Meskipun tidak disukai oleh orang tua Bram, Bram tetap saja membawa Aluna ke pertemuan-pertemuan keluarga. Bram tau kalau sekali bertemu belum tentu Keluarganya senang. Kali ini Aluna ikut masak-masak dirumah mewah Bram. Dia membuat ikan bakar, banyak keluarga yang akan datang nanti, Mama Bram memang tidak suka membeli makanan di restoran. Dia lebih suka masakan tangan. "Udah biasa masak?" tanya Mama Bram. "Iya, Bu. Aluna buka Restoran, ini lagi bangun juga, supaya tempatnya sedikit besar," ucap Aluna. Dia bukan mau sombong tetapi Mama Bram harus tahu kalau dia mendekati Bram bukan karena harta, dia juga punya usaha dan usahanya tidak kecil. Aluna sangat pintar mengolah masakan dan sambal buatannya juga enak, makanya rumah makannya laris. "Mama ini suka banget ikan bakar, Lun. Mama udah ngiler lihat ikan bakar kamu," ucap Mama Bram sambil melihat tetesan bumbu ikan bakar yang sedang Aluna kipas ikannya itu. Aluna membuat sendiri dengan tangannya. "Ada yang udah jadi, Bu. Aluna su
"Kamu balik lagi aja dengan Luna, Nak?" Ada angin apa Ibunya yang dulu sangat membenci Aluna, tiba-tiba menyuruh Angkasa kembali lagi dengan Aluna. Rose tidak menyangka kalau Ulfa ternyata hanya mempermainkan Angkasa, membawa banyak harta Angkasa dan untungnya Angkasa masih bisa bertahan hingga saat ini. "Mana mau Bu, Aluna dengan Angkasa lagi. Ibu itu dulu kasar sekali dengannya, memang Ini gak dengar, Aluna sekarang sedang dekat dengan laki-laki, perhatian dan sayang dengannya, aku lihat foto mereka liburan bersama dengan Rangga, Aluna bahkan di peluk oleh Ibu kekasihnya, gak seperti Ibu yang selalu memusuhinya," ucap Angkasa dengan sinis. Karena Ibunya, rumah tangga Angkasa hancur, yang kedua juga hancur. Dia belum ingin menikah lagi, Angkasa masih senang sendiri, menikmati hari-harinya dengan bekerja dan jalan dengan Rangga. Menyesal dia meninggalkan Aluna. Untungnya bisnisnya kembali berdiri. Kali ini Angkasa tidak ingin memikirkan wanita. Hatinya masih memikirkan Aluna, Aluna
Meskipun Rose sudah terlihat baik tetapi Aluna tidak lantas langsung jatuh hati kembali pada Angkasa. Semua sudah berlalu. Sekarang ada laki-laki dengan keluarga yang tulus mencintainya. Tidak melihat latar belakangnya seperti apa. Ibu mertua yang sangat baik. Rose pikir, Aluna yang tidak menyimpan dendam dengannya, itu karena masih mencintai Angkasa. Tidak, sama sekali tidak. Aluna hanya tidak ingin terlihat aneh saja, Rose itu Nenek dari Rangga. Sejelek apa pun Rose, dia bagian dari Keluarga Anaknya. Ikatan Aluna dan Angkasa sudah putus. Tidak ada yang namanya cinta lagi meskipun Angkasa juga begitu agresif mendekati Aluna. "Melamun apa?" tanya Bram yang tiba-tiba datang, padahal Restoran belum buka. Aluna sibuk melihat kolam ikan yang ada di restorannya sambil berpikir tentang hidupnya. "Gak ada, Mas. Pagi banget datang ke Restoran, kenapa?" "Oh, mau nunjukin contoh kartu undangan buat pernikahan kita, Lun. Coba lihat dulu, yang mana yang bagus dan cocok buat kita." Aluna sudah
Ternyata setelah dekat dengan Bram, Aluna memilih menunda pernikahan mereka karena belum yakin untuk menikah kedua kalinya. Masih ada perasaan takut dalam diri Aluna tentang kegagalan pernikahan apalagi Angkasa dan Rose sekarang semakin sering mendekatinya lagi. Angkasa lebih sering mengajak Rangga keluar dan membuat Rangga tidak mau menerima Bram sebagai Ayah tirinya karena pengaruh dari Rose. Aluna selalu membujuk Rangga agar dia paham dia dan Papanya sudah tidak bisa bersama lagi."Lun, sudah setahun lebih, kapan kita menikah?" tanya Bram. Tidak masalah menunda pernikahan tetapi Aluna jangan kembali dekat dengan mantan suaminya. Bram kurang suka melihat kedekatan Aluna."Mas Bram udah gak tahan?" "Bukan aku Lun, Mama yang gak sabar lagi, Mama bilang mungkin kamu gak suka denganku, benar begitu Lun?" Aluna diam, bukan tidak suka. Dia belum siap membangun rumah tangga baru tetapi Bram tidak mau menjauh meskipun Aluna bilang mencarilah wanita yang lain dulu. "Kalau memang Mama min
