"Gue pengen bakso beranak dimana ya?" Tanya Ardan.
"Di tukang bakso lah!" Seru Kenzo.
"Bukan, bakso beranak di dalam mangkuk." Ucap Arya.
"Gak sekalian di rumah sakit?" Tanya Kenzo.
"Iya juga ya. Soalnya bakso beranak lahirannya di sesar." Celetuk Arya.
"Karena gobloknya masuk ke jantung. Jadilah kepompa ke seluruh tubuh." Ucap Alvin.
Alvin dan ke tiga temannya berjalan di koridor sekolah. Kenzo asik menggoda para gadis yang melewati mereka.
"Hai cantik," ucap Kenzo pada gadis yang melewatinya.
"Bisa gak sih lo sehari aja gak usah jelalatan matanya?" Tanya Ardan.
Kenzo menggelengkan kepalanya," mata gue setiap hari harus liat cewek cantik. Jadi gak bisa."
"Halo neng. Mau Aa anterin Sampai kelas ga?" Tanya Kenzo menghadang jalan Alin.
"Gak. Terimakasih," ucap Alin jutek.
Alvin yang tengah sibuk pada handphone nya langsung mengangkat kepalanya melihat Alin yang digoda oleh Kenzo.
"Ekhem!" Ardan berdehem saat melihat tatapan mata Alvin kearah Kenzo.
Lantas Kenzo menoleh kearah belakang dimana Alvin berdiri. Kenzo cengegesan lalu memberikan jalan untuk Alin.
Alvin memajukan kakinya menjulur kedepan.
Bruk!
"Aw!" Ucap Alin kala dirinya terjatuh karena tersandung kaki Alvin.
Cowok itu berjongkok mendekat kearah Alin.
"Kalo liat gue nyapa," bisik Alvin di telinga Alin.
Alin tidak mendengarkan ucapan Alvin. Gadis itu bangkit dari jatuhnya hendak melanjutkan langkanya.
Dengan cepat Alvin menjulurkan kakinya lagi membuat Alin tersandung kedua kalinya.
Gadis itu meringis kala lututnya keluar darah.
Dengan segera Alvin menggendong Alin ala bridal style.
"Turunin gue!" Tolak Alin yang di hiraukan oleh cowok itu.
"Gue ke UKS dulu," ucapnya Lalu berjalan pergi.
"Gila si Alvin. PDKT nya pakai cara kasar." Ucap Kenzo.
"Bukan maen!" Seru Arya.
"Makannya jangan maen maen." Sahut Ardan berjalan meninggalkan mereka.
"Kemana?" Tanya Kenzo.
"Rumah sakit."
"Ngapain?" Ucap Arya.
"Mau jenguk anak bakso. Katanya udah melahirkan, anaknya juga sehat," ceplos Ardan.
"Bego nya melawan hukum alam!" Teriak Kenzo.
________________
Alvin mendudukkan Alin di atas ranjang UKS. Lalu cowok itu berjalan kearah lemari mengambil alkohol dan kapas.Berjongkok di hadapan Alin mengobati lutut gadis itu. Dengan refleks Alin membenarkan roknya.
"Santai kali gue gak mau mesum," ucap Alvin lalu mulai membersihkan luka itu.
Alin hanya diam memperhatikan.
"Nah diem gini kan gue seneng liatnya,"
"Karena dengan cara kasar gue bisa deketin lo. Akan gue lakuin. Makanya lo jangan nolak gue." Ucap Alvin.
"Lagian lo sekarang udah jadi pacar gue. Gue bebas ngatur-ngatur lo."
Alin hendak berbicara namun dipotong oleh Alvin.
"Kemarin gue bilang kalo si Aldi dibawa ke rumah sakit lo jadi pacar gue. Dan lo setuju, gak boleh ingkar janji." Ucap cowok itu seolah tau apa yang akan diucapkan Alin.
Alin menghela nafasnya pasrah. Terlihat Alvin selesai mengobati lukanya.
"Selesai," ucap Alvin berdiri dari jongkoknya.
Gadis itu melihat lututnya yang telah di obati," makasih."
Alvin menangkup wajah Alin supaya menatapnya. Laku mengusap lembut bibir ranum gadis itu membuat Alin merinding.
