Home / Romansa / Possessive / BAB 4- We Have To Deal

Share

BAB 4- We Have To Deal

Author: Mey Felixia
last update Last Updated: 2021-08-26 12:11:22

Leo dan Marta Menelusuri kembali jalan yang telah mereka lalui sebelumnya, Leo mengamati Marta dengan kayu bakar di kepalanya merasa sangat kagum dengan gadis di hadapanya. Meskipun dengan beban berat di kepalanya dia masih terlihat cantik sangat alami.

Yang Leo tahu gadis remaja seusianya di kota-kota besar bahkan sudah mulai mengolekksi alat make-up. Melirik-lirik fashion terbaru. Terutama jika mereka lahir dengan sendok emas mereka telah dimanjakan dengan mobil mewah.Pesta mengundang DJ. Bahkan jika ulang tahun mereka mampu mengundang sekelas bintang Artis K-pop papan atas dengan mudah dengan uang orang tua yang mereka miliki.

"Bolehkah aku mengambilnya?" Tanya Leo pada Marta Tiba-tiba menunjuk pada kayu bakar di junjungan Marta.

“Ini ringan" jawab Marta dingin enggan untuk berbagi cerita dengan orang yang membuntutinya sadari tadi.

"Biar aku coba!" Kata Leo seraya menahan lengan gadis itu yang terpaksa menghentikan langkahnya.

“Anak-anak disini sudah terbiasa, jadi tidak perlu khawatir!” tukas Marta tidak ingin Leo terlibat.

“Justru aku ragu jika Abang yang membawa kayu bakar ini, kayu bakar ini tidak akan sampai ke rumah karena abang tidak terbiasa dengan pekerjaan ini.” Tambah Marta setengah mengerjainya dengan penekanan yang sedkit menyindir.

"Kalau begitu mari kita buktikan dan bertaruh!" tantang Leo seraya menatap Marta dengan sangat lekat. Tapi Marta hanya menanggapi tatapan itu datar.

"Ayo singkirkan itu dari kepalamu!" Kata Leo sambil menariknya dari kepala Marta membuat mereka begitu dekat dan sejajar. Dan fantasi liarnya hampir merenggut kesadarannya. Melihat wajah Marta yang begitu dekat dengannya. Sementara Marta hanya menyilangkan tangan di depan wajahnya seolah ingin membuat jarak. Leo hanya menanggapi tindakan Marta dengan tersenyum dan memindahkan ikatan kayu ke tentetenganya.

"Aku akan membawa ini sampe ke rumahmu. Jika ini berhasil sampai dirumahmu, aku ingin kamu menjawab semua pertanyaanku, setiap kali aku menanyakan apa pun yang aku inginkan!" Cetus Leo tegas. Marta hanya terpaku menyesali pernyataan yang dia ucapkannya kepada Leo.

"Deal?” tanya Leo seraya menunjukkan jari kelinkingnya kepada Marta.

"Tapi aku belum setuju, itu pemaksaan namanya," kata Marta.

"Makanya mari kita deal dulu" ucap Leo memastikan. Berharap ini adalah kesempatan baginya. agar bisa mendekati bunga desa berseragam SMP itu. Kemudian Leo meraih tangan kiri gadis itu. Meraih jari kelingking gadis itu dengan paksa dari pemiliknya.

"Sekarang kita sudah deal" tambah Leo lagi, sebalikanya Marta merasa buntu dengan kata-katanya sendiri. Yang meragukan pria kota itu tidak terbiasa dengan beban berat serta tidak memiliki energi seperti anak-anak yang dibesarkan di desa.

“Kalau ternyata pernyataanku benar, bagaimana?” Tanya Marta untuk memastikan keuntungan yang didapatnya.

"Come on, Marta, kita tadi tidak sedang bertaruh tapi kamu yang mengujiku dari tadi!" jawab Leo mengerjai Marta seraya menyungingkan sepotong senyun di bibirnya, pertanda ia melihat kemenangan akan berpihak padanya.

