduhkan padanya. 

"Tunggu, ya, Sayang. Gak lama lagi Mama kirim," jawab Aluna dan sigap dia memasak sesuatu untuk anaknya. 

Kalau begini, Aluna percaya diri mendapatkan anaknya. 

Tidak lama, makanan Aluna sampai di rumah mertuanya. Total, ada tiga box yang dia kirim ke sana. Makanannya cantik sekali, tidak kalah dengan makanan di restoran. Malah, Angkasa pemilik restoran tapi anaknya ini tidak mau makan disana. Maunya masakan Mamanya. 

"Makanlah Bu, dari Aluna!" 

"Gak ah, jijik Ibu. Nanti dia masukin guna-guna. Jangan sembarangan makan, Angkasa! Buang aja!" Box itu diambil oleh Rose menuju tempat sampah. 

"Jangan Bu, aku udah lapar. Ibu juga belum masak, ke restoran masih lama," ucap Angkasa menarik satu box makanan untuknya. 

"Kamu ini bodoh, Angkasa. Makanya gak mau cerai dengan Aluna, kena pelet kamu! Aluna itu sudah selingkuh dengan Anton, masih mau kamu kembali? Kalau Ibu sudah gak mau lagi punya menantu memalukan seperti itu. Sudah gak bisa apa-apa, tahunya ngabisin uang suami, beli baju terus. Itulah, kalau kamu ambil wanita miskin, waktu muda gak pernah beli baju. Makanya, waktu nikah dengan orang kaya, lupa diri!" 

Memang hidup Aluna tidak pernah benar di mata mertuanya. Padahal kapan Aluna beli baju kalau bukan Angkasa yang suruh beli. Perhiasan juga begitu, semua hadiah dari suaminya. Bagaimana menolak kalau suami yang beri padanya? 

Tidak lama Aluna menghubungi Angkasa, baru saja Angkasa ingin menjawab, ponselnya diambil oleh Rose. 

“Sampah apa yang kamu kirim ke rumah ini? Gak enak! Model makanan begini kamu jual? Gak ada yang mau beli, Aluna. Liatnya aja udah jijik orang,” ucap Rose. Intinya Aluna itu harus sakit hati, harus menangis, baru Rose puas. 

“Gak suka tinggal buang aja, Bu!” Aluna tidak lagi sopan, karena menghadapi mertua seperti ini kalau dia lembut, habis hidupnya. Aluna sudah sering menangis dalam diam, sekarang sudah waktunya dia tunjukkan kalau dia juga manusia, punya perasaan, punya hati. 

“Iyalah, siapa yang mau makan sayur gak segar seperti ini,” jawab Rose benar-benar membuang makanan Aluna ke sampah. Dia foto makanan itu dan kirim ke ponsel Aluna yang sudah dia dapatkan lagi nomor barunya. Supaya Aluna tahu kalau dia tidak main-main.

Sungguh sakit hati Aluna melihatnya. Tapi, sekali lagi. Dia tidak akan menangis, dia masak bukan untuk mertuanya tapi untuk anak dan suaminya. Biarkan saja, sekarang mungkin Angkasa tidak percaya padanya tapi nanti, kebenaran akan membuka jalannya sendiri. Aluna terus berdoa saat ini, dia didzolimi oleh mertuanya, dia minta kekuatan untuk sabar menghadapi semua ini.

Aluna tutup teleponnya meski sebetulnya dia masih ingin berbicara pada Rangga, bertanya tentang makanan yang dibuatnya. 

“Apa-apaan sih, Bu? Kalau gak suka, bisa kasih orang lain. Buat apa ngelakuin hal seperti ini, pakai di foto dan dikirim segala,” ucap Angkasa protes. Inilah yang Rose tidak suka, Angkasa masih saja membela istrinya yang selingkuh itu. 