"Emm, kak." Panggil gadis itu.
"Hm?" Jawab Alvin sambil menyelipkan anak rambut di samping telinga Alin.
"Gue laper belum sarapan dari rumah," alibi gadis itu sambil memegang perutnya.
Raut wajah cowok itu berubah," kenapa gak sarapan? Oke, kalau begitu gue beliin dulu. Lo duduk disini tunggu sebentar."
Alin mengangguk. Lalu Alvin pergi berjalan keluar menuju kantin sekolah setelah mengusap puncak kepala Alin.
Gadis itu memegang rambutnya yang diusap Alvin.
"Lo baik. Cuma galak sama posesif banget." Gumam gadis itu.
"Maaf ya kak gue bohong. Gue izin kabur," ucapnya lalu berjalan keluar dari UKS dengan langkah telatih nya.
Dia ingin menghindari kakak kelasnya itu satu hari saja. Ya, dia akan bolos sekolah hari ini. Dengan tas yang masih di gendongannya gadis itu berjalan kearah gerbang sekolah.
"Mau kemana neng?" Tanya pak satpam.
"O-oh anu pak, saya mau ambil buku di rumah soalnya ada yang ketinggalan." Alibi Alin.
"Kalau begitu telepon mamahnya atau siapa, suruh anterin bukunya neng." Ucap Satpam itu.
"Orang rumah udah pada berangkat kerja pak," cengir Alin mencoba tidak gugup.
Satpam itu mencoba mengerti," ya udah atuh neng. Hati-hati ya. Tapi udah izin ke gurunya kan?"
"Udah pak." Balas Alin lalu berjalan meninggalkan sekolah itu setelah berpamitan pada satpam itu.
_______________
"Gue dat-" Alvin menghentikan ucapannya kala UKS itu kosong.
"Alin?"
"Alina?" Panggil Alvin mengecek setiap penjuru ruangan itu.
Alvin berpikir sejenak," sialan!" Umpatnya lalu berlari
Keluar mencari gadisnya._____
"Cari siapa kak?" Tanya salah satu murid 10 MIPA 2 kala Alvin tiba-tiba saja memasuki kelas itu tanpa permisi."Alin ada?" Tanya Alvin.
"Enggak ada kak. Belum datang dia dari tadi," jawab murid itu.
"Sepertinya dia tidak sekolah. Soalnya udah mau jam masuk kelas," seru gadis yang duduk di pojok ruangan.
Terdengar Alvin mengumpat beberapa kali lalu tanpa permisi berlari dari kelas itu menuju gerbang sekolah.
___________
"Cari apa Al?" Tanya pak satpam.
"Cari Alin," jawab Alvin dingin.
"Cewek yang lututnya luka bukan?"
Alvin langsung mengangguk mantap," lo liat? Eh- bapak liat?" Tanya Alvin.
"Kebetulan tadi katanya mau pulang ke rumah ada buku yang ketinggalan. Tapi sampai sekarang mau masuk belum datang juga." Jelas satpam itu.
Alvin mengacak-acak rambutnya kasar.
"Woy Al!" Teriak Arya berlari dari kejauhan menghampiri Alvin diikuti kedua temannya.
"Cari apaan?" Tanya nya.
"Liat Alin ga?"
"Oh Alin. Tadi gue liat dia naik taksi sambil gendong tas. Gue kira lo suruh dia pulang dengan keadaan lututnya luka gara-gara lo." Ucap Arya.
Alvin menendang batu yang ada di sekitarnya frustasi.
"Atau mungkin dia mau jenguk Aldi ke rumah sakit?" Sahut Kenzo.
"Ada benarnya juga sih," setuju Ardan.
"Kalian ikut gue ke rumah sakit," ucap Alvin.
"Eh-eh kalian mau kemana? Masuk kelas, jangan bolos!" Ucap pak satpam.
Alvin memberikan lima lembar uang berwarna merah pada satpam itu. Lalu diangguki oleh satpam itu.
"Dasar satpam mata duitan!" Ucap Arya.
"Cepetan!" Seru Alvin berlari menuju parkiran sekolah.