“Kita sudah deal barusan!" tambah Leo lagi, berharap Marta tidak memberikan alasan. Walau sebenarnya Leo tahu dia sedang memanipulasi gadis remaja itu. berharap dia mendapatkan keuntungan dan menjadi awal kedekatan mereka.

***

Suasana sekertariat  begitu riuh, sejak jam lima sore, tempat itu sudah penuh dengan anak-anak yang begitu antusias untuk mengikuti kelas belajar bahasa Inggris dan Mandarin yang menjadi salah satu proyek Leo dan teman-temannya. Bukan hanya itu saja para orang tua juga ikut menyaksikan  proses pembelajaran yang sedang berlangsung.

Kim dan Patrick, menangani sesi pertama kelas SD satu sampai tiga lalu Khiel dan Laura menangani siswa kelas empat dan lima di sesi kedua. Di sesi ketiga ada kelas enam, tujuh dan delapan ditangani oleh Harley juga David. Kelas sembilan dan sepuluhh ditangani oleh Leo dan Crensaw. 

Malam itu kelas sembilan dan sepuluh sengaja ditangani oleh Leo. Agar Leo bisa melihat Marta berada di kelas yang akan ditanganinya. Namun Leo tidak menemukan Marta di antara peserta yang hadir. Meskipun dia tahu Marta kelas sembilan. tapi pertanda gadis itu hadir tidak jua dilihatnya.

“Mengapa dia tidak hadir?” Pikinya. Padahal Leo sengaja mengatur jadwal agar dia bisa mengajar di kelas sembilan. Khiel, Kim dan Mark tau betul mengapa Leo ingin mengajar di kelas sembilan. Tidak lain karena Leo berharap Marta akan hadir lalu bisa melihat bunga desa yang belum mekar itu. 

Gadis-gadis seusianya dan anak-anak SMA disekitar desa ini  berusaha menyebarkan pesona mereka untuk menarik perhatian leo dan teman-teman bulenya. Tetapi Leo merasa kesepian di keramaian. Leo hanya tertarik pada Marta saja. Leo jelas tidak bersemangat karena alam semesta sepertinya tidak berpihak padanya malam ini. 

**** 

Embun pagi bertengger di antara dedaunan hijau.  Harum pagi masih terasa di desa ini. Kabut pagi bias di antara pepohonan, Marta masih enggan bergabung dengan pagi yang telah menyapa bumi. karena Alam Mimpi masih memeluknya. Menawarkannya mimpi yang indah sehingga dia setuju bahwa dia tidak ingin itu berakhir dengan cepat.

Karena jika dia terbangun, malam berikutnya dia tidak mendapati mimpi yang sama,bermimpi bertemu ayahnya adalah hal yang istimewa dari semua mimpi yang diinginkannya.

Sejak ayahnya meninggal karena kanker tiga tahun yang lalu. Marta merasa setengah dari dunianya runtuh. Kecerianya pergi. Kepercayaan dirinya hilang seiring ibunya yang pergi tanpa berita sejaka tiga tahun lalu.

 Ya, tiga tahun lalu ibunya bilang akan mencari pekerjan atau berdagang untuk memulai hidup baru, setelah semuanya yang mereka miliki habis untuk biaya pengobatan ayahnya. Sehingga Marta dan ayahnya dititipkan kepada kakek dan neneknya. Sudah hampir tiga tahun itu berlalu sampai ayahnya meninggal, ibunya tidak pernah pulang juga tidak pernah berkabar.

Ibunya membiarkan Marta mengurusi ayahnya. Hingga ketik ayahnya itu kembali dengan para malaikat di surga. Ibunya bahkan tak menampakkan diri. Sejak itu Marta kehilangan harapan, belajar ke jenjang yang lebih tinggi seperti impiannya selama ini hanyalah angan-angan belaka. 

Karena kakek dan neneknya telah sepu. Baginya di usahakan masuk SMA saja sudah cukup untuknya dan rasanya sudah melebihi harapannya.