“Ibu, gak suka, ya, Angkasa. Jangan kamu lindungi lagi istri kamu itu. Ibu minta cepat urus perceraian kamu dengan dia. Banyak anak teman Ibu yang ngantri gantikan posisi Aluna, jangan khawatir kamu, Nak.” 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Susi Munsiah
hai angkasa jd laki2 tuh yg tegas
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pilih Aku Atau Ibumu   Pertengkaran Bram Dan Aluna

    Ternyata setelah dekat dengan Bram, Aluna memilih menunda pernikahan mereka karena belum yakin untuk menikah kedua kalinya. Masih ada perasaan takut dalam diri Aluna tentang kegagalan pernikahan apalagi Angkasa dan Rose sekarang semakin sering mendekatinya lagi. Angkasa lebih sering mengajak Rangga keluar dan membuat Rangga tidak mau menerima Bram sebagai Ayah tirinya karena pengaruh dari Rose. Aluna selalu membujuk Rangga agar dia paham dia dan Papanya sudah tidak bisa bersama lagi."Lun, sudah setahun lebih, kapan kita menikah?" tanya Bram. Tidak masalah menunda pernikahan tetapi Aluna jangan kembali dekat dengan mantan suaminya. Bram kurang suka melihat kedekatan Aluna."Mas Bram udah gak tahan?" "Bukan aku Lun, Mama yang gak sabar lagi, Mama bilang mungkin kamu gak suka denganku, benar begitu Lun?" Aluna diam, bukan tidak suka. Dia belum siap membangun rumah tangga baru tetapi Bram tidak mau menjauh meskipun Aluna bilang mencarilah wanita yang lain dulu. "Kalau memang Mama min

  • Pilih Aku Atau Ibumu   Pernikahan Kedua Yang Gagal

    Meskipun Rose sudah terlihat baik tetapi Aluna tidak lantas langsung jatuh hati kembali pada Angkasa. Semua sudah berlalu. Sekarang ada laki-laki dengan keluarga yang tulus mencintainya. Tidak melihat latar belakangnya seperti apa. Ibu mertua yang sangat baik. Rose pikir, Aluna yang tidak menyimpan dendam dengannya, itu karena masih mencintai Angkasa. Tidak, sama sekali tidak. Aluna hanya tidak ingin terlihat aneh saja, Rose itu Nenek dari Rangga. Sejelek apa pun Rose, dia bagian dari Keluarga Anaknya. Ikatan Aluna dan Angkasa sudah putus. Tidak ada yang namanya cinta lagi meskipun Angkasa juga begitu agresif mendekati Aluna. "Melamun apa?" tanya Bram yang tiba-tiba datang, padahal Restoran belum buka. Aluna sibuk melihat kolam ikan yang ada di restorannya sambil berpikir tentang hidupnya. "Gak ada, Mas. Pagi banget datang ke Restoran, kenapa?" "Oh, mau nunjukin contoh kartu undangan buat pernikahan kita, Lun. Coba lihat dulu, yang mana yang bagus dan cocok buat kita." Aluna sudah

  • Pilih Aku Atau Ibumu   Kembalilah Dengan Angkasa

    "Kamu balik lagi aja dengan Luna, Nak?" Ada angin apa Ibunya yang dulu sangat membenci Aluna, tiba-tiba menyuruh Angkasa kembali lagi dengan Aluna. Rose tidak menyangka kalau Ulfa ternyata hanya mempermainkan Angkasa, membawa banyak harta Angkasa dan untungnya Angkasa masih bisa bertahan hingga saat ini. "Mana mau Bu, Aluna dengan Angkasa lagi. Ibu itu dulu kasar sekali dengannya, memang Ini gak dengar, Aluna sekarang sedang dekat dengan laki-laki, perhatian dan sayang dengannya, aku lihat foto mereka liburan bersama dengan Rangga, Aluna bahkan di peluk oleh Ibu kekasihnya, gak seperti Ibu yang selalu memusuhinya," ucap Angkasa dengan sinis. Karena Ibunya, rumah tangga Angkasa hancur, yang kedua juga hancur. Dia belum ingin menikah lagi, Angkasa masih senang sendiri, menikmati hari-harinya dengan bekerja dan jalan dengan Rangga. Menyesal dia meninggalkan Aluna. Untungnya bisnisnya kembali berdiri. Kali ini Angkasa tidak ingin memikirkan wanita. Hatinya masih memikirkan Aluna, Aluna