_____________Selepasnya sampai di rumah sakit. Mereka ber empat langsung berjalan memasuki ruangan Aldi dirawat.
"Alin mana?" Tanya Alvin to the point sambil membuka pintu itu kasar.
"Untung gue gak jantungan," gumam Aldi.
"Mana gue tau. Alin kan sekolah, kalian salah tempat. Ini rumah sakit," jawab Aldi.
Alvin mengecek seluruh ruangan itu termasuk kamar mandi. Tapi Alin memang tidak ada disana.
"Alin gak ada di sekolah. Dia bolos,kata pak satpam dia mau pulang ke rumah." Ucap Kenzo.
"Serius?" Kaget Aldi.
"Ngapain juga gue jelasin hal yang gak berfaedah," balas Kenzo.
"Kali begitu lo samperin Alin ke rumahnya cepat!" Ucap Aldi khawatir.
"Rumahnya dimana?" Tanya Alvin tak sabar.
"Di jalan mawar. Lo cari aja rumah yang cat nya warna putih." Jelas Aldi.
"Oke. Kalian bertiga tunggu disini. Gue kesana sendiri aja." Ucap Alvin lalu berjalan keluar dari ruangan itu.
Arya dan keduanya tersenyum senang. Yes! Bolos sekolah.
"Nyengir lo pada," sindir Aldi.
_____________
"Lo ga ngerti omongan manusia hah?!" "Udah gue bilang jauhi Alvin ya lo jauhi!" Alya mencengkram pipi Alin erat. Gadis itu menghentakkan tangan Alya dari kedua pipinya," gue udah nurutin semua perkataan lo termasuk jauhi kak Alvin." "Untuk yang kemarin kemarin itu kak Alvin nya sendiri yang nyamperin gue." "Terus lo nyalahin gue gitu?" "Disini gue udah berusaha nurutin kemauan lo, tapi lo nya makin ngelunjak." Ucap Alin mengeluarkan unek-unek nya. "Kalau begitu lebih baik gue bunuh papah lo. Setuju?" Alya tersenyum miring. "Pilih papah lo mati atau jauhi Alvin." Tekan Alya kembali. Alin tersenyum misterius," gue bakal bilang sama papah kalo lo sama mamah lo itu wanita licik!" "Oh iya kah? Bagaimana caranya? Sedangkan papah lo aja lebih percaya sama gue." Ucap Alya sombong. Alin memutar rekaman pembicaraan dia dan Alya barusan yang ia rekam di handphone nya. "Mana mungkin kan papah ga percaya sama bukti ini." Ucapnya menantang Alya. Terlihat Alya mengepalkan tangannya," k
Alin memakan nasi goreng yang dipesankan Alvin untuknya. Matanya melirik cowok yang duduk di sampingnya yang dari tadi terus saja memperhatikannya.Gadis itu kembali mengalihkan pandangannya berusaha tidak peduli dan kembali fokus pada makanannya.Terlihat dia buru-buru memakan nasi goreng itu agar cepat habis dan bisa pergi meninggalkan kakak kelas nya itu."Pelan-pelan makannya, gak ada yang minta." Seru Alvin.Alin meminum seteguk air untuk mengakhiri makan paginya. "Gue ke kelas duluan, thanks makannya."Alvin bangkit dari duduknya menghalangi jalan Alin.Cowok itu menempelkan telapak tangannya di kening gadis itu."Badan lo panas, istirahat aja di UKS, gue temenin. Udah diminta izin ini sama guru lo.""Gue baik baik aja.""Bisa ga si, lo nurutin perkataan gue? Jangan membangkang terus!" Sentak Alvin."Lo bisa gak sih? Gak usah maksa maksa orang. Bersikap semau lo, lo gak mikirin perasaan gue. Jauhin gue." "Apa salah nya? Gue suka sama lo, apa jatuh cinta itu sebuah kejahatan?"