Karena itu, tidak sekalipun dia membantah terpikir pun tidak. Bagi Marta   menyenangkan keduanya adalah prioritas utamanya. 

"Marta, Marta, Bangun!" suara khas neneknya itu berhasil mengusir sang mimpi itu kembali ke alamnya. Memaksa Marta kembali ke alam sadar kemudian ekor matanya mencari jam dinding di kamarnya. Meski netranya kurang ramah dan enggan untuk berkompromi. Diantara setengah sadar dia kemudian tersentak. Karena jam dinding telah menunjukkan pukul enam pagi.

Dia terlambat satu jam dari jam biasanya dia bangun, Sementara Marta harus menyiapkan sarapan untuk kedua orang tua yang sudah sepuh itu. Marta akan merasa bersalah jika ia terlambat meyediakan sarapan dari jam biasanya karena banyak hal yang telaahh dikorbankkan keduanya untuknya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Possessive   BAB 21- I Try to Forget you

    Setelah menempuh hampir 18 jam perjalanan. Yang sangat membuat tubuh Marta penat. Akhirnya terbayar dengan ke tibaan Marta di Bandara FlughafenMünchen Franz Josef Strauß Munich. Marta melayangkan pandangannya pada setiap sudut gedung bandara tua itu. Pohon cemara yang dihiasi lalmpu-lampu kecil dan miniature sinterklause pertanda negara ini sedang menayambut natal. Marta merenggangkan otot-ototnya dengan hati-hati mengingat ada sesuatu dalam rahimnya kini.Munchen adalah ibu kotanegara bagian.Sekaligus kota terbesar di negara bagianBayerndiJerman yang menjadi tempat pelarian yang tepat untuk Marta. Kota yang sudah lama di incar olehnya untuk di kunjunginya dan tidak pernah menyangka akan berada dii tempat ini jauh lebih cepat dari yang di impikanya.Saat Marta tiba entah kenapa negara ini menyambutnya dengan musim dingin. Seolah mengerti jika Marta merasakan hal yang sama di hatinya kini. Di

  • Possessive   BAB 20-You Will Be Memories

    Huru-hara pernikkahan Leo akhirnya selesai juga yang tersisa kini hanya sebuah gelar baru yang akan dia sandang seumur hidup yaitu kata “Suami”yang artinya ada tangggung jawab baru yang harus di embanya.“Aku mau" kata Cindy seraya memeluk Leo dari belakang saat ia membuka tuxedo berwarna dongker jas pengantinnya.“Tapi kamu perlu istirahat setelah tiga hari ini Kita bergelut dengan acara yang sangat melelahkan" kata Leo mengingat kondisi Cindy yang sebenarnya tidak sedang sehat-sehat saja.“Ini adalah malam pengantin kita aku masih bersemangat dan moment ini sudalah lama aku nantikan "kata Cindy“Ditangkupnya bibir Cindy itu meski dalam kepalanya Marta masih menari- menari di kepalanya.lalu melucuti baju pengantin yang Masih melekat di tubuh Cindy dan begitupun Cindy dibukanya satu persatu kancing kemeja yang masih melekat di tubuh Leo.meski ia berharap Marta yang melakukan ya namun ditenangkannya piki

  • Possessive   BAB 19- Finally This is The Way For Us.

    Sudah hampir seminggu ini Leo dilanda gelisah. Pada akhirnya dia harus tegas pada dirinya sendiri. Leo melajukan mobil porsche di jalanan dia melaju ke rumah sakit dimana Marta Koas dan Setelah dilihatnya Marta lengkap dengan jas kebesarannya yang berwarana putih tanda ia telah mencapai sebagian titik impiannya. Ia bersama-bersama temannya sedang menuruni anak tangga pertanda itu adalah pergatian shiftnya. “Marta" katanya memangil Marta yang berjarak hiitungan meter darinya “Dan Merasa ada yang memangilnya dia mencari asal muasal suara yang sangat dikenalinya itu mengingat kata-kata Laura dan Tante Diana ingin rasanya Marta menghilang tiba-tiba agar dia bisa menghindari Leo dengan cara yang magic tapi belum sempat Marta menghindari. Leo sudah tepat di hadapan Marta dan teman - teman koasnya. “Duluan, Ta” kata teman-temannya mengetahui Marta di hampiri Leo, karena yang mereka tau Leo adalah wali bagi Marta. “Bisa

  • Possessive   BAB-18-Congratulation For You.