"Aku gak selingkuh, Mas. Aku berani bersumpah! Aku gak pernah ngelakuin apa pun dengan teman kamu," ucap Aluna bersujud dihadapan Angkasa suaminya. Angkasa lebih percaya dengan apa yang dilihatnya tadi. Aluna menggunakan handuk yang melilit di tubuhnya dan Anton yang berdiri dihadapannya. Kalau bukan selingkuh. Lalu, apa namanya itu? Tidak mungkin laki-laki lain bisa masuk begitu saja. Anton ada di kamar berdua saja dengan istrinya saat anaknya sekolah, menjijikan sekali. "Sudah lama aku tahu, apa yang kamu lakukan dengannya, tapi aku gak pernah menyangka kalau semua itu benar, Aluna! Kamu wanita murahan, kamu tidak layak disebut seorang ibu," ucap Angkasa dengan emosinya. Dia mengusir Aluna saat itu juga keluar dari rumah setelah sebelumnya bertengkar dengan Anton."Mas, percaya padaku! Aku tidak melakukan apa pun." Aluna masih berusaha meyakinkan suaminya meski Angkasa mengusirnya dari rumah tanpa membawa apa pun. Begitu marahnya Angkasa dengan kejadian ini. Istri yang teramat di
"Rangga, Mama datang jemput kamu," ucap Aluna dengan wajah lelahnya di depan sekolah Rangga.Meskipun Angkasa melarang Aluna menemui anaknya, Aluna tetap mencari cara bertemu dengan Rangga. Angkasa biasanya tidak pernah sekasar ini dengan Aluna. Angkasa begitu mencintai istrinya, makanya dia tidak mendengarkan apa yang Ibu dan Kakaknya katakan. Angkasa tahu kalau Ibunya tidak pernah menyukai Aluna semenjak mereka menikah karena Aluna hanyalah anak yatim piatu yang miskin."Masuk Rangga!" Rose menarik tangan mungil Rangga agar masuk ke dalam mobil tanpa memperdulikan Aluna yang hidup terhina saat ini.Rose senang akhirnya Aluna bisa pergi dari hidup anaknya. Angkasa anaknya itu hebat, dia punya bisnis restoran di tiga tempat. Malah menikah dengan pegawai cafe yang kerja di depan restoran besarnya. Tidak bisa memilih sekali. "Gak usah datang-datang lagi, kalau masih ada muka. Gak usah lihat anak kamu, gak usah ganggu Angkasa lagi. Dia itu sudah bagus pisah dengan wanita murahan kayak k
“Kamu lagi, ngapain kesini?” Kalau dulu bertemu dengan mertuanya, Aluna akan salam, kalau sekarang, tidak lagi! Sudah banyak sebenarnya luka yang ditorehkan Rose dan Siska hanya saja tidak Aluna pikirkan dan dia pendam sendiri. Bisa saja Aluna seperti Rose yang suka mengadu yang tidak-tidak, hanya saja Aluna tidak seperti itu, dan rasanya tidak pantas menantu menjelekkan mertua. “Bu, janganlah Ibu ngomong begitu dengan Rangga, dia masih kecil, Bu. Gak ngerti dengan kata-kata selingkuh seperti itu,” ucap Aluna yang sekarang mulai berontak. Tidak terima dia dibilang selingkuh. “Memang ‘kan kamu selingkuh. Gak tahu malu, sudah dibilang gak usah dateng masih aja dateng, masih berharap Angkasa mau balik sama kamu, udahlah, gak mungkin!” Basah mata Aluna, wajahnya merah menahan emosi dalam hatinya. Ingin sekali Aluna murka di depan mertuanya ini tapi ditahan karena ini tempat ramai.“Kenapa kalau aku mau suamiku kembali? Lihat aja, Bu. Mas Angkasa akan tahu kebenaran yang sesungguhnya dan
Aluna menoleh ke pintu kontrakan. Ada seseorang yang mengetuk pintunya. Aluna membuka dan melihat siapa tamunya malam ini. "Mas Angkasa?" Aluna melihat Rangga yang tidur dalam gendongan Papanya. Aluna cepat membawanya dan menidurkan di kasurnya yang tidak seberapa. Semenjak sibuk menjalani bisnisnya, Aluna jadi jarang ke sekolah Rangga. Bukan karena dia lupa dengan anaknya, tapi dia butuh hidup. Semua ini dia lakukan untuk hidup Rangga yang lebih baik nantinya. Aluna tidak mungkin membiarkan anaknya hidup bersama dengan Rose yang bermulut jahat seperti itu. Aluna tidak mau pikiran Rangga jadi buruk.Aluna tahu, tidak baik dia berpikiran buruk seperti ini pada Mertuanya, tapi itu kenyataannya. Selama bersama dengannya, Rangga tidak pernah berteriak atau ngomong kasar. Setelah tinggal dengan Rose, Rangga mulai suka marah, cepat sekali emosi. Sedikit banyak itu pengaruh dari Mertuanya, pasti. Aluna tidak suka, saat ini dia tidak mau lagi jadi seorang Dewi yang bertahan dan terus mengala