Keesokan paginya Alin berjalan memasuki area sekolah. Peluh keringat membanjiri mukanya. Bagaimana tidak? Dia lari dari rumahnya samai ke sekolah.Tadi pagi-pagi sekali sebenarnya dia berangkat bersama Alya dengan mobil cewek itu. Tetapi tidak jauh dari rumahnya, Alya menurunkan Alin di tengah jalan dan meninggalkannya. Sialan sekali bukan?!Gadis itu menyelipkan anak rambut yang menghalangi pandangannya ke belakang daun telinga. Gerah sekali! Ditambah sekarang ini rambutnya dia biarkan tergerai. Jika saja dia membawa ikat rambut, pasti dia ikat.Langkah kakinya sengaja dia pelankan untuk mengatur nafasnya yang ngos-ngosan. Tangannya berusaha mengipas-ngipas di depan mukanya bertujuan untuk menghilangkan gerah."Pagi Alin." Sapa Alvin yang datang dari arah belakang gadis itu.Alin melirik Alvin sebentar lalu menolehkan lagi pandangannya ke depan."Lo habis ngapain?" Tanya Alvin melihat Alin banjir keringat."Lo peduli?" Tanya Alin cue
"Sebenarnya Alin dimana? Dari tadi kita udah muter-muter kota ini gak jelas." Decak Alvin."Jangan-jangan lo bohong? Lo gak tau Alin dimana kan? Itu sebabnya lo selalu kasih tau tempat yang salah dan berakhir kita muter-muter jalanan gak jelas.""Gue tau, cuma tadi gue sengaja memperlambat waktu. Gue pengen lebih lama bareng sama lo." Ucap Alya dengan wajah tidak bersalah nya.Alvin memberhentikan mobilnya ditepi jalan."Turun!" Seru cowok itu dengan nada emosi.Bagaimana tidak? Sekarang sudah pukul 20.00, sudah 1 jam mereka mengelilingi jalan raya namun tidak kunjung bertemu Alin, karena Alya selalu memberikan tempat tujuan lokasi yang salah."Oke-oke! Sebenarnya Aldi bawa Alin ke pasar malam. Jadi jangan turunin gue oke?" Ucap Alya mengalah."Awas kalo lo bohong lagi, gue buang lu di jalanan!" Ancam Alvin lalu melajukan mobilnya membelah jalan raya yang padat, spertinya karena ini malam minggu.*****
Alin turun dari bus yang dia tumpangi untuk pulang. Gadis itu lalu berjalan membuka gerbang rumahnya.Tin!Pergerakan nya terhenti saat suara klakson terdengar di indra pendengarannya. Gadis itu menoleh.Terlihat Alvin dengan motor ninja merahnya dan Alya yang di bonceng cowok itu yang tengah memeluk erat pinggang Alvin.Alin membuka lebar gerbang itu lalu segera memasuki rumahnya.Gadis itu berlarian kecil membuka pintu kamarnya lalu menutupnya kembali.Dengan langkah kecilnya Alin membuka tirai jendela, melihat kearah gerbang dimana Alya dan Alvin tengah berjalan masuk."Ngapain pake di suruh mampir sih?" Ucap Alin."Bulshit banget, katanya suka sama gue. Sekarang jalan sama Alya."Alin duduk di meja belajarnya.Gadis itu lalu menepuk pelan kepalanya."Gue kan harus siap-siap. Pasti Aldi bentar lagi datang."Gadis itu segera bejalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.Al
"Alin!"Gadis yang merasa dipanggil menghentikan langkah kakinya.Terlihat di lapangan sana Alvin tengah berlari menghampirinya."Tangan lo udah sembuh?" Tanya Alvin dengan seragam basketnya.Alin hanya mengangguk lalu melanjutkan langkahnya yang tertunda."Alin." Panggil Alvin kembali sambil menyusul langkah gadis itu."Kenapa lo terus menghindar dari gue?"Gadis itu hanya diam."Alina!" Alvin menggenggam tangan Alin membuat langkah gadis itu terpaksa berhenti."Kenapa sih?" Alin menghentakkan tangan cowok itu sehingga genggaman di tangannya terlepas."Lo kenapa sih? Tiba-tiba menjauh dari gue?" Tanya Alvin."Apa iya? Perasaan lo aja kali.""Kalo ada masalah cerita sama gue. Gue buat salah sama lo?"Gadis itu hanya diam."Jawab!""Lo siapa gue sih kak? Lo itu cuma cowok pemaksa yanga buat kehidupan tenang gue jadi gak tenang lagi. Karena lo gue suka dapat masalah."