    Marta menghela nafasnya dalam dan sesekali membuangnya ke udara. Untuk saa ini dia memang membutuhkan udara dalam rongga dadanya yang kian sesak.Marta sudah menerima visanya satu minggu lalu itu artinya dia akan meninggalkan Indonesia ke negara yang dia tidak pernah tau. Dihari sebelumnya dia sudah mulai searching- searching Universitas di negara itu yang mungkin menyediakan Scholarship. Untuka Marta bisa melanjutkan dokter specialistnya sehabis Koas yang tinggal satu bulan lagi Itu.Saat dia membuka mesin pencarian muncul judul berita “pernikahan para anak konglemerat menyatukan bisnis dalam pernikahan para anak Taipan” muncul pada bar goodle.Dan trending pencarian ke tiga, Antonius Leo dan Cindy O dalam pernikahan yang mewah dan glamour. Entah mengapa Marta ingin melihat portal itu meski tujuanya bukanlah ingin mencari tau soal berita itu. Dilihatnya Leo dan Cindy bahagia dan sumringah didal

  • Possessive   BAB 16- Wall Between Us

    “Kamu darimana saja, semalaman Handphone kamu nggak diangkat "Cerca Diana kepada Leo, ketika Leo sudah sampai di rumah sakit yang juga didirikan ayahnya itu dan Laura Juga ternyata sudah di sana juga.“Cindy kena leukimia stadium dua” kata Diana kepada Leo“Apa?” kata Leo memastikan seraya melihat Laura yang berdiri disampingnya dan Laura hanya mengiyakan dengan menganggukan kepalanya.“Sebelum semakin parah sebaiknya pernikahan kalian harusnya di percepat” Kata Diana menanggapi tatapan Leo kepada Laura.“Supaya Cindy setelahnya bisa lebih fokus untuk kemoteraphy” kata Mamanya lagi kepada Leo.Leo hanya bisa mengusap wajahnya yang sedang bingung. Dia merasa bersalah kepada Marta tapi juga ia merasa bersalah kepada Cindy yang sedang sakit sekarang.Leo tidak ingin membiarkannya begitu saja setelah dia dan Cindy bertunangan. Namun bagaimana dengan Marta yang sudah menerima

  • Possessive   BAB 15-We Fall In Love

    Leo meneliti setiap titik lemah di tubuh Marta. Agar Leo bisa membawanya ke alam di mana Marta tidak pernah merasakannya sebelumnya. Leo menarik atasan piyama Marta dengan cepat. Lalu membuang piyama itu ke sembarang arah. Lalu Leo mengecupi leher Marta dengan lembut. Membuat tubuh Marta menggeliat seolah ingin mengharapkan lebih dari yang dia rasakan di antara kecupan-kecupan dari bibir Leo.Kemudian Leo turun menggunakan kelihaian bibirnya menjelajahi leher jenjang Marta itu dan meletupkan inchi demi inchi di tubuh mungil itu.. Leo memberi jilatan di antara belahan gundukan Marta. Memberi gigitan-gigitan kecil tapi juga lembut. Kemudain memberi tanda merah disana. Membuat Marta mengeluarkan suara erangan dari bibirnya, sehingga kadang-kadang rasa malu menghampirnya saat Marta tesedar dengan erangannya sendiri.Namun kecupan itu membuat seluruh darahnya semakin cepat memompa dan semakin menggeliat pertandaa ia membari respon di bawah kecupan-kecupan Leo da

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status