  • Pilih Aku Atau Ibumu   Lamaran Untuk Aluna

    Meskipun tidak disukai oleh orang tua Bram, Bram tetap saja membawa Aluna ke pertemuan-pertemuan keluarga. Bram tau kalau sekali bertemu belum tentu Keluarganya senang. Kali ini Aluna ikut masak-masak dirumah mewah Bram. Dia membuat ikan bakar, banyak keluarga yang akan datang nanti, Mama Bram memang tidak suka membeli makanan di restoran. Dia lebih suka masakan tangan. "Udah biasa masak?" tanya Mama Bram. "Iya, Bu. Aluna buka Restoran, ini lagi bangun juga, supaya tempatnya sedikit besar," ucap Aluna. Dia bukan mau sombong tetapi Mama Bram harus tahu kalau dia mendekati Bram bukan karena harta, dia juga punya usaha dan usahanya tidak kecil. Aluna sangat pintar mengolah masakan dan sambal buatannya juga enak, makanya rumah makannya laris. "Mama ini suka banget ikan bakar, Lun. Mama udah ngiler lihat ikan bakar kamu," ucap Mama Bram sambil melihat tetesan bumbu ikan bakar yang sedang Aluna kipas ikannya itu. Aluna membuat sendiri dengan tangannya. "Ada yang udah jadi, Bu. Aluna su

  • Pilih Aku Atau Ibumu   Karma Untuk Angkasa

    Seperti yang Aluna pikirkan, orang tua Bram tidak menyukainya. Masalahnya Aluna ini janda, Bram itu jejaka, belum pernah menikah meski mengasuh Milano. "Mas, aku bukan gak mau ikut makan malam sama Keluarga kamu, masalahnya Ibu kamu semalam telepon, habis pertemuan kita kemarin, aku sudah ceritakan." Bram sudah tahu semua itu, masalahnya Bram cocok dengan Aluna, dia sudah pernah punya anak dan pasti tidak masalah kalau Bram mengajak Milano sedangkan kalau dia mendapatkan gadis, mereka keberatan dengan adanya Milano dan sulit mencari wanita yang tulus saat ini. "Aku udah bilang dengan Ibu, aku yang jalani, aku akan terima kamu apa adanya, gak peduli kamu janda atau gak, aku yang jalani nantinya, Lun."Pernikahan tidak semudah itu, bukan masalah mereka berdua yang menjalani hubungan ini. Mereka punya keluarga yang harus disatukan. Kalau belum apa-apa saja, Aluna sudah tidak disetujui. Aluna jelas akan menyerah. "Gimana ya, Mas. Aku cerai dengan Mas Angkasa itu karena orang tuanya ti

  • Pilih Aku Atau Ibumu   Kenalan Dengan Keluarga Bram

    Sepanjang jalan menuju Bekasi, Aluna hanya diam saja di dalam mobil, dia sedang memikirkan nasib mantan suaminya. Menyedihkan sekali kalau apa yang dikatakan oleh orang itu benar, Ulfa jalan dengan laki-laki lain, padahal Ulfa begitu dekatnya dengan Angkasa saat itu. "Kenapa, Lun?" tanya Bram sambil melirik Aluna yang melamun. Aluna terkejut mendengar suara Bram dan langsung menggeleng saja."Gak ada, Mas. Masih lama, ya?" tanya Aluna. "Sebentar lagi sampai, nanti ada orang tuaku, aku kenalkan kamu ke mereka." Aluna tidak siap, tetapi tidak apa, toh dia dan Bram tidak ada hubungan cinta apa pun, hanya teman biasa saja. Aluna sadar kalau dirinya janda, sedangkan Bram masih perjaka, Milano bukan anaknya tetapi anak Kakaknya yang meninggal dunia karena kecelakaan dengan istrinya. Bram yang menjaga Milano dari tiga tahun yang lalu. Bahkan karena itu, dia belum punya pasangan sampai sekarang. Sampai di hotel tempat acara, banyak sekali keluarga Bram. Mereka berjalan bersebelahan tetapi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status